Kesantunan Pragmatik Buya Hamka dalam Refleksi Novel Ayah Karya Irfan Hamka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

KAJIAN PERILAKU PRAGMATIS TERHADAP TINDAK TUTUR SANTRI TERHADAP KYAI DI PONDOK PESANTREN DI WILAYAH KOTA SEMARANG

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. Film The Great Gatsby adalah film visual 3D karya Baz Luhrmann yang

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

KESANTUNAN BERBAHASA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMA NEGERI 2 LINTAU BUO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PRINSIP KESANTUNAN DALAM TUTURAN PENUTUR PADA ACARA TALKSHOW INDONESIA LAWYERS CLUB; SUATU TINJAUAN PRAGMATIK.

BAB I PENDAHULUAN. umum dari komunikasi adalah percakapan. Percakapan menurut Levinson

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PRAGMATIK PELANGGARAN TINDAK TUTUR GURU DI SMA LENTERA

REALISASI KESANTUNAN TINDAK TUTUR KOMISIF BERJANJI DALAM BAHASA BANJAR

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik)

PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA ANAK KOS RIZKY DI DESA DUKUH WALUH KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS BULAN MEI 2016

ANALISIS KESOPANAN BERBAHASA PADA ANAK USIA 6-10 TAHUN DI DESA LUMBIR KECAMATAN LUMBIR KABUPATEN BANYUMAS

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA PADA PESAN SINGKAT (SMS) MAHASISWA KE DOSEN

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN TERMINAL SEKITAR WILAYAH BOJONEGORO DENGAN PRINSIP KESANTUNAN LEECH

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Pustaka. penelitian yang bersumber dari acara infotainment talkshow baru pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Diajukan Oleh:

PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN TUTURAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

BAB 2 IHWAL PRAGMATIK: PRINSIP KERJA SAMA, KESOPANAN DAN TINDAK TUTUR. Berbicara mengenai maksud tuturan dalam melakukan tugas dari petugas

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

KESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO. Oleh

Artikel Publikasi TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA: STUDI KASUS PADA KOMUNIKASI PEMBANTU-MAJIKAN DI KECAMATAN GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN TUTURAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA SKRIPSI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA: STUDI KASUS PADA KOMUNIKASI PEMBANTU-MAJIKAN DI KECAMATAN GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangPenelitian. Manusia dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa. Dengan bahasa,

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik

PENDIDIKAN KARAKTER DAN KAITANNYA DENGAN KESANTUNAN BERBAHASA. Dyah Rohma Wati Akper 17 Karanganyar, Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Selatan, bahasa yang paling sering disebut Hangungmal ( 한국말 ; 韩国말 ), atau

PELAKSANAAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM ACARA BIG BROTHER INDONESIA DI TRANS TV Ifriani Syahwinda 1 dan Zakiah Agus Kusasi 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pragmatik merupakan salah satu ilmu yang dimasukkan dalam kurikulum tahun Ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah interaksi sosial akan terjalin dengan baik jika syarat syarat tertentu

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

UPAYA PENINGKATAN KESADARAN PEDAGANG KAKI LIMA DI SEPANJANG PANTAI PADANG DALAM HAL KESANTUNAN BERBAHASA UNTUK KEMAJUAN PARAWISATA

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORI

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

BAB II LANDASAN TEORI

Makna Implikatur Dalam Kolom Gagasan di Solopos. Eka Susylowati, SS, M. Hum Staf Pengajar Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Surakarta.

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN KELAS VIII E SMPN 2 KOTA BENGKULU TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

KESANTUNAN BERBAHASA PRAMUNIAGA DALAM MELAYANI KONSUMEN DI TOKO BUKU SARI ANGGREK PADANG

oleh/by: Shintia Dwi Alika

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

TINDAK TUTUR DAN PELANGGARAN PRINSIP KESOPANAN DALAM KOLOM KOMENTAR ARTIKEL KOMPASIANA

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

Prosiding Seminar Nasional Ketidaksantunan Berbahasa dan Dampaknya dalam Pembentukan Karakter

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

FENOMENA KESANTUNAN TUTURAN DALAM BAHASA JAWA

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM RUBRIK URUN REMBUK DI SURAT KABAR RADAR JOGJA JAWA POS. Skripsi

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

ANALISIS PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA KEGIATAN DISKUSI KELAS SISWA KELAS XI SMA N 1 SLEMAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA BERITA ON-LINE: PEMBERITAAN TENTANG MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, SUSI PUDJIASTUTI.

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL BURUNG TERBANG DI KELAM MALAM KARYA ARAFAT NUR (KAJIAN PRAGMATIK) ARTIKEL ILMIAH ELSI OKTAVIANTI NPM.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

THE PRINCIPLE OF COURTESY IN NOVEL DEMI ALLAH, AKU JADI TERORIS BY DAMIEN DEMATRA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK NUSA INDAH BANUARAN PADANG

PERBANDINGAN KESANTUNAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN (Sebuah Strategi Kesantunan antara Penjual kepada Pembeli)

PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA DALAM ACARA TALKSHOW RUMPI NO SECRET DI YOUTUBE UNGGAHAN MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

BAB 2 IHWAL TINDAK TUTUR, STRATEGI MENGKRITIK, PRINSIP KERJA SAMA, DAN PRINSIP KESANTUNAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA

STRATEGI KESANTUNAN PADA PESAN SINGKAT (SMS) MAHASISWA KE DOSEN

WUJUD KESANTUNAN BERBAHASA DALAM BUKU AJAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR TINGKAT RENDAH KARANGAN MUHAMMAD JARUKI

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

Transkripsi:

Kesantunan Pragmatik Buya Hamka dalam Refleksi Novel Ayah Karya Irfan Hamka Riris Tiani Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro Alamat surel: tiani.riris@gmail.com Abstract Every one know Islamy person Buya Hamka. Buya said that politeness speech using not only to older people, but must begin from older people to younger s one. Politeness speech also reflected leveling believed in God. The purpose of this study is to describe the form of courtesy speech Buya Hamka reflected in Irfan Hamka's novel AYAH. This research approach uses qualitative approach in Pragmatic study especially focuss on Politeness Pragmatics. Methods of data provision using the method refer to the technique of note, while the method of analysis using the contextual method with the theory Politeness Principle of Geoffrey Leech. The results of this study include a form of politeness consisting of two tact maxims, three generosity maxims, five sympathy maxims. Politeness principles has been formed on phares and sentences. Another result is nonlanguage factors which influence on Novel AYAH by Irfan Hamka using proverb in their speech. Keywords: Novel, Pragmatic Politeness, Tact Maxsim, Generosity Maxsim, Sympathy Maxsim, proverb. Intisari Setiap orang pasti tahu sosok Islami Buya Hamka. Buya mengajarkan bahwa bertutur santun tidak hanya kepada orang yang lebih tua saja, tetapi justru dimulai dari orang yang lebih tua ke yang muda. Bertutur santun juga mencerminkan tingkat keimanan seseorang kepada Tuhannya. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan kesantunan tuturan Buya Hamka dalam refleksi novel AYAH karya Irfan Hamka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam kajian pragmatic khususnya fokus pada kesantunan pragmatik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kontekstual dengan teori kesantunan Geoffrey Leech. Hasil penelitian tersebut meliputi bentuk kesantunan dengan dua maksim kearifan, tuga maksim kedermawanan, tiga kesimpatian. Wujud kesantunan pragmatik terlihat pada penggunaan frasa dan kalimat. Adapun temuan lain adalah faktor nonkebahasaan yang mempengaruhi kesantunan adalah penggunaan peribahasa yang tercermin dalam tuturan Novel AYAH by Irfan Hamka. Kata kunci: Novel, Kesantunan Pragmatik, Maksim Kearifan, Maksim Kedermawanan, Maksim Kesimpatian, peribahasa. 46

Pendahuluan Bahasa digunakan untuk menyampaikan gagasan penutur kepada mitra tutur, penulis kepada pembaca. Fakta menunjukkan bahwa penggunaan bahasa antara masyarakat satu dengan lainnya berbeda. Begitu pula dengan bahasa yang digunakan di dalam karya sastra novel dalam penelitian ini. Keberhasilan dalam menyampaikan dunia nyata ditentukan oleh beberapa komponen, salah satu komponen tersebut adalah bahasa. Wellek dan Warren (2013 : 13) mengatakan bahwa bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti batu dan tembaga untuk seni patung, cat untuk lukisan dan bunyi untuk seni musik. Melalui novel, penulis dan pembaca berkomunikasi dalam memberi dan menerima subjek masalah. Proses komunikasi tulis-baca antara penulis dan pembaca tentunya tidak hanya menyajikan pengetahuan atau hiburan semata, tetapi juga memberi nilai-nilai karakter bagi pembaca. Hal ini penulis harus memiliki prinsip dalam tulisan yang dapat dikontrol dengan baik dan tepat. Oleh sebab itu, penelitian terkait kesantunan yang terefleksi pada novel AYAH perlu dilakukan. Hal ini untuk mencari persepsi diri atas manusia yang memartabatkan sesamanya, di mana hal tersebut menjadi persoalan yang membuat disintergrasi di kelompok sosial dewasa ini. Berdasarkan alasan tersebut, maka dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba untuk mendeskripsikan strategi kesantunan apasaja yang digunakan penulis cerpen dalam merefleksikan ideologi Buya Hamka dan wujud kesantunan apasaja yang digunakan dalam membangun konsep spiritualitas dalam berhubungan dengan masyarakat. Teori kesantunan terdapat tiga tokoh yang mengemukakan tentang prinsip kesantunan yaitu Robin Lakoff, Brown dan Levinson, dan Leech. Pada penelitian yang akan dikerjakan menggunakan prinsip kesantunan Leech. Prinsip kesantunan Leech diantaranya maksim kebijaksanaan (tact maxim), maksim kedermawanan (generosity maxim), maksim penghargaan (approbation maxim), maksim kesederhanaan (modesty maxim), maksim permufakatan (Agreement maxim), dan maksim kesimpatian (sympath maxim). Setiap maksim memiliki ciri-ciri tersendiri yang ditandai dengan bentuk ujuran. Bentuk-bentuk ujuran yang dimaksud adalah bentuk ujuran impositif, komisif, ekspresif, dan asertif. Bentuk ujuran impositif adalah ujuran yang digunakan untuk menyatakan perintah atau suruhan,. Ujaran komisif adalah bentuk ujuran yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran. Ujuran ekspresif adalah ujaran yang digunakan 47

menyatakan sikap psikologis pembicara terhadap suatu keadaan. Ujuran asertif adalah ujuran yang lazim digunakan untuk menyatakan kebenaran proposisi yang diungkapkan (Wijana, 1996: 55-56). Selain Leech, ada pendapat lain yang mengemukakan tentang kesantunan yaitu Brown dan Levinson. Brown dan Levinson (dalam Rustono, 1999:8) berpendapat bahwa kesantunan berbahasa itu berkenaan dengan nosi muka. Nosi muka dibagi menjadi dua, yaitu nosi muka positif dan nosi muka negatif. Tuturan dapat mengancam kedua nosi tersebut. Menurut Brown dan Levinson terdapat lima strategi untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan ancaman itu, yaitu dengan melakukan tindak tutur: (1) tanpa basa-basi atau ada adanya, (2) menggunakan kesantunan positif, (3) melakukan kesantunan negatif, (4) secara samar-samar, atau (5) diam saja. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptf kualitatif. Data dikumpulkan dengan metode simak dengan teknik catat. Yakni, menyimak tuturan-tuturan Buya Hamka yang terdapat pada novel AYAH karya Irfan Hamka Bagian Satu dan mencatat tuturan-tuturan yang dirasa perlu untuk hal analisis di kartu data. Selain itu, tuturan-tuturan lain ialah sebagai tambahan dan penguat data yang dianalisis, seperti PN1, PN2, PN3 dan ANK BH (lihat analisis data). Terkait hal tersebut, peneliti menyuguhkan penomoran pada tiap data yang dianalisis untuk memudahkan proses analisis. Kemudian dianalisis menggunakan kajian teori kesantunan Leech. Analisis Data Analisis Maksim Kesimpatian dan Maksim Kedermawanan KONTEKS : Dua orang perempuan mendatangi rumah BH untuk berkonsultasi. Mereka adalah anak (PN1) dan ibu. Yang mempunyai masalah adalah si anak (PN1) yang ingin bercerai dengan suaminya, maka PN1 meminta pertimbangan dari BH sebagai orang yang dituakan (dihormati) dan dipandang sebagai ulama yang mampu memberikan nasihat sesuai dengan yang diperintahkan dalam agama Islam. Waktu : Sore Situasi : Nonformal (konsultasi ramah-tamah) Suasana : Agak Serius, Haru Tempat : Di ruang tamu BH 48

BH : Ananda shalat? (1) PN1: Shalat Buya.. BH : Suami Ananda shalat? (2) PN1: Selama ini kami menjalankannya bersama-sama. BH: Apa alasan Ananda berkeinginan untuk bercerai? Sudahkah dipertimbangkan masak-masak? (3) PN1 : saya tidak bisa mengimbangi hasrat (seks) suami saya. Malah bertambah-tambah saja semangatnya. Klimaksnya suami saya minta izin untuk menikah lagi. BH : Ananda tahu, perceraian adalah suatu perbuatan halal yang tidak disukai Allah.. (4) PN1 masih mendengarkan dengan saksama, karena BH masih menambahkan tuturannya. BH : Hanya ini yang bisa Buya sampaikan kepada Ananda. Buya dilarang oleh agama untuk menganjurkan Ananda minta cerai kepada suami. Dan Buya pun tidak berhak menganjurkan Ananda untuk bersabar saja. Keputusan ada di tangan Ananda sendiri. Semua tergantung akan tinggi dan rendahnya iman seseorang kepada Allah. Sekian, ya!? (5) Tuturan BH di atas (1), (2) dan (4) menunjukkan adanya pelaksanaan prinsip kesantunan, yakni, maksim kesimpatian. Tuturan BH yang berbunyi Ananda shalat? (1), Suami Ananda shalat? (2) dan Ananda tahu, perceraian adalah suatu perbuatan halal yang tidak disukai Allah... (4) meminimalkan antipati diri dengan PN1 dan memaksimalkan rasa simpati diri dengan PN1. Jadi, tuturan BH (1), (2), dan (4) sesuai dengan maksim kesimpatian, yakni, meminimalkan antipati diri dengan orang lain dan memaksimalkan rasa simpati diri dengan orang lain. Penggunaan kata ananda juga menunjukkan betapa BH juga menempatkan bahwa PN1 diposisikan seperti anaknya. Layaknya ayah yang memberikan nasihat kepada anaknya, tidak ada jarak sosial, status PN1 yang berada dalam masalah juga tidak ditempatkan pada seseorang yang bermasalah, tetapi sama-sama diajak untuk merefleksi apa arti kehidupan sesungguhnya. Tuturan BH di atas (3) menunjukkan adanya pelaksanaan prinsip kesantunan, yakni, maksim kedermawanan. Tuturan BH yang berbunyi Apa alasan Ananda berkeinginan untuk bercerai? Sudahkah dipertimbangkan masak-masak? (3) meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri dan memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri. Jadi, tuturan BH (3) sesuai dengan maksim kedermawanan, yakni, meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri dan memaksimalkan kerugian bagi diri 49

sendiri. BH lebih memposisikan sebagai ayah yang mendengarkan keluhan anak dengan bijaksana. Tidak menghakimi keputusan PN1 karena meminta bercerai, tetapi lebih mengurai permasalahan yang dihadapi. Dengan mendengarkan keluhan dari PN1, BH sudah memberikan solusi tanpa harus memberikan pilihan. Solusi yang diberikan BH adalah mengurangi beban pikiran PN1, dengan keputusan BH yang tulus dan sabar menjadi pendengar. KONTEKS : Seorang wanita (PN2) mendatangi BH dengan maksud mengeluhkan masalah rumah tangganya, khususnya terkait si suami. Yang mana, si suami PN2 seringkali bersikap dingin kepada PN2 dalam hal hubungan seks. Maka, BH meminta suami PN2 untuk menemui BH. Beberapa hari kemudian, suami PN2 mendatangi BH. Waktu : Sore Situasi : Nonformal (konsultasi ramah-tamah) Suasana : Agak serius Tempat : Di ruang tamu BH BH : Janganlah Anda menjadi kewanita-wanitaan. Jadilah seorang laki-laki. Lihatlah ayam jantan, dia kejar ayam betina sampai ke atas genting sekalipun. Itulah kejantanan! (5) Suami PN2 merasa tersentak namun tersenyum (merasa termotivasi) di akhir pembicaraannya dengan BH. Tuturan BH di atas (5) menunjukkan adanya pelaksanaan prinsip kesantunan, yakni, maksim kesimpatian. Tuturan BH yang berbunyi Janganlah Anda menjadi kewanita-wanitaan. Jadilah seorang laki-laki. Lihatlah ayam jantan, dia kejar ayam betina sampai ke atas genting sekalipun. Itulah kejantanan! meminimalkan antipati diri dengan suami PN2 dan memaksimalkan rasa simpati diri dengan suami PN2. Jadi, tuturan BH (5) sesuai dengan maksim kesimpatian, yakni, meminimalkan antipati diri dengan orang lain dan memaksimalkan rasa simpati diri dengan orang lain. Sebagai seorang laki-laki yang sangat memahani ajaran Islam, BH lebih memberikan wejangan yang tidak menghakimi PN2. BH lebih merefleksikan diri sebagai seorang laki-laki harus mampu menunjukan kejantanan dihadapan wanita dengan cara yang benar. Sindiran kewanita-wanitaan kepada PN2, dianalogikan dengan peribahasa sehingga PN2 tidak dalam posisi terintimidasi. Berbeda apabila BH menggunakan istilah lakilaki melambai atau waria, maka hal itu akan membuat PN2 merasa terintimidasi karena kekurangtegasan dari sikapnya sebagai seorang laki-laki. 50

KONTEKS : Seorang jama ah wanita (PN3) bertanya kepada BH mengenai dua tetangga yang berbeda perilaku. Waktu : Pagi Situasi : Formal (ceramah) Suasana : Agak serius Tempat : Masjid Agung PN3: Buya, saya punya tetangga dua orang. Yang satu seorang haji, taatnya bukan main. Tapi sayang, pak Haji ini tidak pernah akur dengan tetangga. Tetangga kami yang satu lagi seorang dokter. Bukan main baiknya. Hanya sayang Buya, dokter ini tidak pernah shalat ke masjid dan shalat. BH : Kita sepakati dulu bahwa shalat merupakan tiang agama. Sedangkan kebaikan lain sebagai pengikutnya. (6) Tuturan BH di atas (6) menunjukkan adanya pelaksanaan prinsip kesantunan, yakni, maksim kedermawanan. Tuturan BH yang berbunyi Kita sepakati dulu bahwa shalat merupakan tiang agama. Sedangkan kebaikan lain sebagai pengikutnya. meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri dan memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri. Jadi, tuturan BH (6) sesuai dengan maksim kedermawanan, yakni, meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri dan memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri. BH dalam memberikan nasihat kepada PN3 dengan menganalogikan kebenaran beragama sesuai dengan syariat dalam ajaran agama. Sehingga PN3 tidak merasa tersinggung dengan kegelisahannya terhadap para tetangganya. Sifat kedermawanan BH juga diperlihatkan namakala BH tidak mengayakan balik kepada PN3 bagaimana tingkat regiusitas PN3, sudahkan ia menjadi insan yang taat dengan agamanya. BH sangat menjaga hati PN3 untuk tidak menanyakan itu. KONTEKS : Irfan (Anak BH) memasuki ruang kamar BH. Waktu : Malam Situasi : Nonformal Suasana : Santai, Agak serius Tempat : Di kamar BH BH : Sudah shalat? (9) ANK BH : Sudah, Ayah. BH : Urut kaki Ayah! (10) ANK BH merasa lega karena tidak dimarahi atas kebohongannya tadi (Lihat data analisis (7)) dan memijat kaki BH. 51

BH : Irfan, Ayah ingin memberi nasihat kepadamu. Mau kan, kau mendengarnya? (11) ANK BH : Mau, Ayah. BH : Nasihat ini bukan khusus untuk kamu, namun untuk semua orang yang berbohong. (12) BH menghela nafas sebentar, kemudian melanjutkan kalimatnya sbb. BH : Ada tiga syarat yang harus dimiliki oleh orang yang suka berbohong. Pertama, orang itu harus memiliki mental baja. Kedua, tidak pelupa. Ketiga, harus menyiapkan bahan-bahan perkataan bohong... (13) BH memberi penjelasan bahwa menjadi pembohong itu menyusahkan diri dan orang lain. Tuturan BH di atas (9) menunjukkan adanya pelaksanaan prinsip kesantunan, yakni, maksim kesimpatian. Tuturan BH yang berbunyi Sudah shalat? meminimalkan antipati diri dengan ANK BH dan memaksimalkan rasa simpati diri dengan ANK BH. Jadi, tuturan BH (9) sesuai dengan maksim kesimpatian, yakni, meminimalkan antipati diri dengan orang lain dan memaksimalkan rasa simpati diri dengan orang lain. Tuturan BH di atas (10) menunjukkan adanya pelaksanaan prinsip kesantunan, yakni, maksim kearifan. Tuturan BH yang berbunyi Urut kaki Ayah! meminimalkan kerugian bagi ANK BH dan memaksimalkan keuntungan bagi ANK BH, karena, ANK BH merasa akan dimarahi ternyata malah disuruh memijat kaki BH, kemudian ANK merasa lega. Jadi, tuturan BH (10) sesuai dengan maksim kearifan, yakni, meminimalkan kerugian bagi orang lain dan memaksimalkan keuntungan bagi orang lain. Tuturan BH di atas (11) menunjukkan adanya pelaksanaan prinsip kesantunan, yakni, maksim kedermawanan. Tuturan BH yang berbunyi Irfan, Ayah ingin memberi nasihat kepadamu. Mau kan, kau mendengarnya? meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri dan memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri. Jadi, tuturan BH (11) sesuai dengan maksim kedermawanan, yakni, meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri dan memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri. Analisis Maksim Kearifan Tuturan BH di atas (12), (13) menunjukkan adanya pelaksanaan prinsip kesantunan, yakni, maksim kearifan. Tuturan BH yang berbunyi Nasihat ini bukan khusus untuk kamu, namun untuk semua orang yang berbohong (12) dan Ada tiga syarat yang harus dimiliki oleh orang yang suka berbohong. Pertama, orang itu harus memiliki 52

mental baja. Kedua, tidak pelupa. Ketiga, harus menyiapkan bahan-bahan perkataan bohong... (13) meminimalkan kerugian bagi Anak BH dan memaksimalkan keuntungan bagi Anak BH, karena, Anak BH merasa akan dimarahi ternyata malah disuruh memijat kaki BH, kemudian Anak merasa lega. Jadi, tuturan BH (12), (13) sesuai dengan maksim kearifan, yakni, meminimalkan kerugian bagi orang lain dan memaksimalkan keuntungan bagi orang lain. Kebijaksanaan BH sangat terlihat tatkala memberi nasihat kepada anaknya perihal shalat adalah tiang agama. Begitu penting dan keharusan untuk menunaikan sholat, maka wajar apabila seorang ulama besar marah besar karena anaknya melupakan sholat. Tetapi yang terjadi tidaklah demikian. Sosok ayah yang sangat bijaksana, tidak akan memarahi anaknya dengan sumpah serapah yang kasar. Tetapi BH lebih memberikan pencerahan kepada anaknya dengan bahasa yang santun walaupun dalam bentuk sindiran nasihat. Simpulan Beberapa contoh tuturan dari Novel Ayah memperlikatkan betapa tuturan Buya Hamka sarat dengan kesantunan. Dapat dipahami bahwa dengan meneladani sikap Buya bertutur santun tidak hanya kepada orang yang lebih tua atau orang yang dituakan saja. Tetapi orang yang lebih tua atau yang dituakan, bagaimana memberi contoh kepada yang lebih mudah untuk bertutur santun kepada siapapun tanpa melihat status sosial di masyarakat. Pada dasarnya dengan bertutur santun merupakan cerminan tingkat keimanan seseorang kepada Tuhan. Strategi kesantunan yang banyak digunakan sesuai dengan teori kesantunan Leech adalah maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim kesimpatian. Wujud kesantunan verbal pada novel Ayah karya Irfan Hamka terrefleksi pada bentuk frasa dan kalimat. Adapun penggunaan faktor nonkebahasaan yang digunakan lebih adalah peribahasa. Hal ini dikarenakan oleh budaua latar belakang penutur asli (Buya Hamka) dan penulis novel sendiri yang berasal dari Sumatra Barat. Daftar Pustaka Leech, Geoffrey. 1983. The Principles of Pragmatics. London : Longman. Searle, John. 1969. Speech Act. Cambridge : University Press. Alviyah, Iin. 2014. Jurnal Kesantunan Berbahasa dalam Tuturan Novel Para Priyayi Karya Umar Kayam. Semarang : Unnes. 53

Hamka, Irfan. 2013. Ayah. Jakarta : Republika. Wellek, Rene dan Warren, Austin. 2013. Teori-teori Kesustraan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Sumardjo, Jakob. 1982. Novel Populer Indonesia. Yogyakarta : CV Nur Cahaya. Lampiran Keterangan : BH : Buya Hamka PN1, 2, 3, dst : Peminta Nasihat sesuai dengan urutan datang kepada BH. Misal, PN1 = peminta nasihat 1 atau yang pertama kali mendatangi BH dalam pembahasan ini, PN2 = peminta nasihat 2 atau yang kedua kali mendatangi BH dalam pembahasan ini, dan seterusnya. ANK BH : Anak BH 54