BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (Chaer, 2010: 22). Sehingga dalam bertutur tentu menggunakan bahasa dalam

KESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO. Oleh

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah interaksi sosial akan terjalin dengan baik jika syarat syarat tertentu

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra karena di dalamnya terdapat media untuk berinteraksi antara

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. umum dari komunikasi adalah percakapan. Percakapan menurut Levinson

KESANTUNAN BERTUTUR DALAM PEMBELAJARAN KELAS VII SMP NEGERI 1 PENENGAHAN DAN IMPLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. Film The Great Gatsby adalah film visual 3D karya Baz Luhrmann yang

PERBANDINGAN KESANTUNAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN (Sebuah Strategi Kesantunan antara Penjual kepada Pembeli)

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

(Skripsi) Oleh: TRI WAHYUNI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

III. METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Austin (dalam Nadar, 2009: 11) pada dasarnya pada saat seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

BAB II LANDASAN TEORI. seseorang menggunakan kata-kata kerja promise berjanji, apologize minta

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA DIALOG BUKU CATATAN SEORANG DEMONSTRAN SOE HOK GIE SUTRADARA RIRI REZA

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PEMIMPI

(Skripsi) Oleh PUTRI AGISTIA SARI

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA PERANGKAT DESA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN MASYARAKAT DI BALAI DESA PANDAK KECAMATAN SUMPIUH-BANYUMAS

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hiburan yang menyenangkan, juga berguna untuk menambah pengalaman lebih

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangPenelitian. Manusia dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa. Dengan bahasa,

PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PEMIMPI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Salah satu ciri penelitian kualitatif itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Naskah Drama merupakan genre sastra yang disejajarkan dengan puisi

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI SISWAKELAS XI SMK DINAMIKA LAMPUNG UTARA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

ANALISIS MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM K.H. AHMAD DAHLAN DALAM NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKMAL NASERY BASRAL DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Ismail dengan judul Lewat Djam Malam. Pada tahun 1950-an. film Indonesia bisa memasuki bioskop kelas 1 pada dekade 1950-an akhir.

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA BERITA ON-LINE: PEMBERITAAN TENTANG MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, SUSI PUDJIASTUTI.

PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNANLEECH DALAM DIALOG FILM MY STUPID BOSSKARYA UPI AVIANTODAN RELEVANSINYATERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN.. ABSTRAK... ABSTRACT. KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR SINGKATAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. Ohoiwutun (2002: 14) menyatakan bahasa digunakan sehari-hari oleh

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah film adalah film (Ajidarma, 2002:56). Film merupakan bentuk seni

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Selatan, bahasa yang paling sering disebut Hangungmal ( 한국말 ; 韩国말 ), atau

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

STIKOM SURABAYA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai manusia yang berpikir, berperasaan, dan berkinerja. Pikiran, perasaan, dan keinginan baru terwujud bila dinyatakan dengan bahasa dan diketahui serta ditanggapi oleh individu-individu lain sebagai anggota masyarakat. Bertutur merupakan kegiatan sosial dan realisasi dari berbahasa. Bahasa bersifat abstrak, sedangkan bertutur bersifat konkret. Sehingga dalam bertutur tentu menggunakan bahasa dalam proses penyampaian maksud, ide, gagasan, pikiran, dan perasaannya. Menurut Keith Allan (dalam Rahardi, 2005: 52) bertutur adalah kegiatan yang berdimensi sosial. Sama halnya dengan kegiatan-kegiatan sosial lainnya, kegiatan bertutur dapat berlangsung dengan baik apabila para peserta pertuturan tersebut semuanya dapat terlibat aktif di dalam proses bertutur. Agar proses komunikasi penutur dan mitra tutur dapat berjalan dengan lancar, mereka harus saling bekerja sama. Salah satu cara kerjasama yang baik dapat dilakukan dengan perilaku santun dalam bertutur. Jika kesantunan bertutur dapat terjaga dengan baik, maka tuturan akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2 Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti kesantunan bertutur, sebab tuturan yang santun akan mempermudah dalam menjaga proses berkomunikasi. Menurut Leech (1993: 206-207) membagi prinsip kesantunan menjadi 6 maksim. Dari pembagian keenam maksim tersebut, sering kita jumpai penggunaannya dalam percakapan sehari hari. Maksim-maksim tersebut antara lain (1) maksim kearifan (tact maxim), (2) maksim kedermawanan (generosity maxim), (3) maksim pujian (approbation maxim), (4) maksim kerendahan hati (modesty maxim), (5) maksim kesepakatan (aggrement maxim), (6) maksim simpati (sympathy maxim). Menurut Rahardi (2005: 118) dalam menjaga tuturan agar tetap terlihat santun, penyampaian tuturan tersebut dapat menggunakan wujud kesantunan yang menyangkut ciri linguistik yang akan melahirkan kesantunan linguistik, dan wujud kesantunan yang menyangkut ciri nonlinguistik yang akan menghasilkan kesantunan pragmatik. Kesantunan linguistik merupakan kesantunan yang menggunakan tindak tutur langsung. Kesantunan linguistik ditandai dengan tuturan-tuturan yang menggunakan penanda kesantunan misalnya, tolong, maaf, dan terima kasih. Kesantunan pragmatik merupakan kesantunan yang dituturkan secara tidak langsung. Kesantunan pragmatik merupakan tuturan yang diungkapkan berbeda dengan apa yang diharapkan. Kesantunan pragmatik dibagi menjadi dua yaitu kesantunan pragmatik tuturan deklaratif dan tuturan interogatif. Kesantunan dengan menggunakan tuturan deklaratif dapat dilakukan sebagai ekspresi kesantunan pragmatik misalnya, suruhan, ajakan, permohonan, persilaan, dan larangan. Sedangkan kesantunan dengan menggunakan tuturan

3 interogatif dapat dilakukan sebagai ekspresi dari kesantunan pragmatik misalnya, perintah, ajakan, permohonan, persilaan, dan larangan. Penggambaran bentuk interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat dapat kita lihat di layar kaca, khususnya film. Film merupakan salah satu media audiovisual yang disampaikan kepada khalayak ramai dengan menggunakan gambar bergerak serta didukung oleh audio. Film merupakan gambar hidup yang bergerak untuk membangun suatu cerita, termasuk dalam menggambarkan kehidupan khususnya kehidupan manusia. Penggambaran kisah suatu film dilakukan sutradara untuk menceritakan kisah yang hanya fiktif belaka atau hanya bersifat khayalan, maupun kisah yang benar-benar terjadi. Kisah yang hanya fiktif belaka sering kali memiliki kesamaan cerita dengan penontonnya. Berbagai film dengan berbagai genre atau jenisnya sudah banyak dihasilkan oleh sineas muda Indonesia. Karya sineas seperti Pandu Biratoro, Teguh Karya, Riri Riza, Rudi Soedjarwo, Hanung Bramantyo, dan beberapa sineas lainnya yang memberikan semangat baru pada industri film Indonesia. Film karya anak bangsa ini tentunya tidak kalah saing dengan film-film yang terdapat di mancanegara. Penulis tertarik untuk menjadikan film sebagai objek kajian, karena dalam film menggambarkan kehidupan manusia dan dalam penceritaannya tidak terlepas dari dialog yang membangun suatu cerita. Dialog film merupakan percakapan atau pertuturan kata-kata oleh para pemeran dalam suatu film. Adanya dialog dapat membantu penonton untuk menginterpretasi suatu cerita dalam sebuah film. Dialog yang baik serta didukung ekspresi yang tepat akan memudahkan penonton untuk memahami cerita suatu film. Berdasarkan definisi dialog film yang sudah dijelaskan, penulis tertarik meneliti dialog yang menaati dan melanggar maksim-

4 maksim kesantunan. Kemudian penulis juga tertarik melakukan penelitian kesantunan bertutur secara linguistik dan secara pragmatik. Pada penelitian ini, yang menjadi objek kajian penulis merupakan film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo yang berdurasi seratus dua belas menit. Film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo ini merupakan film yang bergenre drama sejarah. Film Sang Pencerah menceritakan kehidupan K.H. Ahmad Dahlan, ulama besar di Indonesia sekaligus sebagai pendiri Muhammadiyah. Film ini mengisahkan tentang perjuangan K.H. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah yang bertujuan untuk memajukan pendidikan dan membangun masyarakat untuk memiliki pikiran yang maju. Film Sang Pencerah menggambarkan tokoh dan perjuangan K.H. Ahmad Dahlan di tengah umat hingga tutup usianya pada tahun 1923. Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo tahun 2010 ini merupakan pencetus lahirnya film-film sejenisnya. Film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo berhasil meraih gelar sebagai Film Terpuji di ajang Festival Film Bandung (FFB) 2011, selain itu Hanung Bramantyo menyabet gelar sebagai sutradara terpuji dalam film ini. Prestasi lainnya yang diraih dalam film ini adalah terpilihnya Lukman Sardi sebagai pemeran utama pria terpuji, Tya Subiakto sebagai penata musik terpuji untuk film ini, Faozan Rizal sebagai penata kamera terpuji, Alan Sebastian sebagai penata artistik terpuji, dan Sang Pencerah sebagai poster film terpuji. Penghargaan didapatkan pula oleh penulis novel Sang Pecerah yakni Akmal Nasery Basral sebagai predikat Fiksi Terbaik Islamic Book Fair Award 2011. Kajian sebelumnya dengan judul Tindak Tutur Dalam Film King Karya Andi Sihasale dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

5 Di SMA dikaji oleh Weni Handayani pada tahun 2014. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Weni Handayani meneliti tentang tindak tutur yang mencakup kelangsungan dan kelitelaran tuturan dalam film King, sedangkan penelitian ini meneliti kesantunan bertutur yang meliputi kesantunan linguistik, kesantunan pragmatik, dan juga tuturan yang menaati dan melanggar maksim-maksim sopan santun dalam film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo dan kemudian diimplikasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Kajian mengenai kesantunan bertutur sebelumnya pernah dilakukan oleh Wini Arwila (2014) dengan judul skripsi Kesantunan Bertutur dalam Interaksi Pembelajaran antara Guru dan Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 21 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013 dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, karena pada penelitian sebelumnya mengkaji kesantunan bertutur ketika pembelajaran sedang berlangsung antara guru dan siswa di dalam kelas, kemudian mengimplikasikan ke dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Pada penelitian ini penulis lakukan pada Film Sang Pencerah dan mengimplikasikan kesantunan bertutur dalam Film Sang Pencerah terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas XI. Penulis mengimplikasikan kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang Pencerah pada silabus siswa SMA kelas XI. Pada silabus kelas XI, penulis merasa bahwa kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang Pencerah ini memiliki kaitan teoritis sehingga dapat menjadi referensi guru dalam membelajarkan bahasa Indonesia di dalam kelas. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin

6 mengkaji lebih mendalam untuk melakukan penelitian dengan judul Kesantunan Bertutur Dialog Tokoh dalam Film Sang Pencerah Karya Hanung Bramantyo dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo dan bagaimanakah implikasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. yang difokuskan, sebagai berikut. 1. Bagaimanakah tuturan yang menaati dan melanggar maksim-maksim kesantunan dalam dialog tokoh film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo? 2. Bagaimanakah tuturan yang mengandung kesantunan linguistik dalam dialog tokoh film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo? 3. Bagaimanakah tuturan yang mengandung kesantunan pragmatik dalam dialog tokoh film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo? 4. Bagaimanakah implikasi kesantunan bertutur pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo dan implikasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA, yang difokuskan, sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan tuturan yang menaati dan melanggar maksim-maksim kesantunan dalam dialog tokoh film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo.

7 2. Mendeskripsikan tuturan yang mengandung kesantunan linguistik dalam dialog tokoh film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo. 3. Mendeskripsikan tuturan yang mengandung kesantunan pragmatik dalam dialog tokoh film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo. 4. Mendeskripsikan implikasi kesantunan bertutur pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat-manfaat yang dapat diambil secara teoritis maupun secara praktis. 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada ilmu bahasa khususnya dalam bidang pragmatik. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh bahasawan dalam melakukan tuturan dengan memperhatikan penggunaan maksim-maksim kesantunan dalam suatu tuturan serta kesantunan bertutur secara linguistik maupun secara pragmatik. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan referensi yang sangat bermanfaat untuk berbagai kepentingan khususnya di bidang pragmatik dan diharapkan dapat membantu peneliti lain di dalam usahanya untuk menambah wawasan dan mengetahui hal-hal yang terungkap dalam kesantunan bertutur secara linguistik dan pragmatik, dan penggunaan maksim-maksim kesantunan. Selanjutnya bagi pendidik, agar hasil penelitian ini dapat

8 dimanfaatkan sebagai bahan ajar dalam memahami kesantunan dalam tuturan dari sebuah film. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup sebagai berikut. 1. Sumber data penelitian ini adalah dialog tokoh dalam film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo, yaitu tuturan yang mengandung maksim kesantunan serta kesantunan yang dilakukan secara linguistik maupun pragmatik, kemudian dikaji berdasarkan konteks yang dilakukan dalam setiap adegan tokoh dalam film Sang Pencerah. 2. Kajian kesantunan bertutur meliputi kajian tuturan yang menaati dan melanggar maksim-maksim kesantunan yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Kemudian kajian kesantunan linguistik meliputi tuturan yang ditandai dengan ungkapan penanda kesantunan linguistik. Terakhir kajian kesantunan pragmatik yang dituturkan secara deklaratif dan interogatif.