BAB I PENDAHULUAN. Perkembagan laju penyakit di Indonesia dewasa ini sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menyebabkan masalah kesehatan yang buruk di antara jutaan orang setiap

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. kepada orang lain (Adnani & Mahastuti, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

BAB I PENDAHULUAN. ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan asam

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sinar matahari, tetapi dapat hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

HUBUNGAN KECEMASAN TENTANG PENULARAN PENYAKIT DENGAN PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL I SUKOHARJO

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) paru yaitu salah satu penyakit menular yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit TB paru di Indonesia masih menjadi salah satu penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti karena menular. Menurut Robins (Misnadiarly, 2006), tuberkulosis adalah

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak lepas terkait dengan status gizi ataupun kesehatan setiap. individu. Indikator yang digunakan salah satunya adalah Indeks

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor risiko..., Helda Suarni, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI PETUGAS TBC DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kasus baru TB BTA positif dengan kematian Menurut. departemen kesehatan sepertiga penderita tersebut ditemukan di RS dan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan penduduk Indonesia. Mycrobacterium Tuberculosis (Mansyur, 1999). Penyakit tuberkulosis (TB) paru masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

BAB I PENDAHULUAN. infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar. dan HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bentuk yang paling banyak dan paling penting (Widoyono, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Myobakterium Tuberk ulosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

melebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. berobat dan putus berobat selama 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.

HUBUNGAN DALAM. Skripsi Sarjana Keperawatan. Disusun Oleh: J FAKULTAS

SUMMARY GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA TBC PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGIMANA KECAMATAN PAGIMANA KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang adalah Tuberkulosis Paru (TB paru) (Kemenkes, 2008). Mycobakterium Tuberculosis yang terutama menyerang paru (Kemenkes,

BAB I PENDAHULUAN. menjangkit jutaan orang tiap tahun dan menjadi salah satu penyebab utama

DELI LILIA Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. pengobatan. Pada era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru,

BAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembagan laju penyakit di Indonesia dewasa ini sangat memprihatinkan. Tanpa adanya usaha-usaha pengawasan dan pencegahan yang sangat cepat, usaha-usaha di bidang ekonomi dan sosial yang telah dilaksanakan secara maksimal, masih belum memberi hasil yang diharapkan. Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) telah dikenal lebih dari satu abad yang lalu, yakni sejak diketemukannya kuman penyebab Tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882, namun sampai saat ini penyakit Tuberkulosis tetap menjadi masalah kesehatan di tingkat dunia maupun di Indonesia (Tahitu, 2007). Penyakit TBC muncul kembali ke permukaan dengan meningkatnya kasus TBC di negara-negara maju atau industri pada tahun 1990. Pada tahun 2007, di seluruh dunia terdapat 8 juta kasus terinfeksi dan 3 juta kasus meninggal. TBC umumnya menyerang golongan usia produktif dan golongan sosial ekonomi rendah sehingga berdampak pada pemberdayaan sumber daya manusia yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi negara (Notoatmodjo, 2007). Di Indonesia, penyakit TB Paru masih menjadi momok karena negara ini termasuk daerah endemis TBC. Kasus TBC di dunia sekitar 40% berada di kawasan Asia. Indonesia menduduki kedudukan ketiga di bawah Cina dan 1

2 India. Diperkirakan di antara 100.000 penduduk terdapat 100-300 orang yang terinfeksi TBC. TBC di kawasan ini menjadi pembunuh nomor satu, kematian akibat TBC lebih banyak 2-3 kali lipat dari HIV/AIDS yang berada di urutan kedua (Depkes RI, 2005). Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga tahun 2001, estimasi prevalensi angka kesakitan di Indonesia sebesar 8 per 1000 penduduk berdasarkan gejala tanpa pemeriksaan laboratorium. Hasil survei SKRT tahun 2001, didapatkan bahwa TBC menduduki rangking ketiga sebagai penyebab kematian (9,4% dari total kematian), setelah penyakit sistem sirkulasi dan sistem pernafasan pada semua golongan usia (Depkes RI, 2002). Angka penemuan penderita (CDR) di Jawa Tengah tahun 2003 dan tahun 2004 terjadi peningkatan penemuan penderita BTA positif walaupun angka tersebut masih jauh dibawah target < 70 %, namun ada beberapa Kabupaten/Kota yang pencapaian penemuan penderita diatas 60 % karena target tahun 2004 adalah 60 % yaitu Kota Pekalongan 94,44 % Kabupaten Pekalongan 77,18 %, Kabupaten Tegal 66,52 %, Kota Tegal 63,87 % dan Kota Surakarta 60,07 % (Dinkes Jateng, 2004). Penyakit TB paru disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang dipengaruhi oleh pengetahuan, perilaku dan sikap. Dari sudut pandang biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung dan menurut (Notoatmodjo, 2007). Perilaku diartikan sebagai suatu aksireaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada

3 sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu pula. Kayangan merupakan salah satu Dusun yang berada di bawah Kelurahan Bejen yang terletak di perkotaan dan di belakang kantor Bupati Karanganyar. Kelurahan Bejen dipimpin oleh satu kebayanan atau kepala lingkungan. Berdasarkan data yang diperoleh dari keterangan koordinator program TB Paru puskesmas karanganyar bahwa ditemukan penderita dengan kasus penyakit TB Paru setiap tahun. Pada tahun 2009 ditemukan 5 penderita yang terdiagnosa penyakit TB paru dan tahun 2010 ditemukan lagi 5 penderita dengan diagnosa yang sama. Sedangkan pada tahun 2011 ditemukan 3 penderita yang terdeteksi terkena panyakit TB Paru. Selain itu, didapatkan data dari keterangan kepala lingkungan, terdapat warga yang meninggal akibat penyakit TB Paru ini. Hal ini dikarenakan warga bersikap apatis dan tidak memperhatikan kesehatan dirinya tentang tanda dan gejala yang dialami dan menganggap hal tersebut hanya masalah biasa sehingga warga tidak peduli dalam pencegahan dan pengobatannya. Selain itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit TB Paru, salah satunya yaitu pengetahuan warga tentang penyakit TB Paru di Dusun Kayangan masih kurang ditinjau dari kondisi rumah yang tempati. Hasil pengamatan bahwa masih banyak rumah warga yang kurang sirkulasi udara dimana jendela rumah masih kurang, dan jika ada masih terlihat ditutup meskipun pada siang hari. Rumah warga yang masih berdekatan dengan

4 kandang ternak sehingga bau dari kotoran ternak masuk ke dalam rumah warga. Hasil wawancara terhadap 8 warga Dusun Kayangan diperoleh gambaran bahwa anggota keluarga yang pernah menderita TBC, disebabkan karena sikap yang kurang mendukung terhadap pola hidup sehat. Lima warga menyatakan bahwa meskipun ada anggota keluarga yang menderita TBC, namun kondisi rumah berdekatan dengan kandang ternak, lantai yang jarang disapu dan lembab yang disebabkan lantai belum diplester juga tidak menjadikan warga risau dengan kondisi yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit seperti penyakit saluran pernafasan. Sikap anggota keluarga yang tidak menasehati kepada pasien agar tidak meludah sembarangan masih sering terjadi, artinya lebih banyak dibiarkan pasien TBC meludah sembarangan. Gambaran kondisi tersebut perlu adanya dilakukan pendidikan kesehatan mengenai cara penanggulangan penyakit TBC, sehingga warga Dusun Kayangan dapat terhindar dari penyakit TBC. Berdasarkan fenomena tersebut diatas maka peneliti akan melakukan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencegahan TB Paru di Dusun Kayangan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

5 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: Adakah pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencegahan TB Paru di Dusun Kayangan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencegahan TB Paru di Dusun Kayangan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu: a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap kelompok perlakuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan TB Paru di Dusun Kayangan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap kelompok perlakuan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan TB Paru di Dusun Kayangan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap kelompok kontrol sesudah diberikan pre test tentang pencegahan TB Paru di Dusun Kayangan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

6 d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap kelompok kontrol sesudah diberikan post test tentang pencegahan TB Paru di Dusun Kayangan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Dapat memberikan informasi yang besar kepada pasien, keluarga, dan masyarakat, sehingga dapat lebih mengenal dan mengetahui mengenai penyakit TB Paru khususnya dalam hal pengetahuan dan sikap tentang mengenali gejala awal TB Paru sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit. 2. Bagi Instusi Pendidikan Dapat digunakan sebagai bahan atau masalah yang dapat diangkat dalam penyuluhan kesehatan bagi pasien, keluarga, masyarakat yang menderita TB Paru agar dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang pencegahan penyakit TB Paru. 3. Bagi Peneliti Manfaat yang diperoleh adalah untuk memperdalam ilmu pengetahuan tentang pencegahan TB Paru dan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat yang ada di Dusun Kayangan Karanganyar.

7 E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang tuberkulosis paru sudah banyak dilakukan, diantaranya dilakukan oleh : 1. Fajarwati (2005) meneliti tentang hubungan antara pengetahuan dengan sikap penderita tuberkulosis paru di balai pengobatan penyakit paru-paru (BP4) Surakarta. Penelitiannya observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional, menggunakan desain penelitian tekhnik simple random sampling. Subyeknya adalah penderita tuberkulosis paru yang berobat di BP4 Surakarta pada tahun 2005. Hasil penelitian hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap penderita paru menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan. Persamaan dari penelitian Fajarwati dengan penelitian ini adalah menggunakan variabel pengetahuan dan variabel sikap. Perbedaan dari penelitian ini adalah metode penelitian menggunakan quasi eksperiment tempat, waktu dan pendidikan kesehatan tentang pencegahan TB Paru. 2. Musta in (2007) meneliti tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan praktek dalam mendukung kesembuhan tuberkulosis paru pada anggota keluarga di BBKPM Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan rancangan cross sectional. Untuk pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang berisi tentang pengetahuan, sikap dan perilaku/ praktek. Proses pengumpulan data berlangsung dari bulan desember 2006- februari 2007. Sampel diambil menggunakan tekhnik sampling aksidental sebanyak 53 responden. Analisis data yang digunakan adalah distribusi

8 frekuensi dan analisis korelasi dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini secara statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan (bermakna) antara pengetahuan dengan praktek anggota keluarga. Sedangkan pada hubungan antara sikap dengan praktek tidak ada hubungan yang bermakna. Persamaan dari penelitian Musta in dengan penelitian ini adalah menggunakan variabel pengetahuan dan sikap. Perbedaan dari penelitian ini adalah metode penelitian menggunakan quasi eksperiment, tempat, waktu, dan pendidikan kesehatan tentang pencegahan TB paru. 3. Rachmawati (2007) meneliti tentang pengaruh dukungan sosial dan pengetahuan tentang penyakit TB terhadap motivasi untuk sembuh penderita tuberkulosis paru yang berobat di Puskesmas sidoarjo, Lamongan, Jombang. Subyeknya adalah penderita tuberkulosis paru yang menjalani perawatan 2 bulan dengan 86 responden. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial dan pengetahuan terhadap motivasi seseorang. Persamaan dari penelitian Rachmawati dengan penelitian ini adalah menggunakan variabel pengetahuan. Perbedaan dari penelitian ini adalah metode penelitian menggunakan quasi eksperiment, tempat, waktu dan pendidikan kesehatan tentang pencegahan TB Paru. 4. Mustangin (2008) meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap orang tua tentang penyakit tuberkulosis paru dengan kejadian TB pada anak di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif yang menggunakan

9 pendekatan kuantitatif jenis korelasional untuk menggambarkan suatu keadaan secara obyektif. Populasi penelitian ini yakni jumlah kunjungan pasien baru anak selama tahun 2007 sebanyak 351. Sampel penelitian sebanyak 35 responden dengan tekhnik pengambilan purposive sampling. Persamaan dari penelitian Mustangin dengan penelitian ini adalah menggunakan variabel pengetahuan dan variabel sikap. Perbedaan dari penelitian ini adalah metode penelitian menggunakan quasi eksperiment, tempat, waktu dan pendidikan kesehatan tentang pencegahan TB Paru.