ANALISIS PENERAPAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP LANJUTAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN 8 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi manpower, material, machines, money, method (Ervianto,2005).

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN (Studi Kasus : THE LAGOON TAMAN SARI)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan sebagai hasil dari penelitian ini, yaitu: perencana, dan persiapan dokumen lelang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lintas fungsi organisasi sehingga membutuhkan bermacam keahlian (skills) dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. PENGERTIAN PROYEK KONSTRUKSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Konsultan Manajemen Konstruksi memegang peranan yang sangat penting

ANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN MECHANICAL ELECTRICAL PLUMBING (ME-P) PROYEK PEMBANGUNAN PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 41 responden,

ISSN: TEKNO-SIPIL/Volume 09/No. 56/Agustus

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PEKERJAAN BETON PADA PROYEK KONSTRUKSI. Siti Rahmawati 1) Indrayadi, 2) Rafie.

PENGENDALIAN BIAYA BAHAN DENGAN METODE ANALISA VARIAN PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL. Theresita Herni Setiawan 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

PENERAPAN MANAJEMEN MATERIAL PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SUMBA (STUDI KASUS DI KABUPATEN SUMBA TENGAH)

FAKTOR FAKTOR PENYABAB PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN ROKAN HULU BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR

PENERAPAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN (Studi Kasus: Gedung GMIM Syaloom di Karombasan)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pekerjaan proyek konstruksi, waktu (time) adalah salah satu

ANALISIS FAKTOR BERPENGARUH PADA PERILAKU MANAJER PROYEK DALAM PENCAPAIAN HASIL PROYEK KONSTRUKSI

DAFTAR PUSTAKA. xiv

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PENYEBAB DAN AKIBAT CONTRACT CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB 3 UNSUR UNSUR PEMBANGUNAN

REGITRA DESKA FEBRI NPM

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

METODE ANALISA VARIANS PEMBUATAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PADA PROYEK X DI KABUPATEN BOLMONG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi


BAB 1 - PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I Gede Pradipta Maha Putra, Saifoe El Unas, dan M.Hamzah Hasyim

ABSTRAK. 1. Pendahuluan

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Unsur-unsur Pembangunan)

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

PENERAPAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 UNTUK PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG SERBAGUNA FAKULTAS KEDOKTERAN UNTAN

ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PEMBANGUNAN DERMAGA PENUMPANG PELABUHAN ATAPUPU NUSA TENGGARA TIMUR

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI DAN ALTERNATIF PENYELESAIANNYA (STUDI KASUS : DI MANADO TOWN SQUARE III)

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN YANG DISEBABKAN FAKTOR MATERIAL DI KABUPATEN ROKAN HULU

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN BATAS KOTA BUKIT TINGGI - LUBUK SIKAPING BATAS SUMUT TESIS.

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dan kinerja perusahaan. Salah satu unsur yang sangat. pekerjaan yang diselesaikan dalam tiap periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi saat proses pelaksanaan konstruksi. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang diberikan pengguna jasa atau owner sebagaimana yang tertuang dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

PERAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TERHADAP PRESTASI KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI BERSKALA KECIL

ANTISIPASI KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE WHAT IF DITERAPKAN PADA MICROSOFT PROJECT

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Bab III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.2, Februari 2015 ( ) ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut dengan meratifikasi 15 Konvensi International Labour Organization (ILO). Delapan

PENGARUH RESOURCE LEVELING TERHADAP ALOKASI TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Sumber daya merupakan faktor penentu dalam keberhasilan suatu

ABSTRAK. Kata kunci : proyek, baya, analisis indeks

PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan Gedung Terhadap Kinerja Waktu. Tesis, Program Pasca Sarjana Fakultas Teknik UI, Depok, 2004, hal. 1

dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu. Kegiatan tersebut dapat berupa membangun pabrik, membuat produk baru atau melakukan

ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA

ANALISA PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU PADA PEMBANGUNAN JARINGAN DAERAH IRIGASI SANGKUP KIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teknologi Konstruksi (Construction Technology) yaitu mempelajari metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI AKIBAT KETERLAMBATAN DIMULAINYA PEMBANGUNAN PROYEK DI KOTA MALANG (STUDI KASUS MALANG TRADE CENTER BLIMBING)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Manager dan Tukang/ Pekerja Proyek yang berkedudukan sebagai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber

ANALISIS FAKTOR KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG TERHADAP MUTU, BIAYA DAN WAKTU DI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA MANADO

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ANALISIS PENERAPAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP LANJUTAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN 8 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA Sintya Marris 1)., Rafie 2)., Riyanny Pratiwi 2) Sintyamarris92@gmail.com ABSTRAK Konsultan manajemen konstruksi berperan untuk mengelola manajemen proyek, dan penerapan konsultan MK hanya untuk proyek yang berskala besar. Penggunaan konsultan MK dalam proyek untuk meminimalisir terjadinya keterlambatan, tetapi penggunaan jasa konsultan ini tidak menjamin suatu proyek pembangunan bisa berjalan lancar. Berbagai permasalahan pada tahap pelaksanaan pembangunan sering terjadi. Faktor-faktor penyebabnya antara lain: sumber daya manusia yang tidak profesional ataupun kendala alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor keterlibatan konsultan manajemen konstruksi pada tahap pelaksanaan dan melakukan pengkajian hasil pekerjaan yang dilakukan konsultan MK pada tahap pelaksanaan. Dalam pelaksanaan penelitian meliputi: studi literatur, persiapan menentukan data yang diperlukan, pengambilan data primer langsung dari objek yang diteliti melalui survei lapangan dan wawancara, pengumpulan data sekunder, analisis data dan penarikan kesimpulan. Proyek pembangunan Rumah Sakit Pendidikan 8 Lantai Untan masih dalam proses pengerjaan, namun dalam pelaksanaannya untuk tahun ini belum ada terlaksana dikarenakan belum adanya dana dari APBN sehingga pengerjaan menjadi terhambat. Kata Kunci : konsultan manajemen konstruksi, tahap pelaksanaan, 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan proyek konstruksi merupakan suatu proyek yang memiliki beberapa aktifitas yang saling berkaitan dengan yang lain. Dalam aktifitas tersebut harus dilakukan oleh tenaga ahli dibidangnya masing-masing. Tenaga ahli ini dibutuhkan agar proyek yang direncanakan bisa terlaksana sesuai rencana. Agar lebih teratur dari tahap awal sampai akhir maka dibutuhkanlah suatu manajamen konstruksi yang tepat yang bisa mengendalikan proyek dari tahap awal/perencanaan, tahap pelelangan, tahap pelaksanaan dan tahap sesudah pelaksanaan. Untuk bisa mengendalikan tahap-tahap tersebut maka dibutuhkanlah konsultan manajemen konstruksi. Untuk pengerjaan proyek kontruksi dilapangan masih banyak terjadi kesalahan dan keterlambatan, dimana ini bisa terjadi karena kurangnya koordinasi, biaya administrasi, faktor alam, tenaga kerja yang ahli masih belum memadai. Proyek konstruksi yang menggunakan jasa konsultan manajemen 1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT UNTAN 2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT UNTAN 1

konstruksi merupakan proyek yang berskala besar dan memiliki sebuah tim yang berperan masing-masing dalam mengelola, mengawasi, mengendalikan yang juga turut terlibat dalam proyek tersebut. Dengan penggunaan jasa konsultan manajemen konstruksi diharapkan dapat meminimalisir, mengantisipasi, dan mampu mengatasi permasalahan yang terjadi dalam suatu proyek konstruksi. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin meneliti besar peranan konsultan MK khususnya dalam tahap pelaksanaan. Pembangunan proyek berskala besar seperti gedung Rumah Sakit Pendidikan Untan. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi ) dalam batasan waktu, biaya dan mutu tertentu. Proyek konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia), material (bahan bangunan), machine (peralatan), method (metode pelaksanaan), money (uang), information (informasi), dan time (waktu). Dalam Suatu proyek konstruksi terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu (Kerzner, 2006). Pada umumnya, mutu konstruksi merupakan elemen dasar yang harus dijaga untuk senantiasa sesuai dengan perencanaan. Namun demikian, pada kenyataannya sering terjadi pembengkakan biaya sekaligus keterlambatan waktu pelaksanaan (Proboyo, 1999; Tjaturono, 2004). Dengan demikian, seringkali efisiensi dan efektivitas kerja yang diharapkan tidak tercapai. Hal itu mengakibatkan pengembang akan kehilangan nilai kompetitif dan peluang pasar (Mora dan Li, 2001). 2.2. Konsultan Manajemen Konstruksi 2.2.1. Arti Manjemen Konstruksi Manajemen Konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikan aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah modal bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasehat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan. Construction Management Association of America (CMAA) menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen, manajemen harga, manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan, dan dan praktik profesional. 2.2.2. Fungsi Konsultan Manajemen Konstruksi Konsultan Manajemen Konstruksi sebagai pendamping konsultasi bagi user, maka harus mampu memahami dan menampung semua masukan dari user, kemudian mengawasi dan mendampingi konsultan perencana dalam menuangkannya ke desain. Prosesnya bisa terjadi berulangulang, dimana pada umumnya pihak user memiliki banyak kebutuhan dan keinginan yang harus diakomodasi (apalagi jika klien/user terdiri dari lebih dari satu orang/pihak terkait, seperti 2

banyak terjadi pada proyek-proyek instansi pemerintahan). Proses diskusi, mendesain, presentasi, revisi desain/mendesain ulang, diskusi lagi, presentasi lagi, mendesain lagi, dan begitu seterusnya, hampir pasti selalu terjadi pada setiap proyek. Untuk itu, konsultan dituntut harus cerdas menyikapi hal tersebut, agar tidak akan mengganggu pada proses konstruksinya. 2.2.3. Faktor Pertimbangan Diperlukannya Konsultan MK Dalam suatu proyek berskala besar perlunya pengelolaan yang terarah dan baik, karena suatu proyek memiliki keterbatasan sehingga tujuan akhir dari suatu proyek dapat tercapai dan memiliki tingkat kerumitan yang tinggi, owner dan menginginkan tidak terdapat kesalahan dan keterlamabatan dalam pengerjaannya. Untuk itu perlunya konsultan manajemen konstruksi yang bantu mengelola dari tahap awal sampai akhir. Dimana dikelola dalam lingkup manajemen proyek yaitu mutu, biaya, waktu, keselamatan kerja dan kesehatan, lingkungan, sumberdaya, resiko dan sistem informasi. 3.2 Metode Analisis Data Metode analisis data yaitu dengan metode mean dengan menghitung nilai rata-rata 3.3. Data Penelitian Hasil rekapitulasi kemajuan kerja fisik bulan ke -1 ( satu ) bisa dilihat di tabel dibawah ini : Tabel 1. Rekapitulasi Kemajuan Pekerjaan Fisik Bulan ke 1 ( satu ) 3. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Yang dimaksud subyek penelitian, adalah, tempat, atau benda yang diamati dalam rangka pembumbutan sebagai sasaran ( Kamus Bahasa Indonesia, 1989: 862). Adapun subjek penelitian dalam tulisan ini yaitu pelaku bisnis konstruksi dan objek penelitian yaitu pemilik proyek, konsultan perencana, konsultan MK. 3

Hasil rekapitulasi bulan ke - 2 ( dua ) bisa dilihat di tabel dibawah ini : Tabel 2. Rekapitulasi Kemajuan Pekerjaan Fisik Bulan ke- 2 ( dua ) No. Tabel 4. Jabatan Responden Jabatan Responden Jumlah Responden 1. Konsultan 1 10 MK 2. Tim 3 30 Teknis 3. Staff dan 7 70 Panitia Jumlah 10 100 Presentase Tabel 5.Hasil Penelitian Melalui Kuesioner 4. ANALISIS DATA 4.1. Analisis Keterlibatan Konsultan MK Dengan Metode Mean Tabel 3. Penggolongan Terhadap Skala Mean (Saputra,2012) Tingkat Kode Range Keterlibatan Sangat Tinggi ST 1-1.80 Tinggi T 1.81-2.60 Cukup C 2.61 3.40 Rendah R 3.41 4.20 Sangat Rendah SR 4.21 5.00 No. Tahap pekerjaan Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah 1 Penerapan Konsultan MK 1 3 6 0 0 10 2 Fungsi Konsultan MK 0 4 5 1 0 10 3 Penggunaan Jasa Konsultan MK 0 3 7 0 0 10 4 Konsultan MK mengatasi kendala 0 7 3 0 0 10 5 Konsultan MK mengkaji ulang pekerjaan lapangan 0 5 5 0 0 10 6 Keterlibatan konsultan MK pekerjaan struktur 0 3 7 0 0 10 7 Keterlibatan konsultan MK pekerjaan arsitektur 0 0 9 1 0 10 8 Keterlibatan konsultan MK pekerjaan mekanikal 0 1 4 5 0 10 9 Keterlibatan konsultan MK pekerjaan elektrikal 0 0 4 6 0 10 10 Konsultan MK melakukan Shop drawing 0 2 8 0 0 10 11 Menyusun laporan harian, mingguan, bulanan 0 9 1 0 0 10 12 Mengadakan risalah rapat 0 8 2 0 0 10 13 Mempersiapkan bahan rapat 0 4 6 0 0 10 14 Membuat surat teguran 0 3 6 1 0 10 15 Membuat progress pekerjaan keseluruhan 0 5 5 0 0 10 16 Membuat as built drawing 0 2 8 0 0 10 17 Melakukan penyerah I dan II 0 2 8 0 0 10 Dengan menggunakan perhitungan indeks kepentingan sehingga diketahui peringkat atau ranking item-item dari jawaban responden dengan persamaan : 4

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti pada penelitian ini, adalah sebagai berikut : Faktor-faktor keterlibatan konsultan manajemen konstruksi pada tahap pelaksanaan sebagai berikut : a. Pada fase pelaksanaan sub bidang fisik, faktor utama dari keterlibatan konsultan MK yaitu pada pekerjaan struktur. Pada fase pelaksanaan sub bidang administrasi yang menjadi faktor utama yaitu menyusun laporan harian, mingguan, dan bulanan. b. Dari data sebelumnya yang sudah ada dalam pembangunan rumah sakit pendidikan 8 lantai untan ini memiiki skala yang besar dan harus direncanakan sebaik mungkin dari awal seperti mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi. Untuk itu konsultan manajemen konstruksi sangat diperlukan agar pembangunan sesuai dengan yang direncanakan. Tingkat keterlibatan konsultan manajemen konstruksi terhadap tahap pelaksanaan : a. Pada Metode Mean untuk sub bidang fisik cukup tinggi dengan nilai mean 2.7 pada pekerjaan struktur terlihat dari nilai rata-rata yang didapat dari perhitungan sebelumnya. Pada sub bidang pekerjaan administrasi dengan peringkat 1 pada pekerjaan menyusun laporan harian, mingguan, bulanan dengan nilai 2.1 dapat dikatakan tingkat keterlibatan konsultan MK pada fase ini tinggi. b. Dari data sebelumnya yang dilampirkan terlihat konsultan manajemen konstruksi melakukan koordinasi yang baik dengan kontraktor serta mengecek apa yang terjadi sehingga konsultan manajemen konstruksi langsung membuat surat pemberitahuan kepada pihak kontraktor agar menambah jumlah personil dan peralatan pancang dilapangan sehingga diharapkan menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. 5.2. Saran Peran konsultan manajemen konstruksi dalam pembangunan rumah sakit pendidikan 8 lantai untan dengan banyak pihak yang terlibat seperti konsultan perencana dan kontraktor dapat tetap menjaga hubungan baik yang dimana peran dari konsultan manajemen konstruksi sendiri sebagai perwakilan owner dalam ketugasannya di agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. 5

DAFTAR PUSTAKA Abrar Husen. 2010. Manajemen Proyek. Penerbit ANDI Yogyakarta Barrie S. Donald, Boyd C. Paulson, 1987, Manajemen Konstruksi Profesional. Diraatmaja E. 1986, Membangun Manajemen Konstruksi Untuk Para Kontraktor.Penerbit Erlangga Jakarta Ervianto, Wullfram. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta. ANDI. Ervianto, W. I.(2004), Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Andi offset, Yogyakarta. Siregar Ali Basyah. 1987. Manajemen. Institut Teknologi Bandung Soeharto Imama. 1997. Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai Operasional). Jakarta. Erlangga. Soekarno, 1980, Dasar-Dasar Manajemen. Miswar, Jakarta Sompie,B.F, 1981, Fungsi Pengawasan Dalam Manajemen Konstruksi Publikasi. Fakultas Teknik Tarore, Huibert, dan Mandagi, Robert J.M., 2006. Sistem Manajemen Proyek Konstruksi (SIMPROKON), Tim Penerbit JTS Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi. Manado. Ervianto, W I. (2005), Manajemen Proyek konstruksi, Andy offset, Yogyakarta. Haltenhoff, C. E. (1999)., The CM Contracting System, Prentice Hall, New Jersey. Imam Soeharto, 1986, Manajemen Proyek, Erlangga. Penerbit Erlangga, Jakarta. Istimawan Dipohusodo, 1996, Manajemen Proyek dan Konstruksi. Penerbit Kanisius. Nugraha, Paulus, Nathan, Ishak, dan Sutjipto, R.1985. Manajemen Proyek Konstruksi I. Surabaya. Kartika Yudha. 6