BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini bagi sebagian masyarakat kendaraan bermotor

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENENTUAN JENIS FRAKTUR BATANG (DIAFISIS) PADA TULANG PIPA BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN SUPPORT VECTOR MACHINE

Klasifikasi Tingkat Keparahan Non- ProliferativeI Diabetic Retinopathy Bedarsarkan Hard Exudate Menggunakan Extreme Learning Machine

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 U n i v e r s i t a s T e l k o m

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Klasifikasi Tingkat Keparahan Non-ProliferativeI Diabetic Retinopathy Bedasarkan Hard Exudate Menggunakan Extreme Learning Machine

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengolahan Citra untuk Bidang Pertanian(Menentukan Kematangan Buah) Oleh Nama:Wahyu Abid A. NRP : Kelas :2D4 IT(B)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ukuran, dan warna ketika suatu citra digambarkan meskipun dalam ruang 2D (dua

SEGMENTASI AREA MAKULA PADA CITRA FUNDUS RETINA DENGAN OPERASI MORFOLOGI (Kata kunci: segmentasi makula, operasi morfologi, citra fundus retina)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES RETINOPATI BERDASARKAN CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE WAVELET DAN SUPPORT VECTOR MACHINE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sudah tidak diragukan lagi bahwa penerapan teknologi komputer dan teknologi informasi

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI DIABETIC RETINOPATHY MELALUI CITRA RETINA MENGGUNAKAN MODIFIED K-NEAREST NEIGHBOR SKRIPSI AMELIA FEBRIANI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN

SKRIPSI HALAMAN SAMPUL IMPLEMENTASI FUZZY C-MEANS UNTUK DETEKSI DIABETIC RETINOPATHY BERDASARKAN SEGMENTASI PEMBULUH DARAH RETINA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bidang Teknologi Informasi sangat pesat. Hampir seluruh bidang-bidang dalam

DETEKSI PENYAKIT KULIT MENGUNAKAN FILTER 2D GABOR WAVELET DAN JARINGAN SARAF TIRUAN RADIAL BASIS FUNCTION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Klasifikasi Fase Retinopati Diabetes Menggunakan Backpropagation Neural Network

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI METODE BERBASIS MULTISCALE FEATURE EXTRACTION UNTUK SEGMENTASI PEMBULUH DARAH CITRA RETINA RED-FREE DAN FLUORESCEIN

SISTEM IDENTIFIKASI MIKROANEURISMA PADA CITRA RETINA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan berbagai macam pemikiran manusia. Banyak teori-teori maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI SEGMENTASI HARD EXUDATES PADA DIABETIC RETINOPATHY UNTUK CITRA FUNDUS RETINA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meniru sistem visual manusia (human vision).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Tabel 1.1 Pertumbuhan Panjang Jalan dan Jumlah Kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW 1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. warisan budaya yang ada di Bali yang perlu mendapatkan perhatian karena mulai

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN KUALITAS BUAH JERUK KINTAMANI MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) KOMPETENSI KOMPUTASI SKRIPSI KOMANG SONIYA GUNAWAN

Mempelajari dasar-dasar teori dan mengumpulkan referensi yang berhubungan dengan batubara, jenis batubara, metode ekstraksi ciri Discrete Wavelet

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SEGMENTASI CITRA RETINA DIGITAL RETINOPATI DIABETES UNTUK MEMBANTU PENDETEKSIAN MIKROANEURISMA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Deteksi Penyakit Kanker Serviks Menggunakan Metode Adaptive Thresholding Berbasis Pengolahan Citra

Moch. Ali Machmudi 1) 1) Stmik Bina Patria

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia merupakan suatu system yang sangat kompleks,

Analisis Perbandingan KNN dengan SVM untuk Klasifikasi Penyakit Diabetes Retinopati berdasarkan Citra Eksudat dan Mikroaneurisma

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini terbagi menjadi enam bagian yang masing-masing akan

Sistem Deteksi Citra Penyakit Retinopati Diabetes Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(Adaptive Neuro- akurasi 58,33% untuk 9 kelas output

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DETEKSI AWAL PENYAKIT RETINOPATI HIPERTENSI DENGAN PENDEKATAN ANALISIS FRAKTAL CITRA FUNDUS RETINA SKRIPSI

BAB I.PENDAHULUAN. tersebut menghasilkan ciri khas tersendiri untuk masing-masing daerahnya, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 7 No. 2 Februari 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SIMULASI DAN ANALISIS PEMANTAUAN KAMAR PASIEN RAWAT INAP DENGAN DETEKSI DAN KLASIFIKASI SINYAL AUDIO 1

Pengantar Pengolahan Citra. Ade Sarah H., M. Kom

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW 1. BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang luas dalam bagaimana manusia menjalani hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Perancangan Konversi Braille Ke Teks Berbasis Android

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Least Square Support Vector Machines yang dilakukan oleh (Anindya Ghosh et

SKRIPSI SEGMENTASI PEMBULUH DARAH PADA CITRA FUNDUS RETINA MATA DENGAN ALGORITMA FILTER GABOR. Oleh: NUR AHMAD FAUZAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra merupakan salah satu media yang penting bagi manusia untuk memperoleh informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi citra digital maka setiap orang dapat dengan mudah melakukan pengambilan citra dimanapun dan kapanpun. Namun, ketidaksempurnaan dalam pengambilan citra, proses pencitraan, kompresi, dan transmisi citra mengakibatkan berkurang bahkan hilangnya informasi penting dari citra tersebut. Di bidang kesehatan, citra banyak digunakan untuk pendeteksian dan diagnosis penyakit. Salah satunya yaitu citra retina yang digunakan untuk mendeteksi berbagai penyakit seperti diabetic retinopathy, glaucoma, age-related macular degeneration, cardiovascular, dan hypertensive retinopathy [1-3]. Citra retina diambil dengan menggunakan kamera fundus dan kemudian dilakukan diagnosis oleh oftalmologis atau disebut juga diagnosis secara konvensional. Beberapa tahun terakhir ini tengah dikembangkan sistem pendeteksian otomatis penyakit pada retina mengingat diagnosis secara konvensional memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal. otomatis penyakit pada retina dilakukan dengan mendeteksi microaneurysms, haemorrhages, retinal exudates, cotton wool spot, dan macular edema. Secara umum langkah-langkah pendeteksiannya meliputi image capture, image processing yang terdiri dari enhancement, restorasi, segmentasi, image registration dan klasifikasi [4]. Sistem pendeteksian otomatis penyakit pada retina terus dikembangkan untuk mendapatkan akurasi pendeteksian yang lebih baik. Kualitas citra retina yang digunakan merupakan bagian yang sangat penting dan sebagai faktor yang mendasari keberhasilan dalam pendeteksian otomatis tersebut [5]. Citra retina dengan kualitas yang buruk dapat menyebabkan kesalahan dalam pendeteksian penyakit. Sebagai contoh, citra retina dengan contrast yang rendah dapat menyembunyikan kelainan kecil sehingga menyebabkan sistem pendeteksian citra 1

tersebut sebagai keadaan normal. Penilaian kualitas citra retina merupakan tahap prescreening sistem pendeteksian otomatis penyakit seperti terlihat pada Gambar 1.1. Adanya penilaian kualitas citra retina memungkinkan untuk menyeleksi citra yang akan didiagnosis oleh sistem sehingga dapat meningkatkan akurasi hasil pendeteksian otomatis suatu penyakit pada retina. Pengambilan Penyakit Hasil (a) Pengambilan Penilaian Kualitas Penyakit Hasil (b) Gambar 1.1 Ilustrasi sistem pendeteksian penyakit pada retina, (a) tanpa penilaian kualitas citra retina dan (b) dengan penilaian kualitas citra retina Kualitas citra tidak cukup dinilai secara subyektif karena persepsi setiap individu berbeda-beda tergantung dari aspek psikologis, fisiologis, dan lingkungan. Oleh karena itu, evaluasi kualitas citra secara obyektif sangat diperlukan. Evaluasi kualitas citra secara obyektif berperan penting dalam aplikasi pengolahan citra. Pertama, dapat digunakan untuk memantau dan menyesuaikan kualitas citra secara dinamis. Kedua, untuk mengoptimalkan algoritme dan pengaturan parameter sistem pengolahan citra. Dan yang ketiga sebagai acuan sistem dan algoritme pengolahan citra [6]. Terdapat banyak metode-metode penilaian kualitas citra secara obyektif yang dikembangkan, tetapi suatu metode dapat menilai dengan baik kualitas suatu citra belum tentu dapat menilai dengan baik kualitas citra yang lain. Hal ini tergantung pada tipe noise dan karakteristik citra tersebut [7, 8]. Metode penilaian kualitas citra dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan ketersediaan citra sebagai referensi yaitu, full-reference (memerlukan citra 2

referensi), reduce-reference (hanya memerlukan beberapa fitur citra referensi), dan no-reference (tanpa memerlukan citra referensi) [6, 9, 10]. Beberapa penelitian telah mengembangkan metode untuk menilai kualitas citra retina [11, 12] yang memerlukan citra retina dengan kualitas yang dianggap paling baik sebagai referensi. Permasalahan di lapangan adalah tidak selalu tersedianya citra retina sebagai referensi. Untuk itu para peneliti mengembangkan metode penilaian kualitas citra tanpa menggunakan citra referensi (no-reference) dalam menilai kualitas citra retina. Metode metode penilaian kualitas citra retina yang ada menilai kualitas citra retina dengan menggunakan keseluruhan area citra retina, sehingga hanya menambah beban komputasi. Padahal tidak semua area pada retina diperlukan untuk mendeteksi suatu penyakit. Misalnya untuk mendeteksi glaucoma, area yang dideteksi adalah optic disc, sedangkan untuk diabetic retinopathy adalah area macula. 1.2 Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, pada penelitian penilaian kualitas citra retina berbasis ekstraksi fitur, penilaian kualitas citra masih diklasifikasi yang artinya dipengaruhi oleh class yang merupakan penilaian oleh oftalmologis atau expert. Selain itu, kebanyakan dari metode penilaian kualitas citra retina khususnya tanpa menggunakan citra referensi melakukan penilaian kualitas citra menggunakan keseluruhan area citra retina. Padahal, tidak semua area pada citra retina harus berkualitas baik dan digunakan untuk pendeteksian karena tergantung pada penyakit yang akan dideteksi. Hal ini juga berdampak pada beban komputasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan pengembangan metode penilaian kualitas citra retina berdasarkan penyakit yang akan dideteksi. Kemudian mengelompokkan kualitas citra retina dengan berdasarkan karakteristik dari fitur citra itu sendiri. 1.3 Keaslian penelitian Penilaian kualitas citra retina merupakan isu penting karena merupakan 3

salah satu faktor yang mempengaruhi hasil pendeteksian penyakit pada retina. Beberapa penelitian telah mengembangkan metode penilaian kualitas citra retina dengan tidak menggunakan citra referensi dan berbasis ekstraksi fitur. Untuk menentukan level kualitas citra retina, dilakukan klasifikasi fitur-fitur yang telah diekstraksi. Algoritme klasifikasi yang paling sering diterapkan yaitu Support Vector Machine (SVM) [13]. Algoritme SVM, Quadratic Discriminant Classifier (QDC), Linear Discriminant Classifier (LDC), k-nearest Neighbor (knn) diterapkan untuk klasifikasi, hasil evaluasi performa menunjukkan bahwa Algoritme klasifikasi SVM paling unggul dibandingkan tiga algoritme lainnya [5], Metode klasifikasi lainnya yaitu Partial Least Square (PLS) [14, 15], dan k-nearest Neighbor (knn) [5, 16, 17]. Dalam proses klasifikasi, sebuah class dilibatkan secara langsung sebagai dasar penentuan level kualitas citra. Class yang dimaksudkan adalah penilaian kualitas citra retina oleh oftalmologis atau expert. Hal ini berarti bahwa masih adanya subyektivitas penilaian (campur tangan manusia). Metode penilaian kualitas citra retina yang telah dikembangkan tersebut juga menggunakan hampir seluruh area citra retina. Dari studi literatur, beberapa penelitian [5, 14, 16, 18] mengembangkan penilaian kualitas citra retina untuk kasus diabetic retinopathy, namun belum ada penelitian metode penilaian kualitas citra retina pada kasus glaucoma. Pada penelitian ini, kualitas citra retina dikelompokkan dengan menggunakan teknik clustering yang dalam prosesnya tidak menggunakan class penilaian oleh oftalmologis atau expert. Penilaian kualitas citra retina dibedakan untuk kasus diabetic retinopathy dan glaucoma. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode penilaian kualitas citra retina tanpa menggunakan citra referensi dengan mengimplementasikan teknik ekstraksi fitur. 4

1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi tenaga medis dalam menilai kualitas citra retina tanpa menggunakan citra referensi sehingga membantu dalam menentukan perlunya pengambilan ulang citra retina. Selain itu, bermanfaat juga untuk menentukan proses perbaikan citra yang akan dilakukan sebelum pendeteksian penyakit dalam sistem otomatis pendeteksian penyakit diabetic retinopathy dan glaucoma. Dalam bidang keilmuan, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian pengembangan metode penilaian kualitas citra retina tanpa menggunakan citra referensi. Baik dari sisi pengolahan citra maupun dari sisi data mining. 5