BAB 1 PENDAHULUAN. uretra. Volume urin sekitar ml/24 jam, dengan komposisi air sekitar

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN PROTEIN URINE METODE REBUS YANG MENGGUNAKAN SAMPEL URINE SEGAR DAN SAMPEL URINE SIMPAN

yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, walaupun

BAB I PENDAHULUAN. hasil laboratorium yang baik dan terpercaya. Salah satu pemeriksaan laboratorium

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

BAB I PENDAHULUAN. sepsis terbanyak setelah infeksi saluran nafas (Mangatas, 2004). Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi terbesar kedua setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, dan kerja

Melakukan Uji Protein Urin

PENGARUH PENUNDAAN WAKTU TERHADAP HASIL URINALISIS SEDIMEN URIN. Tadjuddin Naid, Fitriani Mangerangi, Hanifah Almahdaly

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga dan berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ekskresi urin yang disaring dari ginjal menuju ureter selanjutnya disimpan di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine.

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

BAB I PENDAHULUAN. (ureteritis), jaringan ginjal (pyelonefritis). 1. memiliki nilai kejadian yang tinggi di masyarakat, menurut laporan di

The JaMMiLT ISSN The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode analitik. Penelitian dilaksanakan di laboratorium puskesmas Bumiayu dimana sampel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis

PEMERIKSAAN URIN DENGAN METODE ESBACH. III. PRINSIP Asam pikrat dapat mengendapkan protein. Endapan ini dapat diukur secara kuantitatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN (Watson, 2002; Gandasoebrata, 2007). Urin merupakan larutan yang

Disusun oleh : Jheniajeng Sekartaji A. NIM. G0C

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mg/hari. Oleh Karen itu, jika jumlah protein dalam urine menjadi abnormal,

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSKATA. dijumpai wanita maupun pria. Wanita lebih sering menderita infeksi saluran

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITALIA

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang sering diminati dalam

PEMERIKSAAN URINE LENGKAP

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

3. PRASYARAT : Untuk mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diisyaratkan harus sudah pernah mengikuti mata kuliah patologi klinik I.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

PEMERIKSAAN LABORATORIUM GLUKOSA URINE DAN PROTEIN URINE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kuman dapat tumbuh dan berkembang-biak di dalam saluran kemih (Hasan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh hormon pankreas atau tidak berfungsinya hormon insulin dalam menyerap gula

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebuah kadar gula dalam darah atau hiperglikemia (Brunner & suddart, 2002).

Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah

ABSTRAK PENGARUH LAMA PENYIMPANAN URINE PADA SUHU KAMAR TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT STUDI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu poliuria, polidipsi dan polifagi (Suyono, 2009). Menurut Riskesdas (riset kesehatan dasar) prevalensi diabetes melitus

Anti Koagulansia, pengawet dan. Dr.Ozar Sanuddin, SpPK

KISI KISI ULANGAN AKHIR SEMESTER 1

Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan

STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN (SISTEM EKSRESI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

Perbandingan Pemeriksaan Leukosit Urine Segar Dengan Setelah 2 Jam Di Suhu Kamar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiri tulang belakang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. diperkirakan meningkat mencapai 380 juta jiwa pada tahun Di Amerika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat- zat yang tidak dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari

Dr. Siti Nurul Q, Sp PK PDSPATKLIN CAB SMG RSUD SOEWONDO PATI

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proteinuri adalah terdapatnya protein di dalam urin, pada keadaan normal tidak

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

Sistem Ekskresi Manusia

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi cacing usus masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat di

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

ANALISIS URIN Tujuan : II. Prinsip :

TUJUAN ANALISIS BIOKIMIA URIN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON TENAGA KERJA INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

IK.MU / Automatic analyzer Cobas C- 311 I JAFFE I otomatis. 1 dari 6

RUMAH BIRU (BIOETANOL URIN MANUSIA) Dari Masyarakat Untuk Masyarakat Oleh : Benny Chandra Monacho

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kemih. Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada pria maupun wanita semua umur,

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Reaksi Perubahan Warna Uji Protein)

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk

PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : ERICA PUSPA NINGRUM : J1C111208

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1033ºK, titik lebur 336,8 ºK, dan massa jenis 0,86 gram/cm 3. Kalium

LAPORAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT UPDATE WEBSITE DAN MADING TRIWULAN I TAHUN 2017

10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium

MENETAPKAN BERAT JENIS URIN A. Tujuan 1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis urin 2. Mengetahui cara yang tepat untuk menentukan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

LAPORAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT UNTUK WEBSITE DAN MADING TRIWULAN III TAHUN 2017

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan

PENGARUH PENGENCERAN ASAM SULFOSALYSIL TERHADAP PEMERIKSAAN POSITIF PROTEIN URIN

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah utama kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kanan bawah diafragma. Hati terbagi atas dua lapisan utama :

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Urin yang disebut juga kemih atau air kencing, adalah cairan yang diekskresi oleh ginjal, disimpan dalam kandung kemih, dan dikeluarkan melalui uretra. Volume urin sekitar 900-1500 ml/24 jam, dengan komposisi air sekitar 96% dan bahan-bahan yang terlarut didalamnya seperti elektrolit dan sisa metabolisme. Adanya bahan-bahan sisa metabolisme tersebut dapat memberikan informasi tentang penyakit-penyakit yang ada (Faizal, 2015). Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan informasi tentang penyakit-penyakit yang ada tetapi dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran urin, juga mengenai faal berbagai organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, dan lain-lain (Gandasoebrata R, 2007). Pemeriksaan urin lengkap di laboratorium dikenal dengan nama urinalisis. Urinalisis adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang penting untuk menegakkan berbagai diagnosis (Rachmawati Novi, 2013). Pemeriksaan urinalisis dibedakan menjadi 2 yaitu pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus. Pemeriksaan rutin merupakan pemeriksaan dimana hasilnya dapat digunakan sebagai dasar untuk pemeriksaan lebih lanjut, dilakukan pada setiap penderita tanpa indikasi, sedangkan pemeriksaan khusus berdasarkan indikasi untuk menunjang diagnosa penyakit tertentu. Urinalisa rutin meliputi 1

2 pemeriksaan warna, kejernihan, berat jenis, ph, protein, glukosa, keton, dan pemeriksaan mikroskopis (Purnomo B, 2007). Pemeriksaan urin rutin yang spesifik adalah protein urin. Protein yang ditemukan dalam urin merupakan tanda paling sering dijumpai pada preeklamsia atau keracunan kehamilan, penyakit ginjal, infeksi saluran kencing, bahkan sering merupakan petunjuk dini dari latent glomerulo nephitis, toxemia gravidarum ataupun diabetic nephropathy (Kasmian, 2010). Protein urin juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah bekerja jasmani,urin yang pekat atau stres karena emosi. Pemeriksaan protein urin di laboratorium biasa dilakukan dengan beberapa metode, antara lain metode dipstick atau carik celup dan metode standar. Pemeriksaan carik celup merupakan alat diagnostik dasar yang digunakan untuk menentukan perubahan patologis dalam urin. Pemeriksaan carik celup ini ditandai dengan melihat perubahan warna yang terjadi sesuai dengan keadaan urin yang sebenarnya. Pemeriksaan protein urin metode carik celup memilikki kelebihan seperti penggunaanya yang cepat, lebih praktis, hasil lebih mudah diintepretasikan dengan melihat perubahan warna yang terjadi, terdapat juga kekurangan seperti apabila pembacaan dilakukan kurang dari 30 detik, maka akan terjadi perubahan warna yang dapat menimbulkan kesalahan dalam mengintepretasikan hasil. Prinsip dari pemeriksaan carik celup adalah 3 3 5 5 tetrachlorofenol-3,4,5,6 tetrabromosulfo-phtalein (bufer) dengan protein akan membentuk senyawa berwarna hijau muda sampai hijau tua. Metode carik celup ini hanya sensitif terhadap albumin saja, globulin dan protein Bence Jones tidak dapat dinyatakan

3 oleh carik celup. Pemeriksaan urinalisis yang biasa dilakukan dengan carik celup antara lain: berat jenis, ph, glukosa, protein, keton, darah, bilirubin, urobilinogen, nitrit, leukosit esterase. Salah satu penggunaan dipstick atau carik celup untuk urinalisis dibandingkan dengan metode standar yaitu pemeriksaan protein. Pemeriksaan urinalisis yang biasa dilakukan dengan metode standar antara lain yaitu pemeriksaan protein urin dengan metode asam sulfosalicil 20% dan metode asam asetat 6% (Samsuria Kustarini I dan Puspito L, 2012). Pemeriksaan protein urin metode rebus asam asetat 6% memilikki kelebihan yaitu cukup sensitif karena protein sebanyak 0.004% protein dapat dinyatakan menggunakan metode ini, terdapat juga kekurangan yaitu apabila urin encer yang mempunyai berat jenis rendah tidak dapat diperiksa menggunakan metode ini karena menyebabkan hasil negatif palsu (Gandasoebrata R, 2007). Prinsip dari metode rebus asam asetat adalah pemberian asam asetat untuk mencapai titik isoelektrik protein dengan pemanasan mengakibatkan denaturasi dan terjadi presipitasi. Proses presipitasi dibantu oleh garam-garam yang telah ada dalam urin. Metode rebus asam asetat 6% sensitif terhadap albumin, globuin, dan protein benje jones. Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui perbedaan hasil protein urin metode carik celup dan metode rebus asam asetat 6%. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka dilakukan penelitian dengan rumusan masalah adalah sebagai berikut : Apakah terdapat perbedaan hasil protein urin menggunakan metode carik celup dan metode rebus asam asetat 6%?

4 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui perbedaan protein urin metode carik celup dan metode rebus asam asetat 6%. 2. Tujuan khusus a. Mendiskripsikan protein urin metode carik celup. b. Mendiskripsikan protein urin metode rebus asam asetat 6%. c. Menganalisa perbedaan hasil protein urin metode carik celup dan metode rebus asam asetat 6%. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis a. Sebagai salah satu untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Kesehatan bidang Analis Kesehatan. b. Menambah pengetahuan dan menambah ketrampilan kerja dalam pemeriksaan protein urin. c. Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam membuat Karya Tulis Ilmiah. 2. Bagi Akademi Memberikan tambahan perbendaharaan Karya Tulis Ilmiah khususnya dibidang kimia klinik pada perpustakaan Universitas Muhammadiyah Semarang.

5 3. Bagi Tenaga Laborat Menambah wawasan kepada tenaga Analis Kesehatan dalam bekerja di Laoratorium tentang pemilihan metode carik celup dan metode rebus asam aseat 6%.