Patogenisitas Ektoparasit Pada Benih Ikan Hias Komet (Carassius auratus) Yang Dijual Di Pasar Ikan Beji Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:

Mahmudin Arbie 1), Dr. Ir. Syamsuddin MP 2), Mulis S.Pi, M.Sc 3).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pada tahun Ikan nila merupakan ikan konsumsi air tawar yang diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. benih dan untuk membina usaha budidaya ikan rakyat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Ikan bawal air tawar (Colossoma macopomum) merupakan ikan yang

Gambar 2.1. Ikan nila (Oreochromis niloticus)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara maritim dengan luas perairan sekitar 5,8 juta

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari Afrika dengan lele lokal yang berasal dari Taiwan (Clarias. beradaptasi terhadap lingkungan (Pamunjtak, 2010).

Tabel 3 Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan maskoki (Carassius auratus) di Bogor

Kelimpahan dan Intensitas Ektoparasit Pada Ikan Hasil Tangkapan Di Muara Sungai Serayu Di Adipala Kabupaten Cilacap

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linn) Di KOLAM BUDIDAYA PALEMBANG,SUMATERA SELATAN

IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI BALAI BENIH IKAN KABUPATEN SAMOSIR

KELIMPAHAN DAN VARIASI MORFOMETRIK TRICHODINA

INVENTARISASI PARASIT LELE DUMBO Clarias sp. DI DAERAH BOGOR. Inventarisation of Parasite in Dumbo Catfish Clarias sp.

MK Teknologi Pengendalian Dan Penanggulangan Penyakit Dalam Akuakultur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ikan mas tergolong dalam jenis ikan air tawar. Ikan mas terkadang juga

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

I. PENDAHULUAN. Aeromonas salmonicida merupakan jenis bakteri Aeromonas sp, yang

Budidaya Perairan Mei 2016 Vol. 4 No. 2: 26-30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Unnes Journal of Life Science

Prevalensi dan Intensitas Trichodina sp. Pada Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Desa Tambakrejo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

SPESIFISITAS PARASIT PROTOZOA TRICHODINA SP. PADA GURAME, TAWES, NILEM DAN NILA YANG DIBUDIDAYAKAN POLIKULTUR

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Intensitas Trichodina sp pada Ukuran Ikan Nila yang Berbeda

PREVALENSI PARASIT DAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR YANG DIBUDIDAYA DI KOTA/KABUPATEN KUPANG. Yudiana Jasmanindar

INVENTARISASI PARASIT PADA BENIH IKAN GURAME DALAM KOLAM TERPAL DI KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA SATWIKA FAJAR ARGIONO

Unnes Journal of Life Science


I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Unnes Journal of Life Science

KESEHATAN IKAN. Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta

OLEH ALUDIN AL AYUBI NIM :

IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus) YANG DIBUDIDAYAKAN PADA TAMBAK KABUPATEN MAROS

I. PENDAHULUAN. Ikan konsumsi yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan mas. Data

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS EKTOPARASIT PADA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) Identification of Ectoparasites in Dumbo Catfish (Clarias gariepinus)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Salah satu ikan air tawar yang terus dikembangkan di Indonesia yaitu ikan mas.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. ikan dilakukan di keramba jaring apung Danau Limboto, Kecamatan Batudaa,

HAMA DAN PENYAKIT IKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit ikan merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Protozoa Bersilia, Ichtyophthirius multifiliis Forquet Epidemiologi I. multifiliis Siklus Hidup Parasit

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

A. Fakhrizal Nur, Eka Rahmaniah,dan Tsaqif Inayah Jurusan Budidaya Perairan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN. terutama ikan air tawar. Ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus)

I. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C. batracus

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Stasiun Karantina Ikan Kelas I Djalaluddin Gorontalo. Pemeriksaan parasit yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis penting yang banyak dibudidayakan oleh petani. Beternak lele

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

PREVALENSI PARASIT DAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA/ KABUPATEN KUPANG

JIMVET. 01(3): (2017) ISSN :

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Klasifikasi ikan lele menurut Djatmika (1986) adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PROTOZOA PADA BENIH IKAN MAS

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila selama ini dikenal dengan nama ilmiah Tilapia nilotica, namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) merupakan ikan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN KONSUMSI DI BALAI BENIH IKAN SIWARAK

RESPON ORGANISME AKUATIK TERHADAP VARIABEL LINGKUNGAN (ph, SUHU, KEKERUHAN DAN DETERGEN)

BAB I. PENDAHULUAN. yang bernilai ekonomis adalah ikan Nila (Orcochromis niloticus). Budidaya ikan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia internasional kerapu dikenal dengan nama grouper yang

PENDAHULUAN. Perkembangan usaha budidaya ikan air tawar di Indonesia. merupakan salah satu sektor usaha yang sangat potensial, sehingga

Prevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI

II. TINJAUAN PUSTAKA. motil, tidak membentuk spora, tidak membentuk kapsul, aerob, katalase positif,

JURNAL RUAYA VOL. 6. NO.1. TH 2018 FPIK UNMUH-PNK ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampai Desember Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Parasit

(PSLK) 2016, ANALISIS EKTOPARASIT IKAN LELE DUMBO

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Ikan kerapu (Epinephelus sp.) merupakan jenis ikan air laut yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. patin termasuk komoditi yang memiliki prospek cerah untuk dibudidayakan. Hal

IDENTIFIKASI DAN POTENSI PARASIT PADA SUMBER DAYA IKAN HIAS DI DANAU LAIS KALIMANTAN TENGAH. Universitas Lambung Mangkurat.

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang 70% alamnya merupakan perairan

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ENDOPARASIT PADA USUS IKAN BAWAL AIR TAWAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan lentik. Jadi daerah aliran sungai adalah semakin ke hulu daerahnya pada

I. PENDAHULUAN. terutama untuk beberapa pasar lokal di Indonesia. Ikan mas atau yang juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

PEMERIKSAAN KEADAAN LUAR

PREVALENSI DAN INTENSITAS EKTOPARASIT YANG MENYERANG GURAMI (Oshpronemus gouramy Lac.) DI BALAI BENIH IKAN RAMBIGUNDAM KABUPATEN JEMBER SKRIPSI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

PARASITES IDENTIFICATION ON CORAL GROUPER (Plectropomus reolatus) IN FLOATING NET CAGE IN PAGIMANA SUB-DISTRICT OF BANGGAI REGENCY

PENDAHULUAN. perikanan laut yang sangat besar. Sebagai negara maritim, usaha budidaya laut

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

Transkripsi:

Patogenisitas Ektoparasit Pada Benih Ikan Hias Komet (Carassius auratus) Yang Dijual Di Pasar Ikan Beji Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas Rokhmani* dan Prasetyarti Utami ** *Laboratorium Entomologi-Parasitologi Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto ** Staf Pengajar FMIPA Universitas Terbuka Tangerang Email : rokhmanitatiek@gmail.com.id Abstrak Ikan Hias Komet (Carassius auratus) banyak disukai orang, karena memiliki warna tubuh yang menarik. Ikan ini banyak dibudidaya dan dijual di Pasar Ikan Desa Beji Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas. Budidaya ikan ini, pada pembenihannya mudah terinfeksi ektoparasit. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui Patogenisitas Ektoparasit Pada Benih Ikan Hias Komet Yang Dijual Di Pasar Ikan Beji Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas. Penelitian dilakukan dengan metode survai dan pengambilan sampel dengan teknik random sampling. Isolasi dan Identifikasi Ektoparasit dilakukan di Laboratorium Entomologi-Parasitologi Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto. Hasil penelitian ini, jenis ektoparasit yang ditemukan pada benih Ikan Hias Komet yang Dijual Di Pasar Ikan Beji Kecamatan Kedungbanteng Banyumas adalah Gyrodactylus sp., Dactylogyrus sp., Trichodina sp., Oodinium sp. Ichthyopthirius sp., dengan patogenisitas cukup tinggi. Kata Kunci : Patogenisitas, Ektoparasit, Benih, Ikan Komet, Desa Beji PENDAHULUAN Ikan Komet ( Carassius auratus) merupakan ikan hias yang banyak memiliki penggemar di Indonesia. Ikan ini banyak dikenal karena miliki warna yang indah, eksotis dan bentuk yang menarik (Mahmudin, 2013). Kebiasaan hidupnya dapat hidup di sungai, danau, dan air yang tergenang dengan berarus lambat. Komet termasuk pemakan tumbuhan, krustasea kecil, serangga, dan detritus. Sistematika ikan komet ( Goernas, 2005) adalah filum : Chordata, Kelas Pisces, famili Cyprinidae, Genus Carassius, Spesies Carassius auratus. Pada usaha budidaya pembenihan, banyak gangguan oleh penyakit, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyakit muncul akibat interaksi antara jasad penyebab penyakiti, inang ikan sendiri dan kondisi lingkungan hidupnya. Interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit (Kordi, 200 5). Penyakit parasit dibedakan ektoparasit dan endoparasit (Durborow, 2003). Ektoparasit adalah parasit yang hidup pada permukaan luar tubuh inang atau di dalam liang-liang kulit. Infeksi ektoparasit terlihat secara fisik, karena ektoparasit terlihat jelas pada tubuh luar ikan. Juga mengganggu sistem metabolisme, merusak organ, dan menghambat pertumbuhan ikan (Hadiroseyani et al. 2006, Azmi,2013). Secara spesifik, parasit menyebabkan berbagai perubahan, baik pada organ, jaringan tubuh maupun tingkah laku inang, misalnya kerusakan sisik, sirip, kekurusan dan bisa mematikan. Penelitian Rokhmani dan Endang A.S (2009) menemukan banyak jenis ektoparasit pada ikan hias cupang ynag dipasarkan di Purwokerto, yaitu Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 107

Ichthyophthirius multifiliis, Dactylogyrus, Vorticella sp.,epystilis sp., Trichodina sp. Sedangkan Purwaningsih (2013) menemukan jenis ektoparasit yang sering menginfeksi ikan komet adalah Vorticella sp., Cryptobia sp., Trichodina sp., Ichthyophthirius multifiliis, Dactylogyrus, Lytocestus parvulus, Branchionus, Trichodina sp., Epystilis sp., Myxobolus sp., dan Oodinium sp.. Vorticella sp., Cryptobia sp., Trichodina sp. Vorticella sp., Cryptobia sp., Trichodina sp. Prosentase tingkat kejadian infeksi dan intensitas atau patogenisitas parasit dipengaruhi oleh faktor lingkungan suhu, kelembaban, sifat kimia media, dan inang dengan sistem imunnya. (Hadiroseyani et.al, 2006). Serangan ektoparaasit pada benih ikan, apabila tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan mortalitas yang tinggi, sehingga jumlah benih yang dihasilkan tidak maksimal serta kualitas benih tidak unggul. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang merugikan dalam budidaya benih. Benih ikan masih dianggap rentan terhadap infeksi parasit. Kerugian akibat dari infeksi ektoparasit memang tidak sebesar kerugian yang diakibatkan oleh infeksi organisme lain seperti virus dan bakteri, namun infeksi ektoparasit dapat menjadi salah satu faktor predisposisi bagi infeksi organisme patogen yang lebih berbahaya (Rokhmani, 2009). Organisme ini hidup dengan cara memakan sel bakteri yang ada pada perairan atau yang menempel di permukaan tubuh inangnya (Basson & Van As, 2006), serta mampu bertahan hidup selama 2 hari tanpa inang (Syakuri et al., 2004). Pengamatan patogenisitas yang meliputi prevalensi dan intensitas sangat penting dilakukan untuk mengetahui tingkat infeksi dan penyebaran parasit pada suatu perairan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam usaha penanggulangan dan pencegahan wabah penyakit oleh parasit (Mas ud, 2011), sehingga tingkat kerugian yang disebabkan oleh infeksi ektoparasit dapat ditekan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui patogenisistas dan jenis-jenis ektoparasit pada ikan komet (Carassius auratus) yang di jual di pasar ikan di Desa Beji Kecamatan Kedungbanteng Kabuapaten Banyumas. Manfaat dari penelitian ini diharapkan untuk bisa memantau tingkat infeksi atau patogenisitas parasit dan mengidentifikasi jenis ektoparasit pada benih ikan komet yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai landasan dalam upaya pengendalian parasit ini pada sentra benih dan budidaya ikan hias. METODOLOGI PENELITIAN Alat-alat yang akan digunakan adalah, plastik besar transparan, akuarium ukuran sedang, seser kecil, gunting, pinset, scalpel, object glass, mikroskop cahaya, baki, botol chamber, dan penggaris. Bahan yang digunakan adalah benih ikan komet, kertas, pensil, tissue, dan kertas label. 1. Pengambilan Sampel Benih Ikan Komet a. Pengambilan sampel benih ikan di petani penjual ikan, langsung dengan dengan menggunakan seser. b. Jumlah benih ikan 100 ekor pada pengambilannya 108 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II

c. Benih ikan dimasukkan ke dalam plastik bening besar, diberi oksigen dan dibawa ke Laboratorium Entomologi-Parasitologi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. d. Benih ikan dimasukkan ke dalam akuarium penampungan sebelum dilakukan isolasi identifikasi jenis ektoparasitnya. 2. Pembuatan Preparat Untuk Isolasi Identifikasi. a. Ikan dari akuarium di ambil satu persatu untuk dibuat preparat rentang. b. Bagian-bagian ikan sirip ekor, sirip punggung, sirip dada, sirip anal dan insang dipotong dengan gunting / disecting set dan ditempatkan pada gelas preparat. c. Lendir permukaan tubuh benih ikan dikerik dengan menggunakan scalpel dan lendir yang didapat diletakkan pada gelas preparat. d. Bagian-bagian yang sudah diambil, ditaruh pada gelas preparat kemudian diamati dibawah mikroskop ( perbesaran 400X ) 3. Perhitungan Jenis dan Jumlah Ektoparasit. a. Preparat yang terdapat ektoparasit diamati dengan menggunakan mikroskop perbesaran 40 kali. b. Individu jenis ektoparasit dihitung jumlahnya dalam setiap preparat. c. Jumlah total tiap jenis ektoparasit pada seluruh sampel dihitung. d. Menghitung prevalensi, intensitas dan jenis ektoparasit pada benih ikan. = h h = h HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan lokasinya tubuh inang diketahui ada organisme yang tergolong sebagai ektoparasit. Ektoparasit ikan meliputi protozoa, cacing dan krustase. Hasil pengamatan 100 sampel ikan komet yang digunakan, jenis-jenis ektoparasit yang ditemukan dalah Gyrodactylus sp., Trichodina sp., Dactylogyrus sp., Ichtyopthirius multifilis, yang rata-rata ditemukan di bagian sirip, sisik, lendir, dan insang. Jumlah paling banyak yaitu jenis ektoparasit Gyrodactylus sp. yang menyerang pada bagian sirip. 250 200 150 100 50 0 Sirip dada Sirip dorsal Sirip anal Sirip ekor Kulit Menurut Indriati (2006), Dactylogylus sp. tersebut merupakan parasit yang sering menyerang ikan air laut maupun air tawar terutama ikan carp. Sama halnya dengan Gyrodactylus sp. Gyrodactylus sp. ini 100% Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 109

sering ditemukan menginfeksi ikan-ikan air tawar seperti Ikan Mas (Cyprinus carpio), Nila (Oreochromis niloticus) dan lainnya. Dactylogylus sp. ini banyak ditemukan di insang sedangkan Gyrodactylus lebih banyak ditemukan di sekitar kulit dan sirip ikan, meskipun kadang-kadang juga ditemukan di insang (secara umum Dactylogyrus lebih menyukai insang). Kedua jenis parasit ini merupakan jenis parasit yang bersifat ektoparasit (menyerang di bagian luar tubuh ikan). Gyrodactylus sp. dan Dactylogylus sp. ini dapat menyerang ikan secara eksternal karena kedua parasit ini tersuspensi di air sehingga bagian-bagian awal yang terkena parasit ini adalah organ luar salah satunya insang. Insang ikan sangat mudah terkena penyakit/parasit karena sebagaimana yang telah diketahui bahwa insang ini terdiri dari bagian yang berjajar dan panjang yang memilki selaput yang tipis. Hal ini menyebabkan insang sangat mudah terkena penyakit apalagi insang ini berfungsi sebagai jalur penyaringan air yang keluar masuk ke dalam tubuh ikan (Indriati, 2006). Dactylogyrus sp. merupakan salah satu spesies yang tergolong dalam ordo Monogenea. Parasit ini dapat diidentifikasi berdasarkan dua pasang bintik mata dan empat tonjolan yang terdapat pada bagian anterior dan 14 kait marginal (Hadiroseyani et.al, 2006). Parasit ini dapat ditemukan pada bagian insang, permukaan tubuh dan sirip (Hadiroseyani et.al, 2006). Dactylogyrus sp. merupakan parasit yang sering menyerang pada ikan air tawar dan ikan air laut. Hidup di insang, tergolong monogenea, punya kaki paku dan beracetabulum. Parasit yang matang melekat pada insang dan bertelur disana. Spesiesnya berparasit pada hewan air berdarah dingin atau pada ikan, amfibi, reptil, kadangkadang pada invertebrata air. Distribusinya luas, memiliki siklus hidup langsung dan merupakan parasit eksternal pada insang, sirip, dan rongga mulut. Bisa juga ditemukan pada traktus urinaria. Cacing ini bersifat ovipara dan memiliki haptor yaitu organ untuk menempel yang dilengkapi dengan 2 pasang jangkar dan 14 kait di lateral. Intensitas reproduksi dan infeksi memuncak pada musim panas. Insang dari inang yang terserang berubah warnanya menjadi pucat dan keputihputihan. Hal ini sesuai pendapat Woo (1995), bahwa Dactylogyrus sp. paling banyak menyerang pada bagian filament insang sehingga mengakibatkan rusaknya insang dengan produksi lendir yang berlebih dan ini akan mengganggu pertukaran gas oleh insang. Menurut Alifudin (1996), Insang yang terserang parasit Gyrodactylus sp. ini terlihat warna insangnya berubah menjadi pucat dan keputih-putihan dan memproduksi lendir yang berlebih. Hal ini akan berakibat pada terganggunya pernapasan dan osmoregulasi ikan. Ikan yang terserang Dactylogyrus sp. biasanya akan menjadi kurus, berenang menyentak-nyentak, tutup insang tidak dapat menutup dengan sempurna karena insangnya rusak, dan kulit ikan kelihatan tak bening lagi. Dactylogyrus sp. sering menyerang ikan di kolam yang kepadatannya tinggi dan ikan-ikan yang kurang makan lebih sering terserang parasit ini dibanding yang kecukupan pakan (Effendi, 2002). 110 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II

Trichodina sp. ditemukan pada sirip ikan komet. Trichodina sp. memiliki diameter selebar 50 µm, memiliki bulu getar terangkkai pada kedua sisi sel, dan memiliki makro dan mikronukleus. Infeksi Trichodina sp. dapat menyebabkan iritasi yang disebabkan oleh penempelan cawan adesifnya. Dalam intensitas yang tinggi, parasit ini dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada sel epidermal inangnya pada kondisi tersebut, Trichodina sp. bertindak sebagai ektoparasit sejati yang memakan sel rusak dan dapat menembus masuk ke dalam insang dan jaringan kulit inangnya. Penyebaran Trichodina sp. terjadi melalui kontak langsung dengan ikan atau air yang terkontaminasi (secara horizontal) (Irianto, 2005). Ichtyopthirius multifilis merupakan jenis parasit yang menyebabkan penyakit white spot. Ichtyopthirius multifilis pada ikan komet ditemukan pada sisik. Ciri-ciri parasit ini adalah memiliki bentuk makronukleus seperti tapal kuda dan memiliki cilia. Ikan yang terserang parasit ini akan memiliki bintik-bintik putih di sekujur tubuhnya (Hadiroseyani et al, 2006). Tanda-tanda dari ikan yang terinfeksi parasit ini menurut Handayani (2014), adalah sebagai berikut Ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan, nafsu makan mulai berkurang, malas berenang dan cenderung mengapung di permukaan air, beberapa bagian tubuh ikan, sisiknya tampak rusak bahkan terlepas. Sering pula terlihat kulit ikan mengelupas. Sirip dada, punggung maupun ekor sering di jumpai rusak dan pecah-pecah, pada serangan yang lebih hebat kadang-kadang hanya tinggal jari-jari siripnya saja, dan insang terjadi rusak sehingga ikan sulit untuk bernafas, wama insang menjadi keputih-putihan atau kebiru-biruan. Jenis parasit dan tingkat infeksi parasit dipengaruhi oleh berbagai hal, mulai dari faktor lingkungan hingga sistem imun, juga dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, sifat kimia media sekelilingnya, dan persediaan makanan pada tubuh inang. Selain itu, perbedaan dalam sistem budidaya pada masing-masing daerah dan vektor berupa pakan alami yang menjadi perantara bagi parasit juga mempengaruhi jenis parasit yang menginfeksi. Gangguan kesehatan dan menyebabkan kerugian besar, antara lain kematian masal, penurunan berat dan pengurangan fekunditas. Serangan parasit juga menyebabkan penolakan konsumen terhadap ikan karena penurunan mutu dan kualitas ikan. Infeksi parasit pada ikan juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia apabila ikan mengandung parasit zoonotik (Kordi, 2005). Petogenisistas adalah kemampuan serangan satu organism pada inang dalam menyebabkan sakit. Pengukuran patogenisitas salah satunya dengan menghitung prosentase kejadian penyakit atau prevalensi, dan intensitas atau jumlah organisme pada inang yang sakit. Pada penelitian ini angka prevalensinya 100% dengan intensitas 11,3. Angka ini cukup tinggi, karena umur benih komet masih rendah atau tahap kekebalan tubuhnya masih rendah atau belum sempurna sehingga ektoparasit mudah menginfeksinya. Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 111

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil identifikasi jenis-jenis ektoparasit yang ditemukan dalah Gyrodactylus sp., Trichodina sp., Dactylogyrus sp., Ichtyopthirius multifilis, yang rata-rata ditemukan di bagian sirip, sisik, lendir, dan insang. Jumlah paling banyak yaitu jenis ektoparasit Gyrodactylus sp. yang menyerang pada bagian sirip Saran-Saran Guna keperluan ketepatan diagnosa penentuan spesies maka disarankan perlu penelitian lanjutan tentang penentuan mikroskopis dengan analisa DNA pada tahun berikutnya. Ucapan Terima Kasih Diucapkan terima kasih kepada pimpinan Fakultas Biologi dan Laboratorium Entomologi Parasitologi serta staf dan mahasiswa peserta penelitian. Juga Terima kasih kepada Pimpinan LPPM Unsoed atas kontrak penugasan penelitian mandiri. DAFTAR REFERENSI Alifudin, Dana. 1996. Kriteria Ikan Terinfeksi, Sakit, Tertular, Sembuh dan Sehat. Materi Seminar HPIK. Bogor: BPLPP. Azmi. H, Dyah Rini dan Nana Kariada. 2013. Identifikasi Ektoparasit Pada Ikan Koi (Cyprinus carpio L) Di Pasar Ikan Hias Jurnatan Semarang. Unnes Journal of Life Science. Vol: 2 (2) Durborow, R.M. 2003. Protozoan parasites. SRAC publication. Hadiroseyani Y. Hariyadi P, dan Nuryati S. 2006. Inventarisasi Parasit Lele Dumbo Clarias sp. di Daerah Bogor. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(2): 167-177. Handayani, R., Adiputra, Y. T., & Wardiyanto, 2014. Identifikasi dan Keragaman Parasit pada Ikan Mas Koki (Carrasius auratus) dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang Berasal dari Lampung dan Luar Lampung. Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan, (1), pp: 149-156. Indriati.A. 2006. Identifikasi dan diagnosa Trichodina sp dan dactylogyrus sp pada ikan mas di Stasiun Karantina Ikan Kelas II Luwuk. Fakultas perikanan Unismuh Luwuk. Irianto, Agus. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Yogyakarta: Gadjah Mada University press. Kordi, M. G. H. 2005. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Rineka Cipta dan Bina Adiaksara. Jakarta. Purwaningsih, Indah. 2013. Identifikasi Ektoparasit Protozoa Pada Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linnaeus, 1758) di Unit Kerja Budidaya Air Tawar (UKBAT) Cangkringan Sleman DIY. Yogyakarta (ID): UIN Sunan Kalijaga. Rokhmani, Endang A.Setyawati 2009. Keragaman Ektoparasit Pada Ikan Hias Cupang Yang Di Pasarkan Di Purwokerto. Jurnal Ilmiah Inovasi. Vol 2. (1) LPPM Unsoed Purwokerto 112 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II

Rokhmani, 2009. Keragaman Dan Tingkat Serangan Ektoparasit pada gurami tahap pendederani dengan ketinggian lokasi pemeliharaan yang berbeda. Jurnal Ilmiah Biologi Jur. Biologi MIPA UNPAD Bandung Woo, J.L. 1995. Fish Disease and Disorder Parasite.University of Guelph.CAB.International. Canada. Windarto, R., Adiputra, Y.T., Wardiyanto & Efendi, E. 2013. Keragaman Karakter Morfologi Antara Trichodina Nobilis dan Trichodina Reticulata pada Ikan Komet (Carrasius Auratus). e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan, 1(2), pp.117-126. LAMPIRAN Gambar jenis ektoparasit yang ditemukan pada ikan hias Komet Keterangan : a. Trichodina sp c. Ichtyopthirius sp d. Dactylogyrus sp f. Gyrodactylus sp Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 113