BAB III METODE PENELITIAN. Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

BAB III METODE PENELITIAN. bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan sampel secara langsung dari lokasi pengamatan.

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian adalah indeks keanekaragaman (H ) dari Shannon, indeks

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. jumlah tempat perindukan nyamuk yang mempengaruhi populasi larva Aedes

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan 28 Juni selesai di Taman Hutan. Raya Raden Soerjo Cangar yang terletak di Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Panas Cangar Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soeryo Jawa Timur sebanyak 3

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. peroleh dari lahan pertanian organik dan lahan pertanian intensif di Desa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. secara langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

III. METODE PENELITIAN. Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

TEKNIK PENGIDENTIFIKASIAN JAMUR KARAT PADA RUMPUT-RUMPUTAN. Ole h. DORlY. JURUSAN BIOlOGI. FAKUl TAS MATEMATIKA DAN IlMU PENGETAHUAN AlAM

TEKNIK PENGIDENTIFIKASIAN JAMUR KARAT PADA RUMPUT-RUMPUTAN. Ole h. DORlY. JURUSAN BIOlOGI. FAKUl TAS MATEMATIKA DAN IlMU PENGETAHUAN AlAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pengoleksian Kutu Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu

BAB 2 BAHAN DAN METODA

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. 1

MIKROSKOP A. PENDAHULUAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pengambilan sampel dilakukan pada vegetasi riparian sungai

nyamuk bio.unsoed.ac.id

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Tempat Dan Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Barat Danau Limboto Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITAN

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang, sub

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. serangga yang ada di perkebunan jeruk manis semi organik dan anorganik.

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode observasi. odorata dilakukan pada 3 lokasi yang berbeda berdasarkan bentuk lahan,

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB IV. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rimbo Panjang Kecamatan. Desa Rimbo Panjang merupakan salah satu Desa di Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Kampus Universitas Indonesia, Depok. Pengambilan sampel dilakukan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

III. MATERI DAN METODE Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. stasiun pengambilan terlampir pada Lampiran 1. Proses identifikasi pada sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yaitu mengadakan kegiatan

Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian adalah

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

MATERI DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Indeks Keanekaragaman ( H) dari Shannon-Wiener dan Indeks Nilai Penting

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Besar Veteriner Wates sebagai tempat pembuatan preparat awetan testis.

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei. Penelitian survei yaitu

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

BAB I KERJA LABORATORIUM

Transkripsi:

38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan yaitu pada bulan Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta dilakukan di sekitar area kolam Pemandian Air Panas Cangar TAHURA R. Soeryo Jawa Timur. Proses herbarium, identifikasi dan penyajian data secara deskriptif dilakukan di Laboratorium Ekologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya. Lokasi pengambilan sampel dari empat stasiun di fokuskan di daerah sekitar Pemandian Air Panas, yaitu: Stasiun I : di sekitar jalan dan saluran irigasi di daerah loket 1 pintu masuk obyek wisata alam pemandian air panas Cangar. Stasiun II : pada saluran irigasi di sekitar kolam pemandian air panas Stasiun III : di sekitar tangga Loket 2. Stasiun IV : pada sekitar jalan menuju Goa Jepang kompleks obyek wisata alam pemandian air panas Cangar. Penempatan lokasi pengambilan sampel Bryophyta didasarkan atas perbedaan kondisi dalam empat stasiun. Pengambilan sampel lumut yang pertama dilakukan di lokasi Stasiun I yang merupakan daerah yang tidak dialiri air panas,

39 tidak ternaungi oleh pohon, tanahnya lembab dan topografinya datar. Stasiun II merupakan daerah yang banyak sumber air, ternaungi oleh pohon, tanahnya lembab, berbatu, dan topografinya datar. Stasiun III merupakan sampel tumbuhan lumut daerah yang dialiri air, ternaungi oleh pohon, tanahnya lembab, berbatu, dan topografinya bergelombang. Stasiun IV merupakan daerah yang tidak dialiri air, memiliki tanah lembab, di daerah sekitar gua, banyak ternaungi oleh pohon, dan topografinya bergelombang sedang atau terjal. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.2.1 Bahan penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah komunitas tumbuhan lumut (Bryophyta) yang terdapat di Obyek Wisata Alam Pemandian Air Panas Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soeryo Cangar Jawa Timur, air, kertas koran, plastik, kertas label dan larutan alkohol 70%. 3.2.2 Alat penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Alat untuk sampling, terdiri atas botol koleksi, cetok, lup akromatik, dan plastik besar. 2. Alat untuk mengukur lingkungan fisik, terdiri dari termometer (mengukur suhu udara), sling psychrometer (mengukur kelembaban udara), soil meter (mengukur kelembaban tanah).

40 3. Alat untuk pembuatan herbarium basah, pinset, kuas, dan botol. 4. Alat untuk proses identifikasi dan visualisasi, terdiri atas cawan petri, gelas preparat, gelas penutup, alat potong (gunting), jarum sonde, pinset, pipet tetes, silet, mikroskop cahaya, mikroskop foto, kamera digital, dan buku panduan identifikasi tumbuhan lumut (Bryophyta). Buku panduan tersebut yaitu buku How to know the mosses and liverworts (Conard, 1979). 3.3 Cara kerja Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi melalui observasi, dengan penyajian data dilakukan secara deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan untuk menginventarisasi Bryophyta dengan cara identifikasi tumbuhan lumut yang ada di Obyek Wisata Alam Pemandian Air Panas TAHURA R. Soeryo Cangar Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut. 1. Penentuan lokasi sampling. Sampel tumbuhan lumut (Bryophyta) diambil pada empat stasiun di Obyek Wisata Alam Pemandian Air Panas TAHURA R. Soeryo Cangar Jawa Timur. Penentuan stasiun yang didasarkan pada kesesuaian habitat untuk pertumbuhan tumbuhan lumut, antara lain kelembapan, suhu atau temperatur, dan ketinggian. 2. Pengoleksian sampel. Sampel tumbuhan lumut diambil menggunakan metode transek dengan random. Pada setiap stasiun terdapat 10 plot berukuran 0,5 m x 0,5 m (Hariyanto dkk., 2008). Pada masing-masing

41 plot, sampel diambil menggunakan cetok, selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam botol koleksi untuk menghindari kerusakan sehingga mempermudah proses identifikasi. Untuk memastikan dan memfokuskan bahwa sampel yang dikoleksi adalah jenis dari Bryophyta, digunakan alat bantu lup. 3. Karakteristik, determinasi, identifikasi, dan visualisasi sampel a) Identifikasi dilakukan dengan cara mengarakterisasi sampel di Laboratorium Biosistematika Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Karakteristik dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1) Mengamati dan mencatat ciri-ciri morfologis sampel tumbuhan lumut (Bryophyta) dengan bantuan lup atau mikroskop stereo. 2) Mengamati ciri anatomis dan morfologi dari Bryophyta. dengan cara melakukan pengirisan setipis mungkin menggunakan silet. Setelah itu meletakannya di gelas preparat, ditetesi air beberapa tetes, dan ditutup dengan gelas penutup. Kemudian mengamati preparat di bawah mikroskop cahaya. b) Karakter morfologis dan anatomis dari masing-masing jenis Bryophyta yang telah didapatkan dengan visualisasi sampel, divisualisasikan dalam bentuk gambar-gambar dengan

42 menggunakan mikroskop foto Olympus SZX 9, Olympus CX 41, dan kamera digital. c) Setelah diidentifikasikan dan didapatkan hasil visualisasi sampel Bryophyta dideterminasi diketahui klasifikasi dari masing-masing sampel Bryophyta. 4. Analisis Data untuk Pengelompokan (Analisis Kelompok) a) Data hasil identifikasi sifat morfologi yang diperoleh disusun dalam matrix Satuan Taksonomi Operasional (STO) vs karakter. b) STO di peroleh dari sampel Bryophyta yang diteliti dan bila didapat data maka karakter dinyatakan sebagai ada (1) dan tidak ada (0), jika berupa multivariat maka dikelompokkan dalam tingkatan, yaitu 1, 2, 3, berdasakan data morfologi yang diperoleh pada setiap sampel penelitian yang digunakan. c) Dari data karakteristik yang telah dinumerisasi dan diproses dengan program SPSS (STO vs STO) diperoleh nilai koefisien pengelompokan kesamaan karakteristik dengan menggunakan average linkage metode agglomerative (pendekatan penggabungan). Koefisien ini digunakan untuk melihat pengelompokan kesamaan karakteristik morfologi. d) Angka yang tertera pada kolom koefisien kesamaan menunjukkan besarnya kesamaan fenetik dari dua kelompok STO yang dibandingkan serta menyebabkan ke 2 STO yang dibandingkan tersebut mengelompok. Lalu di buat dendogram dengan analisis

43 gugus program SPSS untuk melihat penggelompokan secara hirarkis.