PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS Vc SD NEGERI 138 PEKANBARU Winda Amelia 1, Syahrilfuddin 2, Hendri Marhadi 3 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU Abstract The problem in this study is the result of learning mathematics is still low. It is seen from the mid term, the number of students who achieve KKM (minimum completeness criteria) class Vc SD Negeri 138 Pekanbaru only 10 students from 42 students. Schools set KKM 66. Of these problems have to do with the implementation of the action research model of cooperative learning Teams Games Tournaments (TGT). The research was conducted in three cycles with each - each cycle of 4 meetings. The results showed that all teachers in the first cycle was 78.64% (excellent), the second cycle increased to 91.82% (excellent) with a 13.18% increase, and the third cycle increased to 98.02% (very well) with an increase of 6.2%. Activities of students in the first cycle was 73.86% (excellent), the second cycle increased to 89.01% (excellent) with a 15.15% increase, and the third cycle increased to 94.09% (excellent) with an increase of 5, 08%. Based on data analysis results obtained studying math average - the average student score results from 51.57 basic learning, in the first cycle increased to 62.38 with an increased 10.81 points (20.96%), the second cycle increased to 71.07 with an increase of 8.69 points (13.93%), and increased to 81.55 second cycle with increased 10.48 points (14.74%). Completeness in classical base score increased from 23.80%, in the first cycle increased to 47.61% with an increase of 23.81%, in the second cycle increased to 78.57% with an increase of 30.96%, and the third cycle increased to 88.10 % with a 9.53% increase. Based on data from this study it can be concluded that the application of Cooperative Learning Model Study Teams Games Tournaments (TGT) to improve learning outcomes math class Vc SD Negeri 138 Pekanbaru. Key Words: The Cooperative Learning Model, The Teams Games Tournaments (TGT) Type, Students s Math Achievement I. PENDAHULUAN Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung di sekolah sehingga hasil pembelajaran siswa mengalami hambatan dalam pencapaian hasil belajar. Demikian juga pada pembelajaran matematika, padahal matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sudah berkembang pesat pada saat sekarang ini, baik materi maupun kegunaannya. Dengan menguasai pengetahuan matematika khususnya di sekolah, memungkinkan siswa akan lebih mudah dalam menerima pengetahuan. 1. Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, Nim 0905132371, e-mail: winda_ameliaa@yahoo.com 2. Dosen pembimbing I, Staf pengajar program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. (085363550887) 3. Dosen pembimbing II, Staf pengajar program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. (082369941875)
2 Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas Vc SD Negeri 138 Pekanbaru tahun pelajaran 2012/2013, data dari pencapaian hasil belajar matematika pada siswa kelas Vc masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 66. Data pencapaian hasil belajar siswa terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Vc SDN 138 Pekanbaru SKOR DASAR Nilai ujian Mid semester ganjil Jumlah Siswa KKM Rata rata Ketuntasan KKM Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Persentase Tidak Tuntas 42 66 51,57 10 32 23,80% 76,20% Sumber : Guru Kelas Vc SDN 138 Pekanbaru Rendahnya hasil belajar matematika disebabkan oleh beberapa hal di antaranya : (a) Dalam proses belajar mengajar guru tidak menggunakan model pembelajaran yang inovatif, (b) Peran guru lebih aktif, (c) Guru menggunakan metode berceramah serta menjelaskan cara penyelesaian soal di papan tulis kemudian siswa mencatat dan mengerjakan latihan di buku secara individu. Hal ini dapat dilihat dari gelaja yang timbul pada siswa diantaranya sebagai berikut : (a) siswa menjadi bosan dan kurang memahami materi, (b) siswa berpatokan kepada apa yang dijelaskan guru saja tanpa mempunyai pemikiran yang inovatif, (c) Materi yang diperoleh siswa tidak bertahan lama di ingatannya. Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanakan mata pelajaran tersebut perlu sekali menciptakan proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan antusisme belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Sebagai alternatif pemecahan masalah adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas Vc SD Negeri 138 Pekanbaru? penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas Vc SD Negeri 138 Pekanbaru melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Manfaat penelitian ini yaitu (a) Bagi siswa, dapat membuat siswa lebih tertarik dan antusias dalam belajar matematika karena adanya perubahan pemikiran tentang pelajaran matematika yang sebelumnya merupakan hal yang kurang disukai menjadi pelajaran yang disukai, (b) Bagi guru, dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran seperti apa yang diharapkan, (c) Bagi sekolah, peningkatan prestasi siswa dengan meningkatkan keberhasilan siswa berarti meningkatkan mutu bagi sekolah tersebut, (d) Bagi peneliti dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya. Defenisi Operasional dalam penulisan ini (1) Penerapan : Penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan (dalam Sugono, 2008: 517), (2) Teams Games Tournament (TGT) :Teams Games Tournament (TGT) adalah suatu model pembelajaran yang didahului dengan penyajian materi pembelajaran oleh guru dan diakhiri dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa (dalam Asma,2006:54), (3) Hasil Belajar Matematika : Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang mengalami proses belajar, misalnya dari
3 tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (dalam Hamalik 2008:155). Jadi, hasil belajar matematika yang dimaksud adalah tingkat penguasaan kemampuan yang dicapai siswa terhadap materi pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor atau angka yang diperoleh dari tes yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran menggunakan penerapan model TGT II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 138 Pekanbaru, waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas Vc SD Negeri 138 Pekanbaru yang berjumlah 42 siswa yang terdiri dari 21 orang perempuan, dan 21 orang laki - laki. Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK) yang terdiri dari tiga siklus, tiap siklus terdiri dari empat kali pertemuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini diambil dari data siswa dan guru, Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi aktivitas guru dan data hasil belajar siswa. dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah yang pertama yaitu observasi, ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Teknik yang kedua adalah teknik tes, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa. Dimana tes hasil belajar berfungsi sebagai penentu keberhasilan proses pembelajaran. Teknik yang ketiga adalah teknik dokumentasi, teknik dokumentasi dipergunakan untuk bukti dan pendukung dalam penelitian berupa foto-foto kegiatan dalam pembelajaran. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika pada siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT), penulis mengadakan analisa data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, komponen yang dianalisa adalah : 1. Analisis Aktivitas Guru dan Siswa a) Aktivitas Guru Aktivitas guru dapat diukur dari lembar observasi guru dan data diolah dengan rumus : NR = x 100 % (KTSP, 2007 : 367 dalam Syahrilfuddin 2011 : 114) Keterangan : NR = Persentase rata rata aktivitas (guru) JS = Jumlah skor aktivitas yang dilakukan SM = Skor maksimal yang didapat dari aktivitas guru Kategori penilaian dari aktivitas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Kriteria Aktivitas Guru % Interval Kategori Skor 85 100 Amat baik Skor 70 84 Baik Skor 50 69 Cukup Skor < 50 Kurang Sumber: Purwanto (dalam Riyani 2013: 4)
4 b) Aktivitas Siswa Aktivitas siswa dapat diukur dari lembar observasi siswa dan data diolah dengan rumus : NR = x 100 % (KTSP, 2007 : 367 dalam Syahrilfuddin 2011 : 114) Keterangan : NR = Persentase rata rata aktivitas (guru) JS = Jumlah skor aktivitas yang dilakukan SM = Skor maksimal yang didapat dari aktivitas guru Kategori penilaian dari aktivitas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Kriteria Aktivitas Siswa % Interval Kategori Skor 85 100 Amat baik Skor 70 84 Baik Skor 50 69 Cukup Skor < 50 Kurang Sumber: Purwanto (dalam Riyani 2013: 4) 2. Analisis Hasil Belajar Matematika Siswa a) Ketunntasan Indikator Adapun ketuntasan siswa perindikator dapat dilihat dari hasil belajar siswa perindikator pada setiap siklus. Ketercapaian indikator dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : K= x 100 (KTSP, 2007:363 dalam Firmansyah 2012:29) Keterangan : K = Ketercapaian Indikator SP = Skor yang diperoleh Siswa SM = Skor Maksimum b) Ketuntasan Individu Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung dengan rumus : HB= x 100 (Depdikbud,1996:48 dalam Trianto (2010:241) Keterangan: HB = hasil belajar T = jumlah skor yang diperoleh siswa T t = jumlah skor total c) Ketuntasan Klasikal Ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan rumus: PK = x 100% (Purwanto, 2004 : 102 dalam Syahrilfuddin 2007 : Keterangan : PK = Ketuntasan klasikal ST = Jumlah siswa yang tuntas N = Jumlah siswa seluruhnya
5 Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah tuntas belajarnya atau memperoleh nilai minimal 66 (Depdikbud, 1996:48 dalam Trianto, 2010:241) d) Peningkatan Hasil Belajar Hasil belajar dikatakan meningkat apabila hasil belajar yang diperoleh setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) lebih baik dari hasil belajar sebelumnya. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, maka digunakan rumus : P = x 100% (dalam Aqib, 2008 : 53) Keterangan : P = Persentase peningkatan Posrate = Nilai sesudah diberi tindakan Baserate = Nilai sebelum diberi tindakan Peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini didasarkan dari nilai rata rata hasil belajar. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata rata adalah sebagai berikut : (Sudjana, 2000:64) Keterangan : = Rata rata = Jumlah nilai seluruh siswa n = banyaknya siswa e) Perbandingan Nilai Berdasarkan Kelas Atas, Kelas Tengah dan Kelas Bawah Dalam menganalisis hasil penelitian, peneliti akan membagi siswa menjadi tiga tingkatan kelas, yaitu kelas atas, kelas tengah, kelas bawah. Junlah siswa pada kelas atas dan kelas bawah adalah 27% dari jumlah siswa, sedangkan kelas tengah sisa dari kelas atas dan kelas bawah yang jumlahnya lebih banyak (Sudjiono dalam Yuliana, 2013:5). Ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournaments (TGT) pada setiap tingkatan kemampuan siswa. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 kali pertemuan, Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran dengan waktu 2 x 35 menit. Setiap kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran koopertif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan didukung oleh lembaran kerja siswa (LKS). Dan pada setiap akhir siklus I, Siklus II, dan Siklus III diadakan ulangan harian (UH). Tindakan Siklus I Perencanaan Tindakan Siklus I Tindakan yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) terhadap siswa kelas Vc SD Negeri 138 Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus, siklus 1 sebanyak 4 kali pertemuan dengan materi penjumlahan pecahan
Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 06 Februari 2013 selama 2 jam pelajaran (3 x 35 menit), dengan materi penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama. Jumlah siswa yang hadir 42 siswa. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan berpedoman pada lembar aktivitas guru dan siswa. Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 11 Februari 2013 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit), dengan materi penjumlahan pecahan yang berpenyebut tidak sama. Jumlah siswa yang hadir 37 siswa (5 orang tidak hadir). Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan berpedoman pada lembar aktivitas guru dan siswa. Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Februari 2013 selama 2 jam pelajaran (2x35 menit), pelaksanaan turnamen 1. Jumlah siswa yang hadir 42 siswa. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan berpedoman pada lembar aktivitas guru dan siswa. Pertemuan keempat Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Senin, 18 Februari 2013 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada pertemuan keempat ini dilaksanakan ulangan harian 1 dengan soal berbentuk uraian singkat sebanyak 5 soal. Dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 42 siswa. Observasi Selama proses pembelajaran berlangsung, maka dapat dilakukan observasi terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa. Untuk observasi guru dan siswa dilakukan oleh observer yaitu Enamaglita, S.Pd selaku guru kelas Vc SD Negeri 138 Pekanbaru Pengamatan aktivitas guru Pada pertemuan pertama ini aktivitas guru terhadap siswa yang bekerja dalam kelompok masih belum menyeluruh dan dalam penyampaian penjelasan yang sulit dimengerti siswa. Proses pembelajaran pada pertemuan kedua aktivitas guru masih juga terdapat kelemahan, guru masih menjelaskan dengan penjelasan yang sulit dalam menyajikan materi dan dalam memberikan pengarahan belum menyeluruh hanya kepada sebagian kelompok. Namun dalam mengorganisasikan kelompok, guru tidak memerlukan banyak waktu karena siswa sudah mengetahui kelompoknya masing masing sesuai dengan kelompok pada pertemuan pertama. Proses pembelajaran pada pertemuan ketiga pelaksanaan turnamen kurang berjalan lancar hal ini dikarenakan guru memperhatikan dan memberikan pengarahan kepada sebagian kelompok saja kemudian dalam memberikan penghargaan tidak menyeluruh atau secara individu saja. Pengamatan aktivitas siswa Pada pertemuan pertama ini masih banyak kekurangannya. Hal ini terlihat pada masih banyak siswa yang tidak mau bergabung dengan kelompok yang telah ditentukan, dalam penyelesaian LKS siswa masih bermain sehingga menyelesaikan tugas tidak tepat waktu, dan siswa masih malu sehingga terlihat 6
tidak ada yang menanggapi hasil diskusi kelompok penyaji.pertemuan kedua, aktivitas siswa sudah mulai baik dari pada pertemuan yang pertama siswa kegiatan yang dilaksanakan sudah lebih baik dari pertemuan pertama, siswa mulai bekerja sama dalam kelompok meskipun tidak tepat waktu. Pada pertemuan ketiga, siswa merasa bingung dalam penempatan meja turnamen sehingga siswa tidak tertib pada saat pembentukan meja turnamen dan masih melakukan kegiatan lain kemudian dalam melaksanakan turnamen juga siswa terlihat asal asalan dengan tidak mau menjawab soal turnamen dengan benar Refleksi Siklus I Dari hasil refleksi siklus I, maka perencanaan perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II adalah : 1. Guru harus lebih efektif dalam mengalokasikan waktu 2. Guru harus memberikan pengarahan dan nasehat agar siswa duduk dalam kelompok dan memberikan penjelasan akan pentingnya kerja sama 3. Guru harus memberikan perhatian yang merata pada setiap kelompok 4. Guru harus memotivasi siswa agar tidak malu dalam menyampaikan pendapat pada saat presentasi Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan Kelima Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Februari 2013 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit), dengan materi pengurangan pecahan yang berpenyebut sama. Jumlah siswa yang hadir 41 siswa (1 siswa tidak hadir). Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan berpedoman pada lembar aktivitas guru dan siswa. Pertemuan Keenam Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari Senin, 25 Februari 2013 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dengan materi pengurangan yang berpenyebut tidak sama. Jumlah siswa yang hadir 41 siswa (1 siswa tidak hadir). Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT)dan berpedoman pada lembar aktivitas guru dan siswa. Pertemuan Ketujuh Pertemuan ketujuh dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Februari 2013 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pelaksanaan turnamen 2. Jumlah siswa yang hadir 42 siswa. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan berpedoman pada lembar aktivitas guru dan siswa. Pertemuan Kedelapan Pertemuan kedelapan dilaksanakan pada hari Senin, 04 Maret 2013 selama dua jam pelajaran (2x35 menit). Pada pertemuan kedelapan ini dilaksanakan ulangan harian II dengan soal berbentuk uraian singkat sebanyak 5 soal. Dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 42 siswa. Pengamatan aktivitas guru Pada pertemuan kelima proses pembelajaran mulai berjalan baik, tetapi masih kedapatan guru menjelaskan dengan penjelasan yang tidak jelas dan guru masih belum dapat memperhatikan dan memberikan perhatian secara menyeluruh hanya memperhatikan kerja sebagian kelompok dan memberikan arahan juga kepada sebagian kelompok. Pada pertemuan keenam ini aktivitas guru sudah 7
sesuai dengan rencana pembelajaran dari fase fase yang ditetapkan dan kegiatan pembelajaran sudah lebih baik dari sebelumnya. Pada pertemuan ketujuh guru sudah dapat memperhatikan dan memberikan pengarahan secara keseluruhan, tetapi dalam memberikan penghargaan guru masih tidak menyeluruh atau secara individu saja. Pengamatan aktivitas siswa Pada pertemuan kelima siswa masih belum tertib dalam pembentukan kelompok dan mengerjakan tugas yang diberikan guru tidak tepat waktu serta siswa masih bermain dalam pemberian penghargaan. Pada pertemuan keenam aktivitas siswa dalam pembelajaran terlaksana dengan baik tetapi dalam pembentukan kelompok siswa masih belum tertib dan siswa masih belum tepat waktu dalam pengerjaan tugas yang diberikan guru. Pada pertemuan ketujuh siswa mau bergabung dan membentuk kelompok turnamen tetapi tidak tertib kemudian dalam melaksanakan turnamen juga siswa masih terlihat asal asalan dengan tidak mau menjawab soal turnamen dengan benar Refleksi Siklus II Dari hasil refleksi siklus II, maka perencanaan perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II adalah : 1. Guru harus lebih efektif dalam mengalokasikan waktu 2. Guru harus memberikan perhatian yang merata baik individu maupun kelompok 3. Guru harus memotivasi siswa agar tepat waktu dalam pengerjaan tugas 4. Guru harus mengarahkan siswa agar tidak ada siswa yang bermain dalam pemberian penghargaan Pelaksanaan Tindakan Siklus III Pertemuan Kesembilan Pertemuan kesembilan dilaksanakan pada hari Rabu, 06 Maret 2013 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit), dengan materi perkalian dua pecahan biasa. Jumlah siswa yang hadir 41 siswa (1 siswa tidak hadir). Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan berpedoman pada lembar aktivitas guru dan siswa. Pertemuan Kesepuluh Pertemuan kesepuluh dilaksanakan pada hari Senin, 18 Maret 2013 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dengan materi pembagian dua pecahan biasa. Jumlah siswa yang hadir 42 siswa. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT)dan berpedoman pada lembar aktivitas guru dan siswa. Pertemuan Kesebelas Pertemuan kesebelas dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Maret 2013 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pelaksanaan turnamen 3. Jumlah siswa yang hadir 42 siswa. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan berpedoman pada lembar aktivitas guru dan siswa. Pertemuan Keduabelas Pertemuan keduabelas dilaksanakan pada hari Senin, 25 Maret 2013 selama dua jam pelajaran (2x35 menit). Pada pertemuan kedelapan ini dilaksanakan 8
9 ulangan harian III dengan soal berbentuk uraian singkat sebanyak 5 soal. Dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 42 siswa. Pengamatan aktivitas guru Pada pertemuan kesembilan dan kesepuluh kendala sebelumnya dalam pembentukan kelompok belajar kooperatif dapat diatasi dengan baik oleh guru. Proses pembelajaran sudah berjalan baik dan tertib. Pada pertemuan kesebelas pelaksanaan turnamennya berjalan lancar dan tepat waktu, namun guru dalam memberikan penghargaan guru masih tidak menyeluruh atau secara individu saja. Pengamatan aktivitas siswa Pada pertemuan kesembilan dalam pembentukan kelompok siswa masih belum tertib dan dalam penggunaan waktu untuk tugas siswa masih tidak cukup memanfaatkan waktu dengan baik sehingga tugas yang diberikan oleh guru tidak tepat waktu dalam pengerjaannya. Pada pertemuan kesepuluh kemajuan belajar siswa sangat baik namun masih terdapat siswa yang tidak tertib dalam pembentukan kelompok yang telah ditentukan dan masih bermain dalam pemberian penghargaan. Pada pertemuan kesebelas siswa sudah mau membentuk kelompok turnamen dengan tertib namun dalam melaksanakan turnamen juga siswa terlihat asal asalan dengan tidak mau menjawab soal turnamen dengan benar. Refleksi Siklus III Pada siklus ketiga ini keterlaksanaan proses pembelajaran mengalami peningkatan bila dibanding dengan siklus siklus sebelumnya. Keterlaksanaan pembelajaran pada siklus ketiga ini sudah sesuai dengan langkah langkah pembelajaran yang sudah direncanakan. Dari refleksi siklus ketiga ini peneliti tidak melakukan perencanaan untuk siklus selanjutnya karena apa yang dicari dalam penelitian sudah tercapai. Analisis Deskripsi Hasil Penelitian Yaitu: Aktivitas Guru dalam proses pembelajaran Proses pembelajaran yang dilaksanakan mengalami peningkatan pada aktivitas guru setiap pertemuan siklus I, siklus II dan siklus III dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4. Peningkatan Aktivitas Guru Siklus I, Siklus II dan siklus III dalam PenerapanModel Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Persentase Rata Rata Siklus Pertemuan Kategori Aktivitas Persiklus Pertemuan 1 77,27% I Pertemuan 2 dan 78,64% Baik 80% 3 Pertemuan 5 88,63% II Pertemuan 6 dan 91,82% Amat Baik 95% 7 Pertemuan 9 97,72% III Pertemuan 10 98,02% Amat Baik 98,33% dan 11 Untuk rata-rata aktivitas guru pada siklus I adalah 78,64% dengan kategori baik, meningkat menjadi 91,82% pada siklus II dengan kategori amat baik dan meningkat lagi menjadi 98,02% pada siklus III dengan kategori amat baik.
10 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Proses pembelajaran yang dilaksanakan mengalami peningkatan pada aktivitas siswa setiap pertemuan siklus I, siklus II dan siklus III dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I, Siklus II, dan siklus III dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Persentase Rata Rata Siklus Pertemuan Kategori Aktivitas Persiklus Pertemuan 1 72,72% I Pertemuan 2 73,86% Baik 75% dan 3 Pertemuan 5 86,36% II Pertemuan 6 89,01% Amat Baik 91,66% dan 7 Pertemuan 9 93,18% III Pertemuan 10 94,09% Amat Baik 95% dan 11 Untuk rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 73,86% dengan kategori baik, meningkat menjadi 89,01% pada siklus II dengan kategori amat baik. Dan meninngkat lagi menjadi 94,09% pada siklus III dengan kategori amat baik Hasil Belajar Siswa Ketuntasan secara individu dan klasikal meningkat dari skor dasar, siklus I, siklus II dan siklus III. Pada skor dasar jumlah siswa yang tuntas 10 orang, tidak tuntas 32 orang, persentase ketuntasan 23,80% dan dikatakan tidak tuntas secara klasikal. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat sebanyak 10 orang menjadi 20 orang siswa, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas menurun sebanyak 10 orang menjadi 22 orang siswa, persentase ketuntasan meningkat sebanyak 23,81% menjadi 47,61% dan dikatakan tidak tuntas secara klasikal. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat sebanyak 13 orang menjadi 33 orang siswa, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas menurun sebanyak 13 orang menjadi 9 orang siswa, persentase ketuntasan meningkat sebanyak 30,96% menjadi 78,57% dan dikatakan tidak tuntas secara klasikal. Pada siklus III jumlah siswa yang tuntas meningkat sebanyak 4 orang menjadi 37 orang, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas menurun sebanyak 4 orang menjadi 5 orang siswa, persentase ketuntasan meningkat sebanyak 9,53% menjadi 88,10% dan dikatakan tuntas secara klasikal Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data siklus I, siklus II, dan siklus III maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan beberapa hal seperti: Peningkatan Aktivitas Guru Untuk rata-rata aktivitas guru pada siklus I adalah 78,64% dengan kategori baik, meningkat menjadi 91,82% pada siklus II dengan kategori amat baik dan meningkat lagi menjadi 98,02% pada siklus III dengan kategori amat baik.
11 Peningkatan Aktivitas Siswa Untuk rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 73,86% dengan kategori baik, meningkat menjadi 89,01% pada siklus II dengan kategori amat baik. Dan meninngkat lagi menjadi 94,09% pada siklus III dengan kategori amat baik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa yang diukur berdasarkan dari skor dasar,uh siklus I, UH siklus II maupun UH siklus III dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6. Hasil Belajar Siswa Kelompok Jumlah Siswa Rerata Minimun Maksimum Nilai Skor Dasar 42 51,57 20 86 Siklus I 42 62,38 25 100 Siklus II 42 71,07 25 100 Siklus III 42 81,55 30 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa adanya peningkatan antara skor dasar, UH siklus I, UH siklus II dan UH siklus III. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan rerata dari skor dasar ke siklus I terjadi peningkatan sebanyak 10,81 poin (20,96%) dan pada siklus I ke siklus II juga terjadi peningkatan sebanyak 8,69 poin (13,93%) selanjutnya pada siklus II ke siklus III juga terjadi peningkatan sebanyak 10,48 poin (14,74%). IV. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data yang ada pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Teams games tournaments (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas Vc SD Negeri 138 Pekanbaru. Hal ini dapat dilihat dari data bawah ini : 1. Peningkatan rata - rata hasil belajar dari skor dasar ke siklus I terjadi peningkatan sebanyak 10,81 poin (20,96%) dan pada siklus I ke siklus II juga terjadi peningkatan sebanyak 8,69 poin (13,93%) selanjutnya pada siklus II ke siklus III juga terjadi peningkatan sebanyak 10,48 poin (14,74%). 2. Hasil belajar siswa secara klasikal pada skor dasar yang mencapai KKM 23,80% meningkat sebesar 23,81% menjadi 47,61% pada siklus I. Selanjutnya meningkat lagi sebesar 30,96% menjadi 78,57% pada siklus II dan meningkat lagi sebesar 9,53% menjadi 88,10% pada siklus III 3. Peningkatan aktivitas guru dari siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat dari rata rata persentase aktivitas guru pada siklus I adalah 78,64% dengan kategori baik meningkat sebanyak 13,18% menjadi 91,82% dengan kategori amat baik pada siklus II dan meningkat lagi sebanyak 6,2% menjadi 98,02% dengan kategori amat baik pada siklus III 4. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat dari rata rata persentase aktivitas siswa pada siklus I adalah 73,86% dengan kategori baik meningkat sebanyak 15,15% menjadi 89,01% dengan kategori baik pada siklus II dan meningkat lagi sebanyak 5,08% menjadi 94,09% dengan kategori amat baik pada siklus III
12 Berdasarkan simpulan dalam penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagaai berikut : 1. Bagi guru, sebaiknya guru memilih model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) sebagai salah satu model pembelajaran alternatif yang diterapkan di kelas. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran kooperatif tipe TGT model belajar yang menyenangkan, melatih anak untuk aktif, berani dan bertanggung jawab di dalam kelas sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi sekolah, sebaiknya kepala sekolah harus mendukung model belajar kooperatif tipe team games tournament (TGT) yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran karena apabila model pembelajaran yang digunakan guru dapat meningkatkan hasil belajar maka kualitas keberhasilan pengajaran disekolah akan meningkat. 3. Bagi peneliti, sebelum melaksanakan penelitian hendaknya bekerjasama terlebih dahulu dengan guru kelas, sehingga ketercapaian yang diharapkan dapat optimal. V. UCAPAN TERIMA KASIH Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, masukan dan sumbangan pemikiran serta petunjuk berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak,diantaranya : 1. Dr. H. M. Nur Mustafa, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 2. Drs. Zariul Antosa, M.Sn selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 3. Drs. H. Lazim N, M.Pd selaku Ketua Prodi PGSD FKIP Universitas Riau yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini. 4. Drs. Syahrilfuddin, S.Pd., M.Si selaku Pembimbing I dan Hendri Marhadi, SE., M.Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, memberikan masukan dan bimbingannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh bapak/ibu dosen PGSD yang telah memberikan bekal ilmu, bimbingan dan arahan selama perkuliahan. 6. Ayahanda Mukhlis (Alm) dan Ibunda Yunelda tercinta yang telah memberikan do a, dukungan dan perhatiannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 7. Adinda (Putra Buana dan Riski Ramadhan) yang telah memberikan do a, semangat dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 8. Yurdani, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 138 Pekanbaru yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 9. Enamaglita, S.Pd selaku guru kelas Vc beserta guru guru SD Negeri 138 Pekanbaru yang telah membantu penulis selama penelitian. 10. Seluruh siswa kelas Vc SD Negeri 138 Pekanbaru. 11. Serta teman-teman seperjuangan yang telah membantu penulis dalam memberikan motivasi dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA Asma, Nur. (2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan Aqib, Zainal. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung : Yrama Widya Biologyeducation. (2009). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT).. Tersedia : http://biologyeducationresearch.blogspot.com Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran. Jakarta : AV Publisher Firmansyah, T. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Vc SDN 133 Pekanbaru. Skripsi UNRI. Pekanbaru : Tidak diterbitkan Hamalik, O. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Sugono, Dendi, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat. (2008). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Mulyasa, E. (2009). Praktek Penelitian Kelas. Bandung : PT.Remaja Rusdakarya Muslich, Masnur. (2011). Melaksanakan PTK itu mudah Classroom Action Research. Jakarta: Bumi Aksara Pitajeng. (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Riyani, Novi. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas IV SDN 130 Pekanbaru. Jurnal UNRI. Pekanbaru : Tidak diterbitkan Slavin, Robert E. (2008). Cooperatif Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung : Nusa media Sudjana, Nana. (2005). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya Syahrilfuddin, dkk. (2011). Modul Penelitian Tindakan Kelas. Pekanbaru : Cendekia Insani Syahrilfuddin, dkk. (2009). Psikologi Pendidikan. Pekanbaru : Cendikia Insani Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Wena, Made. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara Yuliana, Velly. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 114 Pekanbar. Jurnal UNRI. Pekanbaru : Tidak diterbitkan 13