DAD ill LANDASAN TEORI. 3.1 Kapasitas Lentur Dalok Persegi Tulangan Rangkap. Park dan Paulay (1975) mengemukakan analisis momen kapasitas balok

dokumen-dokumen yang mirip
ekivalen yang digunakan untuk menghitung gaya tekan tanpa mengurangi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

3.2 Kapasitas lentar penampang persegi beton bertulang tunggal...8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

STUDI PERILAKU MEKANIK KEKUATAN BETON RINGAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK

BAB III LANDASAN TEORI

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4

ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG

MODUL KULIAH STRUKTUR BETON BERTULANG I LENTUR PADA PENAMPANG 4 PERSEGI. Oleh Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

1.2 Tujuan Penelitian 2

PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BETON BERTULANG DENGAN PENAMPANG PERSEGI. Oleh : Ratna Eviantika. : Winarni Hadipratomo, Ir.

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

PERILAKU RUNTUH BALOK DENGAN TULANGAN TUNGGAL BAMBU TALI TUGAS AKHIR

Yogyakarta, Juni Penyusun

II. TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan para peneliti (Lorensten, 1962; Nasser et al., 1967; Ragan &

LENTUR PADA BALOK PERSEGI ANALISIS

BAB III LANDASAN TEORI. silinde beton dapat digunakan rumus berikut: f c = (3.1)

BAB III LANDASAN TEORI. campuran beton yang memiliki kuat desak tinggi tetapi kuat tarik rendali. Dan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN 11 ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

STUDI DAKTILITAS DAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN DAN BETON MUTU TINGGI BERTULANG

ANALISIS MOMEN-KURVATUR PENAMPANG PERSEGI BETON BERTULANG MUTU NORMAL. Fajri

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

KAJIAN EKSPERIMENTAL PERILAKU BALOK BETON TULANGAN TUNGGAL BERDASARKAN TIPE KERUNTUHAN BALOK ABSTRAK

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

= keliling dari pelat dan pondasi DAFTAR NOTASI. = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen. = luas penampang bruto dari beton

BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

1.2) Kolom Tampang L a) Kondisi Regangan Berimbang b) Kondisi Tekan Menentukan c) Kondisi Tarik Menentukan BAB III.

DESAIN ELASTIS METODE BEBAN BERIMBANG (LOAD BALANCING METHOD)

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

tegangan tekan disebelah atas dan tegangan tarik di bagian bawah, yang harus ditahan oleh balok.

TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF STRUKTUR GEDUNG YAYASAN PRASETIYA MULYA DENGAN LANTAI BETON BERONGGA PRATEGANG PRACETAK

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

DAFfAR NOTASI. = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi ( batang. = Luas dari tulangan geser dalam suatu jarak s. atau luas dari tulangan

PERILAKU BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PELAT BAJA DALAM MEMIKUL LENTUR (Penelitian) NOMI NOVITA SITEPU

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG TULANGAN GANDA ABSTRAK

Q p. r-i. tti 01" < < IX. 4 S --1 ,..J -13. r-i. r-i. r-i C<J. r-j

Tegangan Dalam Balok

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

Sebagai akibat cara elemen stmktur ini memikul beban dalam bidang (terutama dengan cara tarik dan tekan), stmktur cangkang dapat lebih tipis dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN TULANGAN TEKAN TERHADAP DAKTILITAS KURVATUR BALOK BETON BERTULANG ABSTRAK

Struktur Balok-Rusuk (Joist) 9 BAB 3. ANALISIS DAN DESAIN Uraian Umum Tinjauan Terhadap Lentur 17

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB IV ANALISA STRUKTUR

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NOTASI DAFTAR. Luas bagian penampang antara muka serat lentur tarik dan titik berat. penampang bruto

3.1 Tegangan pada penampang gelagar pelat 10

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

2.4.1 Kapasitas dukung tiang pancang tunggal... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB in ANALISA BALOK BETON BERTULANG MUTU TINGGI. Kekuatan beton diukur dari keawetan dan sifat perubahan bentuknya, yang

2.1.1 Penelitian Sugeng Siswali dan Nurhayanto Penelitian Akbar Han Susanto dan Dezy Patwoko 8

BABV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui kualitas baja yang dipakai sebagai benda UJI,

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut McComac dan Nelson dalam bukunya yang berjudul Structural

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

TUGASAKHffi PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR Y.KP.P. DENGAN SISTEM PRACETAK. Luas bagian penampang antara muka serat lentur tarik dan titik berat

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA DAN PENGUJIAN KEKUATAN BALOK BETON BERTULANG BERLUBANG PENAMPANG PERSEGI TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Dosen Pembimbing

5.2 Dasar Teori Perilaku pondasi dapat dilihat dari mekanisme keruntuhan yang terjadi seperti pada gambar :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

DAFTAR ISI HALAMANJUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATAPENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI FAKTOR KONVERSI

STRUKTUR BETON BERTULANG II

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG STRUKTUR PORTAL GEDUNG PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA

1.2. Tujuan Penelitian 2

BABV HASIL PENELITIAN DAN I)EMBAHASAN. bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dan kuat tarik beton serat pada

PERHITUNGAN KOLOM DARI ELEMEN TERSUSUN PRISMATIS

PENGARUH PERBANDINGAN PANJANG BENTANG GESER DAN TINGGI EFEKTIF PADA BALOK BETON BERTULANG

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

PENGARUH TULANGAN CRT DAN TULANGAN BJTD PADA KOMPONEN LENTUR DENGAN MUTU BETON F C 24,52 MPA (182S)

ANALISIS LENTUR DAN GESER BALOK PRACETAK DENGAN TULANGAN SENGKANG KHUSUS ABSTRAK

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

Transkripsi:

DAD ill LANDASAN TEORI 3.1 Kapasitas Lentur Dalok Persegi Tulangan Rangkap Park dan Paulay (1975) mengemukakan analisis momen kapasitas balok tulangan rangkap dengan mengacu pada Gambar 3.1 adalah sebagai berikut : d ") A I d' o o netral c k &, >1, 8 e =0,003 ~ ~ b ~ diagram regangan kuat diagram tegangan dan batas kopel momen beton baja y d-a/2 ~T. c. C c Gambar 3.1 Blok tegangan ekuivalen whitney tulangan rangkap Ada dua kemungkinan yang akan dialami oleh penampang balok tulangan rangkap: a. Apabila 8: ~ 8 y dan 8. ~ 8 y, maka baja tekan dan tarik telah leleh. b. Apabila 8;< 8y < 8., maka baja tarik telah leleh, tetapi baja tekan belum leleh. dengan: 8: = regangan baja tekan, 8.= regangan baja tarik, 8 y = regangan leleh baja 10

11 1. Kemungkinan a Menganggap semua tulangan telah leleh, sehingga gaya-gaya dalam dari gambar 3.1 dihitung dengan rumus : Co = O,85j;.a.b (3.1) C s = A~.jy '" (3.2) T s = As.jy.,, (3.3) dengan: Co = gaya tekan pada beton, Cs = gaya tekan pada baja, T = gaya tarik pada baja, j; = kuat tekan beton, s a = tinggi blok tegangan, b = lebar balok, A: = luas baja desak, jy = tegangan leleh baja, As = luas baja tarik Persamaan keseimbangan didapat : C c + C s = T s................................. (3.4) O,85j;.a.b + A~.fy = As.fy (3.5) sehingga dari persamaan 3.5 didapat nilai a : a- (As - A~)jy., (3.6) - O,85j~.b sehingga momen nominal untuk tulangan rangkap dapat dihitung dengan persamaan : M n =(As -A~)jy{d-~J+A:.fy.(d-d ) (3.7) dengan: M n = momen nominal, d = tinggi efektifbalok, d' = jarak dari tepi serat tertekan ke pusat tulangan tekan

12 2. Kemungkinan b Apabila lis I < liy < lis' baja tekan belum leleh maka dieari nilai a dari persamaan keseimbangan dan diagram tegangan pada Gambar 3.1 sehingga didapat nilai a : (0,85i.b).a2 +(600.A~ - As.fJ.a - (600.0,85.d'.AJ = 0 (3.8) nilai dari tegangan baja tekan dicari dengan persamaan : fs'=li;.e s =0,003. a- PI d'.e s... (3.9) a dengan: f; = tegangan baja tekan, PI = konstanta yang mempakan fungsi dari kelas kuat beton. maka momen nominal dapat dieari dengan persamaan : M =O,85f'c.a.b{d-~)+A~.fs'.(d-d') (3.10) n 3.2 Hubungan Beban dan Lendutan Park dan Paulay (1975) mengemukakan hubungan beban dan lendutan akibat beban seperti ditunjukkan pada Gambar 3.2. Beban (P) Bahan daktail Lendutan (M Gambar 3.2 Hubungan beban dan lendutan

13 Dari hubungan antara kekuatan (P) dan lendutan (~) pada Gambar 3.2, didapat kekakuan balok (k), sebagai berikut : k=! ~ (3.11) 3.3 Momen dan Kelengkungan 3.3.1 Kelengkungan balok Kerusakkan balok dapat dideteksi dengan perubahan kelengkungan. Kelengkungan balok menurut E.P.Popov (1984), adalah: d 2 y 1-2 _=cp= R [(d dxoj )2]%...... (3 12) 1+ dx 2 Kemiringan (:) ~ 0 sehingga ke1engkungan didekati dengan persamaan : d2y m_ r - dx. 2 (3.13) Park dan Paulay (1975) mengemukakan, kelengkungan balok didapat dengan mengambil sebuah elemen lurns dari sebuah balok beton bertulang dengan momen-momen ujwlg dan gaya aksial yang sama seperli Gambar 3.3. Jari-jari kelengkungan (R) diukur dari garis netral. Retak-retak pada beton akibat penambahan tegangan akan merubah jari-jari kelengkungan (R), tinggi netral (kd), regangan beton( 6 c ) dan regangan tarik baja (6 s )' Berdasar teori tersebut, retak beton akibat kebakaran akan bertambah jika dilakukan penambahan beban.

14 o. 0 As kd h (l-k) d o As 0 c: > b ( t,.. 1< &, >1 Gambar 3.3 Kelengkungan balok Menganggap sebuah elemen kecil dengan panjang dx dari balok dan menggunakan notasi seperti pada Gambar 3.3 maka rotasi diantara ujung-ujung dari e1emen diberikan oleh : dx dx C:c c:.dx (3.14) R=U=.1 \. 1 dengan: - R c 188 _ - k. d -. I. \................. (3. 15) R = rp dati Gambar 3.3 jika regangan dijumlahkan diperoleh: rp=:~=./. \=8c~8 (3.16) dengan : rp = kelengkungan, 8 c = regangan beton 8. = regangan baja, d = tinggi efektifpenampang

15 Dari Persamaan 3.16 diatas dapat dilihat bahwa untuk memperoleh kelengkungan (tp) diperluk:an data regangan pada balok beton dan baja dengan cara memberikan strain gauge, dimana kemudian ke1engkungan (tp) diperoleh dari hasil membandingan jumlah regangan beton dan baja (5 e + 5,) dengan tinggi efektif balok (d). lui menunjukkan bahwa ke1engkungan (cp) adalah gradien dari regangan elemen seperti dalam Gambar 3.3. Kelengkungan akan benar-benar berubah sepanjang bentang balok karena naik-turunnya garis netral dan regangan-regangan di antara retak-retak. Jika panjang elemen adalah kecil dan sebuah retak berakhir, kelengkungan dihitung dengan Persamaan 3.16 untuk penampang ijin yang diperoleh dari hubungan momen dan kelengkungan. Dua grafik yang diperoleh dari perhitungan balok bertulangan sebe1ah adalah lurus/linear diawal dan hubungan antara momen dan kelengkungan diberikan oleh persamaan : M EI =MR =- (3.17) cp dengan EI adalah faktor kekakuan dari penampang. Peningkatan momen, retak pada beton mengurangi faktor kekakuan penampang. Perilaku penampang setelah retak bergantung dari jumlah tulangan pokok. Balok bertulangan sedikit menghasilkan sebuah kurva linear M-cp diatas titik le1eh baja. Ketika baja leleh, terjadi peningkatan kelengkungan yang besar pada momen hampir konstan, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.4.

16 Momen(M) Leleh pertama Kelengkungan ( rp) Gambar 3.4 Hubungan momen dan kelengkungan Menurut Chapra dan Canale (1989), pada suatu potongan balok kelengkungan dapat ditentukan dengan pendekatan metode central difference dengan memanfaatkan tiga titik diskrit yang berurutan. Mengacu pada Gambar 3.5 dan Deret Taylor. lizp lizp L/3 L/3 L/3 (a) I ~ I ~ I ~~ i (b) Gambar 3.5 Lendutan akibat beban f(yi+j= f(y;} + f'(yi )Lix + /'~Y;}.Llx2 +.... (3.18)

17 Untuk mendapatkan turunan kedua digunakanj{yi+2) sehingga Deret Taylor adalah sebagai berikut : ( ) (),() j" (y i ) 2 jyi+2 =jyi +j Yi.2.1x+ 2.(2.1x) + (3.19) apabila Persamaan 3.18 dikalikan dengan 2 kemudian untuk mengurangkan Persamaan 3.19, maka akan diperoleh : j(yi+2)-2j(yi+j=-j(yj+ j"(yj.1x 2 (3.20) j"(yj = j(yi+2)- 2{~~;+J+ j(yj (3.21) untuk tengah bentang : j"(y;)= j(yi+i)-2{~~i)+ j(yi.l) (3.22) dimana, j "(y )_ d2 y _ i - dx2 - rp kelengkungan diperoleh dengan menggunakan tiga titik bantu yang letaknya berurutan, sehingga diperoleh persamaan kelengkungan : Y -2y +Y (323) ffj _;+1 I, 1.......................... - ~? Mcngacu pndn Gnmbnr 3.5 (n) diperoleh momen (M) : 1 M =-.P.L (3.24) 6 Menurut Park dan Paulay (1975) hubungan M-rp yang ideal pada balok beton bertulang dapat digambarkan dengan grafik: trilinear dan bilinear seperti ditunjukkan pada Gambar 3.6.

18 M M M M u --- M y --- M u My retak pbrtama fljy 'Pu 'P y f/ju f/jy f/ju (a) (b) (c) Gambar 3.6 Kurva idealisasi momen dan ke1engkungan Mengacu pada Gambar 3.6 (a) garis pertama menunjukan retak awal, garis kedua adalah tegangan le1eh baja dan garis ketiga merupakan regangan ultimit dari beton sehingga grafik ini disebut grafik trilinear. Gambar 3.6 (c) merupakan grafik bilinear yang dihasilkan dari pendekatan Gambar 3.6 (b) karena pada saat hubungan M-fIJ teijadi dari beban 0 KN hingga baja le1eh, garis pertama dan kedua hampir linear sehingga grafik huhungan M-tp digamharkan dalam hentuk hilinear. 3.3.2 Perhitungan momen-kelengkungan retak Momen-kelengkungan retak menurut Park dan Pauiay (1 (75), dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : M crack = f,..1 '" (3.25) Ybottom f/jcrack = r: { (3.26) c bottom dengan: M crack = momen retak (KNm), f/jcrack = kelengkungan retak (rad/m)

19 f,. = modulus retak beton = gjo,00689f; (Mpa), 1= inersia balok = ~.b.h3, E c = modulus elastisitas beton 12 Y bonom = jarak garis netral ke serat tepi tertarik. 3.3.3 Kondisi leleh dan batas momen-kelengkungan Persamaan momen-kelengkungan pada saat leleh pertama dieari dengan persamaan : My = Asfy.jd (3.27) fy _ E rpy - s I. \..........(3.28) k = (p+ p').n ' 'J ]~ 2 + 2. p + p~d.n - (p+ p')n (3.29) [ ( dengan : My = momen leleh pertama, rpy = kelengkungan leleh pertama k = faktor tinggi garis netral, As = luas tulangan tarik, A~ = luas tulangan tekan, d = tinggi efektifpenampang, d' = jarak dr serat tekan ke ttk berat baja tekan, h = tegangan leleh baja, E c = modulus elastisitas beton, E s = modulus elastisitas baja, jd = lengan dari titik berat dari baja tekan dan beton ke titik berat tulangan tarik, n = rasio modulus elastisitas. p = rasio tulangan terhadap luas efektif E s A. A~ n =E:"' p = b.d ' P = b.d

20 Momen-kelengkungan batas dati penampang bertulangan rangkap dieari dengan persamaan : M u = 0,85.!c'.a.b{d-~J + A: Iy-(d -d') (3.30) rp = B c = Bc Pt,, (3.31) U e a -A' /, a= AsI y 'bs y................. (3.32) 0,85.fc. Regangan baja tekan yang ditunjukkan pada Gambar 3.3 dieari dengan persamaan : &,'= &<{ C~d'J~ &<{1- ~d' J'",..."...".."... "'"..,(3.33) Dengan substitusi Persamaan 3.32 ke Persamaan 3.33 menuojukkan bahwa gaya.tekan akan leleh ketika : &<[1-Ad{ (A.~r{:d] ;, ~..."...,...(3.34) Jika Persamaan 3.34 tidak memenuhi, baja tekan tidak leleh maka nilai nyata dari tegangan baja dicari dengan Persamaan 3.9 : '- 'E a-fi d' f. I -51' 1=0,003. a t.e dellgan a (Persamaan 3.8) : (0,85.!c'.b).a 2 + (600.A: -A s.fj.a-(600.0,85.d'.a:) = 0 maka momen batas dapat dieari dengan persamaan : S

21 M u =O,85f'c.a.b{d-~)+A~.f's.(d-d ) (3.35) dan kelengkungan batas (jj" dieari dengan Persamaan 3.31. 3.3.4 Momen-kelengkungan balok beton bertulang pasca bakar Kebakaran yang teijadi pada balok beton bertulang akan menyebabkan nilai kuat tekan beton (i) menurun. Penurunan kuat tekan beton mempengaruhi penurunan nilai modulus elastisitas beton sehingga akan mengakibatkan penurunan momen (M) dan kelengkungan (qj) yang semakin besar. Moore dan Moore (1953) mengemukakan, gypsum merupakan bahan yang tahan terhadap panas. Balok beton bertulang yang dilapisi gypsum akan meredam panas yang teijadi, sehingga penurunan kuat tekan beton (f; ) dapat diminimalkan maka penurunan momen (M) dapat dikurangi. 3.4 Hipotesa Mengaeu pada Iandasan teon tersebut di atas, dapat dibuat suatu hipotesa grafik hubungan momen-kelengkungan seperti terlihat pada Gumbar 3.7. M --- - ----=:::::.:::: 1. J2.....::::::: Gambar 3.7 Hubungan momen-kelengkungan balok beton bertulang pasea bakar (jj

22 Keterangan gambar : 1. Balok beton bertu1ang tanpa mengalami pembakaran (ba1ok beton bertulang pada suhu ruang). 2. Balok beton bertulang pasca bakar tanpa pe1apisan gypsum (ba1ok beton bertulang dengan selimut semen pasca bakar). 3. Balok beton bertulang pasca bakar sete1ah pe1apisan gypsum mengalami peningkatan kekuatan dan kekakuan mendekati balok beton bertulang pada suhu ruang (balok beton bertulang dengan se1imut gypsum pasca bakar).,~