III. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 2 Tahapan Studi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

Gambar 1 Lokasi penelitian.

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. daya tarik wisata budaya yang lebih baik. Dalam pengembangan ini perlu

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

I11 METODE PENELITIAN

Gambar 2. Lokasi Studi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis deskriptif dimana dalam metode ini penelitan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI ZONA WISATA BOGOR BARAT KABUPATEN BOGOR RINI UNTARI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

BAB III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus

: berbatasan dengan Kelurahan Leuwiliang

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

BAB II METODE PENELITIAN. deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala,

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama Peningkatan Ketahanan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global Malang, 17 Mei

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pandangan dari masyarakat, wisatawan, dan pemirintah tentang persepsi

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Kata kunci: mutu nonakademik, analisis swot, ban pt, renstra

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan dikawasan objek wisata Kampung Sumber

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB III METODE PENELITIAN

iv Universitas Kristen Maranatha

IV. METODOLOGI. Gambar 14. Peta Orientasi Lokasi Penelitian.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB. III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. L2. Kuesioner SWOT

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan paduserasi TGHK RTRWP, luas hutan Indonesia saat ini

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

Seminar Nasional IENACO ISSN: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DESTINASI WISATA DAERAH TERTINGGAL

Transkripsi:

34 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tentang strategi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat dilaksanakan di beberapa objek dan daya tarik wisata (ODTW) di tujuhbelas desa, sembilan kecamatan yang termasuk zona wisata Bogor Barat, Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Tamansari, Parung, Ciampea, Cibungbulang, Pamijahan, Tenjolaya, Jasinga, Cigudeg dan Sukajaya (Tabel 3). Pengambilan data di lapangan dilakukan selama tiga bulan dimulai April - Juni 2009. Tabel 3 Lokasi Objek Penelitian No. Kecamatan Desa 1. Tamansari Pasir Eurih Sukajadi Sukamantri 2. Parung Cogreg 3. Tenjolaya Gunung Malang Tapos 1 4. Ciampea Cihideung Udik 5. Cibungbulang Ciaruteun Ilir Cemplang Gunung Sari Gunung Sari 6. Gunung Sari Pamijahan Gunung Sari Gunung Sari Gunung Bunder 7. Cigudeg Argapura 8. Sukajaya Kiarapandak 9. Jasinga Pangradin Curug Koleang Barengkok

35 Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan Berkaitan dengan survei lapangan dan pengolahan data, alat bantu yang digunakan adalah: 1. Alat fotografi kamera digital untuk mendokumentasikan gambar-gambar lokasi objek dan daya tarik wisata. 2. Global Positioning System (GPS Garmin Etrex) 3. Software GIS ArcView versi 3.3. 4. Kuesioner untuk mengetahui karakteristik masyarakat, persepsi, partisipasi dan keinginan masyarakat. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah data-data digital tematik, data primer dan data sekunder lainnya. Penelitian ini diawali dengan proses pengambilan data sekunder.

36 3.3. Kerangka Pendekatan Pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Zona Wisata Bogor Barat Kabupaten Bogor dalam penelitian ini mempertimbangkan berbagai komponen. Ada lima komponen terkait pengembangan ekowisata sebagai dasar dalam penilaian objek dan daya tarik wisata (ODTW) yang berpotensi dan menjadi prioritas dalam pengembangannya. Lima komponen terkait penilaian ODTW yang menjadi prioritas yaitu daya tarik objek, aksesibilitas, akomodasi, kondisi lingkungan sosial ekonomi serta prasarana dan sarana penunjang. Penilaian terhadap objek dan daya tarik wisata dijabarkan dalam lima komponen dan kriteria yang lebih spesifik untuk pengembangan objek dan daya tarik wisata. Untuk mengetahui kesiapan dalam pengembangan Community Based Ecotourism (CBE) dilakukan penilaian yang terbagi dalam empat aspek yang juga dijabarkan dalam kriteria-kriteria spesifik. Empat aspek dalam penilaian kesiapan pengembangan CBE yaitu aspek sosial ekonomi, aspek sosial budaya, aspek lingkungan dan aspek pengelolaan. Strategi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat yang akan dijalankan tidak terlepas dari besarnya potensi yang dimiliki termasuk kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata sehingga perlu diketahui persepsi dan preferensinya melalui kuesioner serta wawancara. Semua kriteria dan indikator diberikan skor dan dilakukan pembobotan untuk selanjutnya disusun ranking. Masing-masing potensi ODTW, kesiapan pengembangan CBE dan kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata dilakukan analisis spasial dengan menggunakan metode model builder. Selanjutnya ketiga penilaian tersebut dilakukan overlay (tumpangsusun) dan hasil penilaian menjadi dasar dalam melakukan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity dan threat) untuk mendapatkan strategi prioritas pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Zona Wisata Bogor Barat serta strategi pengembangan dari analisis spasial. Tahapan dalam penelitian disajikan pada Gambar 3.

37 Zona wisata Bogor Barat Kabupaten Bogor Analisis objek dan daya tarik wisata Daya tarik wisata Aksesibilitas Akomodasi Kondisi lingkungan sosek Prasarana dan sarana penunjang Analisis persepsi dan preferensi masyarakat Karakteristik masyarakat Persepsi Partisipasi Keinginan masyarakat Analisis kesiapan CBE Aspek Sosek ekonomi Aspek Sosbud Aspek Lingkungan Aspek Pengelolaan Survei dan data Wawancara dan kuesioner Survei dan data ODTW dengan CBE fisibel Analisis Spasial Model Builder Analisis SWOT Strategi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat Gambar 3 Tahapan penelitian

38 3.4. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini dibuat batasan penelitian, yaitu : 1. Ekowisata dalam penelitian ini adalah konsep pengembangan dan penyelenggaraan kegiatan pariwisata berbasis pemanfaatan lingkungan untuk perlindungan serta berintikan partisipasi aktif masyarakat dan dengan penyajian produk bermuatan pendidikan dan pembelajaran, berdampak negatif minimum terhadap lingkungan, memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan daerah serta kesejahteraan masyarakat yang diberlakukan pada kawasan lindung, kawasan terbuka, kawasan binaan serta kawasan budaya. 2. Ekowisata Berbasis Masyarakat atau Community Based Ecotourism (CBE) merupakan konsep pengembangan ekowisata dengan melibatkan dan menempatkan masyarakat lokal yang mempunyai kendali penuh dalam manajemen dan pengembangannya sehingga memberikan kontribusi terhadap masyarakat berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan keberlanjutan kebudayaan lokal. 3. Masyarakat dalam penelitian ini adalah masyarakat sekitar objek dan daya tarik wisata yang letaknya berdekatan/berbatasan dengan ODTW. 3.5. Metode Penelitian Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survei, wawancara dan kuesioner. Sebelum penelitian dilakukan prasurvei untuk menentukan lokasi ODTW di desa yang berada di kecamatan yang termasuk bagian dari zona wisata Bogor Barat. Penentuan lokasi ODTW mengacu pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor (2007a) dan Muntasib et al. (2004). Hasil penentuan lokasi ODTW dilakukan secara purposive sampling sehingga terpilih 17 desa di sembilan kecamatan di Zona Wisata Bogor Barat (Lampiran 4). 3.5.1. Metode Penilaian ODTW Penilaian objek daya tarik wisata (ODTW) dilakukan dengan menggunakan kriteria penilaian yang telah ditentukan dalam Pedoman Penilaian Daya Tarik

39 Wisata (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2001). Lima komponen utama yang menjadi penilaian yaitu daya tarik, aksesibilitas, kondisi lingkungan sosial ekonomi, akomodasi serta prasarana dan sarana penunjang. Kriteria dan pembobotan lebih lengkap disajikan pada Lampiran 1. Metode penilaian ODTW dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Metode Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Data Peubah Bentuk Data (, peta) Metode Pengambilan Data dan Teknik Analisis Objek dan atraksi wisata Keunikan sumberdaya Banyaknya sumberdaya Kegiatan wisata Kebersihan objek wisata Kenyamanan Keamanan dan pembobotan Aksesibilitas Kondisi lingkungan Sosek Akomodasi Prasarana dan Sarana Penunjang Kondisi jalan Jarak Tipe Jalan Waktu tempuh dari pusat Kota Tata ruang wilayah objek Status lahan Mata pencaharian penduduk dan pembobotan dan pembobotan Pendidikan Jumlah akomodasi dan pembobotan Jumlah kamar Prasarana Sarana Penunjang dan pembobotan 3.5.2. Metode Penilaian Kesiapan Pengembangan CBE Penilaian kesiapan pengembangan CBE mengikuti rancangan standarisasi Community Based Ecotourism (CBE) yang dikembangkan WTO (2004) dan INDECON (2008) dengan memperhatikan empat aspek yaitu aspek sosek (Tabel

40 5), aspek sosbud (Tabel 6), aspek lingkungan (Tabel 7) dan aspek pengelolaan (Tabel 8). Semua aspek dijabarkan menjadi beberapa kriteria dan indikator yang lebih spesifik dan disajikan pada Lampiran 2. Masing-masing indikator dilakukan skoring dan disusun ranking untuk mendapatkan gambaran desa dengan tingkat partisipasi masyarakat tinggi sebagai upaya mendapatkan desa yang mempunyai kesiapan untuk pengembangan CBE. Tabel 5 Kriteria dan Indikator Aspek Sosek No Kriteria Indikator 1. 1. Adanya potensi/peluang pasar 2. Tumbuhnya pelaku usaha 2. Terbukanya peluang usaha dan kesempatan kerja 3. Tumbuhnya kreatifitas masyarakat 4. 1. Branding Image 2. Produk layak jual dan kualitas 5. Keberadaan sumber daya lokal sebagai asset 6. Adanya pengaturan/ kesepakatan antar pihak bersama Pemerintah 1. Peningkatan jumlah kunjungan 2. Pertumbuhan jumlah pelaku usaha 1. Peningkatan jumlah kunjungan 2. Tumbuhnya pelaku usaha ekonomi mikro 1. Peningkatan sarana/prasarana 2. Meningkatnya permintaan sumber daya lokal Kunjungan berkesinambungan 1. Setiap sumber daya lokal dapat menjadi nilai pokok 2. Meningkatnya alur distribusi lokal Kontribusi keuntungan semua pihak Bentuk Data Teknik Analisis

41 Tabel 6 Kriteria dan Indikator Aspek Sosbud No Kriteria Indikator 1. 2. Adanya Norma dan nilai 1. Adanya upacara adat 2. Adanya kelompok kesenian 1. Adanya norma dan nilai-nilai budaya setempat yang masih berlaku dan dipegang teguh serta mengikat di dalam masyarakat. 2. Adanya upacara-upacara adat yang masih diselenggarakan. 1. Jumlah/jenis upacara adat. 2. Jumlah grup kesenian tradisional/modern. 3. Interaksi seni budaya. Bentuk Data Teknik Analisis 3. Adanya peraturan adat Masih adanya kelembagaan adat Tabel 7 Kriteria dan Indikator Aspek Lingkungan No Kriteria Indikator Bentuk Data Teknik Analisis 1. 1. Aturan 1. Adanya sanksi lingkungan tertulis/tidak tertulis di 2. Masih adanya kegiatan kerja bakti/gotong royong desa 2. Sadar lingkungan 3. Tertata, bersih, nyaman, dan asri. 2 3 Pemanfaatan lingkungan alam dan budaya yang berkelanjutan Pemahaman tetang arti dan manfaat lingkungan meningkat 1. Lingkungan lestari. 2. Seni budaya masih eksis. 3. Masyarakat masih mendapatkan nilai ekonomi dari lingkungan. 1. Meningkatnya perhatian dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. 2. Adanya pendidikan tentang lingkungan pada sektor formal dan informal.

42 Tabel 8 Kriteria dan Indikator Aspek Pengelolaan No Kriteria Indikator Bentuk Data Teknik Analisis 1. Partisipasi 1. Adanya peran aktif dari masyarakat institusi atau kelompok masyarakat 2. Keterlibatan pemangku kepentingan/stakeholders 2. Transparansi 1. Meningkatnya jumlah masyarakat yang memperoleh manfaat 2. Tersedianya mekanisme pendistribusian keuntungan 3. Tidak ada masyarakat yang menyampaikan keluhan 3. Peningkatan 1. Pengetahuan dan ketrampilan kapasitas kelompok masyarakat meningkat 2. Semua guide terlatih dan memperoleh lisensi (terdapat pelatihan setidaknya sekali setahun) 3. Kesadaran kelompok masyarakat tentang konsevasi sumber daya alam meningkat 4. Terbentuknya monitoring unit ditingkat masyarakat 5. Jumlah pelatihan (konservasi, skill & pengetahuan sebagai pemandu) 6. Kepuasan customer meningkat 4. Regulasi 1. Kesepakatan pengelolaan yang legalitas hukumnya diakui masyarakat dan pemerintah desa 2. Adanya nota kerjasama atau management agreement dengan pemilik kawasan 5. Isu keberlanjutan 3. Adanya code of conduct. 1. Tersedianya produk-produk yang ramah lingkungan 2. Self-finance (mandiri) 3.5.3. Metode Penilaian Kesiapan Masyarakat Dalam penelitian ini, masyarakat juga memberikan penilaian yaitu penilaian kesiapan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata. Data yang dikumpulkan dari masyarakat yaitu karakteristik masyarakat, persepsi masyarakat, partisipasi serta keinginan masyarakat yang akan diketahui melalui kuesioner. Penentuan responden menggunakan metode random sampling yaitu masyarakat di desa

43 yang terdekat dengan lokasi objek dan daya tarik wisata secara acak sebanyak 30 responden. Metode ini digunakan dengan pertimbangan banyaknya desa yang ada di zona wisata Bogor Barat Kabupaten Bogor, sehingga dipilih 17 desa yang terdapat di sembilan kecamatan yaitu Kecamatan Tamansari, Parung, Ciampea, Cibungbulang, Pamijahan, Tenjolaya, Jasinga, Cigudeg dan Sukajaya (Lampiran 4). 3.6. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data didapat dari studi lapangan dan studi pustaka, pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak terkait serta kuesioner. Lebih lengkap mengenai jenis dan teknik pengumpulan data disajikan pada Tabel 9. 1. Studi pustaka/literatur Studi pustaka merupakan kegiatan pengumpulan data penunjang berupa karya ilmiah, pelaporan, peraturan perundang-undangan dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan penelitian. Studi literatur dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai objek dan daya tarik wisata yang ada di wilayah Zona Bogor Barat yang kemudian diverifikasi di lapangan. 2. Pengamatan lapangan Pengamatan langsung di lapangan merupakan metode pengumpulan data biofisik (ekologis), sosial ekonomi dan budaya. Selain mengumpulkan data tersebut juga dilakukan pengambilan titik-titik koordinat pada masing-masing objek dan daya tarik wisata dengan menggunakan GPS. 3. Wawancara dan kuesioner Penyebaran kuesioner dan wawancara adalah cara untuk mengumpulkan data pokok di lapangan yang bertujuan untuk memperoleh informasi lebih lanjut dalam penyusunan strategi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat. Kuesioner untuk mengetahui karakteristik masyarakat, persepsi masyarakat, partisipasi serta keinginan masyarakat. Sedangkan wawancara dilakukan terhadap pengelola objek dan daya tarik wisata serta untuk melengkapi data kondisi objek dan daya tarik wisata.

44 4. Analisis spasial Analisis spasial dilakukan dengan model builder untuk mendapatkan ODTW dan partisipasi masyarakat dengan skor tertinggi, selain itu untuk mendapatkan strategi pengembangan ekowisata dari analisis SWOT. Penentuan pengembangan ekowisata dilakukan dengan membangun model overlay dengan pembobotan. Pada model builder, telah disiapkan fungsi overlay aritmatik dan dilakukan overlay dengan pembobotan.

45 Tabel 9 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data No Jenis Data Peubah Bentuk Metode Pengambilan Sumber data 1 Primer 1. Penilaian objek dan daya tarik wisata Uraian dan Studi Literatur, Pengamatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumberdaya ekowisata meliputi : a. Daya tarik objek : keunikan sumberdaya, banyaknya potensi alam yang menonjol, kegiatan wisata yang dapat dilakukan, kebersihan objek wisata, kenyamanan dan keamanan b. Aksesibilitas: kondisi jalan, jarak dari pusat kota, tipe jalan dan waktu tempuh dari pusat kota c. Akomodasi: jumlah kamar dan jumlah akomodasi d. Kondisi lingkungan sosial ekonomi: tata ruang wilayah objek, status lahan, mata pencaharian penduduk dan pendidikan e. Prasarana dan sarana penunjang: prasarana dan sarana penunjang tabular lapang,wawancara Kabupaten Bogor, Pengelola objek wisata 2. Sekunder 2. Penilaian kesiapan pengembangan CBE a.aspek sosial ekonomi: pasar, ekonomi kerakyatan, penggunaan sumberdaya setempat, unit selling point (USP), partisipasi masyarakat dalam investasi dan pembagian keuntungan b. Aspek sosial budaya: pelestarian, apresiasi dan pengaturan c. Aspek lingkungan : pengelolaan, konservasi dan sadar lingkungan d. Aspek pengelolaan: institusi di masyarakat lokal, transparansi, peningkatan kapasitas, regulasi dan isu keberlanjutan 3. Penilaian kesiapan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata Karakteristik masyarakat (mata pencaharian, pendidikan, pendapatan dan status kependudukan), persepsi masyarakat, partisipasi dan keinginan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata berbasis masyarakat Studi literatur, pengamatan lapang, wawancara Kuesioner Masyarakat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Pengelola objek wisata Lokasi objek wisata Pengambilan dengan GPS Pengambilan di lapangan 1. Kondisi umum zona Bogor Barat Uraian dan Disbudpar Kab Bogor, Pengelola Studi literatur, wawancara tabular objek wisata 2. Perkembangan wisata di wilayah Zona Wisata Bogor Barat Uraian Studi literatur, wawancara Disbudpar Kab. Bogor, Pengelola objek wisata 3. Peta Administrasi (batas desa) Peta Lab. Remote Sensing, Fahutan, IPB 4. Peta Jaringan jalan Peta Lab. Remote Sensing, Fahutan, IPB 5. Peta Pusat Pertumbuhan Penduduk Peta Lab. Remote Sensing, Fahutan, IPB

46 3.7. Metode Analisis Data Data yang diperoleh diolah dengan cara tabulasi data dan kemudian dianalisis sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitian. Analisis data meliputi: Biofisik (Objek dan Daya Tarik Wisata) Data mengenai objek dan daya tarik wisata (ODTW) diolah dengan menggunakan Pedoman Penilaian Daya Tarik Wisata (Lampiran 1). Data mengenai daya tarik wisata akan dihitung dengan menggunakan persamaan (Romani 2006) : S = N x B Keterangan : S = skor/nilai N = Jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria B = Bobot nilai Klasifikasi penilaian disusun berdasarkan jumlah total dari penilaian ODTW. Selang dari klasifikasi penilaian akan dihitung dengan menggunakan persamaan (Oktadiyani 2006): Keterangan : Selang : Nilai selang dalam penetapan selang klasifikasi penilaian Smaks : Nilai skor tertinggi Smin : Nilai skor terendah K : Banyaknya klasifikasi penilaian Penilaian ODTW yang mencakup lima aspek yaitu daya tarik, aksesibilitas, akomodasi, lingkungan sosial ekonomi masyarakat serta prasarana dan sarana penunjang. Masing-masing komponen dijabarkan dalam kriteria spesifik dan diberikan skor serta dilakukan pembobotan. Setelah diperoleh total skor, untuk selang klasifikasi dibuat ranking dan dibagi menjadi lima kelas klasifikasi yaitu sangat baik, baik, sedang, buruk dan sangat buruk, sedangkan analisis spasial untuk mempermudah dibuat klasifikasi 1-5. Hasil dari klasifikasi ini menjadi

47 dasar dalam pembuatan model builder untuk objek dan daya tarik wisata (ODTW). Kesiapan Pengembangan CBE (Community Based Ecotourism) Data mengenai CBE akan diolah dengan menggunakan standarisasi penilaian CBE yang dikembangkan WTO (2004) dan INDECON (2008) yang terdiri dari empat aspek utama yaitu aspek sosek, aspek sosbud, aspek lingkungan dan aspek pengelolaan (Lampiran 2). Masing-masing aspek dijabarkan dalam kriteria dan dilakukan perhitungan skor serta dikalikan angka pembobot. Selang klasifikasi CBE terdiri dari lima mulai dari sangat baik sampai sangat buruk. Selanjutnya hasil klasifikasi digunakan skala 1-5 untuk analisis spasial dengan model builder. Kesiapan Masyarakat Dalam Pengembangan Ekowisata Upaya mengetahui kesiapan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata dilakukan penilaian. Analisis dilakukan terhadap karakteristik masyarakat sebagai upaya untuk memberikan gambaran mengenai profil masyarakat di sekitar ODTW, persepsi masyarakat untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap pengembangan ekowisata. Sedangkan partisipasi masyarakat dianalisis untuk mengetahui bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekowisata serta keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan ekowisata. Semua data yang berasal dari kuesioner masyarakat dilakukan penilaian berdasarkan kriteria pemberdayaan masyarakat yang dibagi menjadi tiga aspek utama yaitu karakteristik masyarakat, persepsi serta aspek partisipasi dan keinginan masyarakat (Lampiran 3). Masing-masing aspek dijabarkan dalam kriteria spesifik disesuaikan dengan pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dan dilakukan perhitungan skor serta pembobotan. Selanjutnya setelah mendapatkan total skor dilakukan klasifikasi sangat baik sampai sangat buruk dan penggunaan skala 1-5 untuk analisis spasial dengan metode model builder.

48 Analisis spasial Analisis spasial akhir dilakukan dengan model builder dengan mengoverlay (tumpangsusun) semua penilaian yaitu penilaian ODTW, kesiapan pengembangan CBE dan kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata. Analisis tersebut selanjutnya digunakan untuk analisis SWOT dalam rangka mendapatkan strategi prioritas dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di zona wisata Bogor Barat Kabupaten Bogor. Tahapan analisis spasial untuk mendapatkan hasil penilaian objek dan daya tarik wisata dan kesiapan pengembangan CBE serta kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata seperti terlihat pada Gambar 4. ODTW Vector Conversion Grid ODTW Kesiapan CBE Vector Conversion Grid kesiapan CBE Arithmetic Overlay Arithmetic Overlay Map Kuesioner Vector Conversion Grid kuesioner Gambar 4 Tahapan Analisis Spasial hasil penilaian ODTW dan kesiapan masyarakat dalam pengembangan CBE Strategi Pengembangan Penentuan strategi prioritas dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat menggunakan pendekatan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity dan threat) berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi. Dari hasil pemaduan analisis kedua faktor tersebut diperoleh gabungan strategi terbaik bagi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Zona Wisata Bogor Barat.

49 Sebelum dibuat matrik SWOT terlebih dahulu ditentukan faktor strategi eksternal (EFAS) dan faktor strategi internal (IFAS) yang ditentukan dengan cara sebagai berikut (Hunger & Wheelen 2003) dan Rangkuti (2006) : 1. Menyusun 5 sampai 10 kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam kolom 1. 2. Masing-masing faktor dalam kolom 2 diberi bobot mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,00 (tidak penting) berdasarkan pengaruh faktorfaktor tersebut terhadap pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Zona Wisata Bogor Barat. 3. Menghitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (buruk) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Zona Wisata Bogor Barat. Variabel yang positif diberi nilai mulai dari +1 sampai +4 (sangat baik), sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya. 4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (sangat baik) sampai dengan 1,0 (di bawah rata-rata). 5. Menjumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 sehingga diperoleh total skor pembobotan yang menunjukkan bagaimana unit analisis bereaksi terhadap faktor-faktor strategis baik eksternal maupun internalnya.

50 Tabel 10 Strategi yang dihasilkan dari perpaduan antara strategi faktor internal dan eksternal Faktor Internal KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W) (IFAS) Menentukan 5-10 faktor Menentukan 5-10 faktor kekuatan internal kekuatan internal Faktor Eksternal (EFAS) PELUANG (O) Menentukan 5-10 faktor kekuatan eksternal ANCAMAN (T) Menentukan 5-10 faktor kekuatan eksternal Strategi (S-O) Menghasilkan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi (S-T) Menghasilkan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi (W-O) Menghasilkan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi (W-T) Menghasilkan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman Pemilihan faktor-faktor strategis eksternal dan internal ditentukan berdasarkan kondisi di lapangan yaitu cluster desa-desa hasil overlay ketiga penilaian baik penilaian ODTW, kesiapan pengembangan CBE dan kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata juga data yang telah dikumpulkan baik primer maupun sekunder. Selanjutnya penyusunan faktor-faktor strategis eksternal dan internal dibuat berdasarkan cluster desa dalam matriks SWOT. Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Jadi penyusunan strategi berdasarkan faktor-faktor strategis eksternal dan internal yang ada. Dari analisa SWOT tersebut dihasilkan empat strategi yaitu strategi SO, ST, WO dan WT. Kemudian langkah selanjutnya yaitu menentukan prioritas strategi mana yang lebih diutamakan. Caranya dengan menjumlahkan nilai kode pembobotan dari tiap strategi yang telah ditentukan dalam matrik SWOT. Total skor yang terbesar menjadi prioritas strategi yang paling utama dan urutan strategi selanjutnya berdasarkan urutan total skor. Selain

51 penetuan strategi prioritas, dilakukan juga penentuan pengembangan CBE secara spasial. Hasil semua analisis, selanjutnya dilakukan ground-true-check sebagai upaya mengetahui kesesuaian antara hasil analisis dengan kondisi di lapangan.