GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN AKIBAT PATOLOGIS SISTEM KARDIOVASKULAR DAN GANGGUAN PEMBULUH DARAH PERIFER

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT INFEKSI DAN TROPIS

Kebutuhan cairan dan elektrolit

TRANSFUSI DARAH. Maimun ZA. Laboratorium Patologi Klinik FKUB-RSSA Malang

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011

MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN

MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

EMBOLI CAIRAN KETUBAN

PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Emboli Cairan

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN HEMATOLOGI : DIC (DISSEMINATED INTRAVASCULAR COAGULATION) BY : HASRAT JAYA ZILIWU, S.Kep

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

PENCEGAHAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER (IADP) (Rana Suryana SKep. Medical Dept. PT Widatra Bhakti)

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

PERBEDAAN REAKSI PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH WHOOLE BLOOD (WB) DAN PACKED RED CELL (PRC) PADA PASIEN SECTIO CAESARE

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

TRANSFUSI DARAH SEJARAH & PERKEMBANGANNYA SAAT INI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan.

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H

PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENATALAKSANAAN KEKURANGAN DARAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

Ilmu Pengetahuan Alam

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

INJEKSI SUB CUTAN (SC)

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

PRAKTIKUM 6 PEREKAMAN EKG, INFUS PUMP DAN PEMANTAUAN CVP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI )

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

Pengertian Persiapan:

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

Konsep Dasar Pemberian Obat. Basyariah Lubis, SST, MKes

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI CAIRAN

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan Neonatus-Berat Badan lahir rendah. Catatan untuk fasilitator.

- meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

Tabel 2.3 Pungsi Vena dengan Menggunakan Jarum Berlapis Kateter Plastik

SYOK ANAFILAKTIK. No.Revisi : 0. Halaman :1 dari 4

Profesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka

Golongan darah. Kuliah SP modul HOM 2009

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu organisasi pelayanan sosial kemanusiaan. Secara

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

PENUNTUN PEMBELAJARAN ASPIRASI SUPRAPUBIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

Preeklampsia dan Eklampsia

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Ade Indriya Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 15 Januari : TASBI blok J No. 12, Medan

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

Hipertensi dalam kehamilan. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Hepatitis Virus. Oleh. Dedeh Suhartini

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

KUESIONER PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN OBAT TERHADAP PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN PRINSIP SEPULUH BENAR PEMBERIAN OBAT DI RSI IBNU SINA PADANG

b) Prinsip c) Teori PENGGOLONGAN ABO

TATA LAKSANA IMUNODEFISIENSI PRIMER: PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Author : Hirawati, S.Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UNRI (

Author : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (

Perdarahan Post Partum. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian obat secara intravena (Smeltzer & Bare, 2001).

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pedoman Manajerial Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas

PENGAMBILAN SAMPLE DARAH M A R C H

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol

Transkripsi:

GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN AKIBAT PATOLOGIS SISTEM KARDIOVASKULAR DAN GANGGUAN PEMBULUH DARAH PERIFER KEGIATAN BELAJAR-7 Tujuan Pembelajaran a. Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu mendemonstrasikan asuhan keperawatan pada gangguan system kardiovaskular dan gangguan pembuluh darah perifer b. Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Mahasiswa mampu melakukan pemberian transfusi darah 2. Mahasiswa mampu mengkaji reaksi transfusi darah 3. Mahasiswa mampu melakukan pemberian obat sesuai program terapi Materi A. PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH Transfusi darah merupakan pemberian komponen darah atau whole blood secara IV. Sel darah merah diberikan sebagai whole blood atau packed red cells atau dimodifikasi dengan mengurangi jumlah leukosituntuk mencegah pembentukan antibodi. Komponen yang digunakan untuk pasien yang mengalami gangguan koagulasi adalah FFP (Fresh Frozen Plasma), cryoprecipitate, faktor VIII dan IX, serta platelet (trombosit). Komponen untuk meningkatkan system kekebalan tubuh adalah granulosit dan IgG. Komponen koloid untuk mengatasi hipoproteinemia atau hipovolemia adalah fraksi protein plasma dan albumin. Komponen darah yang paling seringdigunakan adalah packed red bloodcells (paket sel darah merah), platelet dan FFP. Alasan pasien memerlukan transfusi darah adalah untuk meningkatkan volume darah setelah operasi, trauma dan perdarahan; meningkatkan jumlah sel darah merah pada anemia kronis berat; memberi platelet pada pasien dengan jumlah trombosit rendah karena pengobatan kemoterapi; memberikan faktor pembekuan dalam plasma pada pasien hemophilia atau Disseminated Intravascular Coagulation (DIC), atau mengganti protein plasma seperti albumin. Perawat harus mengetahui bagaimana mebenrikan produk darah pada pasien dan memantau reaksi yang merugikan pasien. Pengkajian : 48

1. Kaji indikasi produk darah yang diberikan 2. Periksa order dokter untuk mengetahui jenis produk darah yang diperlukan 3. Kaji riwayat transfusi terutama reaksi atau obat yang diberikan sebelum transfusi 4. Lihat kembali tanda-tada vital di rekam medis agar bisa dibandingkan tanda-tanda vital selama transfusi. 5. Kaji jenis, integritas dan patensi akses intravena sehingga transfusi dapat diberikan tanpa pemasangan kateter IV. 6. Pastikan kateter IV ukuran besar (18 atau 19 gauge), hal ini mencegah hemolysis sel darah merah dan tidak dapat mengalir melalui jarum kecil. 7. Kaji ulang kebijakan RS untuk pemberian produk darah Diagnosis Keperawatan : 1. Risiko infeksi 2. Risiko kelebihan volume cairan 3. Gangguan pertukaran gas 4. Risiko cedera 5. Defisiensi pengetahuan tentang prosedur transfusi 6. Nyeri akut B. REAKSI TRANSFUSI DARAH Reaksi transfusi dapat disebabkan oleh darah yang tidak sesuai (incompatible), darah yang terkontaminasi, atau komponen darah yang diinfuskan terlalu cepat. Hal ini juga dapat disebabkan oleh sensitivitas alergi terhadap leukosit, trombosit atau komponen protein plasma darah, potassium atau sitrat dalam darah. Jenis reaksi yang tejadi dalam 15 menit pertama seperti demam, menggigil, ruam kulit yang bisa berlanjut menjadi hipotensi dan shock serta reaksi yang tertunda yang dapat terjadi beberapa hari atau minggu kemudian. Jenis pertama dari reaksi transfusi adalah reaksi hemolitik akut karena ketidakcocokan ABO dimana antigen-antibodi penerima (resipien) berespons terhadap darah donor yang memiliki antigen berbeda. Hal ini berhubungan dengan golongan darah ABO pasien atau faktor Rh. Jika darah Rh-positif diberikan pada orang Rh-negatif, antibodi Rh-negatif akan menghancurkan sel darah merah yang ditransfusikan. Hemolisis intravaskular melepaskan hemoglobin yang menyebabkan hemoglobinemia atau hemoglobinuria. Sel darah merah dapat merusak ginjal dan menyebabkan gagal ginjal. Sistem koagulasi juga distimulasi sehingga kaskade pembekuan menyebabkan bekuan kecil dalam sirkulasi darah, yang menyebabkan koagulasi intravaskular diseminata (DIC). Reaksi hemolitik dapat tertunda selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan 49

dan masih berlanjut karena antibodi bereaksi dengan antigen yang sesuai di luar sistem ABO. Jenis reaksi transfusi yang kedua adalah reaksi febrile non hemolitik yang disebabkan antibody resipien bereaksi dengan sel darah putih, trombosit datau protein plasma. Jenis ketiga adalah reaksi alergi yang disebabkan oleh reaksi terhadap satu atau lebih protein plasma donor. Reaksi keempat adalah reaksi sitrat. Sitrat adalah antikoagulan yang digunakan sebagai pengawet dalam produk darah. Ketika dikombinasikan dengan serum kalsium di resipien, akan menyebabkan hipokalsemia yang menyebabkan reaksi ringan berupa kesemutan hingga reaksi berat berupa spasme otot. Reaksi lain dapat berupa shock septik yang disebabkan oleh produk darah yang terkontaminasi bakteri atau endotoksin. Pengkajian: 1. Kaji reaksi hemolitik akut termasuk demam dengan atau tanpa menggigil, nyeri dada atau lumbal, hipotensi, dyspnea, oliguria atau anuria dan perdarahan abnormal. 2. Kaji reaksi non hemolitik yang meliputi demam, menggigil, muka merah, nyeri kepala, nyeri otot dan cemas. 3. Kaji reaksi alergi : muka merah, gatal, atau reaksi anafilaksis berupa distress pernapasan, nyeri dada, hipotensi, kram abdomen, muntah, diare, syok, kehilangan kesadaran dan cardiopulmoner arrest. 4. Kaji reaksi sitrat termasuk kesemutan, hipotensi, mual, muntah dan disritmia jantung. 5. Kaji sepsis : menggigil, demam, muntah, diare, hipotensi dan syok. 6. Kaji overload sirkulasi darah, perhatikan dyspnea, sianosis, nyeri kepala hebat, TD sistolik tinggi, takikardia, distensi vena jugular, ronchi, tekanan vena sentral meningkat. Kaji hipotermia dan disritmia jantung. 7. Kaji reaksi hemolitik yang tertunda : anemia yang berlanjut walaupun menerima transfusi atau hepatitis yang dapat terjadi beberapa minggu setelah transfusi dengan gejala kelemahan, kelelahan, mual, dan icterus. Diagnosis Keperawatan : 1. Penurunan cardiac output 2. Kelebihan volue cairan 3. Risiko infeksi 4. Hipotermia 5. Nyeri akut 50

6. Diare 7. Gangguan pertukaran gas 8. Gangguan integritas kuit C. PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA Bolus intravena merupakan pemberian obat langsung ke pembuluh darah melalui tempat injeksi dari infuse atau melalui kateter intravena atau heparin lock. Pemberian obat melalui bolus dilakukan jika memerlukan respon cepat dari pengobatan seperti pada keadaan gawat darurat kardiovaskular. Beberapa obat bisa mengganggu lapisan pembuluh darah. Beberapa obat menyebabkan ifiltrasi yang dapat menimbulkan cedera jaringan sehingga jaringan terkelupas, abses atau nekrosis. PENGKAJIAN 1. Periksa kembali order pengobatan, dosis, waktu, rute untuk memastikan pemberian yang tepat 2. Kaji ulang informasi mengenai obat termasuk mekanisme kerja, tujuan, efek samping, dosis normal, onset puncak dan implikasi keperawatan untuk mengelola obat dengan aman. 3. Kaji penempatan jarum infus untuk memastikan obat dapat masuk ke aliran vena 4. Kaji kulit disekitar infus untuk memastikan obat tidak diberikan pada kondisi edema atau peradangan yang dapat menyebabkan cedera jaringan 5. Kaji riwayat alergi 6. Kaji pemahaman klien tentang tujuan pengobatannya sehingga pengajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan 7. Kaji obat yang akan diberikan untuk menentukan berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk memberikan obat dengan aman. DIAGNOSIS KEPERAWATAN 1. Risiko infeksi 2. Risiko cedera 3. Kerusakan integritas kulit 4. Defisit pengetahuan tentang pengobatan 51

Alat dan Bahan A. TRANSFUSI DARAH 1. Set infus darah dengan filter 2. Kateter IV (18G atau 19G) 3. NaCl 0.9% 4. Produk darah yang tepat 5. Sarung tangan disposibel 6. Plester 7. Penghangat darah (Blood warmer) jika perlu B. REAKSI TRANSFUSI DARAH 1. Sarung tangan bersih 2. Set infus 3. Stetoskop 4. Spigmomanometer 5. Thermometer C. PEMBERIAN OBAT 1. Sarung tangan disposable 2. Obat dalam vial atau ampul 3. Spuit 3-5 ml dan jarum steril no 21 dan 25 4. Swab alcohol 5. Jam tangan Langkah-langkah Kegiatan A. TRANSFUSI DARAH 1. Pastikan kembali order transfusi darah 2. Jika membutuhkan IV kateter yang lebih besar (lihat prosedur pemasangan infus) 3. Jelaskan prosedur dan menyampaikan jika ada efek samping 4. Pastikan pasien telah menandatangani format persetujuan tindakan 5. Ukur tanda-tanda vital 6. Dapatkan produk darah dari bank darah dalam waktu 30 menit sebelum pemberian 52

7. Verifikasi produk darah dengan perawat lain 8. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih 9. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan 10. Buka set pemberian darah dan atur klem dalam posisi off 11. Tusukkan botol NaCl 0.9% dan alirkan cairan 12. Pertahankan kepatenan vena dengan menginfuskan NaCl 0.9% 13. Ganti cairan NaCl 0,9 % dengan produk yang tersedia 14. Peras ruang tetes, biarkan filter terisi penuh darah 15. Buka klem pengatur dan biarkan slang infuse terisi darah 16. Infuskan darah dengan kecepatan 2-5 ml/menit atau sesuai order 17. Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit pertama, dan tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya atau sesuai kebijakan institusi 18. Setelah darah diinfuskan, bersihkan slang dengan NaCl 0.9% 19. Buang bahan dengan tepat, lepaskan sarung tangan dan cuci tangan 20. Dokumentasikan prosedur B. REAKSI TRANSFUSI DARAH 1. Cuci tangan 2. Gunakan sarung tangan 3. Hentikan transfusi darah 4. Lepaskan set transfusi dan ganti dengan set yang baru 5. Pertahankan terapi IV dengan NaCl 0,9% 6. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan 7. Laporkan tentang reaksi transfusi yang terjadi 8. Monitor tanda-tanda vital setiap 15 menit 9. Berikan obat sesuai order : a. Diphenhydramine b. Epinefrine c. Antibiotik spectrum luas d. Cairan Intravena 10. Mulai resusitasi jantung paru (sesuai indikasi) 11. Siapkan dua sampel darah dari lengan yang tidak ditransfusi a. Sampel pertama untuk memastikan sampel darah yang sesuai diberikan dengan benar b. Sampel kedua, serum diperiksa untuk bebas hemoglobin yang mengindikasikan hemolysis. 12. Kembalikan sisi darah dan bag darah ke bank darah 13. Dapatkan urine pertama dalam waktu satu jam setelah reaksi transfusi. 53

C. PEMBERIAN OBAT MELALUI BOLUS 1. Periksa kembali order pengobatan 2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan 3. Gunakan teknik yang tepat saat melakukan aspirasi obat ke dalam spuit 4. Identifikasi pasien dengan melihat gelang nama 5. Jelaskan prosedur dan alasan pemberian obat Jika menggunakan slang IV 6. Pilih lokasi injeksi didekat area insersi 7. Periksa kelancaran tetesan infus, pastikan tidak ada udara dalam spuit 8. Lakukan desinfeksi pada karet selang infus 9. Tusukkan jarum ke karet infus 10. Periksa kembali aliran darah dengan memencet slang di atas area injeksi atau menarik plunger jarum suntik. 11. Berikan obat secara perlahan-lahan dengan menjepit slang. Suntikkan obat selama periode waktu yang ditentukan 12. Setelah obat masuk,lepaskan jepitan slang dan memungkinkan infuse dilanjutkan. 13. Observasi tetesan infus 14. Buang spuit disposable di tempat yang ditentukan 15. Hitung tetesan infuse sesuai program 16. Rapikan pasien, bereskan alat 17. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan Rangkuman Transfusi darah merupakan pemberian komponen darah atau whole blood secara IV. Sel darah merah diberikan sebagai whole blood atau packed red cells atau dimodifikasi dengan mengurangi jumlah leukosit untuk mencegah pembentukan antibody. Darah yang tidak sesuai (incompatible), terkontaminasi, atau komponen darah yang diinfuskan terlalu cepat dapat menimbulkan reaksi transfuse. Jenis reaksi yang tejadi dalam 15 menit pertama seperti demam, menggigil, ruam kulit yang bisa berlanjut menjadi hipotensi dan shock. Keadaan gawat kardiovaskular memerlukan respon cepat dari pengobatan yang dapat diberikan melalui intravena. 54

Tugas Mandiri 1. Apa yang perlu diverifikasi perawat terhadap produk darah yang tersedia? 2. Seorang laki-laki usia 60 tahun, BB 50 kg, Hb 6 gr/dl akan diberikan terapi transfusi darah untuk mencapai Hb 8 gr/dl. Berapakah jumlah darah yang diperlukan pasien tersebut? 3. Jelaskan tentang reaksi hemolitik dan reaksi non hemolitik dari transfusi! 4. Tuliskan obat yang diberikan melalui bolus dan obat yang dapat menyebabkan iritasi! REFERENSI Altman, G.B., Buchsel, P., & Coxon, V. (2000). Delmar s fundamental and advanced nursing skills book. Canada : Delmar Thomson Learning. Lynn, P., & LeBon, M. (2011). Taylor Clinical Nursing Skills: A Nursing Process Approach. USA : Lippincott Williams & Wilkins 55