BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan perekonomian saat ini, kebutuhan hidup manusia terus meningkat. Akan tetapi kenaikan kebutuhan hidup manusia tidak sebanding dengan kenaikan gaji yang mereka peroleh. Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka yang terus meningkat, mereka juga perlu meningkatkan nilai asset mereka. Hal ini membuat manusia perlu melakukan berbagai cara agar semua kebutuhan kehidupannya dapat terpenuhi. Beberapa cara yang dapat di lakukan antara lain dengan menabung (savings) atau melakukan investasi (investment). Tetapi investasi hanya di lakukan oleh orang-orang yang memiliki latar belakang pendidikan yang memadai. Kebanyakan masyarakat masih memilih untuk menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan atau deposito di Bank. Potensi keuntungan yang di peroleh dari hanya menabung pun tidak sebanding dengan melakukan investasi di pasar modal. Tentunya dengan melakukan investasi di pasar modal juga memiliki resiko yang lebih tinggi dari pada hanya menabung di Bank. Investasi sendiri merupakan suatu bentuk komitmen investor atas penanaman sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dan biasanya dalam jangka waktu panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Pasar modal juga merupakan salah satu elemen penting dan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Salah satu ciri-ciri negara industri maju maupun negara industri baru adalah adanya pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik. Pasar modal adalah wadah yang tepat di mana investor 1
dapat melakukan investasi. Pasar modal merupakan suatu sarana penting dalam perekonomian yang berfungsi memobilisasi dana dari masyarakat ke sektor produktif. Perusahaan sebagai pihak yang membutuhkan dana dapat menghimpun dana melalui pasar modal dengan menjual sahamnya kepada publik atau menerbitkan surat utang, sedangkan investor sebagi pihak yang memiliki dana dapat mempergunakan pasar modal sebagai salah satu alternatif investasi guna memperoleh keuntungan. Para investor memerlukan informasi-informasi untuk menilai resiko yang melekat dalam investasinya dan juga untuk memperkirakan return yang diperoleh dari investasi tersebut. Dengan informasi yang diperoleh, investor dapat menentukan posisi jual, beli atau menahan suatu saham. Pasar modal sebagai suatu instrumen ekonomi tidak lepas dari berbagai pengaruh lingkungan, terutama lingkungan ekonomi dan non ekonomi. Sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham, para investor sangat memerlukan informasi baik informasi makro dan mikro. Kondisi lingkungan mikro, meliputi kinerja perusahaan, perubahan strategi perusahaan, pengumuman laporan keuangan atau deviden perusahaan. Sedangkan lingkungan ekonomi makro meliputi kebijakan-kebijakan makro ekonomi seperti kebijakan moneter, kebijakan fiskal maupun regulasi pemerintah dalam sektor riil dan keuangan dimana semua itu akan mempengaruhi gejolak di pasar modal. Hipotesis pasar modal yang efisien mengatakan bahwa pasar yang efisien bereaksi dengan cepat terhadap informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dalam pasar yang efisien harga cepat mencerminkan informasi yang relevan, sedemikian rupa sehingga tidak akan diperoleh keuntungan abnormal yang 2
konsisten (Husnan,2001). Pada pasar yang efisien, pasar akan cepat bereaksi terhadap informasi baru yang masuk sehingga pasar akan dengan cepat pula mencapai harga keseimbangan yang baru. Pada pasar yang efisien tidak ada kemungkinan memperoleh tingkat pengembalian abnormal, meskipun dalam prakteknya terdapat hal-hal yang menyimpang, yang disebut anomali. Salah satu bentuk anomali yang dikenal dalam dunia investasi adalah Turn of The Year Effect. Fenomena Turn of The Year Effect ini banyak terjadi di negara maju dan negara-negara di Eropa. Turn of The Year Effect merupakan fenomena yang mengakibatkan return di dua minggu pertama di awal bulan Januari lebih tinggi dibandingkan dengan return di bulan lainnya. Hal ini terjadi disebabkan peningkatan pembelian kembali oleh para investor yang banyak melakukan penjualan sahamnya di bulan Desember. Pada akhir bulan Desember, pasar modal kurang efektif di karenakan masa liburan. Apalagi efek ini akan sangat terasa bagi negara-negara yang mayoritas penduduknya merayakan Hari Raya Natal. Oleh sebab itu banyak investor yang menjual sahamnya untuk menghindari kejadian yang tidak terduga yang dapat terjadi selama mereka liburan. Penjualan saham juga dilakukan oleh investor individual untuk mendapatkan uang kas untuk keperluan liburan sedangkan investor institusi menjual saham yang buruk agar kinerjanya terlihat baik. Penelitian mengenai Turn of The Year Effect membuktikan adanya perilaku yang tidak sesuai dengan pengertian efisiensi pasar modal bentuk lemah, karena anomali Turn of The Year Effect bertentangan dengan hipotesis pasar modal yang efisien. Muncul beberapa hipotesis munculnya Turn of The Year Effect yang berdampak pada pasar yang tidak efisien (terjadi abnormal return). Hipotesis yang dapat menjelaskan munculnya Turn of The Year Effect antara lain 3
adalah hipotesis tax loss selling dan window dressing. Tax loss selling di lakukan oleh para investor individual untuk mengurangi pajak sedamgkan window dressing di lakukan oleh para manajer investasi agar portofolio mereka terlihat menarik. Fenomena Turn of The Year Effect menjadi topik yang menarik untuk di bahas terutama kaitannya dengan perbedaan return indeks saham di satu benua dengan benua lain. Pasar dikatakan efisien jika informasi dapat diakses oleh semua orang. Demikian juga dalam hal ini, informasi dalam hal Fenomena Turn of The Year Effect dapat digunakan oleh para investor untuk menentukan posisi jual, beli atau menahan saham serta meminimalisir resiko yang mungkin terjadi. Penulis tertarik untuk meneliti efek ini pada 42 indeks yang di gunakan di 3 benua. Karena mungkin akan terdapat perbedaan di Negara-negara kawasan Asia Pasifik dengan Negara-negara di kawasan Eropa dan Amerika. Oleh karena itu dari latar belakang di atas, maka penelitian ini mengambil judul ANALISIS TURN OF THE YEAR EFFECT PADA INDEKS SAHAM DI BENUA AMERIKA, BENUA EROPA, BENUA ASIA PASIFIK PERIODE 2004-2013 1.2 Formulasi Masalah Penelitian tentang Turn of The Year Effect menyebutkan bahwa terdapat kecenderungan rata-rata return saham pada 2 minggu pertama (10 hari awal) perdagangan bulan Januari lebih besar dibandingkan dengan hari lainnya di bulan Januari. Penelitian yang dilakukan Reinganum (1983) dengan menggunakan saham NYSE menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Turn of The Year Effect dengan ukuran perusahaan. Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa 4
saham berkapitalisasi kecil menghasilkan return yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang berkapitalisasi besar. Berdasarkan uraian di atas, maka dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terjadi Turn of the Year Effect pada 42 indeks saham di 3 benua pada periode 2004-2013? 2. Apakah terjadi Turn of the Year Effect pada 13 indeks saham di benua Amerika periode 2004-2013? 3. Apakah terjadi Turn of the Year Effect pada 14 indeks saham di benua Eropa pada periode 2004-2013? 4. Apakah terjadi Turn of the Year Effect pada 15 indeks saham di benua Asia Pasifik pada periode 2004-2013? 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada indeks saham yang ada di 42 negara dengan menggunakan indeks saham yang ada di 3 benua. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa Turn Of The Year Effect dengan melakukan perbandingan dan studi peristiwa mengenai perbedaan return pada hari terakhir di bulan Desember dengan satu hari pertama di Januari, rata-rata return tiga hari di minggu pertama di bulan Desember dengan tiga hari awal di bulan Januari, rata-rata return lima hari di minggu pertama bulan Desember dengan lima hari di bulan Januari, ratarata return lima hari di minggu pertama perdagangan dengan 10 hari di bulan Januari dengan menggunakan 42 indeks saham yang ada di 3 benua, 13 indeks saham benua Amerika, 14 indeks saham, 15 indeks saham Asia Pasifik. Investor akan mengambil profit dari kenaikan return saham sehingga dapat dilihat apakah 5
terjadi overreaction atas informasi Turn of The Year Effect. Kriteria perusahaan yang akan dijadikan objek penelitian: 1. 42 indeks saham dunia yang ada di 3 benua pada periode 2004-2013. Karena setiap indeks yang ada di negara tersebut sudah mencerminkan bagaimana kondisi pasar modal yang ada di negara tersebut.karena di dalam indeks saham tersebut sudah ada saham yang berkapitalisasi besar maupun saham yang berkapitalisasi kecil. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai: 1. Terjadi perbedaan return saat Turn of The Year Effect pada 42 indeks saham di 3 benua periode 2004-2013. 2. Terjadi perbedaan return saat Turn of The Year Effect pada 13 indeks saham di benua Amerika periode 2004-2013. 3. Terjadi perbedaan return saat Turn of The Year Effect pada 14 indeks saham di benua Eropa periode 2004-2013. 4. Terjadi perbedaan return saat Turn of The Year Effect pada 15 indeks saham di benua Asia Pasifik periode 2004-2013. 1.4.2 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi di dalam pemahaman fenomena Turn of The Year Effect di 23 negara. Hasil penelitian ini dapat digunakan antara lain: 6
1. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan bukti mengenai Turn of the Year Effect pada indeks saham yang tercatat di 3 benua. 2. Bagi praktisi pasar modal Indonesia khususnya investor Hasil penelitian ini berupa informasi yang diharapkan dapat menjadi referensi dalam membantu pengambilan keputusan investasi serta perencanaan strategi khususnya pada periode Januari serta dapat digunakan untuk mempelajari anomali pasar serta menentukan waktu untuk menjual atau membeli saham untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi. 3. Bagi akademisi Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bahan penulisan, bahan pengajaran, ataupun sosialisasi pasar modal Indonesia serta meningkatkan pemahaman mengenai topik Efficient Market Hypothesis. Adanya Turn of The Year Effect sebagai bentuk anomali pasar merupakan pengecualian dari Efficient Market Hypothesis. 1.5 Ringkasan Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis Turn of The Year Effect periode 2004-2013 dengan menggunakan metode paired sample T-test. Karakteristik riset ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis riset adalah riset saintifik / kuantitatif yaitu untuk mendapatkan bukti mengenai Turn of The Year Effect dengan menggunakan metode event study. 7
Perbandingan dilakukan dengan cara membandingkan rata-rata return pada hari terakhir di bulan Desember dengan satu hari pertama di Januari, rata-rata return tiga hari di minggu pertama di bulan Desember dengan tiga hari awal di bulan Januari, rata-rata return lima hari di minggu pertama bulan Desember dengan lima hari di bulan Januari, rata-rata return lima hari di minggu pertama perdagangan dengan 10 hari di bulan pada 42 indeks saham di 3 benua, 13 indeks di benua Amerika, 14 indeks di benua Eropa, 15 indeks di benua Asia Pasifik ; 2. Dimensi waktu riset adalah melibatkan urutan waktu tertentu (time series) selama 10 tahun dan banyak sampel, yaitu dari tahun 2004-2013 ; 3. Metode pengumpulan data adalah tidak langsung berupa data harga indeks saham pada 42 indeks. 4. Lingkungan riset adalah lingkungan riil (field research); 5. Unit analisis adalah 42 indeks saham yang ada di 3 benua; 6. Definisi variabel, terdapat dua variabel pada penelitian ini yaitu return, Turn of The Year Effect. 1.6 Sistematika Pembahasan Penelitian ini dilakukan dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, formulasi masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ringkasan metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan. 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini menjelaskan mengenai landasan teori yang relevan dengan penelitian, penelitian yang relevan, serta hipotesis dari penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai objek penelitian dan desain penelitian berikut mengenai model yang akan digunakan dalam penelitian, metode pengumpulan data, tahapan-tahapan dalam melakukan analisis, serta uraian mengenai variabel-variabel yang berhubungan di dalam penelitian ini. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas mengenai hasil dari analisa data yang diperoleh dan akan dihubungkan dengan teori yang mendasari penelitian ini sehingga hipotesis awal yang dirumuskan dapat terjawab. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian beserta saran-saran bagi penelitian berikutnya serta kendala yang dihadapi selama proses penelitian. 1.7 Tinjauan Pustaka Fenomena Turn of The Year Effect ini menggambarkan anomali atau keganjilan pasar dimana dalam kondisi seperti ini, Efficient Market Hypothesis, trend-trend di masa lampau, informasi publik yang tersedia tidak dapat digunakan untuk mengukur abnormal return dari sekuritas. Namun dengan adanya data-data di 9
masa lampau ataupun informasi publik, investor dapat membangun strategi yang diperlukan untuk memperoleh tingkat pengembalian dari anomali pasar. Turn of The Year Effect pertama kali di perkenalkan oleh Keim (1983) and Reinganum (1983). Keim (1983) dan Reinganum (1983) menunjukkan bahwa banyak terjadi abnormal return untuk perusahaan yang berkapitalisasi kecil (diukur relatif terhadap Capital Asset Pricing Model) yang terjadi selama dua minggu pertama di Januari. Sedangkan Roll (1983) memberikan hipotesis bahwa volatilitas yang lebih tinggi terhadap saham yang berkapitalisasi kecil menyebabkan lebih banyak dari mereka mengalami kerugian modal yang besar jangka pendek sehingga investor menyadari hal ini dan menjadikan fenomena ini untuk meminimukan pembayaran pajak pada saat akhir tahun. Penelitian Turn of The Year Effect yang di lakukan oleh Xiung Qi ( 2008 ) membuktikan bahwa Turn Of The Year Effect terjadi di Amerika Serikat sejak pajak pendapatan pribadi berlaku efektif. Sedangkan untuk di China dan Hongkong tidak adanya pemberlakuan pajak pendapatan pribadi sehingga tidak adanya Turn Of The Year Effect. Menurut Agrawal & Tandon (1994) alasan yang memungkinkan dari Turn of The Year Effect ini dikaitkan dengan adanya window-dressing dan penyesuaian persediaan oleh lembaga dan pengelola dana pensiun. 10