BAB I PENDAHULUAN. hubungannya antar sel syarat otak (sinap) terus berkembang. Begitu. melalui pendidikan anak usia dini (Suyanto, 2005:7).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. bimbingan dan pengarahan anak tidak akan faham dan tidak tahu cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

NURAINI RAHARJANTI A53B111047

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING (Studi Kasus di BA Aisyiyah Nur Qomariyah, Kenokorejo, Polokarto, Sukoharjo) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini.

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Anak diibaratkan sebagai kertas putih, pertumbuhannya akan tergantung

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu bentuk. pendidikan Taman Kanak-kanak (PP No.27 Tahun 1990).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak, misal di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang pasal 28 ayat 2 bahwa setiap anak berhak atas

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan otak diusia balita akan berdampak pada usia dewasanya nanti,

BAB I PENDAHULUAN. anak bebas melakukan, memegang, menggambar, membentuk ataupun. masalah serta meningkatkan kemampuan dalam mengingat sesuatu.

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya di bangun dengan empat pilar, yaitu : learning to know,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK BTK AISYIYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dalam proses belajarnya. Mulai tahun 2009 jumlah dalam 1 kelas 25

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling pesat. Pertumbuhan dan perkembangan telah dimulai sejak prenatal, yaitu sejak dalam kandungan. Pembentukan sel syaraf otak, sebagai modal pembentukan kecerdasan, terjadi saat anak dalam kandungan. Setelah lahir tidak terjadi lagi pembentukan sel syaraf otak, tetapi hubungannya antar sel syarat otak (sinap) terus berkembang. Begitu pentingnya usia dini, hingga terdapat beberapa teori yang menyatakan bahwa pada usia empat tahun 50% kecerdasan telah tercapai, dan 80% pada usia delapan tahun, sehingga anak usia dini memerlukan stimulasi yang tepat melalui pendidikan anak usia dini (Suyanto, 2005:7). TK Aisyiyah 1 Sragen merupakan lembaga pendidikan dimana anak kelompok B masih mempunyai kreativitas yang rendah dengan prosentase 48,25%. Hal itu dapat dilihat ketika anak diminta untuk melukis dengan jari anak malah melakukan persis seperti yang dilukis dan warna dari guru. Kreativitas anak rendah dikarenakan kurangnya sarana salah satunya adalah alat permainan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas anak masih sedikit dan pembelajaran masih berpusat pada guru. 1

2 Penelitian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan keberhasilan akademis secara signifikan dipengaruhi oleh kualitas masukan pendidikan.anak TK Kelompok B diharapkan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki yaitu nilai-nilai moral agama, social emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik, dan kemandirian untuk memasuki pendidikan sekolah dasar. Salah satu aspek yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Menurut Kemple dan Nissenberg (2000) pendidikan saat ini lebih berfokus kepada aspek kognitif, emosional, pengetahuan alam, dan bahasa. Pendidikan sangat kurang dalam mengembangkan kreativitas anak didik. Hal itu dapat dilihat dari tidak dirumuskannya secara dalam program pembelajaran. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru dan belum ada sebelumnya. Setiap orang mempunyai kreativitas yang berbedabeda, karena pola pikiran dan sudut pandang yang berbeda pula. Ketika anak sudah mempunyai kreativitas dalam hal menggambar dan mewarnai sejak dini, anak akan mudah mempunyai keahlian lain yang jauh lebih berarti dari sekedar menggambar. Mungkin kita sejauh ini kita belum menyadari betapa pentingnya memberikan panduan atau bimbingan kepada seorang anak dalam hal menggambar dan mewarnai. Kita menganggap bahwa menggambar itu tidak penting bagi anak. Alahasil, perkembangan otak kanan anak terlambat dan hanya mengetahui persoalan-persoalan yang sebenarnya tidak terlalu memberikan kontribusi tinggi bagi perkembangan kecerdasan dan kreativitas seorang anak.

3 Kreativitas anak bisa muncul jika terus diasah sejak dini. Pada anakanak kreativitas merupakan sifat yang komplikatif yaitu seorang anak mampu berkreasi dengan spontan karena telah memiliki unsure pencetus kreativitas. Kreativitas anak akan mengembangakan potensi kreatif dalam berbagai aspek musalnya dalam melukis. Pada dasarnya kreativitas anak bersifat ekspresionis, karena pengungkapan ekspresi itu merupakan sifat yang dilahirkan dan dapat berkembang melalui latihan-latihan. Ekspresi adalah ungkapan perasaan melalui mimic maupun gerak tubuh. Ada tiga cirri dominan pada anak yang kreatif yaitu spontan, rasa ingin tahu, dan tertarik pada hal-hal baru. Ketiga sifat tersebut merupakan bagian dari karakteristik anak pada umumnya. Sehingga semua anak pada dasarnya adalah kreatif. Dengan demikian, peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mengembangkan kreativitas anak. Perkembangan kreativitas anak merupakan pangkal utama untuk mempersiapkan kehidupan anak melalui ilmuan, pencipta, artis, musisi, innovator, dan pemecah masalah untuk waktu yang akan datang. Kreativitas perlu dikembangkan sejak usia dini, karena anak usia dini masih dalam pembentukan baik dalam kemampuan otaknya maupun kemampuan fisiknya guru dan orang tua diharapkan memahami hakikat kreativitas. Dalam pembelajaran yang dilakukan bagi anak sebaiknya guru mengenalkan karakteristik anak dan juga memahami prinsip belajar pada anak TK diantaranya yaitu pembelajaran berpusat pada anak, belajar dilakukan dengan bermain dan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,

4 menyenangkan, gembira dan berbobot. Menurut Suyanto (2005:76) karakteristik dari anak TK yang kreatif adalah senang bereksperimen, berekplorasi, rasa ingin tahu tinggi, bersifat spontan dalam menyatakan pikirannya, suka berpetualang jarang merasa bosan dan mempunyai daya imajinasi yang tinggi. Guru hendaknya menghindari perkataan dan perilaku yang membuat anak terlambat dalam mengungkapkan ide kreativitasnya. Ketika anak mewarnai suatu gambar, misalnya warna kuning pada daun, guru jangan langsung melarang dengan kata daun itu warnanya hijau dan ketika anak bernyanyi dengan suara yang lantang jangan lantas guru mengatakan bahwa anak berisik, biarkan anak bermain untuk menuangkan kreativitasnya selama hal tersebut tidak berbahaya bagi anak, guru dan orang tua hanya sebagai fasilitator dan motivasi bagi anak. Kreativitas anak akan muncul ketika anak melakukan kegiatan melalui bermain, baik itu lakukan sendiri maupun bermain bersama atau kelompok. Salah satunya dengan melalui kegiatan melukis dengan jari (finger painting). Kegiatan ini selain melatih motorik halus anak juga dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak. Pembelajaran yang dilakukan di TK Aisyiyah 1 Sragen lebih sering dilakukan di dalam kelas padahal ruangan tidak begitu kondusif untuk menghasilkan suatu kreativitas. Penulis akan mencoba melakukan pembelajaran di dalam maupun di luar kelas sehingga kreativitas anak dalam melukis dengan jari dapat meningkat dan dikembangkan sesuai yang diharapkan.

5 Kreativitas anak jangan dinilai hanya dari hasilnya tetapi lebih kepada proses selama kegiatan berlangsung. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebaiknya tidak bersifat monoton dan dapat membuat anak untuk menghasilkan suatu ide. Lingkungan tempat terjadinya pembelajaran nyaman dan kondusif, sehingga anak tidak merasa tertekan. Kondisi anak yang merasa tertekan akan menghambat keluarnya suatu ide atau gagasan ketika melakukan kegiatan. Kreativitas dalam kegiatan melukis dengan jari juga dapat tumbuh apabila terdapat sarana pendukung salah satunya alat dan bahan yang digunakan. Dengan catatan alat dan bahan tidak berbahaya bagi anak dalam kegiatan pembelajaran. Atas dasar latar belakang diatas yang sudah penulis kemukakan, maka penulis mengangkat judul. UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 SRAGEN B. Pembatasan Masalah Permasalahan yang ada dalam penulisan skripsi ini sangat sederhana. Penulis membatasi permasalahan sebagai berikut: 1. Penulis mengambil kelas TK Aisyiyah 1 kelompok B untuk dijadikan tempat penelitian. 2. Alat dan bahan dengan tepung atau lem fox yang diwarnai dengan pewarna makanan. 3. Metode pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan Finger Painting.

6 C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan yang dituangkan di dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah kegiatan finger painting dapat meningkatkan kreativitas pada anak Kelompok B Di Tk Aisyiyah 1 Sragen? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari diadakan penelitian ini oleh penulis adalah sebagai berikut : Untuk meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan finger painting pada anak Kelompok B Di Tk Aisyiyah 1 Sragen E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Anak Membantu anak dalam meningkatkan kemampuan motorik halus dalam berkreasi melalui fingerpainting 2. Bagi Guru Sebagai masukan dan gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran melukis dengan jari (fingerpainting) 3. Bagi Sekolah Sebagai rujukan dalam pengembangan atau penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang terhadap pelaksanaan melukis dengan jari.