BAB III METODE PENELITIAN. ekonomi yang ada di Pulau Jawa. Selain mengetahui struktur juga untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder rangkai waktu (Time

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan tetapi untuk melengkapi data penelitian ini dibutuhkan suatu

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

III. METODE PENELITIAN. Provinsi Lampung adalah data sekunder berupa PDRB tiap kabupaten/kota di

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar belakang Rumusan Masalah... 6

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN

BABV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN

III.METODE PENELITIAN. rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN. struktur dan pertumbuhan ekonomi, tingkat ketimpangan pendapatan regional,

CVw = 3. Analisis penentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, dengan teknik analisis Location Quotient ( LQ ).

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang meliputi Produk Domestik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses yang terintgrasi dan komprehensif

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI. Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM.

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis ketimpangan wilayah menggunakan Indeks Williamson, diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).

BAB III METODE PENELITIAN

INDEKS KESENJANGAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KOTA PONTIANAK (INDEKS WILLIAMSON)

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. daerah beserta masyarakatnya bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada dan

KARAKTERISTIK DAN POTENSI EKONOMI DAERAH Oleh: Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah itu sendiri maupun pemerintah pusat. Setiap Negara akan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga dikatakan bahwa pembangunan ekonomi dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh masyarakat luas (Lincolin Arsyad, 1999).

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban dari pemerintah pusat ke pemerintahan daerah menjadikan setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya

*) Bekerja di BPS Provinsi Kalimantan Tngah

INDEKS KESENJANGAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN

ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BATU

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. kapita Kota Kupang sangat tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sektor ekonomi yang menyusun PDRB atas harga konstan 2010 menurut

I. PENDAHULUAN. pada hakekatnya pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. serta kesejahteraan penduduk. Kesenjangan laju pertumbuhan ekonomi

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KABUPATEN ANGGOTA LEMBAGA REGIONAL BARLINGMASCAKEB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah umumnya mempunyai masalah di dalam proses. pembangunannya, masalah yang paling sering muncul di dalam wilayah

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011

ANALISIS POTENSI EKONOMI LOKAL UNTUK PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN DAYA SAING DAERAH DI KABUPATEN ALOR TAHUN Skripsi

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

I. PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2010).

III. METODELOGI PENELITIAN

Analisis Tipologi Pertumbuhan Ekonomi Dan Disparitas Pendapatan Dalam Implementasi Otonomi Derah di Propinsi Jambi. Oleh : Etik Umiyati.SE.

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DAERAH DI KABUPATEN BLORA TAHUN SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik Provinsi Lampung ( time series ) pada jangka waktu 6 tahun. terakhir yakni pada tahun 2006 hingga tahun 2007.

ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI PROVINSI ACEH PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN

DISPARITAS PEMBANGUNAN ANTARWILAYAH DI PROVINSI GORONTALO, INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Balikpapan, Kota Bontang dan Kota Samarinda.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkannya diperlukan syarat-syarat yang harus terpenuhi, laju pertumbuhan penduduknya. (Todaro, 2011)

Sumber: Suara Karya Online, 2010 Tabel 1.1 Jumlah Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Tengah (jiwa) Tahun

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI ACEH DENGAN PENDEKATAN INDEKS KETIMPANGAN WILLIAMSON PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. setiap daerah di wilayah negaranya. Dalam pembangunan perekonomian di suatu

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat

ANALISIS DAYA SAING SEKTOR EKONOMI KABUPATEN MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Oleh: Hamzah Hafied (Dosen FE UMI Makassar) Abstrak

METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tercakup dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Luas keseluruhan dari pulau-pulau di

V. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah tidak lepas dari pembangunan. yang dimiliki oleh daerahnya. Pembangunan nasional dilakukan untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhibungan dengan penelitian. Sektor atau kegiatan basis adalah sektor atau kegiatan

BAB III METODOLOGI. repository.unisba.ac.id. 3.1 Metode Pendekatan Studi

indeks williamson PROVINSI kepulauan bangka belitung 2011 e n c a n a a n tim penyusun JOSUA SIMADJUNTAK LUTHFY MFN

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui sektor unggulan dan struktur ekonomi yang ada pada seluruh provinsi di Pulau Jawa, sehingga dapat diketahui secara keseluruhan seperti apa struktur ekonomi yang ada di Pulau Jawa. Selain mengetahui struktur juga untuk mengetahui tingkat ketimpangan ekonomi yang ada diseluruh provinsi di Pulau Jawa ini. Dalam menganalisis penelitian ini, maka alat yang akan digunaka adalah Location Quotient (LQ), Model Rasio Pertumbuhan (MRP), Tipologi Klassen, dan Indeks Williamson. B. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat sekunder, data tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1. PDB nasional atasa dasar harga konstan tahun 2010 tahun 2010-2014. Data ini digunakan sebagai pembanding dengan daerah studi, sumber data ini berasal dari situs resmi badan pusat statistik Indonesia. 2. PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010 seluruh provinsi yang ada di Pulau Jawa tahun 2010-2014. Provinsi tersebut antara lain adalah D.K.I Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, dan Jawa Timur. Data ini digunakan untuk mengetahui struktur ekonomi dan 38

39 tingkat ketimpangan antar daerah, sumber dari data ini berasal dari situs resmi badan pusat statistik masing-masing provinsi atau dapat pula dari situs badan pusat satistik Indonesia. 3. PDRB perkapita atas dasar harga konstan tahun 2010 seluruh Kabupaten dan Kota di Pulau Jawa tahun 2010-2014. Data ini digunakan untuk perhitungan dalam mencari tingkat ketimpangan. Data ini dapat di peroleh dari perhitungan pembagian antara PDB/PDRB dengan jumlah penduduk di daerah studi/reverensi, atau dapat pula didownload dari situs resmi badan pusat statistik. 4. Jumlah Penduduk di seluruh Kabupaten dan Kota di Pulau Jawa tahun 2010-2014. Data ini digunakan untuk perhitungan dalam mencari tingkat ketimpangan. Data tersebut di peroleh dari situs resmi badan pusat statistik, baik pusat maupun daerah studi. 5. Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010 seluruh provinsi di Pulai Jawa tahun 2010-2014. Data ini digunakan untuk perhitungan dalam mencari struktur ekonomi menggunakan Tipologi Klassen. Data ini dapat di cari melalui perhitungan PDB/PDRB dari tahun ke tahun, atau dapat pula di download dari situs resmi badan pusat statistik. C. Teknik Pengambilan Data Pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat diambil melalui website resmi Badan Pusat Statistik (BPS) diseluruh provinsi yang ada di Pulau Jawa, serta BPS Indonesia. Selain itu dapat pula untuk datang

40 langsung ke kantor Badan Pusat Statistik di daerah terkait. Data utama yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Produk Domestik Bruto (PDB). D. Definisi Operasional Variabel 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan harga konstan tahun 2010. PDRB yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari seluruh provinsi yang ada di Pulau Jawa. Satuan dalam data ini adalah milyar rupiah. 2. Produk Domestik Bruto (PDB) Produk domestik bruto atau PDB memiliki kesamaan dengan PDRB. Perbedaan antara PDB dan PDRB hanyalah pada cakupan daerahnya. Apabila PDRB merupakan pendapatan pada suatu daerah tertentu, maka PDB memiliki cakupan pada tingkat negara atau nasional. Satuan dalam data ini adalah milyar rupiah. 3. Sektor Ekonomi PDRB atas dasar harga konstan yang berlaku saat ini adalah atas dasar tahun 2010. Perbedaan dengan tahun dasar 2000 adalah pada pembagian sektor ekonominya, apabila pada tahun dasar 2000 terdaat 9 sektor ekonomi, pada tahun dasar 2010 terdapat 17 sektor ekonomi. 4. Laju Pertumbuhan PDRB Laju pertumbuhan merupakan perkembangan atau pertumbuhan PDB/PDRB dari tahun ke tahun yang di tunjukkan dengan persentase.

41 Rumus yang digunakan untuk mencari laju pertumbuhan adalah pada rumus 2.1 pada BAB II. Satuan dalam data ini adalah persentase (%). 5. Sektor Unggulan dan Non-unggulan Sektor unggulan merupakan sektor ekonomi yang memiliki peran yang besar terhadap pertumbuhan PDRB, dan memiliki efek pengganda bagi sektor lainnya. Dalam penelitian ini sektor yang di anggap unggul adalah sektor yang memiliki kategori unggul secara kontribusi maupaun pertumbuhannya dari hasil overlay antara LQ dan MRP. Sedangkan sektor non-unggulan merupakan sektor ekonomi yang tidak memiliki pengaruh yang terlalu besar pada PDRB. 6. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita PDRB per kapita menggambarkan besarnya nilai tambah domestik regional bruto per penduduk di suatu wilayah dalam satu waktu tertentu. PDRB per kapita yang dipakai dalam penelitian ini merupakan akumulasi dari seluruh PDRB provinsi yang ada di Pulau jawa yang dibagi dengan jumlah penduduk yang ada di Pulau Jawa. Satuan dalam data ini umumnya adalah jutaan rupiah. 7. Struktur Ekonomi Struktur ekonomi merupakan klasifikasi sektor ekonomi yang mendominasi disuatu daerah. Dalam penelitian ini struktur ekonomi diambil dari sektor ekonomi yang memiliki kontribusi dan laju pertumbuhan yang tinggi di banding sektor ekonomi lainnya.

42 E. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Teknik analisis ini digunakan untuk menggambarkan kondisi dan pola perekonomian yang ada pada daerah studi, dalam penelitian ini maka seluruh provinsi yang ada di Pulau Jawa. Kaitannya dengan penelitian ini adalah untuk menggambarkan keadaan struktur ekonomi dan ketimpangan yang ada di daerah studi atau di Pulau Jawa. 2. Analisis Kuantitatif Dalam penelitian ini terdapat 4 alat analisis kuantitatif yang akan dibagi menjadi 3 kegunaan yaitu guna mencari sektor unggulan, struktur ekonomi, dan ketimpangan. Alat analisis yang akan digunakan adalah sebagai berikut: a. Sektor Unggulan 1) Analisis Location Quotient (LQ) Untuk mengetahui apakah suatu dektor tersebut merupakan suatu sektor yang termasuk kedalam sektor unggulan atau tidak, maka digunaka alat analisis Location Quotient (LQ). Analisi LQ ini merupakan alat analisis yang umum digunakan dalam penelitian guna mengetahui basis perekonomian sebagai langkah awal untuk mengetahui sektor ekonomi yang menjadi pemacu pertumbuhan PDRB. Metode analisis LQ ini digunakan untuk mengkaji kondisi perekonomian, mengarah pada spesialisasi kegiatan perekonomian. Sehingga hasil dari perhitungan sektor yang menjadi basis perekonomian

43 menggunakan analisis LQ ini dapat dikatakan sebagai sektor yang mendorong tumbuhnya sektor lain serta berdampak pada penciptaan lapangan pekerjaan. Adapun metode LQ adalah sebagai berikut (Tarigan, 2005):...(3.1) Dimana: LQ qi Qi qr Qr = Location Quotient = Keluaran sektor i daerah studi = Keluaran sektor i daerah referensi = Keluaran total PDRB daerah studi = Keluaran total PDRB daerah referensi Dari formula yang telah dijelaskan di atas, maka ada tiga kemungkinan dari hasil perhitungan menggunakan analisis LQ, diantaranya adalah: a) LQ = 1. Hal ini menunjukkan bahwa sektor i di daerah referensi, memiliki nilai yang sama dengan daerah referensi. b) LQ > 1. Hal ini menunjukkan bahwa sektor i di wilayah studi memiliki nilai yang lebih besar dari pada sektor i di wilayah referensi, sektor inilah yang menjadi sektor basis atau unggulan.

44 c) LQ < 1. Hal ini menunjukkan bahwa sektor i di wilayah studi nilainya lebih kecil dari nilai sektor i di wilayah referensi, sektor ini belum menjadi sektor basis atau unggulan. Apabila nilai LQ > 1, maka dapat disimpulkan bahwa sektor tersebut merupakan sektor basis yang dapat dijadikan sebagai pengerak perekonomian. Sebaliknya, jika LQ < 1, maka sektor tersebut bukan merupakan sektor basis dan kurang potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian. 2) Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Model rasio pertumbuhan ini digunakan untuk melihat diskripsi dari kegiatan ekonomi, terutama struktur ekonomi daerah penelitian, yang lebih menekankan pada kriteria pertumbuhan. Model rasio pertumbuhan dapat digunakan untuk menentukan sektor ataupun subsektor unggulan berdasarkan pertumbuhan PDRB. Model analisis ini menggunakan perbandingan pertumbuhan suatu sektor atau subsektor dalam skala kecil mapuan skala yang lebih besar. Dalam analisi MRP terdapat dua macam rasio pertumbuhan, (Masyhuri dan Zainuddin, 2011) yaitu: a) Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) Merupakan perbandingan antara pertumbuhan pendapatan (PDRB) sektor i di wilayah studi dengan

45 pertumbuhan pnedapatan (PDRB) sektor i di wilayah referensi, dengan rumus:...(3.2) Keterangan: Eij = perubahan pendapatan sektor i di wilayah studi pada awal dan akhir tahun penelitian. Eij = pendapatan sekor i di wilayah studi pada awal tahun penenlitian. Eir = perubahan pendapatan sektor i di wilayah referensi pada awal dan akhir tahun penelitian. Eir = Pendapatan sektor i di wilayah referensi pada awal tahun penelitian. b) Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr) Merupakan perbandingan rata-rata pertumbuhan pendapatn (PDRB) sektor i di wilayah studi dengan pertumbuhan pendapatan (PDRB) sektor i di wilayah referensi, dengan rums:...(3.3)

46 Keterangan: Er = perubahan pendaptan wilayah referensi pada awal dan akhir tahun penelitian. Er = pendapatan wilayah referensi pada awal tahun penelitian. Eir = perubahan pendapatan sektor i wilayah referensi pada awal dan akhir tahun penelitian. Eir = pendapatan wilayah referensi pada awal tahun penelitian Dari rumus atau rasio yang telah disampaikan di atas, maka terdapat 4 kategori dalam model rasio pertumbuhan, atara lain: (1) RPs dan RPr memiliki nilai (+), berarti kegiatan tersebut pada tingkat wilayah referensi maupun tingkat wilayah studi pertumbuhannya menonjol. (2) Nilai RPs (+) dan RPr ( ), berarti kegiatan tersebut pada tingkat wilayah referensi pertumbuhannya menonjol dan pada tingkat wilayah studi pertumbuhannya belum menonjol. (3) Nilai RPs ( ) dan RPr (+), berarti kegiatan tersbut pada tingkat wilayah referensi pertumbuhannya belum menonjol dan pada tingkat wilayah studi pertumbuhannya menonjol.

47 (4) RPs dan RPr memiliki nilai ( ), berati kegiatan tersebut pada tingkat wilayah referensi maupun wilayah studi pertumbuhannya belum menonjol. Setelah melakukan perhitungan menggunakan analisis LQ dan MRP, maka berikutnya adalah melakukan overlay data antara hasil analisis LQ dengan analisis MRP. Teknik overlay ini menggunakan hasil perhitungan RPs (pertumbuhan) dan LQ (kontribusi), hasil dari analisis ini digunakan untuk melihat deskripsi sektor ekonomi yang potensial untuk dikembangkan. Hasil analisis ini diklasifikasikan menjadi 4 tipe, yaitu: (1) RPs dan LQ memiliki nilai (+), menunjukkan sektor ekonomi tersebut dominan baik pertumbuhan maupun kontribusinya. (2) RPs (+) dan LQ ( ), menunjukkan jika sektor ekonomi tersebut dominan dalam pertumbuhan namun kontribusinya kecil. (3) RPs ( ) dan LQ (+), menunjukkan jika sektor ekonomi tersebut memiliki pertumbuhan yang kecil namun memiliki nilai kontribusi yang besar. (4) RPs dan LQ memiliki nilai ( ), menunjukkan bahwa sektor ekonomi tersebut memiliki nilai kecil baik dalam pertumbuhan maupun kontribusinya.

48 b. Struktur Ekonomi 2) Tipologi Klassen Tipologi Klassen merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis sektor, subsektor, usaha/industri, atau komoditas unggulan atau prioritas suatu daerah. Dalam analisis Klassen ini akan diperoleh informasi perbandingan antara kontribusi dan pertumbuhan sektor maupun subsektor ekonomi. Ada empat tipologi yang menjelaskan posisi suatu sektor atau subsektor ekonomi dalam analisis Klassen (Arsyad, 2004) yaitu: a) Tipologi I: area dengan pertumbuhan dan pendapatan per kapita yang cukup tinggi (high growth and income). Area ini disebut sebagai area maju dan cepat tumbuh. b) Tipologi II: area termasuk kategori berkembang dengan cepat (high growth but low income). c) Tipologi III: area dengan kategori maju tetapi tertekan (high income but low growth). d) Tipologi IV: area yang relatif tertinggal (low growth and low income).

49 Tabel 3.1 Klasifikasi Tipologi Klassen PDRB Pertumbuhan ( ) Xi X Xi < X Xi < X (2) Daerah Berkembang (4) Daerah Relatif Tertinggal Xi X (1) Daerah Maju dan Cepat Tumbuh (3) Daerah Maju tapi Tertekan Sumber: Arsyad (2010) Keterangan: Xi X Xi X : Nilai sektor i : rata-rata nilai PDRB : pertumbuhan sektor i : pertumbuhan PDRB c. Ketimpangan 1) Indeks Williamson Ukuran ketimpangan pendapatan yang lebih penting lagi untuk menganalisis seberapa besarnya kesenjangan antar wilayah atau daerah adalah dengan menggunakan indeks Willamson. Dasar perhitungannya adalah dengan menggunakan PDRB per kapita dalam kaitannya dengan jumlah penduduk per daerah. Kesenjangan pendapatan antar kebupaten/kota di Pulau Jawa sebagai contohnya, dapat menggunakan Indeks Williamson. Rumus dari Indeks Williamson adalah sebagai berikut (Arsyad, 2004) :

50 ( )...(3.4) Keterangan : CVw : Indeks Williamson Fi N Yi : Jumlah penduduk provinsi ke-i (Jiwa) : Jumlah penduduk nasional (Jiwa) : PDRB per kapita provinsi (Rupiah) : PDRB per kapita rata-rata nasional (Rupiah) Indeks Williamson menggunakan skala antara 0 (nol) hingga 1. Semakin mendekati angka 1, maka tingkat ketimpangan semakin besar, begitu pula sebaliknya apabila semakin mendekati 0 (nol) maka ketimpangan semikin kecil. Sebagai panduan, dapat digunakan kriteri ketimpangan adalah sebagai berikut (Arsyad, 2004): a) Jika 0,1 < IW < 0,35 maka tingkat ketimpangan termasuk rendah. b) Jika 0,35 < IW < 0,50 maka tingkat ketimpangan termasuk sedang. c) Jika IW > 0,50 maka tingkat ketimpangan termasuk tinggi. Indeks Williamson dapat digunakan sesaat atau hanya pada satu waktu saja, namun akan lebih baik jika di gunakan secara runtut agar di ketahui trend dari waktu ke waktu.