BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan tingkat persaingan di dalam dunia usaha akan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa, dagang ataupun industri. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. maksimal sehingga laba yang diharapkan untuk diperoleh juga maksimal.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. internal dalam meningkatkan efektivitas penggajian pada PT PLN (Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 1. Pendahuluan. Dalam memasuki era globalisasi, laju perekonomian di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. bergerak semakin dinamis, perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan usahanya. perusahaan berjalan secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dalam dunia usaha yang pesat pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perbankan memiliki peranan penting dalam perekonomian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah disampaikan pada Bab. IV di depan pada. penelitian di CV. Kurnia Persada, maka ditarik suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penting keberadaannya pada negara sedang berkembang seperti Indonesia.

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus berkompetisi. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hal yang akan memperburuk keadaan. Kesenjangan ekonomi pun akan terjadi, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi suatu kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan tersebut. Internal

BAB I PENDAHULUAN. berhasilnya perusahaan, membuat aktivitas dan struktur organisasi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Perkembangan perbankan nasional ini tentunya membawa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. barang untuk menyalurkan atau mendistribusikan barang yang dihasilkan agar

BAB I. Pendahuluan. Sarana transportasi berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial

BAB I PENDAHULUAN. mengatur segala sesuatu berkaitan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan supaya

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin ketatnya persaingan usaha. Persaingan sehat sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan awal yang. telah direncanakan. Seperti yang kita ketahui dalam suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang harus segera diatasi oleh para pengusaha dalam mempertahankan

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor. Salah satu ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin ketat yang menuntut perusahaan untuk menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi operasional, dan dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan laporan keuangan kecurangan Report To The Nation : On

BAB 1 PENDAHULUAN. Apalagi dalam menghadapi era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, perkembangan teknologi sudah sangat pesat. Penggunaan teknologi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. disini tidak hanya dilakukan pada bidang keuangan saja, tetapi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. cenderung masih terbatas, pimpinan masih dapat mengawasi jalannya

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih meningkatkan kualitas pengelolanya, dalam hal ini aktivitas-aktivitas yang

ABSTRAK. Analisis Peranan Controller Dalam Sistem Pengendalian Internal Gaji Guna Menunjang Efektifitas Pembayaran Gaji

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif, tidak terkecuali di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Perusahaan harus menggunakan segala kemampuannya, metode-metode, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin besar suatu perusahaan, maka akan semakin kompleks operasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan barang dan jasa tetapi juga instansi pemerintah /BUMN/ sangat penting dalam pendukung kegiatan operasional.

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Tujuan organisasi dapat bersifat profit oriented maupun non profit

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Sehingga hal ini menuntut perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor yang mencakup seluruh aspek kehidupan rakyat Indonesia.

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. BUMN mempunyai tanggung jawab yang semakin besar. (Trimanto dan Lena,

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

yang akurat dan dapat dipercaya, yang dapat digunakan perusahaan sebagai alat untuk meningkatkan pengendalian intern penerimaan kas, sehingga

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam usaha untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, yaitu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, pemerintah giat melaksanakan pembangunan di segala bidang terutama perekonomian. Pada saat ini kondisi perekonomian global telah berkembang disertai dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat, laju pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia ditentukan oleh pertumbuhan yang sehat dari lembaga ekonomi. Pelaksanaan fungsi manajemen dalam suatu perusahaan kecil dapat dilaksanakan sekaligus oleh pimpinan, akan tetapi jika perusahaan yang telah berkembang, dilihat dari segi aktivitasnya yang semakin kompleks maupun struktur organisasi yang semakin melebar, keadaan ini akan memaksa perusahaan mengadakan pengelolaan yang baik dari pihak manajemen, oleh karena itu manajemen memerlukan suatu alat bantu yang dapat membantu meningkatkan fungsi pengendalian yaitu pengendalian intern yang memadai. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan dibutuhkan profesionalisme alat mengelola perusahaan. Suatu manajemen yang baik merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan tersebut. Pengendalian intern merupakan alat bantu yang diharapkan dapat membantu manajemen menjaga harta milik perusahaan, menguji ketelitian dan kebenaran

2 data akurat, meningkatkan efisiensi operasi dan ketaatan atas kebijakan yang telah ditetapkan. Pengendalian intern ini sangat diperlukan dalam segala bidang yang ada di dalam perusahaan, terutama pengendalian intern atas harta yang paling rawan dalam perusahaan yaitu kas. Seperti diketahui kas sangat penting karena berpotensi terjadinya kecurangan, selain itu juga pengendalian intern kas pada suatu perusahaan dapat terjadi kesalahan meliputi orang-orang yang tergabung dan bertanggung jawab atas keluar atau masuknya kas yang umumnya ditandai dengan pemisahan wewenang pada bagian keuangan, selain itu juga bagian keuangan tersebut bertanggung jawab atas keakuratan data-data akuntansi yang ada seperti dokumen-dokumen yang menyangkut penerimaan atau pengeluaran kas, serta menaati kebijakan manajemen perusahaan yang bertujuan mendorong efisiensi perusahaan. Dalam upaya meningkatkan efektivitas pengendalian intern, maka salah satu unsur yang paling penting adalah adanya bagian dalam perusahaan yang bertugas untuk menilai kelayakan dan efektivitas pengendalian intern yang ada dan bertugas untuk menilai kualitas kegiatan yang telah dijalankan oleh perusahaan, bagian ini disebut Audit Internal. Audit internal bertugas untuk menunjang pengendalian intern kas. Audit internal ini merupakan suatu profesi penilaian yang sifatnya independen dan objektif yang berada dalam suatu organisasi untuk memeriksa pembukuan, keuangan, dan operasional lainnya sebagai pemberi jasa kepada manajemen. Auditor internal wajib memberikan laporan hasil penilaian kepada manajemen atau pimpinan perusahaan, berupa penyediaan informasi yang dibutuhkan untuk

3 membuat suatu keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan yang memberikan pendapat dan rekomendasi yang dijadikan dasar dalam membantu pengambilan keputusan manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. PT. Kereta Api (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah naungan Departemen. PT. Kereta Api (Persero) ditunjuk pemerintah untuk menyelenggarakan layanan jasa transportasi darat yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang besar kepada negara maka diperlukan sumber daya yang berorientasi pada operasi efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan pemeriksaannya, PT. Kereta Api (Persero) melakukan pemeriksaan sesuai jadwal yang telah direncanakan, dan dilaksanakan setiap 4 hari sekali, sedangkan pemeriksaan secara keseluruhan dilaksanakan 1 bulan sekali. Pemeriksaan tersebut dilaksanakan oleh pemeriksa Kas Daerah atau biasa disebut PMKD, dan dilaksanakan di stasiun bawahan lalu hasil tersebut dilaporkan ke Stasiun Lingkungan dan dari Stasiun Lingkungan Ke Stasiun Bandung, dan dari Stasiun Bandung laporan secara keseluruhan dilaporkan ke kantor pusat. Hasil pemeriksaan yang diperoleh dibuat neraca, setelah pembuatan neraca, verifikasi dan pemeriksaan lainnya selesai, pemeriksa kas menganalisa hasil pemeriksaan untuk bahan laporan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan yang langsung dapat dimasukkan dalam laporan kas. Ada beberapa penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan pemeriksaan di PT. Kereta Api (Persero), yaitu:

4 1. Penyimpangan administrasi yang tidak mempunyai dampak keuangan 2. Penyimpangan administrasi yang berpengaruh pada akuntansi dan laporan keuangan. 3. Penyimpangan yang memberikan peluang terjadinya manipulasi keuangan/ kekurangan kas serta kerugian perusahaan. 4. Kelebihan kas atau kekurangan kas. ( Sumber. PT Kereta Api (Persero) ) Penyimpangan administrasi yang tidak mempunyai dampak keuangan, yaitu Bendaharawan yang tidak mengirimkan formulir E3 laporan pembayaran hutang kepada rekanan, dan formulir tidak digunakan sesuai dengan fungsinya. Penyimpangan administrasi yang berpengaruh pada akuntansi dan laporan keuangan, yaitu kesalahan menggunakan kode perkiraan, salah mengalokasikan kode perkiraan dan penyimpangan dari petunjuk pemakaian kode perkiraan. Penyimpangan yang memberikan peluang terjadinya manipulasi keuangan/ kekurangan kas serta kerugian perusahaan. Penyimpangan yang memberikan peluang terjadinya manipulasi/ kekurangan kas akibat pemeriksaan oleh pemeriksa kas yang tidak tuntas, tidak cermat atas adanya penyimpangan terhadap norma-norma yang harus dipatuhi oleh pemeriksa kas. Kelebihan kas yang ditemukan oleh pemeriksa kas di kas bawahan atau kas utama pada bendaharawan, dicatat pada neraca dan pemberitaan pengujian kas sebagai pendapatan lain-lain dan diharuskan pada saat itu agar bendaharawan membuat kuitansi pendapatan lain-lain. Kekurangan kas yang terdapat pada waktu pengujian kas dan diganti seketika pada waktu pemeriksaan, oleh

5 pemeriksa kas dinyatakan dalam laporan pemeriksaan kas disertai surat keterangan pegawai yang bertanggung jawab. Kekurangan kas yang terjadi karena unsur kesengajaan, oleh pemeriksa kas dibuat laporan tersendiri rangkap empat dengan pandangan dan usulan seperlunya dikirimkan ke Kadaop, Kasubdit Akuntansi, Kasiopni, dan disimpan sebagai arsip pemeriksa kas. Kekurangan kas sementara yang didapati oleh pegawai dan kekurangan kas oleh pemeriksa kas, jika tidak diganti atau dibayar pada waktu pemeriksaan kas, dinyatakan dalam pemberitaan pengujian kas sebagai kekurangan kas resmi. Hasil pemeriksaaan berupa temuan yang memerlukan koreksi pembetulan langsung sebelum dimasukkan dalam laporan, yang hasilnya berupa temuan yang berkaitan dengan kekurangan kas, dan juga penyimpangan yang mengarah kepada adanya kecurangan dan penyimpangan prinsip lainnya yang memerlukan perluasan pemeriksaan yang perlu diproses secara khusus. Dari hasil pemeriksaan diperoleh pula data yang dapat dijadikan bahan penilaian mengenai ketertiban di stasiun unit yang diperiksa di bidang administrasi keuangan serta ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Tidak optimalnya fungsi pengendalian menunjukkan kurang efektifnya pengendalian intern yang dijalankan dan erat kaitannya dengan kinerja pemeriksaan yang dijalankan dan harus bertanggung jawab terhadap hal tersebut, oleh karena itu dibutuhkan suatu informasi yang handal bagi perusahaan untuk mencegah hal tersebut terulang kembali, dan dapat menghambat pemeriksaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Mengingat adanya suatu keterikatan antara

6 tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan yaitu mampu menghasilkan keuntungan, maka pihak pengendalian memerlukan audit intern yang baik. Tidak efektifnya pengendalian intern kas yang telah dijalankan, menandakan kurangnya peran dari audit internal yang ada di perusahaan. Adanya pemeriksaan tidak menghilangkan adanya penyimpangan yang terjadi. Dengan audit internal seharusnya tidak ada penyelewengan atau penyimpangan yang terjadi. Oleh karena itu kurangnya audit internal ini harus diperbaiki. Karena dengan adanya penyelewengan dan kekurangan dalam kas akan sangat merugikan perusahaan. Oleh karena itu perlu diciptakan pengendalian intern atas kas yang baik. Dari masalah tersebut dapat diatasi setelah adanya proses pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa yang independen dan objektif, disinilah peran dari audit internal yang dapat membantu pengendalian intern, sehingga efektifitas pengendalian intern akan berjalan dengan baik apabila adanya audit internal yang baik. Untuk menunjang tujuan perusahaan, penerapan struktur pengendalian intern terhadap kas harus benar-benar dilaksanakan dengan baik. Pada umumnya audit internal ini ditetapkan pada suatu perusahaan untuk membantu pelaksanaan kebijakan serta prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Agar audit internal efektif maka pemeriksa harus bersikap independen dan memiliki kemampuan professional dalam melaksanakan kegiatan. Adanya audit internal yang berjalan dengan baik dapat memberikan alternatif tindakan yang terbaik bagi manajemen untuk memperbaiki pengendalian intern perusahaan dan diharapkan tantangan yang timbul dari orang yang menjalankan fungsinya akan teratasi, karena pada umumnya orang akan bertindak hati-hati dalam

7 menjalankan tugas yang diberikan kepadanya, jika mengetahui akan adanya pemeriksaan terhadap pekerjaan mereka. Hal ini menyebabkan mereka berusaha untuk mencapai hasil kerja yang memuaskan sehingga akan sangat menguntungkan bagi perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pelaksanaan audit internal dengan usaha pencapaian pengendalian intern kas pada PT. Kereta Api (persero) Daop 2 Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Dalam latar belakang masalah dinyatakan bahwa Audit Internal berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian intern. Berdasarkan hal tersebut dan bertitik tolak dari latar belakang masalah maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan audit internal pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung. 2. Bagaimana pelaksanaan pengendalian intern kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung. 3. Bagaimana hubungan pelaksanaan audit internal terhadap pengendalian intern kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung.

8 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai hubungan pelaksanaan audit internal dengan pengendalian intern kas. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan audit internal pada PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung. 2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengendalian intern kas pada PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung. 3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan pelaksanaan audit internal dengan usaha pencapaian pengendalian intern kas pada PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Secara Teoritis 1) Bagi penulis, dengan melakukan penelitian langsung pada kondisi yang sebenarnya, penulis akan memperoleh pemahaman dan pengetahuan tentang pengaruh pelaksanaan audit internal terhadap efektivitas pengendalian intern kas, sekaligus memperoleh gambaran dan membandingkannya dengan teori-teori yang didapat diperkuliahan.

9 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan pembanding atau dasar penelitian lebih lanjut berkaitan dengan tema penelitian ini. 3) Bagi kepentingan Akademis, penelitian akan merupakan masukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan juga sebagai pengayaan pengajaran pemeriksaan akuntansi dan akuntansi manajemen, khususnya mengenai masalah hubungan pelaksanaan audit internal dengan pengendalian intern kas. 1.4.2 Secara Praktis Bagi perusahaan, penelitian ini memberikan informasi mengenai pengaruh pelaksaan audit internal terhadap efektivitas pengendalian intern kas sehingga dapat menjadi bahan evaluasi dan masukkan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan perusahaan.