BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang diharapkan dalam tujuan Pendidikan Nasional. Peningkatan mutu

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Ela, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

materi yang ada dalam suatu pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

45. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dedukasi. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana siswa yang belajar benar-benar berperan aktif dalam belajar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jenis-jenis Model Pembelajaran Beberapa model-model pembelajaran kooperatif antara lain: 1. Teams Games Tournament (TGT)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Riyanti Dini Lestari, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA Menurut (Depdiknas RI No. 22, 2006) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip IPA saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sedangkan menurut Hendro Darmojo (dalam Samatowa 2011:2) IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya Menurut Wahyana (dalam Trianto 2010:136) IPA merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapanya secara umum terbatas pada gejalagejala alam, lahir dan berkembanga melalui metedo ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, jujur, dan sebagainya. Berdasarkan beberapa definisi yang sudah dipaparkan, maka IPA adalah pengetahuan tentang alam seisinya yang untuk memperolehnya maupun mengembangkan pengetahuan yang ada dengan menggunakan metode ilmiah, yang berdasarkan fakta yang ada dan di lakuakan secara objektif. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA di SD Mata pelajaran IPA di SD berfungsi untuk menguasai konsep, keterampilan dan mafaat IPA dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama sederajad. Mata Pelajaran IPA di SD bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 6

7 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelediki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5. Meningkatkan kesadaran untuk peranserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk mengahrgai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS Berdasarkan tujuan yang diuraikan dari tujuan IPA maka, siswa dapat memiliki sikap yang ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Sikap yang ilmiah adalah sikap yang dapat di pertanggungkan jawabkan kebenarannya, memiliki pengetahuan tentang alam dan dapat memelihara lingkuan alam. Ruang Lingkup IPA Mata pelajaran IPA adalah pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan terpadu tentang alam yang berguna bagi kehidupan manusia. Ruang lingkup mata pelajaran IPA di SD/MI tercantum dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Meliputi 1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan 2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas 3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana 4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan bendabenda langit lainnya. Tujuan IPA dapat tercapai jika siswa dapat mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA sebagai standar nasional dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam membangun pengetahuanya sendiri dengan bimbingan dari guru..

8 Secara rinci, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA untuk SD/MI kelas 5 Semester 2 sebagai berikut. Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA untuk SD/MI Kelas 5 Standar Kompetensi Energi dan Perubahannya 5. Memahami hubungan antara gaya gerak, dan energi, serta fungsinya. 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model Semester 2 Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifatnya. Bumi dan Alam Semesta 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah 7. Memahamii perubahan yang karena pelapukan. terjadi di alam dan hubungannya 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah. dengan penggunaan sumber daya 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi. alam 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya. 7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air. 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. 7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dbs). Sumber: Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pada penelitian ini Standar Kompetensi digunakan yaitu: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang 7.Memahami perubahan yang terjadi perubahan di alam dan hubungannya dengan menggunakan suber daya alam. Kompetensi Dasar 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan.

9 7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb). 2.1.2 Model Example Non Examples Suyanto (2009:73) menyatakan bahwa model Example Non Examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapan gambar, diagram atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi. Sajian gambar ditempel atau memakai OHP/LCD, dengan petunjk guru siswa mencermati gambar, lalu diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, persentasi hasil kelopok, bimbingan penyimpulan, evaluasi dan refleksi. Menurut Afrisanti (2011:83) Pelaksanaan model pembelajaran Examples Non Examples dapat menggunakan contoh-contoh gambar yang disajikan melalui OHP, LCD, atau menggunakna gambar sederhan seperti poster. Gambar yang digunakan dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar menjadi deskripsi singkat apa yang terdapat dalam gambar yang ditampilkan. Examples Non Examples adalah model mempelajarkan kepekaan siswa terhadap masalah yang ada di sekitarnya melalui analisis contoh-contoh beberapa gambar/ foto/kasus yang bermuatan masalah. Siswa diarahkan untuk mengidentifikasi masalah, mencari alternatif pemecahan masalahan, dan menentukan cara pemecahan masalah yang paling efektif, serta melakukan tindak lanjut (Kokom. 2010:61). Dari definisi yang sudah dipaparkan, dapat di simpulkan bahwa model Example Non Examples merupakan model pembelajaran dengan menganalisis gambar/foto yang memberikan gambaran tentang yang menjadi contoh dan bukan contoh yang sesuai dengan materi dan kompetensi yang di pelajari yang ditayangkan melakui LCD. Dengan mengalisis gambar siswa dapat memahami konsep tentang materi yang sedang di pelajari sesuai dengan pemahamanya sendiri dengan jelas dan menyengkan karena dapat mengetahui gambaran tentang materi yang di pelajari.

10 Langkah-langkah Model Example Non Examples Agus Suprijono (2009: 125). Menyebutkan langkah-langkah model pembelajaran Example Non Examples sebagai berikut: 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Guru menempelkan gambar di papan tulis atau ditayangkan melalui OHP. 3. Guru memberikan petunjuk dan memberikan kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis gambar. 4. Melalui diskusi 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. 5. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. 6. Kesimpulan. Langkah-langkah model Example Non Examples menurut Afrisanti (2011:83) adalah sebagai berikut: 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP. 3. Guru memberikan petunjukan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan dan menganalisa gambar. 4. Memulai diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. 5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. 6. Mulai dari komentar dan hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. 7. Kesimpulan. Kokom (2010:61) menyebutkan langkah-langkah model pembelajaran Example Non Examples sebagai berikut: 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar tentang permasalahan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Guru menempelkan gambar di papan tulis atau ditayangkan melalui OHP. 3. Guru memberikan petunjuk dan memberikan kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis permasalahan yang ada pada gambar. 4. Melalui diskusi 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar masalalah dalam gambar tersebut dicatat pada kertas. 5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

11 6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. 7. Kesimpulan. Dari langkah-langkah model Example Non Examples dari para ahli, maka langkah-langkah langkah model Example Non Examples yaitu: 1. Guru menayangkan gambar melalui LCD tentang materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Guru menjelaskan petunjuk tentang apa saja yang harus lakukan dan tidak lakukan oleh siswa saat proses pembelajaran berlangsung. 3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menganalisis gambar yang ditayangkan. 4. Siswa berdiskusi kelompok 2-3 siswa, hasil diskusi dari analisis gambar yang di tayangkan ditulis pada kertas. 5. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dengan di wakili salah satu anggota kelompok. 6. Melalui hasil diskusi siswa yang sudah dipresentasikan, Guru menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang dicapai. 7. Kesimpulan. Kelebihan dan Kelemahan Model Example Non Examples Model Example Non Examples memiliki kelebihan yang dikemukakan oleh Afrisanti (2011:83) kemurangan model Example Non Exaples yaitu: 1. Siswa lebih kritis menganalisisa gambar. 2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar. 3. Siswa diberikan kesempatan mengemukakan pendapatnya. Model Example Non Examples memiliki kekurangan yang dikemukakan oleh Afrisanti (2011:83) kemurangan model Example Non Exaples yaitu: 1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. 2. Memakan waktu yang lama.

12 2.1.3 Hasil Belajar Aunurrahman (2011:37) mengemukakan hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh dai aktivitas belajar. Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku pada kebanyakan hal merupakan sesuatu perubahan yang dapat diamati, akan tetapi juga tidak selalu perubahan tingkah laku dimaksudkan sebagai hasil belajar tersebut dapat diamati. Perubahan-perubahan yang dapat diamati kebanyakan berkenaan dengan perubahan aspek-aspek motorik. Nana sudjana (2010:3) hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang terjadi akibat aktivitas belajar. Sedangan menurut Susanto (2013:5) mengungkapkan bahwa hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang ada pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari hasil belajar. Dari pemaparan beberapa definisi para ahli maka hasil belajar adalah perubahan prilaku setelah memperoleh pengetahuan akibat dari proses belajar. Dari definisi hasil belajar maka diperlukan teknik untuk mengukur perubahan prilaku akibat dari proses belajar. Pengukuran Hasil belajar dapat menggunakan 2 teknik, yaitu teknik tes dan non tes. 1. Tes Tes merupakan alat ukur yang standar dan objektif sehingga dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. (Wardani, dkk, 2012:70). 2. Non Tes Teknik non tes adalah seperangakat pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah, teknik non tes berisi pertayaan atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah (Wardani,dkk. 2012:73).

13 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu diciptakan suasana belajar yang kondusif, di lingkungan sekolah, rumah maupun masyarakat. Selain itu juga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Slameto (2010: 54) faktor-faktor belajar digolongkan menjadi dua, yaitu: yang mempengaruhi hasil 1. Faktor Intern Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa. Faktor-faktor yang temasuk dalam faktor internal antar lain: a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh). b. Faktor psikologis (intelegensi, minat, perhatian, bakat motif, dan kematangan). c. Faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani). 2. Faktor Ekstern Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu. Yang termasuk dalam faktor eksternal adalah: a. Faktor keluarga (cara mendidik orang tua, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan). b. Faktor sekolah (metode mengajar, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah). c. Faktor masyarakat (keadaan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar di pengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Maka dari itu untuk mendapatkan hasil belajar yang baik perlu di dukung oleh faktor internal dan eksternal. Pada penelitian ini mengunakan faktor eksteral yaitu model Example Non Exmaples pada mata pelajaran IPA.

14 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian relevan yang pertama adalah penelitian yang di lakukan oleh Cipto Harsoyo 2012. Dengan judul skripsi Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Example Non Examples dengan media Power Point Siswa Kelas V SDN Gemuh 01 Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang Semester 2 Tahun 2011/2012 Hasil penelitian yang dilakukan adalah adanya peningkatan hasil belajar dengan kreteria ketuntasan (KKM) sebesar 60. Pada siklus I terjadi kenaikan hasil belajar, nampak ketuntasan sebanyak 15 siswa atau sebsar 68,19% dari kondisi awal. Pada kondisi awal siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 8 siswa atau sebesar 36,36%. Sedangkan pada siklus II nampak terjadi peningkatan ketuntasna sebanyak 20 siswa atau 90,90% dari jumlah siswa sebanyak 22 siswa. Dengan menggunakan model Example Non Examples nampak adanya peningkatan hasil belajar dari pada sebelumnya yang menggunakan pembelajaran konvensional yaitu ceramah. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Winangsih, Emi. 2013. Dengan judul skripsi Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Dengan Model Pembelajaran Example Non Examples Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Harjosari 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 Hasil dari penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model Example Non Examples. Pada penelitian ini kreteria ketuntasan minimal KKM yaitu 65. Pada pra siklus hasil ketuntasan adalah 41,66%. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan, dengan ketuntasan sebesar 66,66%. Sedangkan pada siklus II nilai ketuntasna mengalami peningkatan, sehingga nilai yang tuntas menjadi sebesar 97,05%. Disimpulkan dengan menggunakan model Example Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar. Pada siklus II nampak lebih banyak siswa yang tuntas KKM dari pada siklus I di karenakan siswa belum terbiasa menggunakan model Example Non Examples.

15 Selanjutnya penelitian yang ketiga dilakukan oleh Purji. 2013. Dengan judul skripsi Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Example Non Examples Berbantu Media Gambar pada Siswa Kelas 3 SD Negeri Siderejo Kidul 03 Semester II Tahun Ajaran 2012/2013. Pada pra siklus dari jumlah 19 siswa yang mencapai Kreteria Ketuntasan Minimum KKM 65, hanya seanyak 13siswa atau sebesar 68,42% siswa yang tuntas. Dengan menggunakan model pembelajaran Example Non Examples pada siklus I nilai yang mencapai ketuntasan sebanyak 19 siswa atau sebesar 100%. Pada siklus I menunjukan dengan menggunan model Example Non Examples hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan nampak dengan seluruh siswa mencapai KKM. Selanjutnya pada siklus II nilai mencapai ketuntasan yaitu sebanyak 19 siswa atau seesar 100%, ini menunjukan bahwa peningkatan pada sisklus I bukan suatu kebetulan namun, di karenakan dengan penggunaan model Example Non Examples sehingga siswa aktif dan hasil belajar meningkat. Dengan mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah berhasil meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan model Example Non Examples, maka akan dilakukan peneliti dengan menggunakan variabel terikat yang sama yaitu hasil belajar dan variabel bebas yang sama yaitu model Example Non Examples. Maka peneliti memfokuskan penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Example Non Examples terhadap siswa kelas 5 SDN 2 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. 2.3 Kerangka Berpikir Dalam kegiatan pembelajaran IPA yang dilaksanakan saat ini masih berpusat pada guru. Guru hanya memindahkan apa yang mereka tahu lewat ceramah. Dengan komunikasi satu arah yang membuat siswa pasif saat proses pembelajaran. Akibatnya hasil belajar KKM. Pada kurikulum KTSP mengharapkan siswa aktif agar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Dalam pembelajaran aktif siswa bukan saja menerima

16 pengetahuan tetapi ikut serta dalam memperoleh pengetahuan. Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang mengawasi dan memfasilitasi. Siswa di harapkan dapat menganalisis contoh-contoh yang di berikan guru untuk membangun sebuah konsep dengan pemahaman siswa sendiri. Pembelajaran yang melibatkan siswa aktif, menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah model Example Non Examples Model Example Non Examples diawali dengan guru menayangkan gambar yang behubunan dengan materi melalui LCD, Guru menjelaskan petunjuk tentang apa saja yang harus lakukan dan tidak lakukan oleh siswa saat proses pembelajaran berlangsung, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menganalisisa gambar yang ditayangkan melalui LCD, siswa menganalaisis gambar secara berdiskusi kelompok 2-3 siswa. Hasil analisis ditulis pada kertas, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dengan di wakili salah satu anggota kelompok, melalui hasil diskusi siswa yang sudah dipresentasikan, Guru menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang dicapai Langkah yang di lakukan guru pada akhir pembelajaran adalah guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah di pelajari. Dalam model Example Non Examples ini menggunakan penilaian hasil, karena yang diteliti adalah hasil belajar siswa. Penilaian diambil adalah penilaian tes dengan melakukan memberikan tes formatif menggunakan butir soal. Penjelasan lebih rinci disajikan dalam gambar 2.1 kerangka berpikir tentang hasil belajar terhadap IPA dengan model Example Non Examples.

17 SK 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Kondsi Awal Pembelajaran Konvensional Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah dan tanya jawab satu arah Hasil belajar (<KKM) Siklus 1 Tahap Tindakan Pembelajaran Inovatif Pembelajaran model Example Non Examples Hasil belajar siswa sudah meningkat (mendekati KKM tetapi belum tuntas) 1. Menayangkan gambargambar. 2. Memberikan pentunjuk. 3. Memberikan kesempatan menganalisis gambar. Siklus 2 Hasil belajar siswa meningkat dan tuntas ( KKM65) 4. Membentuk siswa dalam kelomok yang terdiri dari 2-3 orang. 5. Presentasi hasil. 6. Menyajikan materi. 7. Membuat kesimpulan. Tahap Akhir Melalui pembelajaran dengan Model Example Non Examples Hasil Belajar meningkat 80% siswa mendapat nilai tuntas ( KKM 65) 2.4 Gambar Hipotesi 2.1 Kerangka Berpikir Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Example Non Examples

18 2.4 Hipotesis Berdasarkan dari kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini adalah Peningkatan hasil belajar IPA diduga dapat diupayakan melalui model Example Non Examples siswa kelas 5 SDN 2 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.