Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kolaborasi Kelas V SDN 3 Parigi

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Agustina Simpan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Melalui Metode Permainan Siswa Kelas IV SDK Uwemea

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Metode Diskusi Pada Bidang Studi PKn Di Kelas V SD Inpres 2 Tada

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres Despot Posona Menemukan Pikiran Pokok Melalui Metode Inkuiri

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Pada Pembelajaran IPA di SDN 2 Terpencil Eeya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Berbantu Media Gambar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV SDN 3 Tambun Tolitoli

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

Wahida, Lestari, M.P. Alibasyah, dan Minarni Rama Jura

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Viky Warsito Universitas Tadulako Jln. Soekarno Hatta Km 9 PALU-SULAWESI TENGAH

Elisabeth Natalia Krainova Alumni Prodi PPKn FKIP Universitas Tadulako Palu. Kata kunci: Jigsaw, Mengembangkan Karakter, Pebelajar.

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS V SDN 1 LABEAN MELALUI METODE LATIHAN

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Penerapan Experiential Learning

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Peningkatan Hasil Belajar IPA-Fisika Melalui Pendekatan Deep Dialogue dan Critical Thingking pada Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 2 Biromaru

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Inpres Biromaru Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Meningkatkan Hasil Pembelajaran Ipa Melalui Strategi Pembelajaran Induktif Siswa Kelas IV SDN 6 Watuoge

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

Roi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 2 ISSN X. Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan Bustamin

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Materi Perpindahan Energi Panas Melalui Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 2 Salungkaenu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar di Kelas IV SDN 9 Bunobogu

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PENUGASAN DI KELAS V SD INPRES MATANTIMALI KEC. MARAWOLA BARAT JURNAL PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4 ISSN X

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2

Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing di Kelas III SD Inpres Kantewu

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn di SDN 05 Lakea Kabupaten Buol

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif STAD di Kelas IV SDN 2 Siney

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Kabinuang Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Diskusi Kelas

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN X. Musjin, Sarjan N. Husain, dan Ritman Ishak Paudi

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Hasbiati SDN 002 Tanah Grogot

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran PKn Tentang Menghargai Dan Menaati Keputusan Bersama Kelas V SDN Inpres 3 Tolai Ni Ketut Mirniati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa yang tidak mencapai KKM 65% dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh pada mata pelajaran PKn adalah 54,67. Maka rumusan masalahnya adalah apakah penerapan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Inpres 3 Tolai pada mata pelajaran PKn khususnya materi menghargai dan menaati keputusan bersama. Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa, serta mengetahui kemampuan pengelolaan guru dalam proses pembelajaran. dengan melalui metode diskusi pada siswa kelas V SDN Inpres 3 Tolai. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan berakhir pada siklus kedua yang telah berhasil, di mana tiap siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Inpres 3 Tolai yang berjumlah 18 siswa, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Berdasarkan hasil observasi di kelas V SDN Inpres 3 Tolai terungkap bahwa metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam bentuk diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti selama satu bulan dimulai pada hari selasa tanggal 25 Februari 2014 sampai hari selasa tanggal 18 Maret 2014. Terlihat jelas dalam pelaksanaan tindakan siklus pertama sampai siklus kedua. Nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 50% dan daya serap klasikal 60% menjadi meningkat pada pelaksanaan siklus II pada dengan perolehan persentase pada ketuntasana belajar klasikal sebesar 88,88% dan persentase pada daya serap klasikal sebesar 70,55%. Aktivitas guru yang dicapai pada pertemuan pertama 46 dari skor maksimal 56 sehingga persentase yang diperoleh sebesar 82,1%. Hasil observasi pada pertemuan kedua diperoleh skor total aktivitas guru sebanyak 54 dari skor maksimal 56 sehingga besaran persentase yang dicapai sebesar 96,4%. Aktivitas siswa terlihat bahwasa jumlah skor yang diperoleh pada pertemuan pertama sebanyak 26 dari skor maksimal 32 sehingga perolehan persentase pada observasi sebesar 81,2%. Selanjutnya pada pertemuan kedua di siklus II diperoleh skor aktivitas siswa sebanyak 31 dari skor maksimal 32, jika dirata-ratakan persentase pencapaian sebesar 96,8%. Kata Kunci: Metode Diskusi, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn. 112

I. PENDAHULUAN Agar seseorang mau belajar terus sepanjang hidupnya maka pembelajaran di sekolah harus memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi semuanya. Setiap murid berbeda secara individual, dalam cara belajarnya perbedaan individual ini harus dipertimbangan dalam strategi mengajar agar setiap anak dapat sepenuhnya menguasai bahan pelajaran secara tuntas (Yusron Aminullah, 2011:35). Uraian di atas jelas bahwa ketidaksiapan siswa dalam belajar disebabkan oleh kurangnya motivasi dan peluang partisipasi siswa yang berawal ketidak aktifan siswa dan tanggung jawab siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru pada akhir pembelajaran maupun tugas-tugas rumah yang diberikan guru. Berdasarkan hasil pengamatan di SDN Inpres 3 Tolai dimana guru mengajar hanya menggunakan metode ceramah saja, sehingga pembelajaran kurang menarik dan siswa kurang termotivasi, pasif dan tidak semangat untuk belajar khususnya pada mata pelajaran PKn materi tentang menghargai dan menaati keputusan bersama, sehingga siswa masih banyak mengalami kesulitan belajar, dalam mengerjakan tugas, baik tugas (latihan) di sekolah maupun tugas PR (pekerjaan rumah) tidak terselesaikan dan akan berdampak pada hasil belajar siswa tidak maksimal seperti apa yang diharapkan. Data nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh pada mata pelajaran PKn belum mencapai standar KKM yaitu 6,5 dengan data nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh pada mata pelajaran PKn adalah 54,67 Berdasarkan data tersebut bahwa pembelajaran PKn di kelas V masih dibawah KKM yang diterapkan di kelas V SDN Inpres 3 Tolai yaitu 65. keberhasilannya, olehnya itu peneliti berkeinginan untuk melakukan suatu penelitian guna meingkatkan hasil belajar PKn di kelas V pada materi menghargai dan menaati keputusan bersama dengan menggunakan metode diskusi. Penggunaan metode diskusi akan merangsang siswa untuk berpikir kritis dan mampu mengeluarkan pendapat, sehingga siswa terlibat aktif dan tidak pasif. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan 113

pembelajaran dengan menerapkan motode diskusi agar tercipta keberanian dan interaksi siswa dengan pendidik (guru) sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (classroom action research) adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran dan belajar dari pengalaman mereka sendiri, dapat mengeksperimen suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. (Muslich, Masnur 2010:83). Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Inpres 3 Tolai. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V berjumlah 18 orang siswa, terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014. Pengumpulan data adalah hal yang sangat penting dalam penelitian ini dimana dengan menggunakan Tes dan Observasi. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan 1) lembar observasi aktivitas siswa, 2) lembar observasi aktivitas guru, 3) Tes hasil belajar. Untuk mengelola data mentah menjadi informasi bermakna peneliti melakukan tiga tahapan, yaitu: Mereduksi data, Penyajian Data, Penarikan kesimpulan dan verifikasi serta teknik analisis data yang digunakan dalam menganlisis data kualitatif yang diperoleh dari tes hasil kegiatan siswa proses pembelajaran siswa dengan menggunakan rumus persentase ketuntasan belajar siswa sebagai berikut: 1) Daya Serap Individu dengan : X Y DSI X Y x 100% = Skor yang diperoleh siswa = Skor maksimal soal DSI = Daya Serap Individu Seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65% (Depdiknas, 2006:37). 114

2) Persentase Daya Serap Klasikal SkorTotalPesertaTes SkorSeluruhSoal PDSK x 100% Suatu kelas dinyatakan tuntas jika persentase daya serap klasikal 70%. 3) Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Persentase KBK= N S x 100% Keterangan: N = Jumlah siswa yang tuntas S = Jumlah siswa seluruhnya. KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal Proses pembelajaran di kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 85% siswa telah tuntas secara individu (Depdiknas, 2006:37). JumlahSkor SkorMaksimum 4) Persentase nilai rata-rata (NR)= NR x 100% Sangat baik = Nilai rata-rata lebih besar atau sama dengan 90%. Baik = Nilai rata-rata lebih kecil dari 90% sampai 70%. Cukup = Nilai rata-rata lebih kecil dari 70% sampai 50%. Kurang= Nilai rata-rata lebih kecil dari 50% sampai 30%. Sangat kurang= Nilai rata-rata lebih kecil dari 30% sampai 10% III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan tindakan pada siklus I dimulai pada hari selasa tanggal 25 Februari 2014 dan pemberian tindakan akhir pada selasa tanggal 4 Maret 2014, dalam pelaksanaan tindakan siklus I peneliti di dampingi oleh guru mata pelajaran PKn kelas V, yaitu Bapak I Ketut Putra, S.Pd, sekaligus bertindak menjadi observer/pengamat dalam penelitian pemberian tindakan siklus I ini. Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan selama dua kali pertemuan tatap muka dikelas, dimana pertemuan awal atau pertemuan pertama untuk menerapkan metode diskusi pada materi menghargai dan menaati keputusan bersama serta pertemuan kedua melaksanakan evaluasi untuk mengetahui dan mengeukur hasil pembelajaran Pkn pada tindakan siklus I. 115

Ketika pelaksanaan tindakan siklus I berakhir, kegiatan selanjutnya adalah memberikan evaluasi tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V SDN Inpres 3 Tolai pada mata pelajaran PKn. Tes yang diberikan berupa soal esai dengan jumlah soal sebanyak 5 nomor. Pelaksanaan evaluasi ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 4 Maret 2014. Melihat pada hasil analisis ujian hasil belajar siswa kelas V SDN Inpres 3 Tolai pada tindakan siklus I diperoleh skor tertinggi 75 dan skor terendah 35 dari jumlah siswa 18 siswa yang mengikuti tes, dimana terdapat 9 siswa yang tuntas serta 9 siswa yang dinyatakan belum tuntas dengan persentase ketuntasan belajar klasikal 50% dan persentase daya serap klasikal 60%. Berdasarkan data hasil observasi pada tabel 4.3 di atas, jumlah skor aktivitas guru yang diperoleh pada pertemuan pertama sebanyak 27 dari skor maksimal 56 sehingga persentase aktivitas guru pada pertemuan pertama sebesar 48,2%. Hasil observasi pada pertemuan kedua diperoleh skor sebanyak 35 dari skor maksimal 56 dengan persentase aktivitas pertemuan kedua sebesar 62,5%. Keterangan tersebut menandakan bahwa taraf keberhasilan aktivitas guru pada pertemuan pertama masih dalam kategori kurang, namun pada pertemuan kedua berada pada kategori cukup. Berdasarkan data hasil observasi, jumlah skor yang diperoleh pada pertemuan pertama sebanyak 15 dari skor maksimal 32 sehingga persentase kegiatan pada pertemuan pertama sebesar 46,8%. Hasil observasi pada pertemuan kedua diperoleh skor total aktivitas siswa 29 dari skor maksimal 32 sehingga persentase aktivitas pertemuan kedua sebesar 62,5%. Keterangan tersebut menandakan bahwa taraf keberhasilan aktivitas siswa juga berada pada kategori kurang dan cukup. Berdasarkan hasil analisis ujian tes hasil belajar siswa pada tindakan siklus II diperoleh skor tertinggi 85 dan skor terendah 55. Dari jumlah keseluruhan siswa 18 dan ada 16 siswa yang dinyatakan tuntas secara individu dan 2 siswa yang belum tuntas sehingga persentase ketuntasan belajar klasikal mencapai 88,88% dan persentase daya serap klasikal mencapai 70,55%. Perolehan ini telah 116

mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan, yakni sama atau lebih dari 80%, sehingga tidak perlu lagi dilanjutkan pada tindakan siklus berikutnya. Berdasarkan data hasil observasi, jumlah skor aktivitas guru yang dicapai pada pertemuan pertama 46 dari skor maksimal 56 sehingga persentase yang diperoleh sebesar 82,1%. Hasil observasi pada pertemuan kedua diperoleh skor total aktivitas guru sebanyak 54 dari skor maksimal 56 sehingga besaran persentase yang dicapai sebesar 96,4%. Keterangan tersebut menandakan bahwa taraf keberhasilan aktivitas guru pada siklus II berada pada kategori sangat baik dan mengalami peningkatan jika disandingkan pada pelaksanaan siklus I. Upaya pembelajaran guru disekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah, pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga, dan pusat pendidikan pemuda. Belajar menjadi bermakna bila guru mampu merumuskan segala kemampuan dalam program kegiatan tertentu dan belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai-nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari. Melihat hasil pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersama peneliti dalam dua kali tindakan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Inpres 3 Tolai pada mata pelajaran PKn materi menghargai dan menaati keputusan bersama. Berdasarkan pada lembara observasi aktivitas guru dan siswa serta serta alat tes evaluasi yang telah realisasikan selama dua siklus membuktikan pelaksanaan tindakan dapat diterima dalam arti metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa dan alat tes evaluasi memperlihatkan perolehan yang maksimal dengan peningkatan hasil belajar dari tahap awal hingga akhir siklus telah sesuai dengan indikator kinerja. Merujuk pada hasil analisis tes formatif siklus I, diperoleh persentase daya serap klasikal (DSK) sebesar 60% dan ketuntasan belajar klasikal (KBK) sebesar 50% dengan 9 orang siswa yang tuntas dan 9 orang siswa yang tidak tuntas dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 18 orang. Persentase daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal ini masih rendah dari indikator keberhasil yang telah 117

ditentukan yaitu sebesar 65% (DSK) dan 85% (KBK). Meningkatnya presentase daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada tindakan siklus I dibandingkan dari hasil pengamatan guru kelas sebelumnya, masih dapat dikriteriakan cukup. Berpedoman pada hasil evaluasi pada tindakan siklus I dilakukan perbaikan pada tindakan siklus II yaitu guru membantu dan membimbing siswa dalam kegiatan belajar melalui metode diskusi karena guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Penerapan ini memberikan implikasi yang positif, ini terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa pada tindakan siklus II dengan persentase daya serap klasikal (DSK) mencapai 70,55% dan ketuntasan belajar klasikal (KBK) sebesar 88,88% dengan 16 orang siswa yang tuntas dan 2 orang siswa yang tidak tuntas dari jumlah keseluruhan siswa 18 orang. Persentase daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal ini sudah dapat dikatakan telah melewati indikator keberhasilan yaitu 65% (DSK) dan 85% (KBK). Pembahasan Upaya pembelajaran guru disekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah, pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga, dan pusat pendidikan pemuda yang lain. Upaya pembelajaran bermakna bila siswa diharapkan pada pemecahan masalah yang menantangnya, belajar menjadi bermakna bila guru mampu merumuskan segala kemampuan dalam program kegiatan tertentu dan belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai-nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari. Melihat hasil pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersama peneliti dalam dua kali tindakan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Inpres 3 Tolai pada mata pelajaran PKn materi menghargai dan menaati keputusan bersama. Berdasarkan pada lembara observasi aktivitas guru dan siswa serta serta alat tes evaluasi yang telah realisasikan selama dua siklus membuktikan pelaksanaan tindakan dapat diterima dalam arti metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa 118

dan alat tes evaluasi memperlihatkan perolehan yang maksimal dengan peningkatan hasil belajar dari tahap awal hingga akhir siklus telah sesuai dengan indikator kinerja. Merujuk pada hasil analisis tes formatif siklus I, diperoleh persentase daya serap klasikal (DSK) sebesar 60% dan ketuntasan belajar klasikal (KBK) sebesar 50% dengan 9 orang siswa yang tuntas dan 9 orang siswa yang tidak tuntas dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 18 orang. Persentase daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal ini masih rendah dari indikator keberhasil yang telah ditentukan yaitu sebesar 65% (DSK) dan 85% (KBK). Meningkatnya presentase daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada tindakan siklus I dibandingkan dari hasil pengamatan guru kelas sebelumnya, masih dapat dikriteriakan cukup. Berpedoman pada hasil evaluasi pada tindakan siklus I dilakukan perbaikan pada tindakan siklus II yaitu guru membantu dan membimbing siswa dalam kegiatan belajar melalui metode diskusi karena guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Penerapan ini memberikan implikasi yang positif, ini terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa pada tindakan siklus II dengan persentase daya serap klasikal (DSK) mencapai 70,55% dan ketuntasan belajar klasikal (KBK) sebesar 88,88% dengan 16 orang siswa yang tuntas dan 2 orang siswa yang tidak tuntas dari jumlah keseluruhan siswa 18 orang. Persentase daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal ini sudah dapat dikatakan telah melewati indikator keberhasilan yaitu 65% (DSK) dan 85% (KBK). Melalui kegiatan refleksi antara peneliti dan guru berdiskusi tentang hasil observasi awal dimana sebagian besar siswa belum aktif terlibat dalam kegiatan berdiskusi, kemungkinan alternatif tindakan yang dilakukan melalui revisi misalnya memberikan kesempatan terlih dahulu kepada siswa yaang belum aktif untuk bertanya atau mengemukakan pendapat, kemudian alternatif lain adalah memaksa siswa yang masih sering bermain untuk mengikuti kegiatan diskusi dengan serius sehingga diharapkan dengan cara seperti ini siswa akan mulai terbiasa dan tertarik ikut dalam kegiatan diskusi. Sehingga pada akhir tindakan 119

yang dilakukan oleh guru dapat diketahui bahwa dalam proses diskusi dapat dikatakan aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Melalui kegiatan diskusi peneliti dan guru berdiskusi tentang observasi awal bahwa siswa yang menarik yang menarik kesimpulan dari argument pendapat orang lain masih sangat rendah dikarenakan siswa sangat sulit untuk memahami pokok bahasan yang didiskusikan. Dan pada akhir tindakan siklus diketahui bahwa proses disksusi sudah meningkat karena pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sudah dapat difahami dan dimengerti oleh siswa. Aktifitas Siswa Selama Pembelajaran PKn Untuk kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode disksui siswa terlihat antusias untuk memahami masalah, pada saat proses diskusi siswa terlihat bekerja sama, kooperatif dalam masing-masing kelompok dan beberapa orang siswa saja yang terlihat diam atau mengharapkan jawaban dari teman sekelompoknya. Keadaan seperti ini dimungkinkan terjadi karena hanya terbiasa menerima penjelasan dari guru berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari padaa waktu menyimpulkan dengan arahan guru. Siswa telah dapat menyimpulkan tentang materi yang telah didiskusikan setelah melakukan refleksi terhadap langkah-langkah yang dibuat dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. Sebelum melaksanakan kegiatan inti pelajaran, terlebih dahulu guru melaksanakan kegiatan memotivasi siswa, menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar, memberikan pertanyaan lisan untuk membangkitkan pengetahuan prasyarat siswa serta mengelompokkan siswa. Pemberian penguatan kepada para siswa bertujuan agar siswa dapat mempelajari materi yang disajikan dengan sungguh-sungguh. Untuk kegiatan inti pembelajaran, peneliti mengawalinya dengan mengajukan masalah. Masalah merupakan sumber awal bagi siswa untuk memahami konsep-konsep yang akan dipejari selain dijadikan sebagai objek penerapan PKn. Hal tersebut akan membuat siswa aktif berfikir mulai dari awal pembelajaran dn berusaha meningkatkan pengetahuannya. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan LKS yaitu menjawab soal-soal yang sudah disiapkan oleh peneliti. Masalah diselesaikan siswa secara berkelompok menurut cara siswa 120

sendiri sesuai dengan kemampuan atau kemampuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman belajarnya. Kurangnya keterampilan bertanya oleh siswa, kurangnya keterampilan bertanya siswa diduga disebabkan kepribadian siswa yang memang pendiam dan pemalu yang akhirnya terbawa kedalam kelas sehinggaa berdampak kurang baik pada hasil belajarnya. Kurangnya kerjasama antar anggota kelompoknya. Perilaku siswa sangat menentukan aktivitas belajar kelompok. Jika ada anggota kelompok yang mempunyai sifat pendiam maka kinerja kelompoknya tidak akan berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, kurangnya keberanian siswa mengemukakan ide dan gagasan menjadi penyebab kurangnya kerjasama antar anggota kelompok. Karena pembelajaran PKn dengan penerapan metode diskusi mengharuskan siswa terlibat secara aktif, inovatif dan kooperatif, maka kesiapan siswa menjadi faktor penting untuk berjalannya proses pembelajaran di kelas, terutama jika menggunakan metode diskusi. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Upaya pembelajaran guru disekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah, pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga, dan pusat pendidikan pemuda. Pemecahan masalah yang menantangnya, belajar menjadi bermakna bila guru mampu merumuskan segala kemampuan dalam program kegiatan tertentu dan belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai-nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari. Melihat hasil pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersama peneliti dalam dua kali tindakan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Inpres 3 Tolai pada mata pelajaran PKn materi menghargai dan menaati keputusan bersama. Berdasarkan pada lembara observasi aktivitas guru dan siswa serta serta alat tes evaluasi yang telah realisasikan selama dua siklus membuktikan pelaksanaan tindakan dapat diterima dalam arti metode diskusi dapat 121

meningkatkan hasil belajar siswa dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa dan alat tes evaluasi memperlihatkan perolehan yang maksimal dengan peningkatan hasil belajar dari tahap awal hingga akhir siklus telah sesuai dengan indikator kinerja. Merujuk pada hasil analisis tes formatif siklus I, diperoleh persentase daya serap klasikal (DSK) sebesar 60% dan ketuntasan belajar klasikal (KBK) sebesar 50% dengan 9 orang siswa yang tuntas dan 9 orang siswa yang tidak tuntas dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 18 orang. Persentase daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal ini masih rendah dari indikator keberhasil yang telah ditentukan yaitu sebesar 65% (DSK) dan 85% (KBK). Meningkatnya presentase daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada tindakan siklus I dibandingkan dari hasil pengamatan guru kelas sebelumnya, masih dapat dikriteriakan cukup. Berpedoman pada hasil evaluasi pada tindakan siklus I dilakukan perbaikan pada tindakan siklus II yaitu guru membantu dan membimbing siswa dalam kegiatan belajar melalui metode diskusi karena guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Penerapan ini memberikan implikasi yang positif, ini terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa pada tindakan siklus II dengan persentase daya serap klasikal (DSK) mencapai 70,55% dan ketuntasan belajar klasikal (KBK) sebesar 88,88% dengan 16 orang siswa yang tuntas dan 2 orang siswa yang tidak tuntas dari jumlah keseluruhan siswa 18 orang. Persentase daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal ini sudah dapat dikatakan telah melewati indikator keberhasilan yaitu 65% (DSK) dan 85% (KBK). Melalui kegiatan refleksi antara peneliti dan guru berdiskusi tentang hasil observasi awal dimana sebagian besar siswa belum aktif terlibat dalam kegiatan berdiskusi, kemungkinan alternatif tindakan yang dilakukan melalui revisi misalnya memberikan kesempatan terlih dahulu kepada siswa yaang belum aktif untuk bertanya atau mengemukakan pendapat, kemudian alternatif lain adalah memaksa siswa yang masih sering bermain untuk mengikuti kegiatan diskusi dengan serius sehingga diharapkan dengan cara seperti ini siswa akan mulai terbiasa dan tertarik ikut dalam kegiatan diskusi. Sehingga pada akhir tindakan 122

yang dilakukan oleh guru dapat diketahui bahwa dalam proses diskusi dapat dikatakan aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Melalui kegiatan diskusi peneliti dan guru berdiskusi tentang observasi awal bahwa siswa yang menarik yang menarik kesimpulan dari argument pendapat orang lain masih sangat rendah dikarenakan siswa sangat sulit untuk memahami pokok bahasan yang didiskusikan. Dan pada akhir tindakan siklus diketahui bahwa proses disksusi sudah meningkat karena pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sudah dapat difahami dan dimengerti oleh siswa. Untuk kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode disksui siswa terlihat antusias untuk memahami masalah, pada saat proses diskusi siswa terlihat bekerja sama, kooperatif dalam masing-masing kelompok dan beberapa orang siswa saja yang terlihat diam atau mengharapkan jawaban dari teman sekelompoknya. Keadaan seperti ini dimungkinkan terjadi karena hanya terbiasa menerima penjelasan dari guru berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari padaa waktu menyimpulkan dengan arahan guru. Siswa telah dapat menyimpulkan tentang materi yang telah didiskusikan setelah melakukan refleksi terhadap langkah-langkah yang dibuat dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. Sebelum melaksanakan kegiatan inti pelajaran, terlebih dahulu guru melaksanakan kegiatan memotivasi siswa, menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar, memberikan pertanyaan lisan untuk membangkitkan pengetahuan prasyarat siswa serta mengelompokkan siswa. Pemberian penguatan kepada para siswa bertujuan agar siswa dapat mempelajari materi yang disajikan dengan sungguh-sungguh. Untuk kegiatan inti pembelajaran, peneliti mengawalinya dengan mengajukan masalah. Masalah merupakan sumber awal bagi siswa untuk memahami konsep-konsep yang akan dipejari selain dijadikan sebagai objek penerapan PKn. Hal tersebut akan membuat siswa aktif berfikir mulai dari awal pembelajaran dn berusaha meningkatkan pengetahuannya. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan LKS yaitu menjawab soal-soal yang sudah disiapkan oleh peneliti. Masalah diselesaikan siswa secara berkelompok menurut cara siswa 123

sendiri sesuai dengan kemampuan atau kemampuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman belajarnya. Beberapa hal yang dianggap menjadi penyebab ketidaktuntasan beberapa orang siswa dalam pelaksanaan penelitian adalah Kurangnya keterampilan bertanya oleh siswa, kurangnya keterampilan bertanya siswa diduga disebabkan kepribadian siswa yang memang pendiam dan pemalu yang akhirnya terbawa kedalam kelas sehinggaa berdampak kurang baik pada hasil belajarnya. Kurangnya kerjasama antar anggota kelompoknya. Perilaku siswa sangat menentukan aktivitas belajar kelompok. Jika ada anggota kelompok yang mempunyai sifat pendiam maka kinerja kelompoknya tidak akan berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, kurangnya keberanian siswa mengemukakan ide dan gagasan menjadi penyebab kurangnya kerjasama antar anggota kelompok. Karena pembelajaran PKn dengan penerapan metode diskusi mengharuskan siswa terlibat secara aktif, inovatif dan kooperatif, maka kesiapan siswa menjadi faktor penting untuk berjalannya proses pembelajaran di kelas, terutama jika menggunakan metode diskusi. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. (2006). KKM KelompokKlasikal. Muslich, Masnur. (2010). Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action Research) Pedoman Praktis bagi Guru Profesional. Cetakan Keempat. Jakarta: Bumi Aksara. Ramadhan A., dkk. (2013). Panduan Tugas Akhir (Skripsi) & Artikel Penelitian. Palu: Universitas Tadulako. Yusron Aminullah. (2011). Mindset Pembelajaran. Bandung: Penerbit Nuansa 124