PEMBELAJARAN TIPE TGT BERBANTU PERMAINAN MISKIN UNTUK PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA Rr. Chusnul Chotimah A., Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: Anthycamurty@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini: mengetahui peningkatan kemandirian belajar dan pemahaman konsep matematika matematika melalui penerapan pembelajaran tipe TGT berbantu permainan miskin, serta mengetahui korelasi kemandirian belajar dan pemahaman konsep matematika matematika terhadap prestasi siswa melalui penerapan pembelajaran tipe TGT berbantu permainan miskin. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan: lembar observasi kemandirian, tes pemahaman konsep matematika. Hasil penelitian: pembelajaran tipe TGT berbantu permainan miskin dapat meningkatkan kemandirian siswa dengan persentase 75,25% di siklus I dan 79,17% di siklus II, pembelajaran tipe TGT berbantu permainan miskin dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika dengan rerata pada siklus I 15,6 dengan ketuntasan klasikal 64% dan rerata 15,625 pada siklus II dengan ketuntasan klasikal 70,83%, terdapat korelasi pada siklus I sebesar 0,52 dengan tingkat hubungan sedang dan pada siklus II sebasar 0,76 dengan tingkat hubungan kuat. Kata kunci: TGT, permainan miskin, kemandirian, pemahaman konsep PENDAHULUAN Dari observasi awal peneliti dalam kegiatan pembelajaran kelas VIII A SMP Sultan Agung, beberapa siswa belum dapat mengelompokkan objek berdasarkan sifatsifat yang terdapat dalam materi. Setelah guru menerangkan suatu materi siswa diminta untuk menyimpulkan, yang dapat menyimpulkan hanya siswa yang pandai saja. Beberapa siswa belum mampu mempresentasikan materi yang sedang dipelajarinya secara berurutan. Beberapa siswa belum dapat memahami materi dengan melihat syarat-syarat yang diperlukan. Hanya sedikit siswa yang dapat menyelesaikan soal menggunakan langkah-langkah yang benar. Pembelajaran juga masih berpusat pada guru. Dari hasil yang sudah didapatkan, menunjukkan bahwa siswa lemah dalam pemahaman konsep matematika. 24
Selain pemahaman konsep matematika, dalam pembelajaran kelas VIII A yang sedang berlangsung, sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Siswa juga tidak membaca buku pelajaran dan tidak mengerjakan soal jika tidak diminta atau diperintahkan oleh guru. Beberapa siswa tidak menyiapkan buku catatan dan alat tulis pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, masih memerlukan bantuan orang lain. Siswa menjadi cepat bosan, kurang berkonsentrasi, bermain dengan temannya sendiri dan kurang aktif dalam pembelajaran. Dari hasil yang sudah didapatkan, menunjukkan bahwa siswa lemah dalam kemandirian belajar. Pada pembelajaran matematika, dibutuhkan kemandirian dalam berlatih mengerjakan soal matematika agar terbiasa dalam menyelesaikan soal matematika. Dalam berlatih mengerjakan soal matematika, tidak hanya kemandirian yang dibutuhkan tetapi pemahaman konsep matematika siswa juga dibutuhkan. Terkait belum optimalnya pemahaman konsep matematika siswa dan kemandirian belajar siswa, maka perlu adanya pemilihan model pembelajaran matematika. Pada penelitian ini, menggunakan model Cooperative Learning tipe TGT untuk peningkatan kemandirian siswa dan pemahaman konsep matematika siswa. Pembelajaran dengan model TGT, menjadikan kemauan dan tanggung jawab siswa dalam belajar akan meningkat. Semua siswa harus menguasai konsep pada pembelajaran agar dapat mengikuti permainan dan tidak tertinggal oleh teman-temannya. Sehingga kemandirian dan pemahaman konsep matematika siswa mengalami peningkatan menggunakan model Cooperative Learning tipe TGT. Tujuan penelitian ini: mengetahui peningkatan kemandirian belajar dan pemahaman konsep matematika melalui penerapan pembelajaran tipe TGT berbantu permainan miskin, serta mengetahui korelasi kemandirian belajar dan pemahaman konsep matematika terhadap prestasi siswa melalui penerapan pembelajaran tipe TGT berbantu permainan miskin. Menurut Wedmeyer dalam Rusman (2012: 354) kemandirian dalam belajar perlu diberikan kepada siswa supaya mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya dalam mengembangkan kemampuan belajar. 25
Indikator kemandirian belajar, yaitu: inisiatif sendiri, tanggung jawab, tidak tergantung, disiplin. Pemahaman konsep matematika adalah kemampuan seseorang untuk mengerti, menangkap, memanfaatkan apa yang diajarkan, memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. Indikator dari pemahaman konsep tertera dalam Kilpatrick, Swafford, & Findell dalam Afrilianto, M (2012: 196) adalah sebagai berikut: menyatakan ulang secara verbal konsep yang telah dipelajari, mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan untuk membentuk konsep tersebut, menerapkan konsep secara algoritma, menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematika, mengaitkan berbagai konsep (internal dan eksternal matematika). Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini perlu dikemukakan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran tipe TGT, yaitu Panusunan Tampubolon (2013) melakukan tentang penelitian pemecahan masalah dan pemahaman matematika melalui model pembelajaran tipe TGT. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan penerapan strategi kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematika siswa dan dapat meningkatakan kemampuan pemecahan masalah. Indah Kusumawati (2009) Penggunaan Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) disertai Media Gambar Cetak sebagai Upaya dalam Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Geografi pada Kompetensi Dasar Atmosfer bagi Siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2008/2009. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan penerapan metode pembelajaran TGT disertai media gambar cetak dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar. METODE PENELITIAN Penelitian ini, merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berlangsung selama 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan; tindakan; pengamatan; refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Sultan Agung, pada siswa kelas VIIIA semester II tahun pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Sultan Agung Purworejo tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan metode 26
observasi, tes, dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini, meliputi lembar observasi kemandirian belajar siswa yang berfungsi untuk mengukur kemandirian belajar siswa, serta tes soal uraian yang diberikan pada setiap akhir siklus untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Teknik analisis data menggunakan perhitungan rata-rata dan persentase. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembelajaran pada siklus I belum berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan beberapa siswa masih belum terlibat aktif berdiskusi dalam kelompok. Saat guru meminta siswa untuk berkelompok, ada siswa yang enggan berkelompok. Dalam mengerjakan LKS, siswa masih sering bertanya pada guru. Terdapat kelompok yang bersemangat dalam mengumpulkan nilai pada saat bermain untuk menjadi kelompok yang mempunyai skor tertinggi. Pada saat permainan, beberapa siswa tidak mematuhi peraturan yang sudah dijelaskan oleh guru Hasil pengamatan kemandirian belajar dan pemahaman konsep matematika siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Persentase Kemandirian 100% 80% 75% 79% 60% 40% 20% 0% Siklus I Siklus II Rata-rata Pemahaman Konsep 15,63 15,625 15,62 15,61 15,6 15,6 15,59 15,58 Siklus I Siklus II Gambar 1 Hasil observasi kemandirian siswa Gambar 2 Rerata pemahaman konsep siswa Terdapat korelasi pada siklus I sebesar 0,52 dengan tingkat hubungan sedang. Terdapat korelasi pada siklus II sebasar 0,76 dengan tingkat hubungan kuat. Kekurangan pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Dalam hal ini bertujuan agar kemandirian belajar siswa meningkat. Pada siklus II, peneliti memberikan arahan apabila siswa mengikuti pembelajaran siswa dapat menyumbangkan nilai agar kelompoknya menjadi juara. Guru juga mengingatkan, belum tentu jawaban dari teman benar. Bisa saja, jawaban 27
kalian lebih benar daripada jawaban teman. Hasil tersebut diiringi dengankerjasama antar siswa yang sudah baik. Siswa mempunyai inisiatif sendiri untuk menyiapkan peralatan untuk belajar dan memperhatikan guru. Semua siswa tanpa diminta telah mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hampir semua kelompok tanpa diminta oleh guru mengumpulkan tugas secara tepat waktu. Hampir semua siswa bekerja sama dengan anggota kelompoknya, untuk mendiskusikan materi yang ada pada LKS dengan teman sekelompok. Hampir semua siswa sudah mulai mendengarkan penjelasan guru saat pembelajaran. Siswa bertanggung jawab atas apa yang sudah menjadi tugasnya. Siswa sudah dapat menyatakan ulang secara verbal konsep yang telah dipelajari. Siswa sudah dapat mengklasifikasikan objek-objek. Siswa dapat menerapkan konsep secara algoritma. Siswa dapat menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematika. Siswa dapat mengaitkan berbagai konsep. Sehingga berdasarkan hasil penelitian siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa tipe TGT berbantu permainan miskin dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep matematika pada materi yang disampaikan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantu permainan miskin dapat meningkatkan kemandirian belajar dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII A SMP Sultan Agung Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukan dengan persentase kemandirian belajar pada siklus I sebesar 75,25% meningkat pada siklus II 79,17%. Sedangkan untuk rata-rata hasil tes pemahaman konsep matematika pada siklus I sebesar 15,6 dengan ketuntasan klasikal sebesar 64% meningkat pada siklus II rata-rata menjadi 15,625 dengan ketuntasan klasikal sebesar 70,83%.Pada siklus I, korelasi antara kemandirian belajar dan pemahaman konsep matematika adalah 0,52 dengan kategori hubungan sedang. Sedangkan pada siklus II, korelasi antara kemandirian belajar dan pemahaman konsep adalah 0,76 dengan kategori hubungan kuat. Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memberikan saran bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantu permainan miskin adalah model 28
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian belajar dan pemahaman konsep matematika siswa sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika. DAFTAR PUSTAKA Afrilianto, M. 2012. Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kompetensi Strategis Matematis Siswa SMP dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. Vol 1. No.2 Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RadjaGrafindo Persada. Kusumawati, Indah. 2009. Penggunaan Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) disertai Media Gambar Cetak sebagai Upaya dalam Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Geografi pada Kompetensi Dasar Atmosfer bagi Siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi, Tidak Diterbitkan.Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta. Diunduh http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/ 12350440.pdf pada tanggal 17 November 2014 pukul 04.26 Tampubolon, Panusunan. 2013.Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Pemahaman Matematika Siswa Melalui Strategi Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Di SMA Negeri 4 Medan. Tesis, Tidak Diterbitkan. Universitas Negeri Medan, Medan. Diunduh http://digilib.unimed.ac.id/upayameningkatkan-kemampuan-pemecahan masalah-dan-pemahaman-matematikasiswa-melalui-strategi-kooperatif-tipe-tgt-teams-group-tournament-di-smanegeri-4-medan-29612.html pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 10.11 29