BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Nopember 2010 di PPKA Bodogol, Sukabumi, Jawa Barat (Gambar 2). Lokasi pengambilan data kupu-kupu di PPKA Bodogol, meliputi hutan heterogen, hutan pinus, dan lahan pertanian (Gambar 3). Identifikasi spesimen dilakukan di Laboratorium Zoologi Universitas Nasional, Jakarta dan verifikasi spesimen dilakukan di Bidang Zoologi, Puslitbang Biologi, LIPI Cibinong Gambar 2. Peta PPKA Bodogol sebagai lokasi penelitian (tanda panah)
11 C B A Gambar 3. Lokasi pengamatan kupu-kupu di PPKA Bodogol: A. Hutan heterogen, B. Hutan pinus, C. Lahan pertanian Pengamatan kelimpahan dan keragaman kupu-kupu dilakukan di tiga habitat, yaitu hutan heterogen, hutan pinus, dan lahan pertanian (Gambar 4). a b c Gambar 4. Lokasi pengamatan kupu-kupu di PPKA Bodogol: hutan heterogen (a), hutan pinus (b), dan kawasan lahan pertanian (c).
12 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah jaring serangga, gunting, papan perentang, pinset, jangka sorong, jarum pentul, jarum serangga, kotak koleksi, light meter, 4 in1 Environment Tester, kamera, oven listrik (37-500C), dan anemometer. Bahan yang digunakan ialah alkohol 70%, kertas label, kertas papilot, dan kapur barus (Gambar 5) a b d e c f Gambar 5. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian: light meter (a), 4in1 Environment Tester (b), jaring serangga (c), kotak serangga (d), kertas papilot (e), kapur barus (f). Metode Pengamatan Kupu-kupu Pengamatan kupu-kupu dilakukan dengan metode scan sampling (Martin & Bateson 1993) di tiga habitat yang berbeda, yaitu hutan heterogen, hutan pinus dan lahan pertanian. Pada tiap habitat dilakukan pengamatan di sepanjang jalur yang sudah ada, selama tiga hari setiap bulannya selama 5 bulan. Pengamatan
13 dilakukan pada pagi hari (pukul 08.00 WIB-12.00 WIB) dan siang hari (13.00 WIB-16.00 WIB). Pada pengamatan, kupu-kupu yang telah diketahui spesiesnya dicatat nama spesies dan jumlah individunya. Kupu-kupu yang belum diketahui spesiesnya, ditangkap dengan jaring serangga untuk diidentifikasi. Pengukuran parameter lingkungan hanya meliputi kelembaban udara (%), suhu udara ( C), intensitas cahaya (lux meter), dan kecepatan angin dilakukan setiap 15 menit, dalam setiap pengamatan. Preservasi dan Identifikasi Kupu-kupu Kupu-kupu yang dikoleksi dibawa ke laboratorium, kemudian direntang dengan cara menusuk bagian toraknya menggunakan jarum serangga di atas balok. Spesimen kemudian dipindahkan ke atas papan perentang sehingga sayap, kepala, antena, tungkai, dan abdomennya berada pada posisi yang baik. Agar posisi tetap terjaga, digunakan kertas minyak dan jarum pentul. Sampel kemudian dikeringkam selama 7-10 hari di dalam oven listrik dengan suhu 35-50 C. Setelah kering, sampel dikeluarkan dan disimpan di dalam kotak spesimen yang telah diberi kapur barus. Spesimen diidentifikasi sampai tingkat spesies berdasarkan Yata (1981), Aoki et al. (1982), Tsukada (1985 dan 1991), dan Peggie & Amir (2006). Sekitar 100 individu spesimen kupu-kupu disimpan di laboratorium Zoologi Fakultas Biologi, Universitas Nasional, Jakarta. Analisis Data Data kupu-kupu dianalisis meliputi kelimpahan relatif spesies, frekuensi kehadiran, keragaman spesies, kemerataan spesies, dan kesamaan spesies. Kelimpahan Relatif (KR). Kelimpahan relatif kupu-kupu dihitung dari menggunakan persamaan menurut Brower et al. (1990), sebagai berikut: KR ni N keterangan : x100% KR = kelimpahan relatif spesies Ni = jumlah individu kupu-kupu spesies ke-i N = Total seluruh individu
14 Frekuensi Kehadiran (FK). Frekuensi kehadiran spesies kupu-kupu dihitung menggunakan persamaan menurut Krebs (1985), sebagai berikut: Jumlah lokasi yang ditempati kupu kupu jenis ke i FK x100% Jumlah lokasi yang ditempati seluruh jenis Keterangan: FK= 0-25% : sangat jarang FK= 25 50% : jarang FK= 50 75% : banyak FK > 75% : sangat banyak Keragaman dan Kemerataan Spesies. Keragaman spesies kupu-kupu pada setiap lokasi dihitung menggunakan rumus indeks Shannon-Wiener (H ) (Magurran 1988), sebagai berikut: H' = - Σ pi ln pi Keterangan : H' = indeks keragaman Pi = ni / N ni = jumlah individu masing-masing spesies N = jumlah total individu yang ditemukan Kemerataan spesies kupu-kupu pada suatu habitat dihitung menggunakan rumus indeks ekuitabilitas menurut Magurran (1988), sebagai berikut: E Keterangan: H ' ln S E = indeks ekuitabilitas H = indeks keragaman Shannon-Wiener S = Jumlah spesies yang ditemukan Kesamaan Spesies. Kesamaan spesies kupu-kupu dihitung menggunakan indeks similaritas menurut Brower et al.(1990), sebagai berikut: 2c IS x100% a b Keterangan: IS = Indeks similaritas a = jumlah spesies pada lokasi A b = jumlah spesies pada lokasi B c = jumlah spesies sama yang ditemukan di lokasi A dan B
15 Keragaman kupu-kupu dalam kaitannya dengan parameter lingkungan dianalisis dengan menggunakan korelasi Pearson dan nilai signifikansi (p) dan ditampilkan dengan biplot menggunakan PCA (Principal Component Analysis), dengan program R 2.10.0 (Everitt & Hothorn 2006). Sebaran spesies kupu-kupu berdasarkan karakteristik habitat dianalisis menggunakan correspondence analysis (CA) (Bengen 1998).