I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dunia pertanian mengalami lompatan yang sangat berarti, dari pertanian tradisional menuju pertanian modern. Menurut Trisno (1994), ada dua pertanian yaitu pertanian dalam arti luas dan pertanian dalam arti sempit dimana pertanian dalam arti luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan, sedangkan pertanian dalam arti sempit adalah pertanian rakyat. Pertanian rakyat yaitu pertanian yang mencakup pertanian tanaman pangan seperti, padi, kacang-kacangan dan sayur-sayuran. Salah satu yang termasuk dalam pertanian tanaman pangan adalah beras yang dihasilkan dari tanaman padi, merupakan makanan pokok lebih dari separo penduduk Asia, Sekitar 1.750 juta jiwa dari sekitar tiga miliar dari penduduk Asia, termasuk 200 juta penduduk Indonesia, menggantungkan kebutuhan kalorinya dari beras. Sementara di Afrika dan Amerika latin yang berpenduduk sekitar 1,2 miliar, 100 juta diantaranya pun hidup dari beras. Oleh sebab itu, di Negaranegara Asia beras memiliki nilai ekonomi yang sangat besar. Di Indonesia, beras bukan hanya sekedar komoditas pangan, tetapi juga merupakan komoditas strategis yang memiliki sensitvitas politik, ekonomi dan kerawanan sosial yang tinggi. Demikian tergantungnya penduduk Indonesia pada beras maka sedikit saja terjadi gangguan produksi beras, pasokan terjadi terganggu dan harga jual meningkat. Kenyataan seperti ini membuat pemerintah orde baru (1967 s.d 1998) menjadikan beras sebagai alat tawar-menawar politik untuk mempertahankan kekuasaan. 1
2 Sebagai komoditas yang memiliki nilai tawar yang sangat tinggi, pemerintah berobsesi untuk berswasembada beras. Segala daya upaya ditempuh agar terwujudnya target produksi. Intensifikasi pertanian pun efektif diterapkan. Teknologi pertanian melalui bibit unggul, pemupukan,dan pemberantasan hama penyakit diadopsi. Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil. Tahun 1985 Indonesia berhasil mencapai swasembada beras. Atas keberhasilan swasembada beras tersebut, Indonesia pun mendapat penghargaan dari FAO (badan dunia untuk urusan pangan).(agus Andoko,2002) Beras dibedakan menjadi dua yaitu beras organik dan beras anorganik. Beras organik merupakan beras yang terhindar dari zat-zat kimia dan menggunakan pupuk yang alami atau menggunakan pupuk organik sedangkan beras anorganik adalah beras yang menggunakan aplikasi pupuk buatan dan pestisida kimia.sedangkan keunggulan utama beras organik dibandingkan beras biasa atau anorganik (ditanam dengan aplikasi pupuk buatan dan pestisida kimia) adalah relative lebih aman untuk dikonsumsi. Selain itu, rasa nasi dari beras organik lebih enak dan pulen. Beras organik merupakan beras yang dibudidayakan dengan melakukan pengolahan lahan dengan didasarkan pada proses sumber daya alam menurut siklus kehidupan, dengan sistem yang membudaya untuk memproduksi tanaman dengan kondisi pertumbuhan yang baik dan sehat. Pertanian organik meliputi kegiatan seperti bertani dengan menggunakan kompas, kotoran ternak dan bahan organik lainnya sehingga dapat membangun siklus kehidupan secara alamiah (Kultura,2010).
3 Optimalisasi sektor pembudidayaan beras organik sebagai pendukung perekonomian Bali perlu ditingkatkan karena ekspor hasil beras organik sangat menjanjikan bagi perolehan devisa ke depan. Pengembangan pembudidaya beras organik akhir-akhir ini semakin mengalami peningkatan. Pengembangan pembudidaya beras organik dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan, memperluas lapangan pekerjaan serta dapat meningkatkan gizi masyarakat. Namun demikian masalah utama yang dihadapi dalam pembudidaya beras organik adalah terbatasnya benih padi, karena keberhasilan usaha budidaya ini ditunjang dengan pengadaan benih sesuai dengan kebutuhan serta memenuhi persyaratan seperti benih yang bermutu baik spesies, jumlah, ukuran, waktu, dan harga yang tepat. Menurut Afrianto (1998), dengan semakin berkembangnya teknologi pembudidaya beras organik yang ramah lingkungan karena terbebas dari pestisida dan pupuk kimia dapat meningkatkan kebutuhan benih padi organik yang bermutu tinggi. Mengingat jumlah benih terbatas serta tidak kontinyu sepanjang tahun, maka dalam upaya mempercepat persediaan benih perlu ditunjang dengan usaha pembenihan. Dalam upaya peningkatan produksi benih, pemerintah telah menentukan strategi dan arah kebijaksanaan pada pembinaan dan pengembangan usaha pembenihan rakyat yang berorientasi agribisnis dan berbasis pedesaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka hal-hal yang telah dilakukan oleh pemerintah antara lain: (1) Memberikan pembinaan kepada unit-unit pembenihan rakyat dan pembenihan swasta lainnya. (2) meningkatkan kegiatan operasional balai benih bibit padi unggul melalui pembenihan guna penyediaan benih berkualitas serta
4 pengendalian mutu benih. (3) penyediaan standar mutu benih padi. Dengan adanya pembinaan tersebut, maka diharapkan nantinya dapat meningkatkan lebih banyak lagi bibit-bibit padi organik yang berkualitas unggul.(anonim,2003) Pengelolaan budidaya padi lokal organik harus melewati langkah-langkah mengenai penanaman, pemeliharaan, panen dan pascapanen baik yang dilakukan oleh suatu kelompok seperti subak maupun petani perseorangan yang mengelola lahan sawahnya agar bias menghasilkan beras padi lokal organik yang benarbenar diinginkan oleh konsumen. Individu atau kelompok memasarkan produknya agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan sekaligus masalah keuntungan bagi produsen. Menurut Kotler (2002), pemasaran merupakan hal yang paling penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam usahanya menciptakan pasar untuk memperoleh kesempatan mendapatkan laba yang optimal dan menjaga kelangsungan hidup suatu usaha. Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapat apa yang masyarakat butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Tempek Mekayu merupakan salah satu tempek yang bergerak dalam bidang budidaya padi lokal organik dan pemasaran beras padi lokal organik. Produk yang dihasilkan adalah beras putih organik, merah, hitam dan coklat. Tempek Mekayu merupak bagian dari Subak Jatiluwih yang berlokasi di kawasan desa Jatiluwih Kecamatan Penebel kabupaten Tabanan. Pengelolaan usahatani padi lokal organik yang dijalankan di Tempek ini sudah berjalan turun menurun.
5 Dari uraian tersebut sangat menarik untuk meneliti pengelolaan usahatani padi lokal organik pada Tempek Mekayu dalam usaha mencapai tujuan pengelolaan usahatani padi lokal organiknaaya. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian pada latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan, sebagai berikut. 1. Bagaimana pengelolaan usahatani padi lokal organik baik dari segi aspek budidaya padi lokal organik maupun dari aspek pemasaran beras padi lokal organik di Tempek Mekayu Subak Jatiluwih kecamatan Penebel kabupaten Tabanan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengelolaan usahatani padi lokal organik baik dari segi aspek budidaya padi lokal organik maupun dari aspek pemasaran beras padi lokal organik di Tempek Mekayu Subak Jatiluwih kecamatan Penebel kabupaten Tabanan 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan dan mengembangkan pengelolaan usahatani padi lokal organik
6 bagi Tempek Mekayu Subak Jatiluwih kecamatan Penebel kabupaten Tabanan. 2. Digunakan untuk mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh selama menempuh perkuliahan di Jurusan Agribisnis, fakultas Pertanian, Universitas, Udayana. 1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini meliputi pengelolaan Usahatani padi lokal organik yang terdiri atas dua aspek, (1) aspek budidaya padi lokal organik yang dikelola oleh pihak Tempek Mekayu secara langsung dan dikelola petani perseorangan. (2) aspek pemasaran beras padi lokal organik yang meliputi produk, harga, saluran distribusi dan promosi di Tempek Mekayu Subak Jatiluwih kecamatan Penebel kabupaten Tabanan.