TATA CARA PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH SNI

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Halaman. Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Pengertian... 1

BAB III METODOLOGI. 3.1 Prinsip Pemilihan TPA

Syarat Penentuan Lokasi TPA Sampah

BAB III METODE PENELITIAN. ditentukan sesuai dengan SNI nomor :1994 yang dianalisis dengan

OP-014 STUDI KELAYAKAN LOKASI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN

KESESUAIAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DENGAN LINGKUNGAN DI DESA KALITIRTO YOGYAKARTA ABSTRAK

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

ASPEK GEOHIDROLOGI DALAM PENENTUAN LOKASI TAPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA)

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 3 (2015)

DAFTAR ISI. Halaman. Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan Ruang Lingkup...

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH KABUPATEN BANGKALAN DENGAN BANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEBIJAKAN PENATAAN RUANG UNTUK PENGELOLAAN PERSAMPAHAN. Oleh : A Hermanto Dardak Direktur Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI

STANDAR SPESIFIKASI UKURAN KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SK SNI S F SNI

SNI SNI Metode pengujian kuat lentur kayu di laboraturium. Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penentuan Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Kabupaten Sumedang Menggunakan Pemodelan Spasial

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PEMILIHAN LOKASI TPA REGIONAL BREGASMALANG (BREBES, TEGAL, SLAWI, PEMALANG) Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

SNI. Metode pengambilan contoh campuran beton segar SNI Standar Nasional Indonesia. CS Badan Standardisasi Nasional

SPESIFIKASI UKURAN KUSEN PINTU KAYU, KUSEN JENDELA KAYU, DAUN PINTU KAYU DAN DAUN JENDELA KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG

Penentuan Lokasi Terpilih Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Kota Jambi Selected Location Determination of landfill in the City of Jambi

19 Oktober Ema Umilia

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya jumlah penduduk Indonesia diikuti oleh tingkat pertumbuhan

AMDAL. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan By Salmani, ST, MS, MT.

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Konsep Penelitian

ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG

DAFTAR ISI... Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 184/ KPTS/1990 BAB I. DESKRIPSI Maksud dan Tujuan... 1

BAB I PENDAHULUAN I-1

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

Metode pengujian kuat tarik kayu di laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. tanahdengan permeabilitas rendah, muka air tanah dangkal berkisar antara 1

BAB II LINGKUP KEGIATAN PENELITIAN Lingkup Kegiatan Penelitian Komponen Lingkungan Kerangka Alur Penelitian...

DAFAR ISI Halaman. Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Pengertian... 1 BAB II SPESIFIKASI...

Analisis dan Pemetaan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan Sistem Informasi Geografis dan Metode Simple Additive Weighting

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

Metode pengujian kuat tekan kayu di laboratorium

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

SNI Standar Nasional Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

DAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 306/KPTS/

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

DAFTAR ISI. II. LINGKUP KEGIATAN PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Kerangka Alur Pikir Penelitian... 22

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang baik dan tahan lama. Bandara merupakan salah satu prasarana

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR )

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DAFTAR ISI. BAB II. PERSYARATAN - PERSYARATAN Perencanaan Rumah Susun Faktor-faktor Perencanaan... 3

DAFTAR ISI. Halaman. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 475/KPTS/ Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan tujuan...

SNI SNI Metode pengujian elemen struktur beton dengan alat palu beton tipe N dan NR. Standar Nasional Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

BAB IV DISAIN DAN REKOMENDASI TPA SANITARY LANDFILL KABUPATEN KOTA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

[ TEKNIK PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN]

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bencana banjir dan longsor (Fadli, 2009). Indonesia yang berada di

IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA)

SNI. Metode pengujian jumlah bahan dalam agregate yang lolos saringan nomor 200 (0,0075 mm) SNI Standar Nasional Indonesia

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

Analisis Kelayakan Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Baru Rumbai Pengganti TPA Muara Fajar Kota Pekanbaru

Prosedur Pelaksanaan ANDAL

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

Penyelidikan potensi air tanah skala 1: atau lebih besar

BAB IV ANALISIS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LAHAN PERUMAHAN. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjabaran analisis berikut :

IV. KONDISI UMUM PENELITIAN

Transkripsi:

TATA CARA PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH SNI 03-3241-1994 RUANG LINGKUP : Tata cara ini memuat tentang persyaratan dan ketentuan teknis dan dapat dijadikan acuan atau pegangan bagi perencana untuk menentukan lokasi TPA sampah. RINGKASAN : Tempat pembuangan akhir sampah adalah sarana fisik untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah berupa tempat yang digunakan untuk mengkarantinakan sampah kota secara aman. Tempat pembuangan akhir sampah adalah sarana fisik berupa tempat yang digunakan untuk mengkarantinakan sampah kota secara aman. kriteria lokasi TPA harus memenuhi persyaratan/ ketentuan hukum, pengelolaan lingkungan hidup dengan AMDAL, serta tata ruang yang ada. Kelayakan lokasi TPA ditentukan berdasarkan: 1) Kriteria regional digunakan untuk menentukan kelayakan zone meliputi kondisi geologi, hidrogeologi, kemiringan tanah, jarak dari lapangan terbang, cagar alam banjir dengan periode 25 tahun. 2) Kriteria penyisih digunakan untuk memilih lokasi terbaik sebagai tambahan meliputi iklim, utilitas, lingkungan biologis, kondisi tanah, demografi, batas administrasi, kebisingan, bau, estetika dan ekonomi. 3) Kriteria penetapan digunakan oleh instansi berwenang untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai kebijakan setempat. Cara pengerjaan yaitu dengan melakukan analisis terhadap data sekunder, berupa peta topografi, geologi lingkungan, hidrogeologi, bencana alam. peta administrasi, kepemilikan lahan, tata guna lahan dan iklim, data primer berdasarkan kriteria, pembuatan peta skala 1:25.000 atau 1:50.000 dan identifikasi lokasi potensial.

DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.2 Ruang Lingkup... 1 1.3 Pengertian... 1 BAB II PERSYARATAN... 3 BAB III KETENTUAN-KETENTUAN... 4 3.1 Umum... 4 3.2 Kriteria... 4 3.3 Produk Yang Dihasilkan... 9 BAB IV CARA PENGERJAAN... 10 LAMPIRAN A : Daftar Istilah... 11 LAMPIRAN B : Lain Lain... 12 LAMPIRAN C : Daftar Nama dan Lembaga... 13

BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud 1.1.2 Tujuan Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah ini dimaksudkan untuk dijadikan pegangan dan acuan bagi perencana dalam memilih lokasi tempat pembuangan akhir sampah di suatu wilayah. Tujuan tata cara ini adalah untuk menentukan lokasi tempat pembuangan akhir sampah. 1.2 Ruang Lingkup Tata cara ini memuat persyaratan, ketentuan teknis dan cara pengerjaan di dalam memilih dan menentukan lokasi tempat pembuangan akhir sampah. 1.3 Pengertian Yang dimaksud dengan : 1) tempat pembuangan akhir sampah adalah sarana fisik untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah, yang selanjutnya disebut TPA; 2) pembuangan akhir sampah adalah tempat untuk menyingkirkan / mengkarantinakan sampah kota sehingga aman; 3) sampah perkotaan adalah sampah non B 2 (sampah berbahaya) dan non B 3 (bahan berbahaya beracun). (1) perumahan; (2) kantor, sekolah, rumah sakit dan sejenisnya, gedung-gedung umum lainnya; (3) pasar, pertokoan, bioskop, restoran dll; (4) pabrik/industry; (5) penyapuan jalan, taman, lapangan; (6) pemotongan hewan, kandang hewan; (7) bongkaran bangunan; (8) instalasi pengolahan sampah; 4) zona penyangga adalah zona penahan yang berfungsi untuk mengurangi akibat dari gangguan-gangguan misalnya bau, kebisingan, dan sebagainya; 5) habitat adalah tempat hidup suatu organism; 6) habitat krisis adalah tempat hidup suatu organisme yang kritis; 7) bahaya geologi adalah daerah bencana; 8) holocene fault adalah daerah sesar yang masih aktif; 9) discharge area adalah daerah yang meluahkan air tanah ke atas permukaan tanah/atmosfir;

10) recharge area adalah daerah yang menyarap dan meneruskan air sampai lajur yang jenuh dalam aquifer; 11) batas hidrolis adalah batas area pengaruh pemompaan terhadap penurunan muka air; 12) centroid sampah adalah titk teoritis yang dianggap merupakan titik sumber sampah;

BAB II PERSYARATAN - PERSYARATAN Pemilihan lokasi TPA sampah harus mengikuti persyaratan hokum, ketentuan perundangundangan mengenai pengelolaan lingkungan hidup, analisis mengenai dampak lingkungan, ketertiban umum, kebersihan kota/lingkungan, peraturan daerah tentang pengelolaan sampah dan perencanaan tata ruang kota serta peraturan peraturan pelaksanaannya.

BAB III KETENTUAN - KETENTUAN 3.1 Umum Pemilihan lokasi TPA sampah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1) TPA sampah tidak boleh berlokasi di danau, sungai dan laut; 2) Disusun berdasarkan 3 tahapan yaitu : (1) tahap regional yang merupakan tahapan untuk menghasilkan peta yang berisi daerah atau tempat dalam wilayah tersebut yang terbagi menjadi beberapa zona kelayakan; (2) tahap penyisih yang merupakan tahapan untuk menghasilkan satu atau dua lokasi terbaik diantara beberapa lokasi yang dipilih dari zona-zona kelayakan pada tahap regional; (3) tahap penetapan yang merupakan tahap penentuan lokasi terpilih oleh Instansi yang berwenang; 3) dalam hal suatu wilayah belum bisa memenuhi tahap regional, pemilihan lokasi TPA sampah ditentukan berdasarkan skema pemilihan lokasi TPA sampah ini dapat dilihat pada lampiran criteria yang berlaku pada tahap penyisih. 3.2 Kriteria Kriteria pemilihan lokasi TPA sampah dibagi menjadi tiga bagian : 1) criteria regional, yaitu criteria yang digunakan untuk menentukan zona layak atau zona tidak layak sebagai berikut : (1) kondisi geologi. a) tidak berlokasi di zona Holocene fault; b) tidak boleh di zona bahaya geologi (2) kondisi hidrogeologi a) tidak boleh mempunyai muka air tanah kurang dari 3 meter; b) tidak boleh kelulusan tanah lebih besar dari 10-6 cm/det; c) jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter dihilir aliran; d) dalam hal tidak ada zona yang memenuhi criteria-kriteria tersebut di atas, maka harus diadakan masukan teknologi; (3) kemiringan zona harus kurang dari 20%; (4) jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dai 3.000 meter unutk penerbangan turbo jet dan harus lebih besar dri 1.500 meter untuk jenis lain; (5) tidak boleh pada daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir dengan periode ulang 25 tahun;

2) criteria penyisih yaitu kriteria yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik yaitu terdiri dari kriteria regional ditambah dengan kriteria berikut : (1) iklim : a) hujan : intensitas hujan makin kecil dinilai makin baik; b) angin : arah angina dominant tidak menuju kepemukiman dinilai makin baik; (2) utilitas : tersedia lebih lengkap dinilai makin baik; (3) lingkungan biologis : a) habitat : kurang bervariasi, dinilai makin baik; b) daya dukung : kurang menunjang kehidupan flora dan fauna, dinilai makin baik; (4) kondisi tanah a) produktifitas tanah : tidak produktif dinilai lebih tinggi; b) kapasitas dan umur : dapat menampung bahan lebih banyak dan lebih lama dinilai lebih baik; c) ketersediaan tanah penutup : mempunyai tanah penutup yang cukup, dinilai lebih baik; d) status tanah : makin bervariasi dinilai tidak baik; (5) demografi : kepadatan penduduk lebih rendah, dinilai makin baik; (6) batas adminisrasi : dalam batas administrasi dinilai semakin baik; (7) kenisingan : semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik; (8) bau : semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik; (9) estetika : semakin tidak terlihat dari luar dinilai semakin baik; (10) ekonomi : semakin kecil biaya satuan pengelolaan sampah (per m 3 /ton) dinilai semakin baik; Parameter dan bobot dari penilaian tersebut dapat dilihat dalam Tabel;

TABEL 1 PARAMETER PENYISIH NO. PARAMETER BOBOT NILAI I. UMUM 1. Batas Administrasi... 5 - dalam batas administrasi... 10 - di luar batas administrasi tetapi dalam satu sistem pengelolaan TPA sampah terpadu... 5 - di luar batas administrasi dan diluar pengelolaan TPA sampah terpadu... 1 - di luar batas administrasi... 1 2. Pemilik hak atas tanah... 3 - pemerintah daerah /pusat... 10 - pribadi (satu)... 7 - swasta/perusahaan (satu)... 5 - lebih dari satu pemilik hak dan atau status kepemilikan... 3 - organisasi social/agama... 1 3. Kapasitas lahan... 5 - > 10 tahun... 10-5 tahun 10 tahun... 8-3 tahun 5 tahun... 5 - kurang dari 3 tahun... 1 4. Jumlah pemilik tanah... 3 - satu (1) kk... 10-2 3 kk... 8-4 5 kk... 5-6 10 kk... 3 - lebih dari 10 kk... 1 5. Partisipasi masyarakat... 3 - spontan... 10 - digerakkan... 5 - negosiasi... 1 II. LINGKUNGAN FISIK 1. Tanah (di atas muka air tanah )... 5 - harga kelulusan < 10-9 cm / det... 10 - harga kelulusan 10-9 cm/det 10-6 cm/det... 7 - harga kelulusan > 10-6 cm/det Tolak (kecuali ada masukan teknologi)

2. Air tanah... 5-10 m dengan kelulusan < 10-6 cm/det... 10 - > 10m dengan kelulusan < 10-6 cm/det... 8-10m dengan kelulusan 10-6 cm/det 10-4 cm/det... 3 - < 10m dengan kelulusan 10-6 cm/det 10-4 cm/det... 1 3. Sistem aliran air tanah... 3 - discharge area/lokal... 10 - recharge area dan discharge area lokal... 5 - recharge area regional dan lokal... 1 4. Kaitan dengan pemanfaatan air tanah... 3 - kemungkinan pemanfaatan rendah dengan batas hidrolis... 10 - diproyeksikan untuk dimanfaatkan dengan batas hidrolis... 5 - diproyeksikan untuk dimanfaatkan tanpa batas hidrolis... 1 5. Bahaya banjir... 2 - tidak ada bahaya banjir... 10 - kemungkinan banjir > 25 tahunan... 5 - kemungklinan banjir < 25 tahunan Tolak (kecuali ada masukan teknologi). 6. Tanah Penutup... 4 - tanah penutup cukup... 10 - tanah penutup cukup sampai ½ umur pakai... 5 - tanah penutup tidak ada... 1 7. Intensitas hujan... 3 - di bawah 500 mm per tahun... 10 - antara 500 mm sampai 1000 mm per tahun... 5 - di atas 1000 mm per tahun... 1 8. Jalan menuju lokasi... 5 - datar dengan kondisi baik... 10 - datar dengan kondisi buruk... 5 - naik/turun... 1 9. Transpot sampah (satu jalan)... 5 - kurang dari 15 menit dari centroid sampah... 10 - antara 16 menit 30 menit dari centroid sampah... 8 - antara 31 menit 60 menit dari centroid sampah... 5 - lebih dari 60 menit dari centroid sampah... 1 10. Jalan masuk... 4 - truk sampah tidak melalui pemukiman... 10 - truk sampah melalui daerah pemukiman berkepadatan sedang ( 300 jiwa / ha )... 5 - truk sampah melalui daerah pemukiman berkepadatan tinggi ( 300 jiwa / ha )... 1

11. Lalu lintas... 3 - terletak 500 m dari jalan umum... 10 - terletak < 500 m pada lalu lintas rendah... 8 - terletak < 500 m pada lalu lintas sedang... 5 - terletak pada lalu lintas tinggi... 1 12. Tata guna tanah... 5 - mempunyai dampak sedikit terhadap tata guna tanah sekitar... 10 - mempunyai dampak sedang terhadap tata guna tanah sekitar... 5 - mempunyai dampak besar terhadap tata guna tanah sekitar... 1 13. Pertanian... 3 - berlokasi di lahan tidak produktif... 10 - tidak ada dampak terhadap pertanian sekitar... 5 - terhadap pengaruh negatif terhadap pertanian sekitar... 1 - berlokasi di tanah pertanian produktif... 1 14. Daerah lindung/cagar alam... 2 - tidak ada daerah lindung/cagar alam di sekitarnya... 10 - terdapat daerah lindung/cagar alam di sekitarnya yang tidak terkena dampak negatif... 1 - terdapat daerah lindung/cagar alam di sekitarnya terkena dampak negatif... 1 15. Biologis... 3 - nilai habitat yang rendah... 10 - nilai habitat yang tinggi... 5 - habitat kritis... 1 16. Kebisingan, dan bau... 2 - terdapat zona poenyangga... 10 - terdapat zona penyangga yang terbatas... 5 - tidak terdapat penyangga... 1 17. Estetika... 3 - operasi perlindungan tidak terlihat dari luar... 10 - operasi perlindungan sedikit terlihat dari luar... 5 - operasi perlindungan terlihat dari luar... 1 Catatan : Lokasi dengan jumlah angka tertinggi dari perkalian antara bobot dan nilai merupakan pilihan pertama, sedangkan lokasi dengan angka angka yang lebih rendah merupakan alternative yang dipertimbangkan. 3) kriteria penetapan yaitu criteria yang digunaka Instansi yang berwenag untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai dengan kebijaksanaan Instansi yang berwenag setempat dan ketentuan yang berlaku;

3.3 Produk Yang Dihasilkan Produk yang dihasilkan sebagai berikut : 1) tahap regional yaitu peta dasar skala 1 : 25.000 yang berisi : (1) centrioid sampah yang terletrak di wilayah tersebut; (2) kondisi hidrogeologi; (3) badan-badan air; (4) TPA sampah yang sudah ada; (5) pembagian zona-zona : a. zona 1 = zona tak layak; b. zona 2 = zona layak untuk TPA sampah kota; 2) tahap penyisih yaitu rekomendasi lokasi TPA sampah kota dilengkapi: (1) peta posisi calon-calon lokasi yang potensial; (2) peta detail berskala 1:25.000 dari sedikitnya lokasi yang terbaik; 3) tahap penetapan yaitu keputusan penetapan lokasi TPA sampah kota.

BAB IV CARA PENGERJAAN 1) pelajari data sekunder yang terdiri dari : (1) peta topografi dengan skala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000 untuk pengamatan regional; (2) geologi lungkungan yaitu pengamatan sebaran tanah dan batuan, struktur geologi, ketebalan tanah penutup, sifat fisik kimiawi dan keteknikan tanah; (3) hidrogeologi yaitu kedalaman muka air tanah, kelandaian aliran air tanah bebas, pola pengeringan air permukaan, lokasi mata air, kelulusan; (4) bencana alam yaitu gerakan tanah, banjir gempa, bahaya gunung api; (5) peta administrative, bersifat batas daerah skala 1: 25.000; (6) peta kepemilikan tanah, skala 1: 25.000 (7) peta tata guna tanah, skala 1: 25.000 (8) data iklim; 2) pelajari dan analisa data primer sesuai dengan criteria yang dibutuhkan pada Tabel 1; 3) buatlah pemetaan, skala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000; 4) lakukan identifikasi lokasi potensial; 5) pilihlah lokasi TPA sampah yang terbaik.

LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH Sesar : Holocene fault Pusat : centroid Lingkungan hidup : habitat Daerah peluahan : discharge regional Daerah pengisian : recharge regional Penyangga : buffer

LAMPIRAN B LAIN LAIN SKEMA PEMILIHAN LOKASI TPA SAMPAH

LAMPIRAN C DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA 1) Pemrakarsa Badan Litbang PU, Departemen Pekerjaan Umum 2) Penyusun NAMA Ir. Rachim Siahaan Dr. Ir. Enry Damanhuri Ir. Lya Meilani Taufik Sarbidi, BE Ir. Rumiati Tobing Drs. Robinson Siregar LEMBAGA Pusat Litbang Pemukiman Institut Teknologi Bandung Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman 3) Susunan Panitia Tetap Standardisasi JABATAN EX-OFFICIO NAMA Ketua merangkap Sekretaris Merangkap anggota Kepala Badan Litbang PU Sekretaris Badan Litbang PU Sekretaris Direktorat Jendral Pengairan Sekretaris Direktorat Jendral Bina Marga Sekretaris Direktorat Jendral Cipta Karya Kepala Biro Hukum Departemen PU Kepala Biro Bina Sarana Perusahaan Departemen PU Kepala Pusat Litbang Pengairan Kepala Pusat Litbang Jalan Kepala Pusat Litbang Pemukiman Ir. Suryatin Sastromijoyo Ir. Sunaryo Soemadji. Ir. M. Hardjono Ir. Syarifuddin Alambay Ir. Soeratmo Notodipoero Ali Muhammad, S. H. Ir. Nuzwar Nurdin Dr. Ir. Badruddin Mahbub Ir. Soedarmanto Darmonegoro Ir. S.M.Ritonga