2 Cinta 1 Hati Muhammad Hafiz A.T Penerbit Secangkir Cokelat Panas
I m not perfect. I ll annoy you, make fun of you, say stupid things, but you ll never find someone who loves you as much as I do. 2
Prolog Tumpukan benda-benda yang berserakan di kamar gue, bukan cuma buku-buku pelajaran yang berserakan, ada juga kertas-kertas hasil tulisan gue yang sengaja gue print out. Kertas-kertas yang berisikan ceritacerita pendek yang gue biarkan gitu aja dan nggak gue lanjutin lagi, karena stuck pada satu adegan yang kurang gue mengerti. Gue kehilangan kompas penulisan sewaktu ada persimpangan dan dihadapkan lagi dengan haluan yang silih berganti berdatangan ke gue, memaksa gue untuk menyelesaikan itu terlebih dahulu ketimbang tulisan-tulisan gue. Ini kamar berantakan banget! Gerutuh gue dalam hati, tanpa disuruh logika gue menjawab dengan mantap, serta menyadarkan gue, beresin kamar aja nggak bisa, apalagi beresin hati. Seketika gue terdiam sejenak, logika emang satu-satunya yang bisa menyadarkan kita dari semua salah kita. Mau tanpa sengaja, ataupun disengaja pasti logika bakalan cepat menanggapinya. Gue raih ipod Touch gue di atas meja komputer, lalu gue membuka-buka catatan demi catatan yang gue tulis sewaktu gue kesepian. Kapan lo mau maju kalau masih aja mengkhayal, bermimpi tapi nggak lo buat nyata, Fiz?! Logika gue kembali menyadarkan gue. Gue tekan tomblo Home, lalu gue pergi ke Photos. Muhammadhafizat.com. Nama album foto gue di ipod 3
Touch, yang keseluruhan fotonya adalah berisikan foto seorang cewek yang sangat gue damba-dambakan. Berawal dari sebuah buku refrensi Analogi Cinta Sendiri, secara nggak langsung gue belajar banyak dari buku itu. Sampai saat ini gue masih menerapkannya, mencoba untuk melakukan hal yang serupa namun tak sama. Bagaimanapun hasilnya gue tetap bersyukur. Setelah baca buku itu sampai habis, gue termotivasi, menjadi seorang secret admirer seseorang. Sangat sulit memang, metamorfora gue dari seorang jomblo ngenes, menjadi seorang secret admirer. Cinta itu nggak ada yang instan, dan gue sadar, cinta itu butuh pengorbanan yang lebih, lebih dari mengucapkan janji-janji yang akhirnya bakal diingkari kemudian hari. Pelan-pelan gue lalui hari-hari gue menjadi seorang secret admirer, pertamanya memang susah, tapi lama kelamaan pasti bakal terbiasa, dan itu terbukti. Gue nggak pernah berhenti mencari informasi seseorang yang gue taksirin ini. Gue ini seperti vampir yang lagi kehausan darah. Itulah gue, sehabis bangun tidur, gue ngecek timeline Twitternya dia, pulang sekolah gue cek, dan sebelum tidur juga gue cek lagi. Ini gue lakuin secara rutin, dan gue nggak pernah alfa sekalipun. Terkadang, lagi enak-enak stalk-in timelinenya dia, gue suka menemukan tweet-tweet dia yang membuat 4
gue galau, ini tweet buat gue atau bukan ya? Tweettweet dia kadang-kadang gue screenshot. Kalau gue retweet atau gue favorite mungkin Twitter gue bakal di block sama dia. Untung aja Twitter nggak kayak Path 2.0, kalau Path 2.0 setiap visit ke teman pasti ada notificationsnya ke orang yang kita visit itu. Gue besyukur banget, Twitter belum menggunakan sistem seperti Path 2.0, dan semoga aja sampai nanti Twitter nggak bakal pakai sistem seperti itu. Kalau Twitter akan pakai, nasib secret admirer kayak gue pasti bakal hancur. Nggak ada harapan lagi. Gue nggak pernah kapok, sama tweet-tweet dia yang mungkin sedikit membuat gue galau berkelebihan. Gue anggap itu sebagai pelajaran, mencoba untuk lebih menjadi orang yang penyabar. Gue nggak pernah sukses, disetiap ada keinginan buat ngajak dia ini itu pasti gue selalu gugup, canggung banget dan belum terbiasa. Makanya setiap malam sebelum gue tidur, gue selalu nulis percakapan demi percakapan gue dengan dia di ipod Touch, pakai imajinasi gue sendiri. Seneng-seneng. Tapi sedih juga sih.ya mau gimana lagi. Semuanya gue lakukan dengan ikhlas, sebagaimananya gue ikhlas membiarkan dia nggak tau tentang perasaan gue ke dia yang sebenarnya dan mengikhlaskan dia untuk pulang bareng cowok lain. Dari semua ini, baru gue sadarin cinta itu bukan butuh perkataan I Love You saja, tapi butuh perjuangan 5
juga, dan perjuangan itu harus pakai niat dan tekad yang tulus dari hati. 6 G Dia belum tau kalau gue punya perasaan yang lebih dari sekedar teman curhat, ke dia. Sampai akhirnya di suatu malam yang kelam, hati dan logika gue bertengkar sangat keras, nggak ada yang mau mengalah, saling menjatuhkan satu sama lain sampai akhirnya logika berhasil mengalahkan hati gue. Gue cuma bisa pasrah, detak jantung gue nggak beraturan, otak gue keluar asap. Ngebul. Di malam itu juga, gue mengungkapkan apa yang gue rasain selama ini, ke dia. Gue ungkapin apa yang udah gue rasain dan gue laluin, serta apa yang udah gue tulis di Notes ipod gue. Semua yang ada di Notes gue tentang dia, gue curahin ke dia. Mungkin ada 5 sampai 6 SMS yang isinya panjang-panjang banget, yang gue kirim ke dia. Tepat setelah gue ngungkapin perasaan gue ke dia. Dia nggak bales sms gue. Jam 3 pagi, gue bangun dari tidur gue, lampu kamar yang gue biarkan mati, gue berjalan ke meja komputer, mengambil handphone gue, lalu mengcek, belum ada balesan juga dari Novia. Hati gue berbicara. Kalau aja hati punya mulut, pasti dia akan ngomong sendiri layaknya seorang manusia dengan nadanada omongan yang sangat menyesal dan mendayudayu. Namun hati tak memiliki mulut. Hati mengirimkan kode ke otak, lalu dicerna di otak setelah itu dikeluarkan dalam bentuk ucapan dari mulut. Nggak sepantasnya
juga gue SMS dia malam-malam gitu, ganggu tidur dia. Logika gue menyadarkan gue. Tapi semuanya sudah terjadi, dan terlambat juga untuk ditahan. Perasaan bukan harta karun yang bisa dipendam terus-menerus, bertahun-tahun bahkan sampai berabad-abad. Suatu saat perasaan itu akan meronta-meronta karena sudah terlalu lama ditahan. Dia ingin keluar. Perasaan itu buat diungkapin, selama dan selagi orang yang kita sayang dan cinta masih ada hayatnya, jangan sampai kita menyesal di kemudian hari, karena saking takut dan malu ketahuan kalau kita sayang dan cinta sama dia. Karena ketika dia sudah tiada lagi, terpaksa kita hanya bisa mengungkapkan perasaan kita ke kertas yang masih kosong. G Semesta, membiarkan kita mencintai orang yang salah dulu, sebelum mencintai orang yang tepat, agar kita bisa belajar dan menjadi lebih baik dari masa lalu. Jadikanlah masa lalu itu sebagai sebuah pelajaran, kenanglah masa lalu, tapi jangan dilakukan lagi. Cinta menuntut kita harus mengikhlaskan seseorang, untuk bahagia bersama orang yang dia pilih sendiri, daripada orang yang kita cinta dan sayang bersama kita tapi nggak bahagia sama sekali. Dia melakukan itu karena kasihan sama kita, mereka terpaksa melakukan itu, membohongi perasaanya sendiri demi kita bahagia. Kalau kayak gini, malah kita yang kasihan ke dia, 7
melihat dia kerjaannya cuma nangis waktu bersama kita. Mendingan kita mengikhlaskan dan merelakan dia. Suka bingung, kenapa orang yang kita harapakan, tidak mengharapkan kita? Tetapi kenapa orang yang tidak kita harapkan, mengharapkan kita? 8