SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) di Fakultas Agama Islam

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan tidak kalah pentingnya dari keluarga maupun masyarakat.

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan

SKRIPSI. Oleh: DWI ERNAWATI NIM : G

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA SMA NEGERI 1 SRAGEN DAN SMA NEGERI 1 GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TESIS. Disusun oleh : AGUS SUHONO

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB I PENDAHULUAN. dalam maknanya yang luas senantiasa menstimulir dan menyertai. perubahan-perubahan dan perkembangan umat manusia.

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING. DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTs NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. ketahun maka sekolah dasar harus dipersiapkan dengan sebaik baiknya. genersi yang unggul dari sekolah dasar.

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian. integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan yang telah mengalami perkembangan, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap kehidupan tersebut, di satu sisi sangat bermanfaat bagi kehidupan

SURAKAR SKRIPSI. Oleh: SUPARTINII G

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor paling penting bagi semua umat. berbuat banyak bagi kepentingan umat manusia di muka bumi ini demi

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam, yang mana telah diketahui bahwa Al-Qur an adalah kalamullah (Firman

VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (Studi Kasus Penerapan MBS. di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Tahun Ajaran 2009/2010)

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan manfaatnya menurut para pengelola pendidikan membuat suatu

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. (Arikunto, 2006: 239) bahwa penelitian kualitatif deskriptif bersifat eksploratif

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kita, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Di satu sisi,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI KELAS V SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan esensi dari sebuah pendidikan. Pendidikan

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DAN RELEVANSINYA DI ERA PENDIDIKAN MASA KINI. DR. H. Ma mur Sutisna WD, M.M.Pd Dosen FKIP Universitas Subang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. bahwa manajemen implementasi kurikulum 2013 di SMP Khadijah adalah. 1. Manajemen Kurikulum2013 di SMP Khadijah Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. mencakup berbagai persoalan yang rumit dan kompleks, baik mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA PELAJARAN AQIDAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidik sangat berperan dalam mewujudkan kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. ajar dan pengalaman belajar yang di programkan, direncanakan dan dirancang

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

BAB I PENDAHULUAN. perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Cita-cita ini ditindaklanjuti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Transkripsi:

USAHA SEKOLAH DALAM PENYELENGARAAN KTSP (Studi Kasus di SDIT Al-Huda Wonogiri Pada Tahun Ajaran 2007/2008) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) di Fakultas Agama Islam oleh : Muhammad Azis G 000 060 085 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional harus bersifat fungsional yaitu berfungsi untuk kelembagaan masyarakat untuk menuju perkembangan kehidupan bangsa yang menyangkut pengembangan pribadi dan watak bangsa. Sebab keduanya merupakan kriteria dasar di dalam mewujudkan suatu sistem pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa. Kemajuan bangsa Indonesia hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Untuk mencapainya, pembaharuan pendidikan perlu terus dilakukan untuk mencipatakan dunia pendidikan yang adaptif dengan perubahan jaman. (Nur Hadi, 2004: 1). Kurikulum hanya sebuah alat. Sebagai sebuah alat untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan, kurikulum harus efektif dan efisien. Jika sebuah kurikulum tidak memadai lagi, maka kurikulum perlu disempurnakan. 1

Salah satu usaha pemerintah dalam memajukan pendidikan adalah dengan memberlakukan kurikulum baru yang disebut dengan KTSP yang merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya yang disebut KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), keberhasilan perubahan kurikulum di sekolah sangat tergantung pada peran guru sebagai kunci utama keberhasilan dalam proses belajar mengajar, serta sangat dipengaruhi oleh dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Kurikulum bukan target. Tugas guru bukan semata-mata melaksanakan kurikulum. Tugas pendidik (guru) adalah mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu menjadikan siswa menjadi manusia unggul. Kurikulum hanya sebuah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. (Nur Hadi, 2004: 2). KTSP merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu dan efisiensi pendidikan agar dapat memodifikasikan keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat, industri dan pemerintah dalam membentuk pribadi peserta didik. Hal tersebut dilakukan agar sekolah dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikan sesuai prioritas kebutuhan serta tanggap terhadap kebutuhan masyarakat setempat. Partisipasi masyarakat dituntut agar lebih memahami pendidikan, membantu serta mengontrol pengelolaan pendidikan.

Dalam konsep ini sekolah dituntut memiliki tanggung jawab yang tinggi, baik kepada orang tua, masyarakat maupun pemerintah. (Susilo. 2007: 12) Pemberian otonomi pendidikan yang luas pada sekolah merupakan kepedulian pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di masyarakat serta upaya peningkatan mutu pendidiakan secara umum. Tujuan umum KTSP adalah memandirikan dan memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan. Pemberian wewenang atau otonomi kepada sekolah diharapkan mampu mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif. Disamping lulusan yang kompeten, peningkatan mutu dalam KTSP antara lain akan diperoleh melalui reformasi sekolah school reform, yang ditandai dengan kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan profesional guru, adanya hadiah dan hukuman sebagai kontrol, serta hal lain yang dapat menumbuh kembangkan budaya mutu dalam suasana yang kondusif. (Susilo, 2007: 13) KTSP memberi peluang bagi kepala sekolah, guru dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan masalah kuriklum, pembelajaran, manajerial dan sebagainya yang tumbuh dari aktifitas dan profesionalisme yang dimiliki. (Susilo, 2007: 4) Faktor lain yang perlu diperhatikan dengan kesiapan aparat pelaksananya. Kesiapan ini sangat ditentukan oleh para pelaku, antara lain ketulusan pemerintah pusat, aparat daerah, masyarakat dan sekolah itu sendiri.

Kesiapan ini juga menyangkut kemampuan dalam mengajukan argumentasi dan rasionalisasi berbagai sudut pandang untuk mendukung diterapkanya KTSP. (Susilo, 2007: 16) Salah satu sekolah yang berusaha menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah SDIT Al-Huda Wonogiri, yang terletak di daerah Wonogiri. Sekolah ini membawa misi kurikulum islami, dan berusaha memadukan dengan kurikulum Diknas yang sedang berkembang saat ini yaitu KTSP. Hal ini menarik penulis untuk meneliti sejauh mana usaha sekolah tersebut dalam menyelengsrsksn KTSP 2006. Mulai dari kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan, sarana dan prasarana, hingga pembiayaan dalam penerapan KTSP. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengajukan judul Usaha Sekolah dalam Menyelengarakan KTSP (Studi Kasus di SDIT Al-Huda Wonogiri pada Tahun Ajaran 2007/2008). B. Penegasan Istilah Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dan salah paham dalam menginterpretasikan setiap istilah yang penulis gunakan, maka perlu ada penegasan istilah sebagai berikut: 1. Usaha sekolah Usaha adalah kegiatan dengan menggerakkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

1994: 1254). Sedangkan sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan menerima pelajaran. (Depdikbud, 1999: 896) Usaha sekolah yang dimaksud adalah sejauh mana sebuah lembaga atau institusi pemerintah dalam merencanakan KTSP, penyelenggaraannya dan evaluasi. 2. Penyelengaraan KTSP Kata penyelengaraan maksudnya adalah pelaksanaan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999: 1020). Menurut Khaerrudin, 2007: 79, Adapun pengertian KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Kesimpulan pengertian judul Usaha Sekolah dalam Penyelengaraan KTSP adalah kegiatan dengan menggerakkan tenaga, pikiran yang dilakukan sekolah dalam perencanaan KTSP, penyelenggaraannya dan evaluasinya sehingga kurikulum tersebut bisa berjalan dengan baik. C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Usaha-usaha apa yang dilakukan SDIT Al-Huda Wonogiri dan kendalakendalanya pada tahun ajaran 2007/2008 dalam menyelengarakan KTSP?

pihak SDIT Al-Huda Wonogiri dalam rangka mengefektifkan D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang akan dicapai dengan terselesaikannya penelitian ini adalah untuk mengetahui: Identifikasi usaha apa saja yang akan sedang dan telah dilakukan SDIT Al- Huda Wonogiri pada tahun ajaran 2007/2008 dalam menyelenggarakan KTSP dan kendala-kendalanya. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dunia penelitian dan ilmu pendidikan. 2. Manfaat secara praktis Dari hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada usahausaha yang dilakukan sekolah dalam menyelenggarakan KTSP. E. Kajian Pustaka Ada hal-hal yang diperhatikan dalam pengambilan subjek penelitian ini guna kejernihan dan kejelasan ke depan. Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan studi tentang kurikulum baru yang difokuskan pada usaha sekolah dalam penyelenggaraannya. Walaupun sebelumnya pernah ada penelitian tentang kurikulum baru, akan tetapi dalam hal-hal tertentu penelitian ini menampilkan

perbedaannya dan penelitian tentang usaha sekolah dalam penyelengaraan KTSP belum pernah diteliti. Penelitian sebelumnya yang dapat penulis dokumentasikan sebagai kajian pustaka, yaitu: 1. Suhadi Ibnu (jurnal pendidikan inovatif, 2007) dengan judul Menyikapi KTSP Sebagai Tantangan Penyelenggaraan Pembelajaran yang Lebih Baik menyatakan bahwa implementasi KTSP dapat dipandang sebagai realisasi pembelajaran demokrasi di dalam komunitas dan lingkungan sekolah karena dengan KTSP komunitas sekolah mendapat kesempatan luas untuk mengaktualisasikan cita-cita bersama melalui pengembangan visi, isi dan strategi pembelajaran. Dengan mengadopsi dan mengimplementasikan KTSP, secara implisit sekolah menyatakan dengan sadar bahwa sekolah yang bersangkutan commit terhadap berbagai pembaharuan dan perubahan terhadap tatanan, aturan dan kebiasaan selama ini diikuti. Hal terpenting diantara perubahan yang harus diikuti sekolah adalah menerima Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengelolaan dan pengembangan sekolah, terutama untuk standar-standar yang dapat diupayakan sendiri pencapaiannya oleh sekolah. Hal ini membawa konsekuensi yang tidak ringan, karena sekolah harus melakukan perubahan-perubahan yang cukup besar. Sekolah dan guru berkewajiban memfasilitasi kegiatan belajar siswa agar efektif dan berhasil guna. Diperlukan sinergi yang harmonis semua pihak dalam lingkungan sekolah yaitu siswa, guru dan pengelola sekolah agar KTSP dapat diimplementasikan secara benar, efektif dan berhasil guna

meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Diperlukan waktu yang cukup untuk melihat implementasi KTSP berjalan sebagaimana diharapkan dan memberikan manfaat nyata bagi kehidupan akademik dan sosial sekolah. Oleh karena itu, kesabaran dan kejelian melihat kekurangankekurangan yang ada serta kreatifitas-kreatifitas untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut sangat diperlukan untuk diupayakan dengan sungguh-sungguh dan tidak terlalu cepat ditinggalkan apabila suatu usaha belum menunjukkan hasil. 2. Skripsi Nurani Danuretno (UMS, 2007) dengan judul Kesiapan Sekolah Dalam Melaksanakan KTSP (Studi Kasus SDN Dukuhan Kerten Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007). Dalam skripsinya Nurani menyatakan bahwa kesiapan pelaksanaan KTSP adalah (a) kurikulum mengacu pada KTSP tahun 2007, program pengajaran meliputi pre tes, pembentukan kompetensi, post tes, pengembangan silabus, RPP, penilaian, (b) siswa, (c) keuangan dan pembiayaan dibantu oleh BOS, (d) layanan khusus meliputi perpustakaan, muatan local, keamanan, UKS, Ketidaksiapan pelaksanaan KTSP di SDN Dukuh Kerten Surakarta dengan pendekatan KTSP adalah (a) tenaga kependidikan dalam hal ini masih kurang dalam memahami pelaksanaan KTSP, (b) sarana dan prasarana kurang lengkap. Berdasarkan hasil uraian di atas, menunjukkan bahwa sekolah adalah lembaga untuk kegiatan belajar mengajar guna mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, berakhlaq mulia serta mencapai keunggulan

masyarakat, bangsa dan negara serta menguasai ketrampilan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu sekolah harus menyelengarakan KTSP dengan melaksanakan tugas dan kewajibannya. Maka peneliti ingin mengetahui sejauh mana usaha sekolah dalam menyelengarakan KTSP yang meliputi: (a) Membentuk Tim (MGMP, KKG) (b) Mengembangkan Program (c) Membentuk Komite (d) Menetapkan Tim Rekayasa Kurikulum (e) Memberikan layanan Administrasi. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, karena kegiatan ini dilakukan di lingkungan sekolah, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan diskriptif yaitu salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data fakta-fakta dan meguraikannya secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan (Iqbal Hasan, 2002: 33). 2. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian dalam skripsi ini adalah SDIT Al-Huda Wonogiri. Sedang yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah usaha-usaha SDIT Al-Huda Wonogiri untuk mempersiapkan komponen-komponen yang harus disiapakan dalam penyelenggaraan KTSP. 3. Metode Penentuan Subyek

a. Populasi Menurut Sutrisno Hadi, 1955: 220, Populasi adalah: seluruh penduduk untuk diselidiki. Dalam penelitian ini, populasi adalah seluruh perangkat sekolah di SDIT Al-Huda Wonogiri yang berjumlah 24 orang. b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1993: 104). Pedoman pengambilan sample adalah apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penilitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi apabila subyeknya besar maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih. (Arikunto, 1993: 103). Dari seluruh perangkat sekolah di SDIT Al- Huda Wonogiri semua dijadikan populasi, dalam penelitian ini seluruh anggota populasi adalah kepala sekolah, guru dan karyawan berjumlah 24 dijadikan responden yaitu untuk menambah data penelitian, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi kepala sekolah, guru dan karyawan. 4. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis dalam pengumpulan data menggunakan metode: a. Metode Interview

Metode interview adalah percakapan dengan bertatap muka dengan tujuan memperoleh informasi fakta untuk tujuan penyuluhan (Kartini Kartono, 1996: 187). Dalam hal ini penulis mewawancarai bapak kepala sekolah, guru pengajar dan karyawan, metode interview ini penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang sejarah berdirinya, keunggulan sekolah, pelayanan administrasi dan pelaksanaan proses belajar mengajar di SDIT Al-Huda Wonogiri. b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai sesuatu atau variable yang berupa catatan transkip, buku-buku, majalah, agenda dan lain sebagainya, (Suharsini Arikunto, 1996: 188) Dalam hal ini penulis mendokumentasikan beberapa dokumen yang mendukung penelitian. Diantaranya: struktur organisasi, struktu KTSP, kurikulum, dan silabus. c. Metode Observasi Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada subjek penelitian (Hadari Nawawi, 1990: 100). Metode ini digunakan untuk mengambil data tentang sarana dan prasarana. Dalam hal ini penulis menobservasi letak geografis, sarana dan prasarana, jadwal pelajaran, dan pelaksanaan proses pembelajaran.

5. Metode Analisis Data Metode analisis data yaitu usaha menyeleksi, menyusun dan mentafsiran data yang telah masuk dengan tujuan agar data tersebut dimengerti isi dan maksudnya, sebab data yang terkumpul belum dapat dibaca secara optimal sebelum dianalisis data atau diinterpretasikan. Adapun teknis analisis yang dipergunakan dalam menyusun skripi adalah Analisis deskriptif yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sample atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiono, 1992: 21) G. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, peneliti akan menguraikan pembahasan ini dalam beberapa bab, dengan sistematika sebagai berikut: Bab I: Memuat tentang, Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II: Konsep dasar KTSP dan Penyelenggaraannya di Sekolah. Meliputi: (A) Konsep dasar KTSP yang terdiri dari Pengertian KTSP, tujuan KTSP, Indikator KTSP, Proses Penyusunan KTSP, dan Struktur Muatan

KTSP (B) Usaha Sekolah dalam Penyelengaraan KTSP yang meliputi Peran dan Tanggung Jawab Sekolah dan Guru dalam penyelenggaraan KTSP. Bab III: Gambaran SDIT Al-Huda Wonogiri yang meliputi: Sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, kurikulum, keadaan guru, karyawan, dan siswa, sarana dan prasarana, serta gambaran realitas penyelenggaraan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bab IV: Analisis Data. Dalam bab ini penulis berusaha menganalisis data mengenai bagaimana usaha sekolah dalam pelaksanaan KTSP. Bab V: Dalam bab yang paling akhir meliputi: Kesimpulan, saran, dan penutup.