BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting pada masa ini. Hal ini disebabkan masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Kurikulum terus berganti dari kurikulum 1975 hingga kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. meliputi seluruh perubahan fisik, motorik dan kemampuan bahasa. Masing

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari sastra. Menurut Lukens

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa berarti terampil menyimak (mendengarkan), terampil berbicara,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Proses belajar-mengajar akan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya manusia tidak akan pernah terlepas dari kegiatan

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. karena keterampilan menulis selalu digunakan dalam dunia pendidikan, mulai

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara terencana dengan

BAB IV ANALISIS URGENSI PENGENALAN BUKU SEJAK USIA DINI DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam penyelenggaraan pendidikan metode pembelajaran ada berbagai metode yang dilakukan oleh para pendidik. Diantaranya adalah metode bermain peran. Pada hakikatnya berbagai metode pembelajaran yang ada samasama saling mendukung dalam proses belajar anak didik. Pada umumnya dalam proses pendidikan pada anak usia dini lebih diutamakan pada metode bermain sambil belajar (bermain peran). Hal ini dilakukan karena metode ini lebih sesuai dengan kondisi anak-anak yang cenderung lebih suka bermain. Maka para pendidik memanfaatkan hal ini untuk mendidik mereka dengan cara bermain sambil belajar yaitu disamping mereka bermain mereka sekaligus mengasah keterampilan dan kemampuan. Cara ini akan lebih berkesan dalam memori otak anak-anak untuk perkembangan pengetahuannya karena pada usia dini adalah masa-masa perkembangan memori otak sangat pesat. Para ahli psikologi berpendapat bahwa masa pendidikan di SD merupakan masa usia emas (golden age). Pemberian pendidikan yang tepat pada masa ini berpengaruh sangat signifikan bagi hasil belajar pada jenjang pendidikan berikutnya. Pendidikan SD dapat memberi andil bagi peningkatan mutu sumber daya manusia. Pada fase usia emas ini, anak mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik menyangkut pertumbuhan fisik dan motoriknya, perkembangan watak dan moralnya, serta emosional dan intelektualnya. 1

2 Pada usia ini pula, anak mulai belajar mengembangkan kemampuan bahasa dan sosialnya. Usia emas itu datang hanya sekali dan tidak dapat terulang lagi pada fase berikutnya. Oleh karena itu, masa usia emas ini merupakan masa yang sangat penting untuk meningkatkan seluruh potensi kecerdasannya. Anak pada usia ini harus mendapatkan beragam input yang merangsangnya, utamanya dalam berbahasa. Dengan kemampuan berbahasa, diarahkan agar anak mampu menggunakan dan mengekspresikan pemikirannya dengan menggunakan katakata. Adapun menurut Depdiknas (2007: 3) pengembangan bahasa lebih diarahkan agar anak dapat: 1. Mengolah kata secara komprehensif. 2. Mengekspresikan kata-kata tersebut dalam bahasa tubuh (ucapan dan perbuatan) yang dapat difahami oleh orang lain. 3. Mengerti setiap kata, mengartikan dan menyampaikannya secara utuh kepada orang lain. 4. Berargumentasi, menyakinkan orang melalui kata-kata yang diucapkannya. Guna mencapai arah pengembangan bahasa itu, manusia/anak memiliki kecerdasan yang dapat dikembangkannya, yaitu kecerdasan linguistik. Kecerdasan linguistik adalah kemampuan dalam menggunakan katakata secara terampil dan mengekspresikan konsep-konsep secara fasih (fluently) (Agus Effendi, 2005: 25). Adapun tujuan dari pada usaha meningkatkan kecerdasan bahasa atau pengembangan bahasa di sekolah dasar adalah agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan minat untuk dapat berbahasa Indonesia (Depdiknas, 2007: 17).

3 Bila kecerdasan linguistik ini diasah dengan baik melalui metode pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan, maka akan berkembang dengan sangat baik dan anak-anak akan memiliki kemampuan dalam hal kepekaan akan makna dan urutan kata serta kemampuan penggunaan bahasa, serta nantinya setelah besar nanti anak sangat berkompeten untuk menjadi jurnalis, juru cerita, penyair, dan pengacara. Hal ini didasarkan karena orang yang memiliki kecerdasan ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur atau mengajak dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Bermain merupakan cara yang paling tepat untuk mengembangkan kecerdasan linguistik anak SD. Melalui bermain, anak memperoleh dan memproses informasi mengenai hal-hal baru dan berlatih melalui keterampilan yang ada. Bermain disesuaikan dengan perkembangan anak. Permainan yang digunakan di SD merupakan permainan yang merangsang kreativitas anak dan menyenangkan. Untuk itu bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain merupakan prinsip pokok dalam pembelajaran di SD (Depdiknas, 2006). Seto Mulyadi (2006) psikolog anak, menjelaskan bahwa anak adalah anak, anak bukan manusia dewasa mini, karena itu metode pembelajaran terhadap anak harus disesuaikan dengan perkembangannya. Dunia anak adalah dunia bermain. Pada dasarnya anak senang sekali belajar, asal dilakukan dengan cara-cara bermain yang menyenangkan. Walau demikian, pada kenyataannya hampir di tiap-tiap SD selalu dijumpai anak-anak yang terlihat kurang memiliki kemampuan bicara dan berbahasa. Ada beberapa anak didik yang terlihat belum bergabung untuk bermain bersama teman-temannya. Mereka cenderung lebih suka menyendiri, bahkan ada yang tidak mau keluar kelas saat istirahat untuk bermain dengan teman-temannya.

4 Selain itu juga ada anak yang sampai hanya mau duduk di kursinya saja dan tidak mau berdiri bahkan untuk menoleh ke samping dan belakang untuk melakukan interaksi dengan teman-temannya. Padahal bila seorang anak jarang berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya, maka pembendaharaan kata yang dikuasai anakpun akan kurang atau jauh berbeda dengan anak yang sering berinteraksi dengan lingkungannya sehingga berpengaruh juga terhadap kemampuan berbahasa anak. Perkembangan bahasa anak kurang maksimal sesuai dengan tahap perkembangan bahasa seusianya. Rata-rata nilai Bahasa Indonesia kelas V SDN 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara tahun 2011/2012 pada ulangan harian masih dibawah KKM yang ditentukan yaitu 65, hal ini menunjukkan daya serap siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia masih di bawah rata-rata. Nilai yang diperoleh siswa masih di bawah standar kelulusan yang sudah ditentukan sekolah. Sejalan dengan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), salah satu upaya yang dilaksanakan di sekolah ini adalah penggunaan, media pembelajaran dan strategi pembelajaran. Hal ini harus dilakukan agar kebutuhan peserta didik dapat terlayani dengan baik sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan observasi peneliti dikelas V SDN 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara tahun 2011/2012, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil ulangan harian siswa yang belum memuaskan. Dari 47 siswa terdapat 20 siswa yang memiliki nilai diatas KKM yaitu diatas nilai 65 sementara 27 siswa lainnya mendapat nilai di bawah KKM atau belum mengalami pembelajaran tuntas. Rata-rata nilai Bahasa Indonesia pada ulangan harian hanya 60,60. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, yaitu belajar siswa yang belum maksimal (belajar pada waktu ada PR atau ulangan), kemampuan belajar siswa berbeda-beda ada yang lebih cepat mengerti bila dijelaskan dan ada yang

5 kurang mengerti bila dijelaskan tentang materi pelajaran yang disampaikan, minat terhadap pelajaran Bahasa Indonesia rendah hal ini bisa dilihat dari keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, antusias siswa dan respon siswa dalam mengikuti pelajaran. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia kurang menekankan pada aspek suatu pembelajaran yang melibatkan pada pengalaman siswa pada keempat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, menulis dam membaca hal ini bisa dilihat pada observasi atau pengamatan yang dilakukan pada proses kegiatan pembelajaran. Dapat dikatakan dibiasakan mengembangkan keterampilan berbahasanya sehingga kecenderungan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah siswa hanya mempelajari Bahasa Indonesia sebagai produk, menghafalkan konsep, dan teori sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia kurang bermakna bagi siswa. Sehingga perlu adanya pendekatan yang tepat untuk memperbaiki proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa. 1.2 Identifikasi Masalah Pemasalahan-permasalahan yang ditemukan pada proses pembelajaran yang di kelola guru di kelas, ditemukan penyebab rendahnya keterampilan berbahasa Bahasa Indonesia siswa Kelas V SDN 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012. a. Metode pembelajaran Bahasa Indonesia yang selama ini diterapkan, kurang memberi kebiasaan pada pengalaman dan latihan pada siswa untuk mengungkapkan gagasan, imajinasi atau perasaan pada siswa sehingga metode pembelajaran Bahasa Indonesia kurang menekankan pembelajaran pada siswa akibatnya proses pembelajaran bahasa Indonesia kurang mengembangkan keterampilan berbahasa siswa. b. Metode pembelajaran Bahasa Indonesia yang diterapkan masih cenderung mengarahkan siswa untuk menghafal informasi saja dan siswa hanya

6 mendengarkan penjelasan dari guru tanpa melibatkan langsung siswa sehingga metode pembelajaran Bahasa Indonesia lebih cenderung ke arah ceramah akibatnya metode pembelajaran terkesan tidak menarik bagi siswa. c. Penyampaian materi pelajaran dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia masih kurang dipahami oleh siswa sehingga materi masih kurang dipahami oleh siswa sehingga hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan observasi di Kelas V SDN 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012, memberikan gambaran awal masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu: a. Siswa kurang terampil dalam aspek keterampilan mendengarkan dan membaca karena siswa kurang dibiasakan dan dilatih dalam kegiatan pembelajaran akibatnya keterampilan mendengar dan membaca siswa kurang dikembangkan. b. Siswa kurang terampil dalam memahami dan menerapkan tanda baca dan ejaan yang benar pada keterampilan menulis sehingga siswa masih kurang memahami penggunaan tanda baca dan ejaan yang benar dalam menulis. c. Siswa kurang terampil dalam mengungkapkan gagasan dalam kegiatan tanya jawab dan diskusi pada keterampilan berbicara sehingga siswa kurang berani dalam menyatakan pendapatnya jika dalam kegiatan tanya jawab dan diskusi. d. Siswa kurang tertarik atau minat belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah sehingga siswa kurang aktif dalam kegiatan. e. Kemampuan belajar siswa berbeda-beda akibatnya daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan juga berbeda-beda. f. Siswa kurang memahami dan menguasai materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa rendah. Identifikasi dan analisis masalah yang dilakukan, memberi petunjuk awal, tentang keterampilan berbahasa yang harus diperbaiki pada pelajaran Bahasa

7 Indonesia. Keterampilan yang sudah ada pada siswa yang masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan pada keempat keterampilan berbahasa yaitu mengembangkan bagaimana memahami dan menerapkan keterampilan mendengar dan membaca, mengembangkan keterampilan menulis dengan memperhatikan penggunaan tanda baca dan ejaan yang benar, serta dapat mengungkapkan gagasan dalam kegiatan tanya jawab dan diskusi pada keterampilan berbicara. Dengan demikian diperlukan metode pembelajaran yang mampu mengembangkan keterampilan berbahasa secara efektif dalam kegiatan belajar. Yang perlu dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia agar siswa lebih memahami materi yang disampaikan, yaitu: a. Guru dapat menyampaikan materi melalui Metode Bermain Peran Berbasis Kecerdasan Linguistik yaitu suatu metode mengajar berdasarkan pengalaman karena siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan dan pendapat dengan memperagakannya, baik secara lisan maupun tertulis. b. Dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat membantu dalam memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan serta tidak membosankan bagi siswa. c. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga tidak terkesan monoton dan membosankan bagi siswa. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah dengan penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012?

8 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia melalui metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik pada siswa kelas V SDN 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, adapun manfaat yang diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis serta manfaat praktis pada masyarakat luas, khususnya dibidang pendidikan: 1.5.1 Manfaat Teoritis Penelitian diharapkan memberi sumbangan bagi pengembangan, peningkatan dan perbaikan praktik pembelajaran Bahasa Indonesia yang berpedoman pada KTSP. Penelitian tindakan kelas ini diharapkan memberi manfaat bagi sekolah dan guru agar mampu menangani masalah-masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan berbahasa seperti membaca, menulis, berbicara dan mendengar. 1.5.2. Manfaat Praktis 1) Bagi kepala sekolah Memberikan masukan kepada sekolah di daerah agar lebih tanggap jika ditemui masalah yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan berbahasa. 2) Bagi Guru a. Meningkatkan kreativitas guru untuk menciptakan metode pembelajaran yang menarik dalam proses pembelajaran.

9 b. Dapat digunakan sebagai masukan bagi guru sekolah dasar untuk memperoleh metode pembelajaran yang tepat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. 3) Bagi Siswa a. Meningkatkan keterampilan berbahasa pada siswa seperti, membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan. b. Pembelajaran akan lebih bermakna karena siswa mempunyai gambaran tentang konsep mata pelajaran Bahasa Indonesia. c. Siswa dapat mengaplikasikan dikehidupan sehari-hari.