AUDIT ENERGI GEDUNG FT UIBA. Bahrul Ilmi, Ratih Diah Andayani Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNIKA VOL. 2 NO

INTENSITAS KONSUMSI ENERGI DI UNIVERSITAS IBA. Bahrul Ilmi 1*, Reny Afriany 2. Corresponding author:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Prosedur Energi Listrik

KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

Konservasi energi pada sistem pencahayaan

EVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung

TENTANG PENGHE. : a. Peraturan. b. menetapkan. Gubernur : 1. Pemerintah. Menimbang. tentang. Nomor ); 4. Tahun. Prov Jatim

AUDIT DAN KONSERVASI ENERGI SEBAGAI UPAYA PENGOPTIMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI KAMPUS KASIPAH UNIMUS

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

BAB III LANDASAN TEORI

Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu

Audit Energi dan Analisis Penghematan Konsumsi Energi pada Sistem Peralatan Listrik di Gedung Pelayanan Unila

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

BAB III METODE PENELITIAN

Ria Kurniawati 1, Syafi i 2, dan Mamok Suprapto 3 1 Mahasiswa Magister Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Prosedur audit energi pada bagunan gedung

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada pelaksanaan Audit Energi yang akan dilakukan pada gedung Pasca Sarajana

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

AUDIT ENERGI DAN ALALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK GEDUNG MAHKAMAH KONSTITUSI JAKARTA

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

PELUANG PENGHEMATAN ENERGI PADA GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Gambar 5.24 Titik Pengukuran Data Pencahayaan Auditorium Gambar 5.25 Pengukuran Data Pencahayaan Ruang Kelas P.7.3, P.7.2 dan P.7.4.

BAB IV ANALISIS DATA. menentukan berapa besar energi yang dikonsumsi per tahun. Data yang diperoleh,

Analisis standar dan prosedur pengukuran intensitas cahaya pada gedung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN Data Beban Penerangan dan AC Ruangan Perlantai

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keadaan alam Indonesia yang memiliki iklim tropis dan beridentitaskan sebagai

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero)

AUDIT ENERGI UNTUK MENDAPATKAN PELUANG PENGHEMATAN ENERGI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DI SALAH SATU HOTEL DI SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu

ANALISA INTENSITAS KONSUMSI LISTRIK MELALUI AUDIT ENERGI SKALA RUMAH TANGGA

ANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PELAKSANAAN PENGHEMATAN ENERGI Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA.

Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal

BAB II LANDASAN TEORITIS

EVALUASI PEMAKAIAN LISTRIK PADA RUANG KULIAH JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM DIPLOMA III FAKUTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Analisis Antisipasi Potensi Pemborosan Pada Energi Penerangan Di Industri Tekstil PT. Z

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

KATA PENGANTAR --KOMIK INPRES 13/2011--

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pemakaian Energi di Indonesia. Permasalahan energi merupakan isu global yang saat ini tengah

Pengukuran dan Pengolahan Data Komponen Iklim di Makassar

BAB III METODE PENELITIAN

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI FEBRUARI 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menghubungkan aliran listrik trafo dengan mesin mesin yang ada di PT Sanwa

ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PENGGUNAAN PENDINGIN UDARA KAMAR DI PATRA JASA CONVENTION HOTEL SEMARANG

PENGELOLAAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA KAMPUS SUDIRMAN DENPASAR

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building

Penyesuaian Tarif Listrik Tahun 2014 per 1 Juli 2014

pemakaian air bersih untuk menghitung persentase pemenuhannya.

III. METODE PENELITIAN. Agar efisiensi operasi AC maximum, masing-masing komponen AC harus

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI APRIL 2012

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

AUDIT ENERGI LISTRIK PADA PT. X. Oleh : ABSTRAK

AUDIT ENERGI UNTUK PEMAKAIAN AIR CONDITIONING (AC) PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN RUANG KULIAH DI UPI Syamsuri Hasan, Maman Rakhman, dan Agus Maulana 1

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY

BAB III METODE PEMBAHASAN

Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan Buatanklorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman eum

SIDANG TUGAS AKHIR. Validita R. Nisa

Optimalisasi Pemakain Daya Tersambung (KVA) Pada RSUD Dr. Abdul Aziz Singkawang

PENDAHULUAN Latar Belakang

satuan fluks cahaya, flux yang dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam

Kebijakan. Manajemen Energi Listrik. Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi proses produksinya sebagai syarat untuk bisa terus bertahan di tengah

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

Audit Energi pada Gedung Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan FT UGM

ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG

SURVEI KONSUMEN. September 2006

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

LAMPIRAN A TAMPILAN PERANGKAT LUNAK

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN PENGHEMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK

Transkripsi:

AUDIT ENERGI GEDUNG FT UIBA Bahrul Ilmi, Ratih Diah Andayani Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang ABSTRAK Audit energi yang dilakukan pada gedung Fakultas Teknik Universitas IBA (FT UIBA) ini dilakukan sebagai upaya awal dalam peran serta perguruan tinggi pada konservasi energi. Audit energi ini dilakukan sesuai persyaratan yang telah ditetapkan pada SNI 6196:2011, yaitu prosedur audit energi pada bangunan gedung. Tujuan yang hendak dicapai didalam penelitian ini adalah menghitung intensitas konsumsi energi listrik yang dipergunakan pada semua ruangan gedung FT UIBA agar dapat diketahui sejauh mana efisiensi penggunaan energi listrik pada gedung ini baik secara keseluruhan maupun pada masing-masing sektor penggunaan, kemudian menganalisa dan melakukan konservasi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan listrik tanpa mengurangi produktifitas dan kenyamanan. Dari data tagihan listrik selama satu tahun diketahui bahwa penggunaan energi berfluktuasi setiap bulannya tergantung aktifitas yang dilakukan. Penggunaan energi terendah terjadi pada bulan februari 2013 dan bulan agustus 2013 dimana masuk masa libur kuliah semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 dan semester genap tahun ajaran 2012/2013. Dari hasil perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik seluruh ruangan diketahui bahwa IKE pada hampir seluruh ruangan gedung termasuk kategori sangat efisien kecuali satu ruangan termasuk cukup efisien dan dua ruangan termasuk efisien. Distribusi konsumsi listrik terbesar adalah untuk sektor penggunaan tata udara yaitu AC dan kipas angin. Peralatan listrik lain yaitu TV, dispenser dan komputer menduduki peringkat distribusi kedua. Konsumsi listrik untuk lampu penerangan ruangan adalah yang paling rendah konsumsinya. Tingkat pencahayaan ruangan masih dibawah persyaratan yang telah ditentukan SNI 6197:2011 dan lampu belum menggunakan armature, karena itu disarankan menambah jumlah lampu ruangan untuk meningkatkan kenyamanan, menggunakan armature lampu dan mengganti jenis lampu menjadi jenis TL 36 Watt yang memiliki efikasi lebih tinggi untuk meningkatkan efisiensi pencahayaan. Pergantian jenis kipas angin dari jenis ceiling fan 90 Watt menjadi orbit fan 45 Watt pada ruang kuliah juga dapat meningkatkan efisiensi konsumsi energi listrik dan meningkatkan kenyamanan pengguna ruangan. Pergantian ini akan menghemat konsumsi energi listrik rata-rata sebesar 35,1 kwh atau Rp.32.818,50 per bulan. Kata Kunci: audit energi, intensitas konsumsi energi, konservasi energi 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin terbatasnya ketersediaan energi di negara kita saat ini membuat kita harus menggunakannya dengan efektif dan efisien. Walaupun telah diupayakan sumber-sumber energi baru dan terbarukan tetapi ketergantungan kita pada energi fosil masih sangat tinggi. Upaya-upaya konservasi energi harus dilakukan semua pihak agar konsumsi energi dapat dihemat penggunaannya. Penghematan energi bermakna bahwa energi yang terpakai sesuai dengan yang kita butuhkan artinya energi yang kita pakai tidak berlebihan yang mengakibatkan energi terbuang percuma dan juga tidak kekurangan yang dapat mengurangi kenyamanan penggunanya dan tidak berdampak negatif pada kesehatan tubuh kita. Untuk mengetahui besarnya energi yang sesuai dengan kebutuhan diperlukan perhitungan yang teliti. Misalnya penggunaan energi untuk cahaya lampu dan peralatan-peralatan listrik yang diperlukan dalam suatu gedung. Penggunaan energi ini sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain lay out gedung, dimensi gedung, material bangunan gedung dan warna ruangan dalam gedung serta pemilihan peralatan listrik dan elektronik yang berada di dalam gedung. 26

Perguruan tinggi sebagai sebuah pusat keunggulan dapat ikut berperan didalam upaya konservasi energi yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Untuk itu perlu dilakukan audit energi untuk mengetahui penggunaan energi listrik pada gedung-gedung di perguruan tinggi tersebut. Audit energi yang dilakukan pada gedung Fakultas Teknik Universitas IBA (FT UIBA) ini sebagai upaya awal dalam peran serta perguruan tinggi pada konservasi energi. Audit energi yang dilakukan ini merupakan audit energi awal sesuai persyaratan yang telah ditetapkan pada SNI 6196:2011 yaitu prosedur audit energi pada bangunan gedung. 1.2. Tujuan Adapun tujuan yang hendak dicapai didalam penelitian ini adalah untuk menghitung intensitas konsumsi energi dalam hal ini energi listrik yang dipergunakan pada semua ruangan gedung FT UIBA agar dapat diketahui sejauh mana efisiensi penggunaan energi listrik pada gedung ini baik secara keseluruhan maupun pada masing-masing sektor penggunaan, kemudian menganalisa dan melakukan konservasi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan listrik pada gedung ini tanpa mengurangi produktifitas dan kenyamanan pemakainya. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Energi Audit energi adalah suatu pemeriksaan periodik sistem energi untuk meyakinkan bahwa energi telah diambil dari sumber yang paling tepat dan energi ini dipergunakan dengan seefisien mungkin. Beberapa penelitian telah dilakukan selama ini dalam rangka audit energi dan konservasi energi pada suatu bangunan gedung, antara lain: Abdurachman Efendi (2012) melakukan penelitian audit awal energi listrik pada gedung program studi kedokteran universitas Lampung. Avistya Paradipta, et.al. (2012) melakukan penelitian audit energi dan analisis peluang konservasi energi listrik pada sistem pencahayaan dan sistem pendingin udara di rumah sakit Banyumanik Semarang. Bahrul Ilmi (2013) melakukan penelitian konservasi energi penerangan pada ruang belajar fakultas teknik Universitas IBA. Baso Mukhlis (2011) melakukan penelitian evaluasi penggunaan listrik pada bangunan gedung di lingkungan universitas Tadulako. Rezi Syahputra, et.al. (2013) melakukan penelitian audit energi pada bangunan gedung fakultas teknik Universitas Sriwijaya menggunakan software pshychometric dan energy plus. Thoriq Rizkani Adiprama, et.al. (2012) melakukan penelitian audit energi dengan pendekatan metode PCDM-PROMETHEE untuk konservasi serta efisiensi listrik di Rumah Sakit Haji Surabaya. Ada berbagai cara melakukan audit energi. Salah satu pendekatan yang lazim dilakukan adalah dengan fase-fase yang dijelaskan pada paragraf-paragraf berikut: Fase 1: Audit data historis. Pada fase ini dilakukan pengumpulan dan analisa data-data atau catatan penggunaan energi untuk menetapkan: 1. Biaya dan kuantitas fisik masukan-masukan (input) energi yang dipergunakan. 2. Kecenderungan (trend) penggunaan dan biaya energi tahunan dan musiman. 3. Penggunaan energi per unit keluaran (output). Fase 2: Survey (sensus) awal. Pada fase ini dilakukan sensus penggunaan energi pada operasi. Hal ini merupakan penyelidikan awal yang cepat dan berbiaya rendah terhadap operasi menggunakan data yang telah ada untuk mengindikasikan: 1. Konsumsi energi utama pabrik atau gedung dan proses-proses. 2. Energi yang terbuang dan ketidak-efisienan. 3. Perbedaan antara penggunaan energi yang diukur dan dilaporkan. 4. Bidang prioritas untuk penyelidikan selanjutnya terhadap ketidak-efisienan dan ketidaktepatan sistem-sistem energi. 27

Fase 3: Penyelidikan detil dan analisa-analisa. Proses-proses atau bangunan-bangunan yang diidentifikasikan oleh survey memberikan alasan untuk penyelidikan lebih lanjut akan diuji untuk menentukan ukuran kerugian energi yang dapat dihindari dan biaya untuk mengurangi pemborosan ini. Survey-survey detil menyebabkan biaya dan atau waktu, karena itu sangat penting untuk memilih proses-proses, area, atau pabrik yang paling mungkin memberikan penghematan biaya untuk upaya yang masuk akal. Hasil dari penyelidikan detil dan analisa bersama temuan dari survey akan dipergunakan untuk menetapkan atau memperbaruhi kebijakan energi dan menyusun program manajemen energi berkelanjutan meliputi norma-norma dan target-target untuk efisiensi energi dan tinjauan penggunaan energi secara reguler. Daftar periksa yang dibutuhkan untuk audit energi: 1. Konsumsi energi dan biaya (selama 12 bulan): a. Dalam unit fisik seperti: liter minyak, ton batubara, MJ gas, kwh listrik, dll. b. Untuk setiap bulan atau kuartal untuk memperlihatkan variasi musiman dan untuk setiap area yang diukur. c. Copy rekening 12 bulan lalu yang memperhatikan konsumsi, tarif dan perhitungan biaya. 2. Detil-detil sistem energi. Tata letak bangunan dan sistem energi yang memperlihatkan: a. Lokasi bangunan, nama-nama, fungsi, orientasi dan jarak. b. Material konstruksi bangunan (misal: bata), area yang diinsulasi, area lantai, area pengkondisian udara, dll. c. Sistem-sistem kelistrikan. d. Lokasi ruangan, switchboard dan alat ukur (meter). e. Lokasi item-item peralatan utama seperti: heater, AC, oven, dll. 3. Daftar peralatan energi: a. Untuk setiap peralatan yang menggunakan energi listrik: nama peralatan, kapasitas, lokasi, jam operasi, output, konsumsi energi. b. Peralatan yang termasuk 10 terbesar, lampu, AC, komputer, dll. 2.2. Intensitas Konsumsi Energi Listrik Intensitas Konsumsi Energi ( IKE ) Listrik adalah pembagian antara konsumsi energi listrik pada kurun waktu tertentu dengan satuan luas bangunan gedung. Sesuai pedoman pelaksanaan konservasi energi dan pengawasannya di lingkungan departemen pendidikan nasional nilai IKE dari suatu bangunan gedung digolongkan dengan dua kriteria, yaitu bangunan ber AC dan bangunan tidak ber-ac. Untuk bangunan gedung tidak ber-ac: 1. Efisien : 0,84 1,67 kwh/m 2 /bulan 2. Cukup Efisien : 1,67 2,5 kwh/m 2 /bulan 3. Boros : 2,5 3,34 kwh/m 2 /bulan 4. Sangat Boros : 3,34 4,17 kwh/m 2 /bulan Untuk bangunan gedung yang ber-ac: 1. Sangat Efisien : 4,17 7,92 kwh/m 2 /bulan 2. Efisien : 7,93 12,08 kwh/m 2 /bulan 3. Cukup Efisien : 12,08 14,58 kwh/m 2 /bulan 4. Agak Boros : 14,58 19,17 kwh/m 2 /bulan 28

2.3. Konservasi Energi Sistem Pencahayaan Sinar matahari sebagai sumber cahaya alami tidak selamanya dapat dipergunakan untuk menerangi suatu tempat. Apabila sumber cahaya alami tidak mencukupi atau sulit dicapai maka diperlukan cahaya buatan yaitu lampu yang bersumber dari energi listrik untuk memenuhi kebutuhan pencahayaan tersebut. Cahaya buatan dalam hal ini lampu listrik didalam penggunaannya harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan dalam SNI 6197:2011, yaitu pedoman konservasi energi pada sistem pencahayaan. Untuk meningkatkan efisiensi energi sistem pencahayaan SNI 6197:2011 menyarankan: 1. Menggunakan lampu yang mempunyai efikasi lebih tinggi dan menghindari pemakaian lampu dengan efikasi rendah. 2. Pemilihan ballast dengan efisiensi tinggi. 3. Pemilihan armature/luminer yang efisien. Untuk menghemat pemakaian energi listrik, maka pemeliharaan instalasi pencahayaan harus dilakukan sebagai berikut: 1. Setiap pencahayaan yang tidak diperlukan harus dimatikan. 2. Lampu dan armature harus selalu dijaga tetap bersih guna memperoleh tingkat pencahayaan yang tepat. 3. Lampu harus diganti jika fluks luminusnya jauh menurun sesuai dengan umurnya. 4. Penggunaan warna-warna muda untuk warna dinding, langit-langit, lantai dan warna korden, dengan demikian dapat mengurangi jumlah cahaya yang diperlukan sebagai akibat pengaruh reflektansi dari warna bahan-bahan yang dipakai. 5. Mengoptimalkan penggunaan pencahayaan luar untuk tujuan dekorasi dan suasana. 6. Pengurangan tingkat pencahayaan luar sampai pada batas terendah yang masih memberikan keamanan dan kenyamanan. Tingkat pencahayaan yg dibutuhkan (lux) pada suatu ruangan diperoleh dari persamaan berikut ini (SNI 6197:2011): E =. K p. K d Dimana: E = Tingkat pencahayaan (lux atau lumen/m 2 ). F = Jumlah cahaya (lumen). A = Luas penerangan (m 2 ). K p = Koefisien penggunaan. K d = Koefisien depresiasi. Berdasarkan SNI 6197:2011 tingkat pencahayaan dan daya listrik maksimum untuk pencahayaan pada lembaga pendidikan dan pada perkantoran dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Tingkat Pencahayaan dan Daya Maksimum Pencahayaan No Fungsi Tingkat Pencahayaan (Lux) Daya Maksimum (Watt/m 2 ) 1 Ruang Kelas 350 15 2 Perpustakaan 300 11 3 Laboratorium 500 13 4 Ruang Gambar 750 20 5 Ruang Guru/Dosen 300 12 6 Ruang Rapat 300 12 7 Ruang Kerja/Admin 350 12 8 Koridor 100 5 9 Teras 60 3 29

3. METO DE PENELITIAN Ditinjau dari segi kegunaannya, penelitian ini termasuk penelitian terapan yang dipergunakan untuk kepentingan praktis, dimana analisa-analisa dan perhitungan-perhitungan dilakukan untuk mencari solusi dari suatu masalah yang bersifat praktis. Tempat penelitian ini di Gedung Fakultas Teknik Universitas IBA yang merupakan gedung berlantai tiga yang digunakan untuk aktivitas perkuliahan dan kantor. Aktivitas perkuliahan berada di lantai satu dan lantai 3, sedangkan lantai 2 merupakan ruangan dosen, ruangan seminar atau ruang rapat, ruang dosen dan ruangan administrasi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data-data: Pada tahap pengumpulan data ini diperlukan data-data sebagai berikut : a. Denah bangunan gedung. b. Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai. c. Pembayaran rekening listrik PLN bulanan, diperlukan data pembayaran rekening listrik PLN selama 12 bulan terakhir (satu tahun) untuk menganalisa besarnya konsumsi listrik yang terpakai dan perhitungan biaya energi selama satu tahun. d. Tingkat hunian bangunan (occupancy rate). 2. Analisa Intensitas Konsumsi Energi ( IKE ) gedung. Dilakukan analisa-analisa untuk mengetahui intensitas konsumsi energi (IKE) listrik, yaitu total konsumsi energi listrik per bulan per luas ruangan dan efisiensi pengunaannya. 3. Analisa-analisa konservasi energi. Dilakukan analisa-analisa untuk mencari potensi-potensi penghematan dalam rangka konservasi energi pada tiga sektor penggunaan energi listrik, yaitu alat peralatan elektronik (komputer, TV dan dispenser), sistem pencahayaan dan sistem tata udara (AC dan kipas angin). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Gedung dan Penggunaan Energi Listrik Bangunan gedung Fakultas Teknik Universitas IBA (FT UIBA) terdiri dari tiga lantai, dimana lantai 1 dipergunakan untuk ruang kuliah, ruang laboratorium, ruang kegiatan mahasiswa, ruang perpustakaan dan WC, lantai 2 dipergunakan untuk ruang administrasi, ruang dosen, ruang mushalah, ruang seminar atau ruang rapat dan WC, lantai 3 hampir semuanya dipergunakan untuk ruang kuliah, kecuali satu ruangan yang dipergunakan untuk laboratorium atau studio gambar. Denah ruangan gedung beserta instalasi pencahayaan (titik-titik lampu) dapat dilihat pada Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3 berikut ini. Gambar 1. Denah Gedung Lantai 1 30

Gambar 2. Denah Gedung Lantai 2 Gambar 3. Denah Gedung Lantai 3 Energi yang dipergunakan seluruh ruangan gedung FT UIBA bersumber pada energi listrik yang berasal dari PLN dengan daya terpasang S2/10600 VA. Untuk menganalisa besarnya intensitas konsumsi energi (IKE) listrik yang terpakai dan perhitungan biaya energi listrik selama satu tahun diperlukan data pembayaran rekening listrik 12 bulan terahir. Data pemakaian dan biaya tagihan listrik keseluruhan ruangan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Konsumsi Energi Listrik Gedung No Bulan dan Tahun Pemakaian Listrik (kwh) Biaya Tagihan Listrik (Rp) 1 Nopember 2012 681 567.447 2 Desember 2012 753 599.941 3 Januari 2013 635 529.066 4 Februari 2013 469 391.542 5 Maret 2013 624 519.952 6 April 2013 884 756.040 7 Mei 2013 730 634.596 8 Juni 2013 859 746.207 9 Juli 2013 634 569.851 10 Agustus 2013 348 386.762 11 September 2013 698 634.760 12 Oktober 2013 745 697.449 31

Grafik kecenderungan (trend) penggunaan energi gedung FT UIBA selama satu tahun terahir dapat dilihat pada gambar dibawah ini. kwh 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Bulan Gambar 4. Grafik Kecenderungan Penggunaan Energi Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa penggunaan energi berfluktuasi setiap bulannya tergantung aktifitas yang dilakukan pengguna gedung. Penggunaan energi terendah terjadi pada bulan februari 2013 dan bulan agustus 2013 dimana masuk masa libur kuliah semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 dan semester genap tahun ajaran 2012/2013. Dari hasil pengumpulan data di lapangan maka diketahui pemakaian listrik, luas dan tingkat hunian setiap ruangan yang dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini. Tabel 3. Pemakaian Listrik dan Tingkat Hunian Lantai 1 No Nama Luas (m 2 ) Hunian (O rang) Peralatan Listrik Jumlah Daya (Watt) Waktu (Jam) 1 T101 64 1 Lampu 4 x 23 3 2 T102 64 1 Lampu 4 x 23 3 3 T103 24 5 Lampu 2 x 23 3 Lampu 4 x 23 4 4 T104 64 10 TV 80 4 5 T105 64 30 Kipas Angin 90 4 Lampu 4 x 23 4 AC 2 x 746 4 6 T106 24 1 Lampu 2 x 23 3 7 T107 16 2 Lampu 2 x 23 3 8 Koridor Lt.1 80 - Lampu 4 x 23 3 9 Teras Luar - - Lampu 2 x 23 12 3 x 36 12 32

Tabel 4. Pemakaian Listrik dan Tingkat Hunian Lantai 2 No Nama Luas (m 2 ) Hunian (O rang) Peralatan Listrik 1 T201 32 2 2 T202 28 3 3 T203 16 1 4 T204 16 2 5 T205 24 5 Jumlah Daya (Watt) Waktu (Jam) Lampu 2 x 23 4 AC 746 4 Dispenser 250 4 Komputer + LCD 2 x200 4 Lampu 2 x 23 4 Kipas Angin 90 4 Komputer + Mon 2 x 250 4 Lampu 23 4 Kipas Angin 90 4 TV 80 4 Lampu 23 4 Kipas Angin 90 4 Lampu 2 x 23 4 AC 746 4 Komputer + LCD 2 x 200 4 Lampu 2 x 23 4 6 T206 32 1 Dispenser 250 4 AC 746 4 7 T207 28 2 Lampu 2 x 23 4 8 T208 28 2 9 T209 32 11 10 T210 16 2 Lampu 2 x 23 4 Komputer + LCD 200 4 Lampu 2 x 23 4 AC 746 4 Lampu 23 4 AC 746 4 Dispenser 250 4 11 T211 12 5 Lampu 23 4 12 T212 24 3 Lampu 3 x 23 4 13 Koridor Lt.2 112 - Lampu 5 x 23 4 Tabel 5. Pemakaian Listrik dan Tingkat Hunian Lantai 3 No Nama Luas (m 2 ) Hunian (Orang) Peralatan Listrik Jumlah Daya (Watt) Waktu (Jam) 1 T301 32 20 Lampu 2 x 23 3 Kipas Angin 90 3 2 T302 48 30 Lampu 3 x 23 3 Kipas Angin 2 x 90 3 3 T303 32 20 Lampu 2 x 23 3 Kipas Angin 90 3 4 T304 48 30 Lampu 3 x 23 3 Kipas Angin 2 x 90 3 5 T305 48 30 Lampu 3 x 23 3 Kipas Angin 2 x 90 3 6 T306 48 30 Lampu 3 x 23 3 Kipas Angin 2 x 90 3 7 Koridor Lt.3 144 Lampu 8 x 23 3 33

Pemakaian listrik pada peralatan diasumsikan sesuai rata-rata pemakaian setiap hari. Daya peralatan listrik adalah daya yang tertera pada spesifikasi masing-masing peralatan. Untuk ruang kuliah yang non AC diasumsikan beroperasi maksimal 3 jam per hari dan 26 hari per bulan. Lampu dan peralatan listrik untuk ruang dosen diasumsikan beroperasi maksimal 4 jam per hari dan 26 hari per bulan. Lampu teras luar diasumsikan beroperasi 12 jam per hari dan 30 hari per bulan. 4.2. Analisa Intensitas Konsumsi Energi Nilai intensitas konsumsi energi (IKE) listrik pada masing-masing ruangan untuk setiap lantai didapat dengan membagi total konsumsi energi listrik setiap hari selama 1 bulan per luas ruangan (SNI 6196:2011). Dari nilai IKE ini lalu digolongkan kategori efisiensinya sesuai pedoman pelaksanaan konservasi energi dan pengawasannya di lingkungan departemen pendidikan nasional, dimana untuk bangunan gedung tidak ber-ac: a. Efisien : 0,84 1,67 kwh/m 2 /bulan b. Cukup Efisien : 1,67 2,5 kwh/m 2 /bulan c. Boros : 2,5 3,34 kwh/m 2 /bulan d. Sangat Boros : 3,34 4,17 kwh/m 2 /bulan Untuk bangunan gedung yang ber-ac: a. Sangat Efisien : 4,17 7,92 kwh/m 2 /bulan b. Efisien : 7,93 12,08 kwh/m 2 /bulan c. Cukup Efisien : 12,08 14,58 kwh/m 2 /bulan d. Agak Boros : 14,58 19,17 kwh/m 2 /bulan Hasil perhitungan IKE masing-masing ruangan pada setiap lantai dan kategori efisiensinya dapat dilihat pada tabel 6, tabel 7 dan tabel 8, berikut ini. Tabel 6. IKE pada Lantai 1 No Nama AC/ Non Konsumsi Listrik 1 bln Luas (m 2 ) IKE (kwh/m 2 /bulan) Kategori (kwh/bulan) 1 T101 Non 7,176 64 0,112 Sangat Efisien 2 T102 Non 7,176 64 0,112 Sangat Efisien 3 T103 Non 3,588 24 0,150 Sangat Efisien 4 T104 Non 27,248 64 0,425 Sangat Efisien 5 T105 AC 164,736 64 2,574 Sangat Efisien 6 T106 Non 3,588 24 0,150 Sangat Efisien 7 T107 Non 3,588 16 0,225 Sangat Efisien 8 Koridor Lt.1 Non 7,176 80 0,090 Sangat Efisien 9 Teras Luar - 55,440 1600 0,034 Sangat Efisien 34

Tabel 7. IKE pada Lantai 2 No Nama AC/ Non Konsumsi Listrik 1 bln Luas (m 2 ) IKE (kwh/m 2 /bulan) Kategori (kwh/bulan) 1 T201 AC 149,968 32 4,686 Sangat Efisien 2 T202 Non 66,144 28 2,362 Cukup Efisien 3 T203 Non 20,072 16 1,254 Efisien 4 T204 Non 11,752 16 0,734 Sangat Efisien 5 T205 AC 103,168 24 4,298 Sangat Efisien 6 T206 AC 108,368 32 3,386 Sangat Efisien 7 T207 Non 4,784 28 0,170 Sangat Efisien 8 T208 Non 25,584 28 0,913 Efisien 9 T209 AC 54,288 32 1,696 Sangat Efisien 10 T210 AC 105,976 16 6,623 Sangat Efisien 11 T211 Non 2,392 12 0,199 Sangat Efisien 12 T212 Non 7,176 24 0,299 Sangat Efisien 13 Koridor Lt.2 Non 11,960 112 0,106 Sangat Efisien Tabel 8. IKE pada Lantai 3 No Nama AC/ Non Konsumsi Listrik 1 bln Luas (m 2 ) IKE (kwh/m 2 /bulan) Kategori (kwh/bulan) 1 T301 Non 10,608 32 0,332 Sangat Efisien 2 T302 Non 19,422 48 0,404 Sangat Efisien 3 T303 Non 10,608 32 0,332 Sangat Efisien 4 T304 Non 19,422 48 0,404 Sangat Efisien 5 T305 Non 19,422 48 0,404 Sangat Efisien 6 T306 Non 19,422 48 0,404 Sangat Efisien 7 Koridor Lt.3 Non 14,352 114 0,126 Sangat Efisien Dari hasil perhitungan IKE seluruh ruangan pada Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8 diatas diketahui bahwa IKE hampir seluruh ruangan gedung termasuk kategori sangat efisien kecuali satu ruangan (ruang T202) termasuk cukup efisien dan dua ruangan (ruang T203 dan T208) termasuk efisien. Konsumsi listrik per bulan yang dihitung pada Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8 diatas adalah pada total konsumsi listrik maksimal untuk satu bulan pada suatu ruangan, yaitu pada saat semua lampu dan peralatan listrik yang ada di ruangan tersebut dihidupkan bersamaan sesuai asumsi lamanya waktu operasi peralatan listrik tersebut. Dari data pemakaian listrik per bulan dapat diketahui distribusi pemakaian listrik tersebut untuk sektor penggunaannya, yaitu untuk lampu, tata udara (AC dan kipas angin), dan peralatan listrik lain (TV, dispenser, dan komputer) yang ditabelkan pada Tabel 9 berikut. Tabel 9. Distribusi Konsumsi Energi No Sektor Penggunaan Total Konsumsi Listrik 1 bulan (kwh/bulan) Persentase (%) 1 Lampu 212,116 19,05 2 Tata Udara 650,728 58,44 3 Peralatan Listrik Lain 250,640 22,51 35

Berikut ini adalah grafik distribusi konsumsi energi listrik dari semua ruangan pada seluruh lantai gedung FT UIBA. 700.000 600.000 500.000 k W h 400.000 300.000 200.000 100.000 - Lampu 212.116 Tata Udara 650.728 Peralatan Lain 250.640 Gambar 5. Grafik Distribusi Konsumsi Energi Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa distribusi konsumsi listrik terbesar adalah untuk penggunaan tata udara yaitu AC dan kipas angin. Peralatan listrik lain yaitu TV, dispenser dan komputer menduduki peringkat distribusi kedua. Konsumsi listrik untuk lampu penerangan ruangan adalah yang paling rendah konsumsinya. 4.3. Analisa Konservasi Energi Dari analisa intensitas konsumsi energi (IKE) listrik diketahui bahwa nilai IKE listrik pada hampir seluruh ruangan gedung termasuk kategori sangat efisien, kecuali satu ruangan (ruang T202) cukup efisien dan dua ruangan (ruang T203 dan T208) dikategorikan efisien. Efisiensi konsumsi energi ruang T202 lebih rendah dibanding ruangan lain disebabkan tingginya konsumsi listrik peralatan komputer yang masih memakai monitor jenis tabung. Efisiensi ini dapat ditingkatkan dengan mengganti monitor tabung menjadi monitor LCD yang berdaya listrik rendah. Berikut ini dilakukan perhitungan untuk mendapatkan jumlah lampu dan daya/m 2 yang ideal sesuai persyaratan SNI 6190:2011. Jumlah armature adalah setengah dari jumlah lampu karena masing-masing armature direncanakan untuk dua lampu. Nilai koefisien penggunaan (K p ) diambil angka 0,8 karena warna dinding ruangan berwarna putih terang dan nilai koefisien depresiasi (K d ) diambil angka 0,8 karena ruangan bersih dan terawat baik. Lampu jenis TL 36 Watt-100 lumen/watt. Hasil keseluruhan perhitungan semua ruangan dapat dilihat pada Tabel 10 berikut. 36

Tabel 10. Jumlah Lampu dan Armature Lampu No Nama Fungsi Luas (m 2 ) Jumlah Cahaya (lumen) Jumlah Lampu Jumlah Armatur e 1 T101 Ruang Lab 64 50000 14 7 2 T102 Ruang Lab 64 50000 14 7 3 T103 Kegtn Mhs 24 11250 3 2 4 T104 Perpustakaan 64 30000 8 4 5 T105 Ruang Kuliah 64 35000 10 5 6 T106 Ruang Lab 24 18750 5 3 7 T107 WC 16 2500 7 4 8 Koridor L1 Koridor 80 12500 3 2 9 Teras Luar Teras 1600 150000 41 21 10 T201 Ruang Dosen 32 15000 4 2 11 T202 Admin/kantor 28 15312,5 4 2 12 T203 Ruang Dosen 16 7500 2 1 13 T204 Ruang Dosen 16 7500 2 1 14 T205 Ruang Dosen 24 11250 3 2 15 T206 Ruang Dosen 32 15000 4 2 16 T207 Ruang Dosen 28 13125 4 2 17 T208 Ruang Dosen 28 13125 4 2 18 T209 Ruang Rapat 32 15000 4 2 19 T210 Ruang Dosen 16 7500 2 1 20 T211 Mushala 12 5625 2 1 21 T212 WC 24 3750 1 1 22 Koridor L2 Koridor 112 17500 5 3 23 T301 Ruang Kuliah 32 17500 5 3 24 T302 Ruang Kuliah 48 26250 7 4 25 T303 Ruang Lab 32 25000 7 4 26 T304 Ruang Kuliah 48 26250 7 4 27 T305 Ruang Kuliah 48 26250 7 4 28 T306 Ruang Kuliah 48 26250 7 4 29 Koridor L3 Koridor 114 17812,5 5 3 Dari hasil perhitungan yang ditabelkan diatas dapat diketahui bahwa jumlah lampu yang dipakai masih kurang dari jumlah yang telah ditetapkan SNI 6197:2011. Dan dari hasil pengamatan pada seluruh ruangan didapat jenis lampu yang dipakai adalah jenis lampu fluoresen kompak 23 Watt dan belum menggunakan armature lampu, hal ini mengakibatkan lampu menjadi tidak efisien dan cahayanya menyebar ke semua arah dan menyilaukan pandangan. Jenis lampu dapat diganti menjadi jenis fluoresen tabung (TL) 36 Watt dengan efisiensi 100 lumen/watt yang lebih efisien dan dipasang armature lampu pada langit-langit semua ruangan gedung sesuai hasil perhitungan pada Tabel 10 diatas. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa kipas angin yang dipergunakan untuk ruang kuliah adalah kipas angin jenis plafon (ceiling fan) dan berdaya listrik cukup besar serta radius tiupan angin kipas angin ini sangat kecil sehingga tidak mampu memberikan tiupan angin yang merata pada seluruh isi ruangan. Jenis kipas angin ini dapat diganti menjadi kipas angin jenis putar (orbit fan) yang berdaya listrik 45 watt dan memberikan radius tiupan angin lebih luas yang dapat menjangkau seisi ruangan. Selain meningkatkan kenyamanan pengguna ruangan, pergantian jenis kipas angin ini dapat meningkatkan efisiensi konsumsi energi listrik pada ruangan-ruangan ini. 37

Tabel 11 berikut ini menjelaskan penghematan konsumsi energi listrik yang didapat dari perubahan kipas angin dari jenis ceiling menjadi jenis orbit. Tabel 11. Penghematan Konsumsi Energi Listrik pada Ruang Kuliah No Nama Konsumsi Listrik 1 bulan (kwh/bulan) Penghematan Saat ini Setelah Konservasi kwh/bulan Rupiah (Rp.935/kWh) 1 T301 10,608 7,098 3,510 3.281,85 2 T302 19,422 12,402 7,020 6.563,70 3 T303 10,608 7,098 3,510 3.281,85 4 T304 19,422 12,402 7,020 6.563,70 5 T305 19,422 12,402 7,020 6.563,70 6 T306 19,422 12,402 7,020 6.563,70 Total Penghematan 35,100 32.818,50 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil pengamatan, perhitungan-perhitungan dan analisa-analisa yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsumsi energi listrik pada hampir seluruh ruangan gedung FT UIBA termasuk dalam kategori sangat efisien kecuali satu ruangan yaitu ruang T202 termasuk cukup efisien dan dua ruangan yaitu ruang T203 dan ruang T208 termasuk efisien. 2. Distribusi konsumsi listrik terbesar adalah untuk penggunaan tata udara yaitu AC dan kipas angin sebesar 58,44 %, kemudian peralatan listrik lain yaitu TV, dispenser dan komputer menduduki peringkat distribusi kedua yaitu 22,51% dan konsumsi listrik untuk lampu penerangan ruangan adalah yang paling rendah persentasenya yaitu sebesar 19,05%. 3. Jumlah lampu yang dipakai saat ini masih kurang dari persyaratan yang telah ditetapkan SNI 6197:2011. 4. Lampu yang dipakai pada seluruh ruangan adalah jenis lampu fluoresen kompak dan belum menggunakan armature lampu, hal ini mengakibatkan pencahayaan menjadi tidak efisien dan cahayanya menyebar ke semua arah dan menyilaukan pandangan. 5. Kipas angin yang dipergunakan untuk semua ruang kuliah saat ini adalah jenis kipas angin ceiling dengan radius tiupan angin sangat kecil. Jenis kipas angin ini dapat diganti menjadi kipas angin jenis orbit yang berdaya listrik lebih rendah dan memberikan radius tiupan angin lebih luas yang dapat menjangkau seisi ruangan. Pergantian ini akan menghemat konsumsi energi listrik rata-rata sebesar 35,1 kwh atau Rp.32.818,50 per bulan. 5.2. Saran 1. Komputer yang masih memakai monitor jenis tabung disarankan diganti menjadi monitor jenis LCD. 2. Jenis lampu disarankan diganti dari jenis lampu fluoresen kompak 23 Watt menjadi jenis TL 36 Watt dengan efisiensi 100 lumen/watt atau yang lebih efisien dan dipasang armature lampu pada langit-langit semua ruangan gedung sesuai hasil perhitungan. 3. Jenis kipas angin disarankan diganti dari kipas angin jenis ceiling menjadi kipas angin jenis orbit. 38

DAFTAR PUSTAKA Abdurachman Efendi. (2012). Audit Awal Energi Listrik pada Gedung PS Kedokteran Universitas Lampung. http://greenmetric.unila.ac.id/?s=audit+energi+&x=5&y=10. diunduh pada hari minggu 28 Oktober 2013 jam 00.20 WIB. Avistya Paradipta. et.al. (2012). Audit Energi dan Analisis Peluang Konservasi Energi Listrik pada Sistem Pencahayaan dan Sistem Pendingin Udara di Rumah Sakit Banyumanik Semarang. Jurnal Penelitian Teknik Elektro Vol.5 No.4 Desember 2012. Bahrul Ilmi. (2013). Konservasi Energi Penerangan pada Ruang Belajar Fakultas Teknik Universitas IBA. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-5 28 November 2013. Balai Besar Teknologi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. (2012). Perencanaan Efisiensi dan Elastisitas Energi.2012. Edisi Pertama. Penerbit BPPT. Jakarta. Baso Mukhlis. (2011). Evaluasi Penggunaan Listrik pada Bangunan Gedung di Lingkungan Universitas Tadulako. Jurnal Ilmiah Foristek Vol.1 No.1 Maret 2011. BOCA. (2000). International Energy Conservation Code. Direktorat Jenderal Ketenagaan Departemen Pertambangan dan Energi. (1982). Pedoman tentang Cara-cara Melaksanakan Konservasi Energi dan Pengawasannya. Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri. (2011). Pedoman Teknis Audit Energi dalam Implementasi Konservasi Energi dan Pengurangan Emisi CO2 di Sektor Industri (Fase 1). Kementerian Perindustrian. Jakarta. Rezi Syahputra. et.al. (2013). Audit Energi pada Bangunan Gedung Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Menggunakan Software Pshychometric dan Energy Plus. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-5 28 November 2013. SNI 6196:2011. Prosedur Audit Energi pada Bangunan Gedung. SNI 6390:2011. Konservasi Energi Sistem Tata Udara Bangunan Gedung. SNI 6197:2011. Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan. T horiq Rizkani Adiprama. et.al. (2012). Audit Energi dengan Pendekatan Metode PCDM- PROMETHEE untuk Konservasi serta Efisiensi Listrik di Rumah Sakit Haji Surabaya. Jurnal Teknik ITS Vol.1 (Sept 2012). 39