Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Yuliana, et. al.,motivasi Bidan pada...

dokumen-dokumen yang mirip
MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN 10T PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN Elvine Ivana Kabuhung 1, Slamet Pudji Basuki 2.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FUNGSI MANAJEMEN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS JEURAM KABUPATEN NAGAN RAYA

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menyusui adalah cara normal memberikan nutrisi pada bayi untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

OPTIMALISASI DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGELANG UTARA

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BRANGSONG 02 KABUPATEN KENDAL. Yuliana Saptiti Sari

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

BAB I PENDAHULUAN. tingkat diploma. Pemikiran dasar jenjang pendidikan ini adalah untuk

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E

LEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : MIRANTI OCTARINA

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI BPM HJ. A BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

KerangkaAcuanKegiatan Program Perencanaan, Persalinan Dan PencegahanKomplikasi( P4K )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PONDOK KESEHATAN DESA DI JAWA TIMUR

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. Proses menyusui merupakan hal yang terpenting bagi. perempuan. Dalam bidang kesehatan, dikenal adanya pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU KACA PIRING, KOTA PALANGKA RAYA

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

Transkripsi:

MOTIVASI BIDAN PADA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS SEI BILU KOTA BANJARMASIN Fitri Yuliana 1 Adriana Palimbo 1,Nerfina Betesda Panjaitan 1 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin ISSN: 2086-3454 ABSTRAK Latar Belakang Masalah: Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi, untuk mengatasi Kematian Bayi salah satunya dapat dilakukan dengan melaksanakan program ASI Eksklusif, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa cakupan ASI Eksklusif 80%. Pencapaian ASI Eksklusif di Puskesmas Sei Bilu masih rendah 55.03%. Peningkatan cakupan ASI Eksklusif tidak terlepas dari motivasi Bidan sebagai Pelaksana pelayanan ASI Eksklusif. Tujuan penelitian: Mengetahui motivasi Bidan pada pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Sei Bilu Kota Banjarmasin Metode penelitian: Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dalam bentuk studi kasus, wawancara mendalam kepada 3 orang Bidan sebagai informan utama dan 6 orang informan triangulasi, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan metode purposive. Hasil penelitian: Motivasi Bidan sudah kuat, faktor budaya cenderung memberikan makanan dan minuman selain ASI, untuk pelaksanaan kebijakan masih bertahap. Kondisi kerja merupakan salah satu faktor penghambat dalam memotivasi karena sarana dan prasarana yang belum memadai, tenaga kesehatan tidak pernah mendapat penghargaan terhadap suksesnya pelayanan ASI Eksklusif serta Hubungan interpersonal terjalin dengan baik. Kata Kunci: Motivasi Bidan, Kebijakan Pimpinan, Kondisi Kerja, Penghargaan, Hubungan interpersonal, ASI Eksklusif. 135

PENDAHULUAN Angka Kematian Bayi di Indonesia masih tinggi, tercatat 34/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Untuk mengurangi Angka Kematian Bayi salah satunya dapat dilakukan dengan melaksanakan program ASI Eksklusif karena ASI mengandung Kolostrum yang sangat dibutuhkan bayi dalam tumbuh kembangnya karena dapat meningkatkan sistem imunitas pada tubuh bayi terhadap penyakit, karena mengandung sistem kekebalan tubuh. Dengan ASI Eksklusif akan memberikan sistem imun alami bagi bayi baru lahir hingga berusia 1 tahun dimana bayi tersebut masih rentan terhadap penyakit. Peningkatan cakupan ASI Eksklusif tidak terlepas dari peran Bidan sebagai Pelaksana pelayanan ASI Eksklusif. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 900/MENKES/SK/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan menegaskan bahwa pelayanan kebidanan kepada ibu adalah: (1) normal dan abnormal, (5) Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid, (6) Pelayanan dan pemeliharaan Air Susu Ibu. (Kemenkes, 2012). Bidan sebagai orang pertama yang melakukan pertolongan pertama pada persalinan mempunyai tanggung jawab pokok terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, harus mampu menerapkan pemberian ASI Eksklusif. Peran Bidan sebagai pelaksana dalam pemberian ASI Eksklusif antara lain mengajarkan ibu cara menyusui yang benar, pemberian ASI segera setelah lahir, menghindari penggunaan susu botol, kebutuhan nutrisi saat menyusui dan managemen laktasi. Sedangkan peran bidan sebagai pendidik dalam pemberian ASI Eksklusif adalah sebagai pemberi penyuluhan sehingga ibu menyadari, bangga dan bahagia menyusui bayi nya. Berdasarkan Studi Pendahuluan yang dilakukan pada 3 orang Bidan dan 4 orang Ibu Penyuluhan dan Konseling,(2) Pemeriksaan menyusui di Puskesmas Sei Bilu Kota fisik, (3) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal dan abnormal, (4) Pelayanan ibu nifas Banjamasin, hasil studi menunjukkan bahwa Bidan sudah cukup melaksanakan dan 136

mengerti mengenai program ASI Eksklusif Tujuan Penelitian ini mengetahui Motivasi secara benar, namun dari hasil wawancara Bidan pada pemberian ASI Eksklusif di juga di dapatkan hasil bahwa Ibu menyusui masih kurang merealisasikan pemberian ASI Puskesmas Sei Bilu Kota Banjarmasin. BAHAN DAN METODE Eksklusif. Bidan mengganggap penting Jenis penelitian ini termasuk dalam pelaksanaan ASI Eksklusif, mereka juga beranggapan bayi- bayi yang ada, terlihat sehat dan tidak mengalami Gizi buruk, sehingga pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan tidak akan mempermasalahkan. Kurangnya pengawasan dari pihak Puskesmas baik itu dari Pimpinan Puskesmas, Bidan Koordinator dan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin mengenai Program ASI Eksklusif menyebabkan para Bidan kurang termotivasi dalam melaksanakan program ASI Eksklusif. Adanya promosi dari produk-produk susu formula kepada Bidan yang seringkali memberikan bonus dan menguntungkan Bidan, juga membuat Bidan tidak melaksanakan ASI Eksklusif. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Motivasi Bidan Pada Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Bilu Kota Banjarmasin. rancangan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif (explanatory research). Penelitian kualitatif adalah penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (Natural setting) dan digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (Sugiono, 2010). Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai peneliti kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (Gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang 137

tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi tetapi lebih menekankan pada makna (Sugiyono, 2010). Subjek dalam penelitian ini yang berperan sebagai informan utama yaitu Bidan yang bertugas di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Bilu. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan metode purposive. Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara mendalam kepada 3 orang informan utama, serta 6 orang informan triangulasi. Peneliti mewawancarai informan sekitar 30 menit mengenai motivasi Bidan tentang ASI Eksklusif, dan peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya, sehingga wawancara yang dilakukan dapat fokus dan berpola. Cara penelitian ini adalah mengumpulkan data dengan cara melakukan interview langsung dengan partisipan dan menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam (in depth interview). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer, dimana menurut Sugiyono (2008), mengatakan bahwa sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data pada pengumpul data. Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini, meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap uji kualitas data. Sedangkan teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan yaitu transkripsi, pengorganisasian data, pengenalan, coding, dan membuat kesimpulan atas data kualitatif. HASIL PENELITIAN Data dari Informan dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam ke Bidan sebagai informan utama. Untuk validitas data dilakukan triangulasi sumber yaitu informasi Bidan Koordinator, Kepala Puskesmas, Koordinator Gizi Puskesmas, Kepala Gizi Dinas Kesehatan, Ibu yang sukses ASI Eksklusif, Ibu yang gagal ASI Eksklusif. Tabel 4.4 Karakteristik Informan Utama No Kode Informan Umur Pendidikan 1 IU1 30 DIII Kebidanan 2 IU2 46 DIV Kebidanan 3 IU3 52 DIII Kebidanan 138

Tabel 4.5 Karakteristik Informan Triangulasi Bidan sebagai tenaga professional yang No Kode Informan Pendidikan 1 IT1 DIV Kebidanan 2 IT2 S1 Kedokteran Jabatan Bidan Koordinator Puskesmas Sei Bilu Kepala Puskesmas Sei Bilu bertanggung jawab, bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberi dukungan, asuhan dan nasihat selama masa hamil, masa persalinan, dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi 3 IT3 D3 Gizi Koodinator Gizi Puskesmas 4 IT4 S1 Kepala Gizi Dinas Kesehatan 5 IT5 SMP Ibu yang sukses ASI Eksklusif 6 IT6 SMP Ibu yang Gagal ASI Eksklusif Sumber : Data Primer Peneliti melakukan wawancara terhadap Bidan dalam upaya mengetahui Motivasi Bidan dalam pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Sei Bilu Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin, sehingga dapat membuat perencanaan dan meningkatkan pemberian ASI Eksklusif baru lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawatdaruratan (Menkes, 2011). Berdasarkan Jawaban Informan utama terhadap pertanyaan tentang motivasi Bidan dalam pelayanan ASI Eksklusif 3 (tiga)orang informan sudah mempunyai motivasi yang kuat untuk melaksanakan pelayanan ASI Eksklusif seperti pada kotak 1:.. yaitu penyuluhan dan motivasi terutama kami lakukan ke pasien- pasien tu nah (IU 1)... kita mengadakan penyuluhan, asikan lebih baik dari susu formula manapun walaupun yang mahal dan yang kedua untuk memperlancar organ-organ tubuh ibunya juga (IU 2). melakukan kunjungan, mengajari kepada ibu tersebut secara langsung, memberi dukungan, motivasi, mengajari lewat kelas ibu hamil.. (IU 3). karena melalui pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dapat menjamin kecukupan gizi bayi serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Motivasi Bidan Sesuai dengan peraturan Pemerintah, Bidan diharapkan memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif kepada Ibu Hamil dan menyusui juga memberikan pelayanan dalam pemeliharaan Air Susu Ibu dengan baik dan benar. Selain 139

memberikan penyuluhan Bidan juga memberikan asuhan yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan pasca persalinan. Tanggung jawab Bidan dalam menjalankan program ASI Eksklusif adalah sama yaitu mempunyai tugas pokok untuk mensosialisasikan tentang pentingnya ASI Eksklusif kepada Ibu sasaran, keluarga dan kader Posyandu. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Kepala Puskesmas, Kepala Gizi Dinas Kesehatan dan Bidan Koordinator yang membina Bidan di Puskesmas semua bidan disini harusnya proaktif, makanya kami selalu mengingat kan bidan untuk pencapain ASI Eksklusifnya dan mengajarkan dikelas ibu hamil, IMD,perawatan payudara, dan semua ya.. (IT 1) Sei Bilu pada kotak 2:..kebetulan kita tidak pernah memotivasi secara langsung karena pada prinsipnya bidan itu sudah dekat yah jadi mengedukasi.. (IT2) kalau petugasnya saya rasa mendukung bukan hanya bidannya saja tapi dokternya ya petugas gizi Dari hasil wawancara di atas digambarkan Kepala Puskesmas dan Kepala Gizi Dinas Kesehatan yakin bahwa Bidan telah menjalin hubungan interaksi yang baik yaitu melalui pelayanan ASI Eksklusif dengan masyarakat, demikian halnya Bidan Koordinator sudah melakukan tugas pokoknya melakukan pembinaan klinis profesi Bidan dan manajemen program KIA bagi Bidan. hasil penelitian juga mengatakan bahwa bidan sudah melakukan kerjasama dengan kader Posyandu seperti Kutipan wawancara pada kerjasama dengan kader kami bagus tapi dengan dukun kampung kami tidak ada, jadi dengan kader e.. apa? Kaderkader semua kerjasamanya sudah baik dan kader- kader juga melakukan penyuluhan- penyuluhan atau promisi-promosi kepada masyarakat.. (IU 2)...ya melibatkan secara langsung lewat kunjungan, lewat kelas ibu hamil juga kami ajari cara pemberian asi eksklusif.. (IU3)..Tapi klo dengan kader biasanya e..e kami itu samasama dalam melaksanakan kelas ibu hamil, kelas ibu balita promisikan tentang asi eksklusif.. (IT4) Kebijakan Pimpinan Dalam rangka melindungi, mendukung dan mempromosikan pemberian ASI Eksklusif perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan dukungan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Kesehatan, masyarakat serta Keluarga agar ibu dapat memberikan ASI Eksklusif kepada Bayi. Dari informasi yang didapat melalui wawancara terhadap Kepala Gizi Dinas Kesehatan mengenai peraturan kebijakan pemerintah seperti diungkapkan dalam bentuk tertulis yaitu pada kotak 9: ya kalo e.. yang terakhir kita memang, kalo dari pemerentah dia kan ada peraturan ini ya, peraturan pemerentah PP 33 2012 tentang pemberian asi eksklusif ehh, trus klo untuk dinas kota sendiri itu e.. apa tahun 2014 e.. kayanya ada perda namanya perdagibla jadi memang tidak secara khusus membicarakan tentang asi, tapi pemberian pelayanan terhadap anak balita disitu semua dari mulai dia lahir sampai usia 5 tahun termasuk pemberian asi eksklusifnya usia 0-6 bulan.. (IT3) lewat itu ada perdagibla, perdagibla yaitu jika ibunya tidak memberikan asi eksklusif maka ada sangsi.. (IU3) kebijakan ya kan ada perdagibla yang dari pemerintah jadi kami selama ini klo misalnya dia pake apa.. dikelas ibu hamil pasti diceritakan, posyandu pasti di..pasti di apa habis periksa pasien pasti di promosikan tentang asi eksklusif.. (IT1) Bidan dan Petugas Gizi yaitu pada kotak 3 : 140

Pada dasarnya upaya sosialisasi belum cukup dan masih perlu didukung kebijakan dari Dinas Kesehatan dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk mengingatkan pengetahuan dan keterampilan Bidan, pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan dan sikap Bidan terhadap program ASI Eksklusif seperti yang diungkapkan oleh Bidan Puskesmas Sei Bilu pada kotak 10: kebijakannya selalu ditekankan aja, selalu ditekankan kami lebih giat lagi untuk mengadakan penyuluhan maupun promosipromosi tentang asi eksklusif. (IU2) Kondisi Kerja Kondisi Kerja yang dimaksud menyangkut jangkauan masyarakat kefasilitas kesehatan alat-alat kesehatan yang diberikan tidak lengkap termasuk penyediaan sarana prasana untuk pelayanan ASI Eksklusif dan dalam melaksanakan tugas nya petugas gizi bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas (Menkes RI, 2011). Hal ini dikemukakan oleh petugas gizi Puskesmas Sei Bilu yaitu pada kotak 12:...tapi jujur klo misalnya disini e.. kondisinya e.. apa ya? Kalau ku pikir sebenarnya aku tidak bisa maksimal, saya tidak bisa maksimal kerja disini untuk meningkatkan kegiatan apa.. pencapaian asi eksklusif karena yang pertama petugas gizinya sendiri, petugas gizinya sendiri sedangkan kegiatan tidak hanya itu, seperti itu. Tetapi e.. dengan program lain seperti dengan bidan itu kita mencoba maksimal makanya terus melaksanakan sampai 1 bulan itu kali kegiatan kelas ibu hamil (IT4) Dari hasil wawancara di atas petugas Gizi Puskesmas masih kesulitan dalam membagi waktu serta memperhatikan dan melakukan Pelayanan ASI Eksklusif tersebut begitu hal nya Informasi yang ingin diperoleh dari hasil wawancara mendalam yaitu tentang sarana dan pra sarana yang dimiliki Puskesmas dan Poskesdes meliputi ketersediaan tempat seperti pojok ASI, bahan peraga penyuluhan, modul, maupun brosur tentang ASI Eksklusif tidak memadai. Dari hasil observasi di Poskesdes maupun di Puskesmas Sei Bilu tidak terlihat aktifnya penggunaan pojok laktasi, dikarenakan suasana ruangan yang tidak kondusif sehingga ibu yang menyusui kurang termotivasi untuk menggunakan pojok laktasi Penghargaan Penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan, baik oleh dan dari perorangan ataupun suatu lembaga yang biasanya diberikan dalam bentuk material atau ucapan. Saat peneliti mencoba untuk mengeksplorasi distribusi jawaban dari responden mengenai penghargaan ternyata didapatkan jawaban bahwa selama ini tidak ada reward bagi bidan yang melaksanakan program ASI Eksklusif. Seperti yang diungkapkan oleh bidan yang bekerja di Puskesmas bahwa bidan tidak terlalu mengharapkan penghargaan itu ada, 141

karena seharusnya bidan sudah mengerti tugas mereka dalam melaksanakan program pemberian ASI Eksklusif, harapannya jika pemerintah memberikan penghargaan itu sebaiknya diberi kepada ibu yang memberikan ASI Eksklusif dan merupakan suatu kesadaran tersendiri untuk memberikan ASI kepada bayinya oleh ibu menyusui tersebut seperti yang diungkapkan Bidan yaitu pada kotak 15:.harapannya sih, kalo ada pengharagaan buat si ibu..ibu..ibu yang menyusui aja.. (IT2) kalau dari dinas kesehatan menyediakan silakan yang jelas intinya asi eksklusif itu harus dari keyakinan ibu tersebut sendiri..(iu3) Kepala Puskesmas, Bidan dan Kepala Gizi Dinas Kesehatan menyatakan tidak ada penghargaan untuk keberhasilan Bidan dalam pelayanan ASI Eksklusif bahwa kenyataannya memberikan penghargaan dapat memicu Motivasi Bidan dalam meningkatkan kinerja. Hubungan Interpersonal Hasil wawancara pada informan utama dan triangulasi yaitu pada kotak 17: menurut kami ya sering-sering diadakan penyuluhan, kerjasama itu pang dengan kader dengan penyambung kampung,emm apa perpanjangan dari pada tangan-tangan kami di puskesmas ini, lewat kader-kader posyandu bisa.. (IU1) semua bidannya sudah paham, jadi hampir segaris lah ibaratnya tidak ada satu misalnya yang menentang kan karena semuanya sudah paham tentang pentingnya asi jadi semua tau asi.. (IT1) Sehingga dapat dikategorikan hubungan interpersonal di Puskesmas Sei Bilu seperti hubungan keluarga dimana semua petugas kesehatan mampu bekerja sama secara tim dan dengan kader-kader posyandu untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat yaitu terkait dengan pelayanan ASI Eksklusif. PEMBAHASAN Motivasi Bidan Hasil penelitian mengatakan Bidan Koordinator melakukan Pembinaan sesuai tugas pokoknya melakukan pembinaan Klinis Profesi Bidan dan manajemen program KIA bagi Bidan dengan memaksimalkan kegiatan penyediaan fasilitas yang dilakukan berkesinambungan dan tepat sasaran. Bidan Koordinator yang tenaganya sangat dibutuhkan, tidak hanya bekerja untuk meningkatkan kinerja bidan diwilayah kerjanya, namun juga diharapakan mampu menjalin kerjasama lintas sektor dan lintas program. Dari hasil wawancara selama melakukan penelitian ditemukan bahwa motivasi Bidan di Puskesmas Sei Bilu untuk memberikan ASI Eksklusif sangat kuat. Ini terlihat dari jawaban informan tentang apa 142

yang telah mereka lakukan selama ini dalam mencapai pelayanan ASI Eksklusif. Motivasi sangat diperlukan dalam rangka dapat memunculkan Potensi manusia yang mendalam dengan out put kinerja di atas normal untuk mencapai apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nikma (2012) di Wilayah Kerja Puskesmas Gribig bahwa terdapat hubungan peran bidan terhadap pemberian ASI Eksklusif. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Rosita (2010) di Wilayah Sukahening Kabupaten Tasikmalaya didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku pemberian ASI Eksklusif. Tersedianya tenaga bidan dan kader dalam upaya peningkatan promosi ASI Eksklusif, sudah adanya pelatihan khusus ASI eksklusif untuk tenaga gizi dan KIA Puskesmas memiliki dana untuk transportasi ibu pada kelas ibu hamil, adanya pojok gizi dan ruang laktasi/pojok ASI yang di buat di Puskesmas, Tenaga kesehatan sudah melakukan penyuluhan mengenai ASI Eksklusif, sudah ada perencanaan dan jadwal khusus untuk penyuluhan, Posyandu dan kelas ibu hamil. Kebijakan Pimpinan Dari wawancara kepada informan utama dapat dimaknai, bahwa setiap kebijakan di Puskesmas cukup memotivasi petugas kesehatan karena adanya aturan dan undangundang yang jelas, ini merupakan suatu fenomena yang cendurung dilatar belakangi oleh akan tercapainya kinerja Bidan untuk melaksanakan program KIA dalam pelayanan prima memberikan ASI Eksklusif. Berdasarkan hasil wawancara juga menunjukkan bahwa kebijakan pimpinan yang ada di Puskesmas Sei Bilu cukup mendorong setiap Bidan diwilayah kerja Puskesmas Sei Bilu untuk bekerja semaksimal mungkin, Setiap individu yang memasuki organisasi akan membawa karakteristiknya yang khas, antara lain seperti kemampuan, pengetahuan, nilai budaya atau identitas suku bangsa, kepercayaan, pendidikan, pengalaman, usia, status perkawinan, dan pengharapan. Tujuan akhir yang konkrit setiap pekerja pada umumnya untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan, harapan atau keinginannya. 143

Pencapaian upaya aktif mengembangkan proses komunikasi yang baik antar anggota di dalam organisasi. Kondisi Kerja Berdasarkan informasi dari informan triangulasi dengan jelas menyatakan kurangnya sarana yang ada di Puskesmas Sei Dari hasil wawancara kepada informan utama bahwa penghargaan hanya diharapkan kepada ibu yang berhasil memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, berbeda hal nya dengan penghargaan untuk pegawai yang bekerja di Puskesmas, mereka tidak mengharapkan adanya penghargaan karena Bilu dalam memberikan pelayanan ASI mereka hanya menunjukkan bahwa selaku Eksklusif yang maksimal kepada masyarakat sasaran. Selain itu, informan juga memaknai bahwa sarana dan prasarana memang cukup penting tetapi apabila sarana dan prasarana belum lengkap, bukanlah faktor penghambat Bidan dalam meningkatkan pelayanan ASI Eksklusif di wilayah kerjanya, seperti yang dituturkan informan utama bahwa pelayanan ASI Eksklusif sudah menjadi kewajiban utama seorang Bidan walaupun sarana prasarana belum memadai dan kemampuan seorang Bidan untuk melakukan tugasnya, sangat membutuhkan sarana prasarana yang lengkap, demi terwujudnya pelayanan ASI Eksklusif yang maksimal. Penghargaan petugas kesehatan di Puskesmas Sei Bilu apa yang mereka lakukan adalah Rutinitas dan tanggung jawab kerja dalam melayani masyarakat terutama pada Pelayanan ASI Eksklusif. Hubungan Interpersonal Dari hasil wawancara dengan informan dalam memberikan jawaban, yaitu mampu bekerja sama secara tim dan kader-kader posyandu ini memperlihatkan bahwa hubungan interpersonal sangat membantu dalam meningkatkan motivasi kerja tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara umum motivasi informan untuk meningkatkan ASI Eksklusif sudah baik. Motivasi Bidan sudah kuat untuk 144

meningkatkan cakupan pelayanan ASI Eksklusif dengan melakukan penyuluhan kepada ibu hamil dan menyusui, tetapi masih ada kendala yang dihadapi, yaitu faktor budaya cenderung memberikan makanan selain ASI seperti santan, madu dan susu formula sampai usia 4 bulan yang sudah dilakukan secara turun temurun dengan alas an takut bayinya menangis karena ASI ibu yang belum cukup. Kemudian penyuluhan baik di Posyandu maupun di kelas ibu hamil belum cukup maksimal untuk melibatkan suami dan keluarga karena kesibukan bekerja. Berdasararkan hasil penelitian yang telah didapat maka untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat Meningkatkan cakupan ASI Eksklusif dengan cara pendekatan secara perlahan kepada ibu, suami dan keluarga sehingga diharapkan budaya yang salah tentang ASI Eksklusif dapat diubah dan melakukan kerjasama dengan kader melalui suatu pelatihan tentang ASI Eksklusif. UCAPAN TERIMA KASIH Saya sangat berterima kasih kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia Banjarmasin yang telah memberikan saya surat ijin untuk melakukan penelitian dan ucapan terima kasih kepada Puskesmas Sei Bilu Banjarmasin yang telah memfasilitasi saya dalam melakukan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Afiyanti, Y & Juliastuti, D. 2012. Exclusive Breastfeeding Practice in Indonesia. British Journal of Midwifery. 20( 7): 111-126. Aprilia, Yesie. 2009. Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusui Dini dan ASI Eksklusif Kepada Bidan di Kabupaten Klaten. [tesis]. Malang: Universitas Diponegoro. Ayton and Hansen. 2016. Complex young lives a collective qualitative case study analysis of young fatherhood and breastfeeding. International breasfeeding journal. 11(6):112-133. Burgin Burhan. 2010. Analisis data penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press. Dewi, V.N.L., Sunarsih, Tri. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas: Salemba Medika Jakarta. Edmond, Karen M. et al. 2010. Delayed Breastfeeding Initiation Increase Risk of Neonatal Mortality. Pediatrics. Journal of The American Pediatrics. 11(7): 380-386. Kemenkes RI. 2010. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Kesehatan. 145

Kemenkes RI. 2011. Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi. Jakarta: Direktorat Bina Gizi. Kemenkes RI. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Kesehatan. Kepmenkes RI nomor 900/MENKES/SK/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan. Kristiyanasari Weni. 2011 Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta: Muha Medika. Maineny. A. 2012. Faktor Determinan Terhadap Lama Pemberian ASI penuh di Kecamatan Palu Utara Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal kesehatan masyarakat. 5(3): 37-45. Maryasti dan Nuryanto. 2015. Peran petugas kesehatan terhadap keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Journal of nutrition college. 4(2): 526-533. Ria, Siti & Purwanti. 2013. Pengaruh konseling laktasi intensif terhadap pemberian ASI Eksklusif sampai 3 bulan. Jurnal Gizi Indonesia. 2 (1): 15-23. 146