PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN TAHUN 2012 (STUDI KASUS PADA DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN) NAMA : PRABU DHARMAWAN ARIF NPM : 45211545 PEMBIMBING : Dr. DIONYSIA KOWANDA, SE.,MMSI
LATAR BELAKANG Pajak merupakan hal yang paling terpenting bagi penerimaan negara yang mengikut sertakan peran serta partisipasi masyarakat didalamnya, sehingga bisa dijadikan tumpuan penerimaan negara yang menyebabkan pajak sebagai tumpuan adalah potensi pajak digali dari masyarakat. Pajak dapat didefinisikan iuaran dari rakyat kepada negara berdasarkan undang undang (yang dapat dipaksakan), namun tidak ada jasa timbal yang langsung ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaranpengeluaran umum berhubung tugas negara menyelenggarakan pemerintahan. Di Indonesia mempunyai tiga sistem pemungutan pajak, Official Assessment System Adalah suatu sistem yang memberi wewenang kepada fiscus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Self Assessment System Adalah dimana wajib pajak menghitung dan melaporkan pajak terutang sendiri berdasarkan undang-undang yang berlaku. With Holding System dimana jumlah pajak yang dihitung oleh pihak ketiga, selain fiscus atau wajib pajak.
TUJUAN DAN MANFAAT KERJA PRAKTEK TUJUAN : 1. Tujuan formal adalah untuk memenuhi salah satu Syarat didalam menyelesaikan perkuliahan pada Universitas Gunadarma, Jakarta. 2. Menghitung tentang perhitungan pajak penghasilan pasal 21 untuk pegawai negeri sipil pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian Jakarta
TUJUAN DAN MANFAAT KERJA PRAKTEK (lanjutan) MANFAAT : 1. Bagi penulis, kegiatan kerja praktik ini dapat menambah wawasan pengetahuan perpajakan khususnya pajak penghasilan pasal 21. 2. Bagi instansim, kegiatan kerja praktik ini dapat membantu pelaksanaan kegiatan operasionalnya. 3. Bagi pembaca, kegiatan kerja praktik ini diharapkan dapat membantu dan menjadikan media informasi.
METODE YANG DIGUNAKAN DALAM KERJA PRAKTEK Metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan informasi atau data dalam kerja praktik ini sebagai berikut; Dokumentasi, pengumpulan data yang berkaitan dengan laporan kerja praktik ini, dengan cara melakukan analisis terhadap catatan dan dokumen yang dimiliki Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Seperti; Tunjangan istri, anak, umum, beras, fungsional, ddan struktural. Tunjangan istri ( 10% x gapok) Tunjangan anak (2% x gapok) Tunjangan beras (67.500 per pegawai dan anggota keluarga)
METODE YANG DIGUNAKAN DALAM KERJA PRAKTIK(lanjutan) Tunjangan umum Golongan Jumlah 1 Rp 175.000 2 Rp 180.000 3 Rp 185.000 4 Rp 190.000 Tunjangan struktural dan fungsional Eselon Jumlah 1 Rp 5.500.000 2 Rp 3.250.000 3 Rp 1.260.000 4 Rp 540.000
PEMBAHASAN Pegawai Tetap Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi Dibayar Pemberi Kerja Dikurangi Dengan 1. Biaya Jabatan, 5% dari pengh. Bruto maks. Rp6.000.000 per tahun atau Rp500.000 per bulan 2. Iuran pensiun, THT/JHT yang dibayar sendiri Penghitungan PPh Pasal 21 : Pegawai Tetap & Penerima Pensiun Berkala Penghasilan Bruto Penerima Pensiun Uang Pensiun Berkala Dikurangi Dengan Biaya Pensiun, 5% dari pengh. Bruto maks. Rp2.400.000 per tahun atau Rp200.000 perbulan PENGHASILAN NETO (SETAHUN/DISETAHUNKAN) Dikurangi: PTKP Penghasilan Kena Pajak Dikenakan Tarif Pasal 17
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan perhitungan pajak penghasilan psal 21 untuk pegawai negeri sipil pda Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Jakarta. Adanya perbedaan setiap pajak yang terutang, yang menyebabkan bedanya pajak terutang PPh pasal 21 adalah; a. Gaji pegawai b. Tunjangan istri c. Tunjangan anak d. Status dan tanggungan Berdasarkan kesimpulan diatas makan penulis memberikan saran; Sebaiknya semua pegawai negeri sipil pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Jakarta. Dapat mengetahui perhitungan pajak penghasilan pasal 21 untuk negeri sipil.
TERIMAKASIH