BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan dana yang mendesak dapat dipenuhi dengan cara meminjam dari lembaga perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Bagi nasabah yang memiliki barang-barang berharga, dan kesulitan dana dapat segera teratasi dengan cara menjual barang berharga tersebut. Sehingga sejumlah uang yang diinginkan dapat terpenuhi. Namun, resikonya barang yang telah dijual akan hilang dan sulit untuk kembali atau dapat juga menimbulkan sifat tidak hemat karena uang yang dihasilkan dari menjual barang-barang tersebut lebih besar dari uang yang sebenarnya nasabah perlukan. Untuk mengatasi kesulitan dana, dimana kebutuhan dana dapat dipenuhi tanpa kehilangan barang-barang berharga, masyarakat dapat menjaminkan barangbarang berharganya ke lembaga tertentu. Barang yang dijaminkan tersebut pada waktu tertentu dapat ditebus kembali setelah masyarakat melunasi pinjamannya. Kegiatan menjaminkan barang-barang berharga untuk memperoleh sejumlah uang dan dapat ditebus kembali setelah jangka waktu tertentu disebut dengan Usaha Gadai. Dengan usaha gadai masyarakat tidak perlu takut kehilangan barang-barang berharganya dan jumlah uang yang diinginkan dapat disesuaikan dengan harga barang yang dijaminkan. Menurut Erwandi (2008), sistem gadai di Indonesia, baik pegadaian konvensional maupun syariah dalam pelaksanaannya diharuskan 1
membayar uang tambahan atas barang gadaiannya. Hal ini dikarenakan untuk biaya administrasi dan juga untuk membayar jasa simpan barang yang digadaikan. Menurut Tri Pudji Susilowati, (2008) pegadaian syariah memiliki perbedaan mendasar dengan pegadaian konvensional dalam pengenaan biaya. Pegadaian konvensional memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif dan berlipat ganda, lain halnya dengan biaya di pegadaian syariah yang tidak berbentuk bunga, tetapi berupa biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan, dan penaksiran. Biaya gadai syariah lebih kecil dan hanya sekali saja. Menurut Lia Lutfiah (2009), masih sedikit sekali pemahaman masyarakat dan pengusaha mengenai produk pegadaian yang dikeluarkan oleh pihak lembaga keuangan bukan bank ini. Sehingga masih minimnya jumlah nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan tersebut. Dalam produk gadai syariah terdapat akad-akad yang harus dipahami. Akadakad tersebut disesuaikan dengan PSAK Syariah yang sudah berlaku di Indonesia. Dengan adanya PSAK Syariah dapat diambil permasalahan mengenai evaluasi pencatatan produk gadai syariah berdasarkan PSAK No. 102 : Akuntansi Murabahah, 105 : Akuntansi Mudharabah, dan 107 : Akuntansi Ijarah. Di Perum Pegadaian mengeluarkan produk jasa gadai yang berlandaskan prinsip-prinsip syariah. Produk jasa gadai syariah merupakan hal baru, sehingga banyak dari masyarakat awam masih belum mengetahui mekanismenya, apakah sama dengan Pegadaian Konvensional atau tidak. Bertitik tolak dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan pengkajian mengenai produk gadai syariah berdasarkan PSAK, maka penulis berupaya mengedepankan tema inti yang berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diangkat. Adapaun tema inti dari 2
penelitian ini adalah EVALUASI PENCATATAN PRODUK-PRODUK GADAI SYARIAH BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 102, 105, DAN 107 (STUDI KASUS PADA PERUM PEGADAIAN). I.2 Ruang Lingkup Penelitian I.2.1 Batasan Masalah Untuk memfokuskan permasalahan agar tidak terjadi penyimpangan penyampaian dan terciptanya efektifitas dari tema penelitian, maka penulispun menyampaikan beberapa batasan masalah yaitu pada pencatatan jurnal berdasarkan transaksi yang terjadi pada produk gadai syariah yang terdapat pada Perum Pegadaian berdasarkan PSAK No. 102 : Akuntansi Murabahah, 105 : Akuntansi Mudharabah, dan 107 : Akuntansi Ijarah. I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengevaluasi pencatatan produk gadai syariah (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi Murabahah. 3
2. Mengevaluasi pencatatan produk gadai syariah ARRUM (Pembiayaan Usaha Mikro Kecil Berprinsip Syariah) berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah. 3. Mengevaluasi pencatatan produk gadai syariah RAHN (Jasa Gadai Berprinsip Syariah) berdasarkan PSAK 107 : Akuntansi Ijarah. I.3.2 Manfaat Penelitian meliputi: Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat, yang 1. Dengan adanya studi kasus ini, diharapkan dapat menambah sumbangan ilmu pemikiran mengenai produk Gadai Syariah berdasarkan PSAK No. 102 : Akuntansi Murabahah, 105 : Akuntansi Mudharabah, dan 107 : Akuntansi Ijarah. 2. Sebagai bahan pustaka yang nantinya diharapkan dapat menambah pemahaman secara mendalam mengenai produk gadai syariah dan PSAK tentang Syariah No. 102 : Akuntansi Murabahah, 105 : Akuntansi Mudharabah, dan 107 : Akuntansi Ijarah. 3. Memberikan pemahaman kepada praktisi lembaga tersebut, sebagai acuan dalam melaksanakan prinsip perekonomian baik sesuai dengan hukum RI dan hukum Syariah. 4
I.4 Ringkasan Metodologi Penelitian Metodologi penelitan merupakan tahap-tahap penelitian yang harus diterapkan sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga penelitian dapat dilakukan dengan lebih terarah dan memudahkan dalam melakukan Evaluasi Produk-produk Gadai Syariah Berdasarkan PSAK No. 102, 105, dan 107. Memerlukan tempat atau objek yang sudah pasti untuk melakukan penelitian, sehingga penulis akan lebih fokus pada objek itu saja tanpa harus mengambil atau mengolah data dari luar tempat penelitian yang terkait. Adapun metodologi yang akan dipergunakan dalam melakukan penelitian ini adalah: 1. Studi Literatur Dimana penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari buku-buku mengenai teori tentang peraturan perundangundangan di Indonesia. Informasi ini dapat berguna untuk melakukan analisis data yang diperoleh dari perusahaan yang menjadi objek penelitian. Literatur yang penulis gunakan adalah: a. Bank and Financial Institution Management, Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoretis dan Praktis, Lembaga Keuangan Syariah, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Syariah Kontemporer, Manual Operasi Unit Layanan Gadai Syariah, PSAK Syariah. 2. Studi Lapangan Penelitian yang dilakukan dengan mengadakan penelitian secara langsung ke perusahaan atau ke objeknya, yang dapat dijadikan sebagai bahan 5
objek untuk bahan penelitian yang berguna untuk mengumpulkan datadata yang diperlukan untuk penelitian. Data-data tersebut dapat diperoleh melalui: a. Interview Suatu teknik pengumpulan data yang mana penulis akan melakukan wawancara atau tanya jawab secara langsung kepada objek penelitian yang benar-benar memahami tentang keadaan dari perusahaan tersebut. Interview dilakukan dengan: 1. Ibu Leni selaku pimpinan Pegadaian Syariah Cabang Kramat Raya 2. Ibu Fera selaku pimpinan Pegadaian Unit Pembantu Cabang Kelapa Dua b. Observasi Teknik pengumpulan data, diamana penulis mengadakan pengamatan secara langsung ke objek penelitian. Untuk dapat melihat cara kerja perusahaan tersebut secara langsung. Pengamatan akan dilakukan pada proses pengerjaan prosedur pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut serta dengan melihat perhitungan yang telah dilakukan. Penelitian dilakukan di Perum Pegadaian pada tanggal 2 Febuari 2011 2 Maret 2011. 6
I.5 Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan penulisan skripsi, penulis membagi ke dalam beberapa bab, dimana masing-masing bab mempunyai bagian-bagian tertentu dan mempunyai hubungan satu sama lainnya atau merupakan kesatuan. Gambaran secara keseluruhan dari setiap bab adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini membahas tentang latar belakang penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ringkasan metodologi penelitian serta sistematika pembahasan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini membahas tentang pengertian gadai secara umum, pengertian Pegadaian Konvensional dan Pegadaian Syariah, perbedaan Pegadaian Konvensional dan Pegadaian Syariah, PSAK No. 102, 105, dan 107. BAB III OBJEK PENELITIAN Dalam bab ini membahas mengenai sejarah singkat perusahaan, produk perusahaan, struktur organisasi, uraian tugas dan wewenang. BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini membahas tentang produk-produk gadai syariah berdasarkan PSAK No. 102, 105, dan 107. 7
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi uraian mengenai simpulan atas hasil penelitian yang dilakukan, serta memberikan saran atau masukan yang dapat digunakan serta bahan pertimbangan untuk perusahaan tersebut. 8