ISSN 5-61X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar Rabaisa, Minarni Rama Jura, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Masalah utama pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada pokok bahasan perkembangbiakan pada hewan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Ogowele pada mata pelajaran IPA, pada pokok bahasan perkembangbiakan pada hewan melalui penerapan LKS bergambar. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rancangan penelitian mengacu pada desain Kemmis dan Mc Taggart, yang terdiri atas empat tahap, yaitu (1) perencanaan, () pelaksanaan, () observasi dan () refleksi. Penelitian ini berlangsung dalam siklus. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V berjumlah 0 orang siswa (siswa laki-laki 11 orang dan perempuan 9 orang). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa 61,5, ketuntasan belajar klasikal 5%, hasil observasi aktivitas guru 8,%, hasil observasi aktivitas siswa 56,66%. Hasil penelitian pada siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa 7,5, ketuntasan belajar klasikal 95%, hasil observasi aktivitas guru 9,%, hasil observasi aktivitas siswa 90%. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan LKS Bergambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Ogowele Kecamatan Dondo Kabupaten Tolitoli pada pokok bahasan perkembangbiakan pada hewan. Kata Kunci: LKS Bergambar, Hasil Belajar, Perkembangbiakan Pada Hewan. I. PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi secara global telah mengalami berbagai perkembangan. Hal ini dapat dilihat dan dirasakan dalam kehidupan seharihari yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Pada dasarnya Sains bertujuan untuk menyiapkan peserta didik agar tanggap menghadapi lingkunganya, karena dengan belajar Sains siswa belajar memahami fenomena-fenomena alam yang terjadi dilingkungannya. Sejalan dengan itu Samatowa (006:78) mengemukakan bahwa dengan belajar Sains, dapat meningkatkan kemampuan siswa kearah sikap dan kemampuan yang baik dan berguna bagi lingkungannya. 50
ISSN 5-61X Belajar Sains bukan hanya sekedar menghafalkan konsep dan prinsip Sains, melainkan dengan pembelajaran Sains diharapkan siswa dapat memiliki sikap dan kemampuan yang berguna bagi dirinya dalam memahami perubahan yang terjadi di lingkungannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Abruscato, 199 (Khairudin dan Soedjono, 005:15) mengemukakan bahwa sebagai berikut: Tujuan pembelajaran Sains adalah (1) mengembangkan kognitif siswa, () mengembangkan afektif siswa, () mengembangkan psikomotorik siswa, () mengembangkan kreativitas siswa, dan (5) melatih siswa berfikir kritis. Berdasarkan tujuan pembelajaran Sains yang telah dikemukakan sebelumnya tampak bahwa hasil belajar Sains diharapkan tercermin dari kemampuan siswa bersikap dan bertingkah laku yang baik, dalam memahami fenomena-fenomena alam yang terjadi di lingkungannya. Olehnya itu guru perlu merancang suatu pembelajaran yang menarik bagi siswa, sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran Sains dapat tercapai. Salah satu alat yang dapat membimbing atau memandu siswa secara aktif untuk menemukan informasi adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja Siswa (LKS) berisi tuntunan bagi siswa cara membangun pengetahuannya tanpa menggantungkan sepenuhnya pada guru. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep sehingga Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan petunjuk bagi siswa untuk mencari pengetahuan atau yang ingin diketahui oleh siswa. LKS bukan berisi pertanyaan-pertanyaan dengan memindahkan isi buku pada LKS. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang baik dapat digunakan oleh siswa yang kurang dalam kemampuan akademisnya, juga siswa yang kemampuan akademisnya tinggi. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah suatu cara bagi guru untuk berkomunikasi dengan siswa secara aktif. Oleh karena itu LKS yang dapat menunjang komunikasi dengan siswa SD haruslah sederhana. Dalam LKS guru perlu menggunakan kalimat yang tidak terlalu panjang, tidak rumit, dan dengan menggunakan kata-kata sederhana yang mudah dipahami siswa. Dan sertakan pula gambar pada petunjuk atau alat dan bahan yang akan digunakan, seperti gambar-gambar hewan, tumbuhan dan lain-lain yang disebut dengan LKS Bergambar. 51
ISSN 5-61X Salah satu materi yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Sains di sekolah dasar kelas V adalah Perkembangbiakan pada hewan. Materi ini harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar dengan baik, karena materi tersebut juga sangat dekat dengan lingkungan keseharian siswa. Olehnya itu seorang guru perlu merancang suatu alat pembelajaran yang menarik bagi siswa dalam mengajarkan konsep Perkembangbiakan pada hewan dengan menggunakan berbagai metode dan media mengajar yang sesuai. Namun pada kenyataannya di lapangan jauh berbeda dengan hal di atas. Pembelajaran IPA lebih dititikberatkan pada pembekalan anak terhadap penguasaan konsep-konsep yang sifatnya hafalan. Hal ini sesuai hasil prapenelitian yang dilakukan melalui interview dan observasi pada bulan Oktober 01 di kelas V SD Negeri Ogowele, terungkap sebagai berikut:(1) dalam proses pembelajaran perkembangbiakan pada hewan guru hanya menggunakan metode ceramah saja,() Guru tidak mempunyai Lembar Kerja Siswa dalam proses belajar mengajar, () Siswa hanya mencatat materi yang dibacakan Guru,() siswa hanya menjawab soalsoal dalam buku. Penyebab rendahnya hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Ogowele pada materi perkembangbiakan pada hewan adalah rendahnya pemahaman guru terhadap penggunaan Lembar Kerja Siswa dalam pembelajaran Sains. Olehnya itu, peneliti bersama guru bermaksud untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Ogowele pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan melalui Penerapan Lembar Kerja Siswa Bergambar. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan pada penelitian ini adalah: Apakah penerapan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bergambar dapat meningkatkan hasil belajar Siswa kelas V SDN Ogowele pada mata pelajaran IPA tentang Perkembangbiakan Pada Hewan? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Siswa kelas V SDN Ogowele pada mata pelajaran IPA tentang Perkembangbiakan pada Hewan melalui penerapan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bergambar. 5
II. METODE PENELITIAN Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 5-61X Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SDN Ogowele. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan saran dari Guru bidang studi IPA di sekolah yang bersangkutan. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V SDN Ogowele Kecamatan Dondo Kabupaten Tolitoli. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif waktu penelitian mulai dari bulan Oktober sampai bulan Desember 01. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam siklus. Menurut skema alur PTK yang diadaptasi dari Mc. Taggart (dikutip dari Kusuma dan Dwitagama, 009: ). Desain/Rancangan penelitian sebagai berikut: Diagnosis masalah Perencanaan Refleksi Siklus I Pengamatan Tindakan Refleksi Perencanaan Siklus II Pengamatan Tindakan Berhasil Gambar 1. Alur penelitian Variabel penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas V SDN Ogowele pada semester 1 tahun ajaran 01/015. Teknik yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah: observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data yang dikembangkan oleh Miles dan Huderman yang terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu: (1) mereduksi data, () menyajikan data, () menarik kesimpulan dan verifikasi. 5
ISSN 5-61X Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari indikator hasil dalam pembelajaran. Adapun kriteria standar keberhasilan dari segi indikator hasil ditentukan dengan merujuk pada pendapat Nurkancana (008), Tingkat keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Tingkat Keberhasilan Tingkat Keberhasilan Kualifikasi 85%-100% Sangat Baik (SB) %-8% Baik (B) 55%-69% Cukup (C) 6%-5% Kurang (K) 0%-5% Sangat Kurang (SK) Berdasarkan kriteria standar tersebut, maka peneliti menentukan indikator keberhasilan tindakan pada penelitian ini tercapai apabila setiap siswa kelas V SDN Ogowele pokok bahasan Perkembangbiakan pada Hewan dengan Penerapan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bergambar memperoleh nilai 7,0 dan ketuntasan belajar %. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) standar isi Tahun 006 maka pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas V Materi yang menjadi bahan untuk siklus pertama adalah : Cara Perkembang biakan pada hewan seperti Itik, Ayam, dan Kucing " sedangkan untuk pelaksanaan siklus kedua materi yang dijadikan sebagai bahan pembelajaran adalah Cara Perkembang biakan pada hewan seperti Sapi, Buaya dan Ular. Dengan demikian pelaksanaan tindakan dengan pemanfaatan media Gambar Perkembangan biakan hewan pada kelas V ini berjalan secara berurutan untuk dua siklus berturut-turut. 5
ISSN 5-61X Tabel. Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I No. Aspek yang diamati Skor 1. Kegiatan awal terdiri dari : a. Memberikan salam b. Berdoa dan mengecek kehadiran siswa c. Guru mempersiapkan fasilitas yang terkait dengan pembelajaran d. Guru melakukan apersepsi seperti menanyakan pelajaran yang sebelumnya dan mengaitkannya dengan pelajaran sekarang yang ada kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. e. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. f. Siswa dimotivasi agar melaksanakan kegiatan dengan penuh semangat. g. Membagi siswa kedalam kelompok (setiap kelompok terdiri dari 5 orang) secara heterogen. (Komponen Masyarakat Belajar).. Kegiatan inti terdiri dari : a. Guru membagikan beberapa gambar Hewan yang berbeda pada setiap kelompok kemudian menyuruh siswa mengamati hewan tersebut (komponen kontruktivisme). b. Guru membimbing siswa untuk bertanya tentang cara perkembangbiakan pada hewan (Komponen Bertanya). c. Guru membagikan LKS pada setiap kelompok untuk dikerjakan. d. Guru meminta siswa mendiskusikan jawaban setiap kelompok e. Guru membimbing siswa dalam kerja kelompok sehingga siswa aktif(komponen masyarakat belajar). f. Guru meminta siswa mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain menanggapinya (pemodelan). g. Guru memberikan penguatan atau pujian kepada setiap kelompok yang mengerjakan LKS dengan benar h. Guru membagikan tes formatif kepada siswa untuk dikerjakan. i. Guru melakukan penilaian terhadap hasil tes atau pekerjaan siswa (komponen penilaian nyata).. Kegiatan akhir terdiri dari : a. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan pertanyaan yang belum dipahami. 55
ISSN 5-61X b. Guru meminta Siswa merangkum materi pelajaran sebagai kegiatan refleksi (komponen refleksi). c. Guru memotivasi kepada siswa untuk rajin belajar dan mengulangi pelajaran di rumah. Jumlah skor nilai indikator 6 Jumlah skor maksimal 76 Persentase nilai rata-rata 8, Hasil analisis aktifitas guru dari data lembar observasi aktifitas guru dalam proses pembelajaran siklus I diperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 8,% dan dalam kategori baik. Tabel. Hasi Observasi Aktifitas Siswa Siklus I No. Aspek yang diamati Skor 1. Kegiatan awal teridri dari : a. Siswa menjawab salam b. Siswa Berdo a c. Siswa mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai 1 d. Siswa termotivasi melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan penuh semangat. e. Siswa membentuk kelompok-kelompok. Kegiatan inti teridi dari : a. Siswa mengamati Gambar hewan yang dibagikan oleh guru untuk mengembangkan pengetahuan awalnya berdasarkan pada pengetahuan barunya. b. Siswa menjawab pertanyaan guru berdasarkan pengamatannya. c. Siswa menerima LKS dari gurunya untuk dikerjakan dengan teman kelompoknya. d. Setiap kelompok mengerjakan LKS berdasarkan petunjuk yang ada pada LKS. e. Siswa aktif dalam mengemukakan gagasan atau pendapatnya f. Siswa aktif dalam mendiskusikan jawaban dari LKS dengan teman kelompoknya. g. Siswa mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok yang lain menanggapinya. h. Siswa mengerjakan tes formatif.. Kegiatan akhir terdiri dari : a. Siswa mengungkapkan pertanyaan yang belum dipahami. b. Siswa merangkum materi pelajaran sebagai kegiatan refleksi. Jumlah skor nilai indikator Jumlah skor maksimal Persentase nilai rata-rata 56,66 1 1 1 56
ISSN 5-61X Setelah dianalisis hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I pada tabel. diperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 56,66% atau berada dalam kategori cukup baik. Oleh karena itu diharapkan guru dapat mengoreksi kekurangan-kekurangan dalam mempersiapkan segala sesuatunya, untuk melakukan tindakan selanjutnya. Berikut dipaparkan data observasi untuk langkah dan kegiatan yang dilakukan oleh guru pada siklus kedua dapat kita lihat pada tabel. Tabel. Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus No. Aspek yang diamati Skor 1. Kegiatan awal terdiri dari : a. Memberikan salam b. Berdoa dan mengecek kehadiran siswa c. Guru mempersiapkan fasilitas yang terkait dengan pembelajaran d. Guru melakukan apersepsi seperti menanyakan pelajaran yang sebelumnya dan mengaitkannya dengan pelajaran sekarang yang ada kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. e. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. f. Siswa dimotivasi agar melaksanakan kegiatan dengan penuh semangat. g. Membagi siswa kedalam kelompok (setiap kelompok terdiri dari 5 orang) secara heterogen. (Komponen Masyarakat Belajar).. Kegiatan inti terdiri dari : a. Guru membagikan beberapa gambar Hewan yang berbeda pada setiap kelompok kemudian menyuruh siswa mengamati hewan tersebut (komponen kontruktivisme). b. Guru membimbing siswa untuk bertanya tentang cara perkembangbiakan pada hewan (Komponen Bertanya). c. Guru membagikan LKS pada setiap kelompok untuk dikerjakan. d. Guru meminta siswa mendiskusikan jawaban setiap kelompok e. Guru membimbing siswa dalam kerja kelompok sehingga siswa aktif(komponen masyarakat belajar). f. Guru meminta siswa mempresentasekan hasil diskusi 57
ISSN 5-61X kelompoknya dan kelompok lain menanggapinya (pemodelan). g. Guru memberikan penguatan atau pujian kepada setiap kelompok yang mengerjakan LKS dengan benar. h. Guru membagikan tes formatif kepada siswa untuk dikerjakan. i. Guru melakukan penilaian terhadap hasil tes atau pekerjaan siswa (komponen penilaian nyata).. Kegiatan akhir terdiri dari : a. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan pertanyaan yang belum dipahami. b. Guru meminta Siswa merangkum materi pelajaran sebagai kegiatan refleksi (komponen refleksi). c. Guru memotivasi kepada siswa untuk rajin belajar dan mengulangi pelajaran di rumah. Jumlah skor nilai indikator Jumlah skor maksimal 76 Persentase nilai rata-rata 9,1 Tabel 5. Aspek Penilaian No. Aspek yang diamati Skor 1. Kegiatan awal teridri dari : a. Siswa memberikan salam. b. Siswa Berdo a. c. Siswa mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai. d. Siswa termotivasi melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan penuh semangat. e. Siswa membentuk kelompok-kelompok. Kegiatan inti teridi dari : a. Siswa mengamati Gambar hewan yang dibagikan oleh guru untuk mengembangkan pengetahuan awalnya berdasarkan pada pengetahuan barunya. b. Siswa menjawab pertanyaan guru berdasarkan pengamatannya. c. Siswa menerima LKS dari gurunya untuk dikerjakan dengan teman kelompoknya. d. Setiap kelompok mengerjakan LKS berdasarkan petunjuk yang ada pada LKS. e. Siswa aktif dalam mengemukakan gagasan atau pendapatnya. f. Siswa aktif dalam mendiskusikan jawaban dari LKS dengan teman kelompoknya. g. Siswa mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok yang lain menanggapinya. h. Siswa mengerjakan tes formatif. 58
ISSN 5-61X. Kegiatan akhir terdiri dari : a. Siswa mengungkapkan pertanyaan yang belum dipahami. b. Siswa merangkum materi pelajaran sebagai kegiatan refleksi. Jumlah skor nilai indikator 5 Jumlah skor maksimal Persentase nilai rata-rata 90 Tabel 6. Perbandingan Hasil Evaluasi pada Siklus I dan II Tindakan No Unsur yang Dibandingkan Siklus I Siklus II 1 Ketentuan klasikal % 90% Daya serap 6,9% 7,11% Nilai Rata-rata 6,9 7,1 Berdasarkan data tabel di atas secara terperinci dapat dikemukakan bahwa hasil evaluasi pada siklus pertama ditinjau dari segi ketuntasan secara klasikal ternyata belum dapat memenuhi kriteria, yakni minimal 85%, sehingga perlu diadakan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus kedua. Dan pada siklus kedua ini merupakan siklus terakhir, karena perbaikan yang dilakukan oleh guru telah terpenuhi ketuntasan klasikalnya, yakni dari 58,8% meningkat menjadi 9,1%. Ini menandakan bahwa perbaikan yang dilakukan oleh guru telah melebihi dari target yang diharapkan. Selanjutnya data hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh guru di kelasv dapat dilihat pada table 7. Tabel 7. Hasil evaluasi siklus 1 dan dengan standar KKM=65 No Nama Siswa Siklus 1 Siklus Nilai Nilai Keterangan 1 5 6 7 8 9 Moh. Ishak Kifli Moh. Feri. Y Humayra Sittimarwa Olifia Tasbir Munsir Abdullah 50 65 65 80 80 80 80 59
10 11 1 1 1 15 16 17 18 19 0 Vionacantika Sudir Ruslan Sainal Lasmisafira Elkanapila Gisman Ical Iman Rendi Padila Nurasisa 65 65 50 50 50 80 90 80 Jumlah 1.0 1.505 Ketentuan klasikal Daya serap Rata-rata Pembahasan Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 5-61X 5 % 61,50% 6,15 95 %,5 % 7,5 Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. (Depdiknas; 00; 18). Trianto (008: 18) mendefinisikan bahwa Lembar Kerja Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah. Penelitian ini dapat memasuki suatu pembahasan dalam bentuk pengujian penelitian, karena penelitian ini hanya bersifat tindakan dan perbaikan di kelas, maka uji penelitian yang akan dilakukan bukanlah dalam bentuk pengujian yang menggunakan rumus tertentu yang berupa perhitungan statistik, melainkan sekedar mendeskripsikan berdasarkan hasil data yang diperoleh. Oleh karena itu hipotesis ini terkandung suatu pemahaman yang bersifat pernyataan atau jawaban sementara mengenai pemanfaatan LKS bergambar dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Untuk mengetahui apakah memang demikian? Tentunya untuk menguji kebenarannya sangat perlu mengkaji kembali pada data-data yang diperoleh pada bagian terdahulu. Data-data tersebut berkaitan langsung pada indikator hasil dalam unjuk kerja membuat gambar pada siklus I dan Siklus II seperti siswa yang aktif dalam
ISSN 5-61X melakukan unjuk kerja membuat gambar dan yang melakukan umpan balik pada saat kegiatan dilaksanakan yakni dari siklus pertama sampai pada siklus yang teakhir. Sebagaimana telah dikemukakan pada penyajian terdahulu, tentunya telah diketahui hasil kebenaran uji hipotesis ini, dengan melihat data-data perbaikan dan tindakan guru dalam pelaksanaan perbaikan pada pembahasan terdahulu. Bahwa ternyata dengan upaya guru dalam mengujikan materinya sangat jelas peningkatan dan perkembangan siswa dalam menerima materi yang diajarkan, melalui pemanfaatan LKS bergambar dalam peningkatan belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Oleh karena itu secara keseluruhan pada siklus kedua diakui telah berhasil dalam mengoptimalkan belajar siswa sebagaimana yang diharapkan. Apalagi dilihat dari hasil evaluasi bila dibandingkan pada siklus pertama dan kedua bahwa ketuntasan belajar klasikal dari 5 % menjadi 95 % dan nilai rata-rata dari 61,5 menjadi,. Dengan melihat data persentase yang ada, maka pemanfaatan media gambar pada pembelajaran IPA dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V telah tercapai dengan sangat memuaskan. Dengan demikian penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Ogowele pada Pelajaran IPA pokok bahasan perkembangbiakan pada hewan. IV. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa LKS bergambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Ogowele Kecamatan Dondo Kabupaten Tolitoli Pelajaran IPA pokok bahasan perkembangbiakan pada hewan. Hal ini ditunjukan dari hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I adalah nilai ratarata hasil belajar siswa 61,5, ketuntasan belajar klasikal 5%, hasil observasi aktifitas guru 8,%, hasil observasi aktifitas siswa 56,66%. Hasil penilaian pada siklus II adalah nilai rata-rata hasil belajar siswa 7,5, ketuntasan belajar klasikal 95%, hasil aktifitas guru 9,%, hasil observasi aktifitas siswa 90%. Sebagai masukan kepada guru SD, agar menerapkan LKS bergambar sebagai salah satu alternatif model 61
ISSN 5-61X pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik pada pembelajaran IPA maupun pada mata pelajaran yang lain. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 00. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran SAINS SD/MI. Jakarta: Depdiknas. Khaeruddin dan Sudjiono, E. H. 005. Pembelajaran Sains (IPA) Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makassar: Badan Penerbit Makassar. Nurkancana, 008. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Samatowa, Usman. 006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud. Sudjana, Nana. 005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdikarya. Trianto. 008. Mendesain Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher. 6