PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DARI CRUDE PALM KERNEL OIL (CPKO) DAN CRUDE COCONUT OIL (CNO) KARYA ILMIAH RISA TANIA LUBIS

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DARI CPO NON EDIBLE OIL YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN PFAD (4 : 1) KARYA ILMIAH SRI AGUSTINA

PENENTUAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR PADA PALM KERNEL OIL (PKO) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) PABATU KARYA ILMIAH

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

PENENTUAN BILANGAN PENYABUNAN DAN ASAM LEMAK BEBAS PADA MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI DI PT. PALMCOCO LABORATORIES TUGAS AKHIR

II. TINJAUAN PUSTAKA

KARYA ILMIAH DARWIS SYARIFUDDIN HUTAPEA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KADAR ASAM LEMAK BEBAS DARI PALM FATTY ACID DESTILATE (PFAD) DAN COCONUT FATTY ACID DESTILATE (CFAD) KARYA ILMIAH

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Alat dan Bahan Alat-alat - Beaker glass 50 ml. - Cawan porselin. - Neraca analitis. - Pipet tetes.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis

PEMERIKSAAN WARNA DENGAN MENGGUNAKAN LOVIBOND TINTOMETER DAN PENENTUAN KADAR AIR DARI CRUDE PALM KERNEL OIL (CPKO) DI PT.

KARYA ILMIAH AGUS PURNAMASARI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

PENENTUAN DERAJAT SUBSTITUSI (DS) SELULOSA ASETAT DARI TANDAN KOSONG SAWIT DENGAN CARA TITRASI DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN

BAB 3 BAHAN DAN METODE

PENENTUAN BILANGAN PENYABUNAN DALAM CRUDE PALM STEARIN (CPS) DAN REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM STEARIN (RBDPS)DI PT.PALMCOCO LABORATORIES

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

ANALISIS KADAR KANDUNGAN MINYAK PADA CANGKANG, INTI SAWIT DAN BUNGKIL INTI SAWIT DENGAN METODE EKSTRAKSI SOKLETASI Di PT. SMART Tbk TUGAS AKHIR

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis

PENGARUH FRAKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT TERHADAP KADAR MINYAK YANG DIHASILKAN DI PTP.NUSANTARA III SEI SILAU - ASAHAN KARYA ILMIAH

ANALISIS KEHILANGAN MINYAK KELAPA SAWIT PADA AIR KONDENSAT UNIT PEREBUSAN DI PTPN III PKS RAMBUTAN TEBING TINGGI KARYA ILMIAH DEWI LESTARI AGUSTINA

KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA

TUGAS AKHIR WINDA WAHYUNI SILITONGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di kebun raya Bogor. Tanaman kelapa sawit

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KADAR AIR DALAM INTI SAWIT PADA UNIT KERNEL SILO DI STASIUN KERNEL DI PKS PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh ialah minyak sawit yang terdapat pada daging buah (mesokarp) dan

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

TUGAS AKHIR MESTIKA Y. D. OPPUSUNGGU

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

PENETAPAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS PADA CPO (CRUDE PALM OIL) TUGAS AKHIR

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

TUGAS AKHIR ASTIA BUDI PERDANA PUTRI

TUGAS AKHIR HESTI DORA PERANGIN-ANGIN. Universitas Sumatera Utara

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

Korelasi Antara Kadar Air pada Kernel Terhadap Mutu Kadar Asam Lemak Bebas Produk Palm Kernel Oil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pengantar. A. Latar Belakang

MINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sekilas Sejarah Pabrik Minyak Sawit dan Perkebunan Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adalah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

VOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

SNI Standar Nasional Indonesia. Inti kelapa sawit. Badan Standardisasi Nasional ICS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

Bab II Tinjauan Pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

ANALISA UNSUR NITROGEN PADA DAUN KELAPA SAWIT DENGAN METODE DESTRUKSI BASAH SECARA TITRIMETRI KARYA ILMIAH SURYADI CIBRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN CAKE TERHADAP OIL CONTENT PKM (PALM KERNEL MEAL) DI PK CRUSHING PLANT PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG - BATU BARA

Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI

ANALISA KEHILANGAN MINYAK BERDASARKAN PERBEDAAN TEKANAN PADA AMPAS SCREW PRESS DENGAN METODE EKSTRAKSI SOKLETASI DI PKS RAMBUTAN PTPNIII TEBING TINGGI

ANALISIS PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK SAWIT YANG TERDAPAT PADA PRESSAN TANDAN KOSONG DI PT MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG TUGAS AKHIR

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. NASKAH SOAL (Terbuka)

ANALISA ION KALIUM (K) PADA DAUN KELAPA SAWIT SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN

TUGAS AKHIR RAHMI SASMITHA

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KADAR PROTEIN PADA BUNGKIL INTI SAWIT PTPN IV BELAWAN DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT MEDAN KARYA ILMIAH DESSY YASINTA PUTRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) adalah

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT

Transkripsi:

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DARI CRUDE PALM KERNEL OIL (CPKO) DAN CRUDE COCONUT OIL (CNO) KARYA ILMIAH RISA TANIA LUBIS 052401040 DEPARTEMEN KIMIA PROGRAM DIPLOMA-3 KIMIA ANALIS FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DARI CRUDE PALM KERNEL OIL (CPKO) DAN CRUDE COCONUT OIL (CNO) KARYA ILMIAH Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelarahli Madya RISA TANIA LUBIS 052401040 DEPARTEMEN KIMIA PROGRAM DIPLOMA-3 KIMIA ANALIS FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

PERSETUJUAN Judul : PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DARI CRUDE PALM KERNEL OIL (CPKO) DAN CRUDE COCONUT OIL (CNO) Katagori : KARYA ILMIAH Nama : RISA TANIA LUBIS Nomor Induk : 052401040 Program Studi : D-3 KIMIA ANALIS Departemen Fakultas : KIMIA : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Disetujui di Medan, Juni 2008 Diketahui/Disetujui oleh Departemen Kimia FMIPA USU Ketua, Dosen Pembimbing Dr. Rumondang Bulan, MS. Drs. Saut Nainggolan NIP : 131 459 466 NIP : 130 422 438

PERNYATAAN PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DARI CRUDE PALM KERNEL OIL (CPKO) DAN CRUDE COCONUT OIL (CNO) KARYA ILMIAH Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya. Medan, Juni 2008 Risa Tania Lubis 052401040

PENGHARGAAN Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-nya berupa kesehatan dan keterbukaan pikiran bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul Penentuan kadar asam lemak bebas dari Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Crude Coconut Oil (CNO). Tidak lupa juga penulis panjatkan shalawat dan salam atas junjungan nabi kita Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Diploma-3 Kimia Analis di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada orang tua penulis Ayahanda Darmahadi Lubis dan Ibunda Handayani yang telah membesarkan dan mendidik serta memberikan dorongan moril dan materil kepada penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Serta adik-adik penulis. Selesainya karya ilmiah ini juga tak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dengan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak Drs. Saut Nainggolan selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis di tengah kesibukannya dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. 2. Ibu Dr.Rumondang Bulan, MS., selaku ketua departemen kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Zul Alkaf B.Sc., yang telah memberikan waktu dan membimbing penulis dalam penulisan laporan dan karya ilmiah ini. 4. Seluruh staf pengajar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam khususnya jurusan kimia yang telah mendidik penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. 5. Seluruh staf dan karyawan di PT. Palmcoco Laboratories. 6. Teman-teman semasa praktek kerja lapangan yang telah banyak memberikan dukungan dan perhatiannya kepada penulis serta bersama-sama berjuang dalam suka dan duka. 7. Sahabat-sahabatku yang telah memberi semangat serta dukungan kepada penulis dari awal hingga akhir masa perkuliahan. Dan semua rekan-rekan mahasiswa kimia analis angkatan 2005. Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dan kesalahan karya ilmiah ini karena keterbatasan kemampuan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Akhir kata penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Medan, Juni 2008 Penulis

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DARI CRUDE PALM KERNEL OIL (CPKO) DAN CRUDE COCONUT OIL (CNO) ABSTRAK Telah dilakukan penentuan kadar asam lemak bebas dari Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Crude Coconut Oil (CNO) yang diperoleh dari daerah Dumai dan Sumatera Utara. Pengambilan CPKO dan CNO dilakukan dengan cara acak sederhana. Salah satu standart mutu dari CPKO dan CNO adalah asam lemak bebas. Asam lemak bebas disebabkan oleh adanya reaksi hidrolisa minyak yang menyebabkan minyak berbau tengik. Penentuan kadar asam lemak bebas dari CPKO dan CNO dilakukan dengan metode volumetri. Dari analisa ini diperoleh bahwa kadar asam lemak bebas untuk CPKO dari Dumai adalah 3,78% dan CPKO dari Sumatera Utara adalah 2,67%. Sedangkan untuk CNO dari Dumai adalah 2,42% dan CNO dari Sumatera Utara adalah 2,05%. Hasil analisis kadar asam lemak bebas yang diperoleh telah memenuhi standart mutu menurut MEOMA (Malaysian Edible Oil of Manufacture Association).

DETERMINE FREE FATTY ACID OF CRUDE PALM KERNEL OIL (CPKO) AND CRUDE COCONUT OIL (CNO) ABSTRACT Have done determine free fatty acid of Crude Palm Kernel Oil (CPKO) and Crude Coconut Oil (CNO) that is get from.dumai and North Sumatera. Taking of CPKO and CNO have done with the way of random. One of the quality standart from CPKO and CNO is free fatty acid. Free fatty acid is caused by hydrolises reaction that make the rancid of oil. Determine free fatty acid of CPKO and CNO have done with volumetric method. From this analysis is get that free fatty acid of CPKO from Dumai is 3,78% and CPKO from North Sumatera is 2,67%. In addition, for CNO from Dumai is 2,42% and CNO from North Sumatera is 2,05%. The result of analysis free fatty acid are suit with quality standart by MEOMA (Malaysian Edible Oil of Manufacture Association).

DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN... i PERNYATAAN... ii PENGHARGAAN... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang... 1 1.2 Permasalahan... 2 1.3 Tujuan... 2 1.4 Manfaat... 2 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit... 3 2.1.1. Proses pengolahan kelapa sawit... 4 2.1.2. Ekstraksi dan pemurnian minyak... 7 2.1.3. Komposisi minyak kelapa sawit... 8 2.2. Minyak Kelapa... 8 2.2.1. Proses pengolahan minyak kelapa... 9 2.2.2. Komposisi minyak kelapa... 10 2.3. Standart Mutu... 11 BAB III. METODOLOGI PERCOBAAN 3.1. Metodologi Percobaan... 12 3.2. Persiapan Analisa... 12 3.2.1.Pengambilan sampel... 12 3.2.2.Alat-alat... 12 3.2.3.Bahan-bahan... 13 3.2.4.Penyediaan sampel... 13 3.3. Pembuatan larutan pereaksi... 14 3.3.1. Larutan standar KOH 0,1 N... 14 3.3.2. Larutan standar H 2 C 2 O 4 0,1 N... 15 3.3.3. Indikator phenolphthalein 1%... 15 3.3.4. Indikator thymol blue 1%... 15 3.3.5. Alkohol netral... 16 3.4. Cara kerja... 16 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil... 18 4.2. Pembahasan... 19 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 20 5.2. Saran... 20 DAFTAR PUSTAKA... 21

DAFTAR TABEL Lampiran Halaman Tabel.1. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit... 8 Tabel 2. Komposisi asam lemak minyak kelapa... 10 Tabel 3. Spesifikasi standart mutu CPKO menurut MEOMA... 11 Tabel 4. Spesifikasi standart mutu CNO menurut MEOMA... 11 Tabel 5.1. Data pengamatan kadar asam lemak bebas dari sampel CPKO... 22 Tabel 5.2. Data pengamatan kadar asam lemak bebas dari sampel CNO... 22 Tabel 6.1. Data akhir hasil perhitungan standar deviasi dari sampel CPKO... 23 Tabel 6.2. Data akhir hasil perhitungan standar deviasi dari sampel CNO... 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, tanaman kelapa sawit mempunyai masa depan yang cukup cerah sebagai salah satu penghasil bahan ekspor non migas. Hasil tanaman ini sangat berguna untuk meningkatkan devisa negara Indonesia. Hasil yang diperoleh dari tanaman kelapa dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng, nira, bahan bangunan, serat dan lilin. Produk terbesar dari minyak hasil olahan inti kelapa sawit dan kelapa dikonsumsi sebagai minyak goreng yang digunakan setiap hari oleh konsumen. Minyak inti kelapa sawit (CPKO) biasanya diolah menjadi minyak goreng putih sedangkan minyak kelapa (CNO) digunakan sebagai bahan pembuatan mentega tetapi lebih sering digunakan sebagai minyak goreng. Salah satu standart mutu untuk minyak adalah asam lemak bebas. Kenaikan kadar asam lemak bebas dapat menurunkan kualitas minyak. Hal ini di sebabkan oleh adanya reaksi hidrolisa minyak, sehingga mutu minyak inti sawit yang rendah akan mempengaruhi kualitas dari minyak. Begitu juga dengan minyak kelapa yang mengandung asam lemak bebas dalam jumlah yang tinggi, tidak dapat diterima oleh konsumen. Asam lemak bebas tidak diinginkan dalam minyak karena dapat menyebabkan minyak berbau tengik dan dapat memperpendek masa penyimpanan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk memilih judul : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dari Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Crude Coconut Oil (CNO) dalam penulisan karya ilmiah ini. 1.2.Permasalahan Apakah kadar asam lemak bebas dari minyak inti sawit (CPKO) dan minyak kelapa (CNO) memenuhi standart mutu menurut MEOMA (Malaysian Edible Oil of Manufacture Association). 1.2. Tujuan Untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari minyak inti sawit (CPKO) dan minyak kelapa (CNO). 1.3. Manfaat Dengan mengetahui kadar asam lemak bebas dari minyak inti sawit dan minyak kelapa, kita dapat mencegah terhidrolisa atau teroksidasinya minyak tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ) didasarkan atas bukti-bukti fosil dan sejarah yang ada, diyakini berasal dari Afrika Barat. Kelapa sawit telah dikenal sebagai tanaman pangan yang penting. Di luar benua Afrika, kelapa sawit diperhitungkan sebagai komoditas sejak revolusi industri terjadi di Eropa. Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, tanaman kelapa sawit terbagi menjadi lima varietas, yaitu : 1. Dura Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar tempurung. Daging biji biasanya besar dengan kandungan minyak rendah. 2. Pisifera Tempurung sangat tipis bahkan hampir tidak ada tetapi daging buahnya tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi sedangkan daging biji sangat tipis. 3. Tenera

Varietas inilah yang banyak ditanam di perkebunan saat ini. Tandan buah yang dihasilkan oleh tenera lebih banyak daripada dura tetapi ukuran tandannya relatif lebih kecil dan mempunyai sifat-sifat yang berasal dari Dura dan Pisifera. 4. Macro carya Tempurung sangat tebal sekitar 5 mm sedangkan daging buahnya tipis sekali. 5. Dwikka-wakka Varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua lapisan daging buah. (Tim Penulis P.S. 1992) 2.1.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Pengolahan buah kelapa sawit atau tandan buah segar (TBS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit dari daging buah dan inti sawit. Perlakuan terhadap TBS mulai dari panen, pengangkutan dan proses pengolahan di pabrik akan menentukan kuantitas dan kualitas minyak yang dihasilkan. Pada prinsipnya proses pengolahan TBS menjadi minyak dan inti sawit dapat dibagi dalam beberapa stasiun yaitu : 1. Stasiun Penerimaan Buah Setiap truk pengangkut TBS yang tiba di pabrik ditimbang terlebih dahulu di jembatan penimbang untuk mengetahui berat truk sewaktu berisi dan sesudah dibongkar. Setelah ditimbang, buah kelapa sawit dibawa ke penimbunan buah sebelum diproses. 2. Stasiun Perebusan

Wadah perebusan berbentuk bejana silindris yang horizontal. Tiap wadah perebusan dapat memuat 9 10 lori dan tiap lori dapat memuat 2,5 2,8 ton TBS. Adapun tujuan perebusan : - Menonaktifkan enzim lipase maupun enzim-enzim lain penyebab hidrolisa minyak yang meningkatkan asam lemak bebas. - Memudahkan pelepasan buah dari tandannya. - Mengurangi kadar air buah. - Menyempurnakan pengolahan inti sawit. 3. Stasiun Penebah Alat penebah merupakan pemisah brondolan dan janjang dengan cara pembantingan TBS yang masuk kedalam drum. 4. Stasiun Pengempaan a. Pengadukan Pengadukan bertujuan untuk melumatkan daging buah agar pada proses pengepresan, minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari serabut dan biji. b. Pengempaan Pengempaan bertujuan untuk mengambil minyak dari masa adukan. 5. Stasiun Klarifikasi Merupakan stasiun pemurnian dan pengurangan kadar air dari minyak hasil ektraksi pada stasiun pengempa. 6. Stasiun Kernel Campuran ampas dan biji yang keluar dari alat pengempa diproses untuk menghasilkan cangkang dan ampas sebagai bahan pembakar untuk boiler serta inti

sawit sebagai hasil produksi yang siap untuk dipasarkan. Untuk proses pengolahan sebagai berikut : 1. Pemecah ampas kempa Alat ini berfungsi untuk menghantarkan ampas dan biji ke stasiun pemisah, mengeringkan atau mengurangi kadar air dari ampas, sebagai bahan bakar. 2. Pemisah ampas dan biji Alat ini berfungsi untuk memisahkan ampas dan biji kemudian ampas terhisap ke siklon ampas kemudian diangkut oleh konveyor untuk bahan bakar ketel uap sedangkan biji yang lebih berat jatuh ke drum pemolis. 2. Drum penghalus biji Biji yang telah dipisahkan dari ampasnya masuk kedalam drum penghalus. Karena adanya putaran drum tersebut, biji-biji akan dihaluskan untuk melepaskan serat-serat yang masih tertingggal pada biji 3. Pengering biji Biji dikeringkan untuk mengurangi kadar air dari biji dan melekangkan inti dari cangkang. 4. Tabung pemisah biji Biji yang keluar dari alat pengering, dipisahkan menjadi 3 fraksi yaitu: a fraksi besar > 15 mm. b. fraksi sedang < 15 mm. c. fraksi kecil < 13 mm. 5. Pemecah biji

Biji-biji yang keluar dari rotor akan terlempar kuat ke plat dinding pemecah sehingga biji terpecah dan cangkang terlepas dari inti. 6. Penggiling biji Alat penggiling biji tersusun dari plat besi yang bergerigi dan putaran drum yang mengakibatkan biji-biji bergerak memutar pada garis lingkaran plat bergerigi sehingga biji terpecah oleh gilasan batang-batang besi plat. 7. Pemisah getar Hasil pecahan biji masuk kedalam alat ini dan dengan bantuan getaran, biji utuh dipisahkan dari campuran pecahan biji. 8. Kolom pemisah Kolom pemisah digunakan untuk memisahkan abu, serat dan cangkang dari campuran pecahan biji. 9. Pemisah inti cangkang Pemisahan inti dari cangkang didasarkan atas perbedaan berat jenis, dimana berat jenis cangkang ± 1,3 sedangkan berat jenis inti ± 1,08. ( Kerjasama PPA Consultants Dengan LPP Kampus Medan, 2005) 2.1.2. Ekstraksi dan Pemurnian Minyak a. Rendering Rendering merupakan cara yang sering digunakan untuk mengekstraksi minyak hewan dengan cara pemanasan. b. Pengepresan Bahan yang mengandung lemak atau minyak terlebih dahulu dipotong-potong atau dihancurkan. Kemudian dipres dengan tekanan tinggi menggunakan tekanan hidrolik. Dengan cara ini, minyak tidak dapat seluruhnya diekstraksi.

c. Pelarut Ekstraksi ini dapat dilakukan dengan menggunakan pelarut. Tetapi cara ini kurang efektif, karena pelarut mahal dan lemak yang diperoleh harus dipisahkan dari pelarutnya dengan cara diuapkan. Cara-cara pemurnian minyak dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: a. Pengendapan, bertujuan untuk menghilangkan partikel-partikel halus yang tersuspensi atau berbentuk koloidal. b. Netralisasi dengan alkali, bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa terlarut seperti fosfatida, asam lemak bebas dan hidrokarbon. c. Pemucatan, bertujuan untuk menghilangkan zat-zat warna dalam minyak dengan penambahan zat penyerap seperti arang aktif, tanah liat,. d..penghilangan bau lemak dapat dilakukan dengan pemanasan. (Winarno F.G. 1997) 2.1.3.Komposisi Minyak Kelapa Sawit Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah yang dilapisi kulit yang tipis. Perikarp tersusun atas 3 lapisan yaitu: cangkang, mesokarp yang berserat dan lapisan luar yang berlapis lilin. Kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40%. Tabel 1. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit Asam lemak Minyak kelapa sawit (persen) Minyak inti sawit (persen) Asam kaprilat - 3-4 Asam kaproat - 3-7 Asam laurat - 46-52

Asam miristat 1,1-2,5 14-17 Asam palmitat 40 46 6,5 9 Asam stearat 3,6-4,7 1-2,5 Asam oleat 39 45 13 19 Asam linoleat 7 11 0,5 2 Sumber : Eckey, S. W. (1995) 2.2.Minyak Kelapa Di daerah tropis, tanaman kelapa (cocos nucifera,l.) merupakan salah satu dari tanaman yang bermanfaat. Tanaman ini memiliki tinggi hingga mencapai 30 m atau lebih, memiliki diameter batang kira-kira 25 cm dan memiliki hingga 30 pelepah daun yang panjangnya dapat mencapai 5-6 m. Akar tanaman kelapa dapat tumbuh hingga 10 m didalam tanah dan berfungsi sebagai penyerap nutrisi. 2.2.1.Proses Pengolahan Kelapa Produk kelapa yang paling bermanfaat adalah minyak kelapa. Minyak kelapa dapat diperoleh dari daging buah kelapa segar. Pembuatan minyak kelapa dapat dilakukan melalui 2 proses, yaitu: 1.Proses Basah Cara ekstraksi minyak yang dapat dilakukan dengan proses basah adalah sebagai berikut : a. Daging buah kelapa diparut b. Kemudian ditempatkan pada kain, disaring dan dipres.

c. Daging buah kelapa yang santannya telah dikeluarkan ditambahkan air untuk mengeluarkan santannya. Kemudian santan dimasukkan kedalam wajan untuk diuapkan airnya. d. Setelah seluruh airnya menguap, diperoleh minyak dan endapannya. e. Minyak diambil dan endapan dipres. f. Minyak didinginkan kemudian dimasukkan ke dalam botol. 2.Proses Kering Cara sederhana yang dilakukan untuk memperoleh minyak dari kopra adalah dengan membungkus kopra dalam kain kemudian ditumbuk dan dimasukkan kedalam air mendidih. Minyak akan mengapung dipermukaan dan dapat dipisahkan dari air dengan mengambil minyaknya. Agar minyak kelapa yang dihasilkan tidak keruh, dapat dilakukan pengendapan. Namun, minyak yang telah diendapkan ini masih sedikit keruh dan untuk menjernihkannya maka minyak dialirkan ke penyaring penekan. Minyak yang keluar dari penekan sudah jernih tetapi masih mengandung asam lemak bebas dalam jumlah yang tidak dapat diterima oleh konsumen. Cara yang umum digunakan untuk menghilangkan asam lemak bebas adalah menetralisasi dengan alkali, biasanya NaOH. Cara ini disebut pemurnian alkali. Keseluruhan pemurnian minyak kelapa terdiri dari penghilangan asam lemak bebas, pemucatan dan penghilangan bau. (Suhardiyono,L.1995) 2.2.2.Komposisi Minyak Kelapa Minyak kelapa digolongkan sebagai minyak asam laurat karena kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. ( Ketaren,S. 1986)

Tabel 2. Komposisi asam lemak minyak kelapa Asam Lemak Asam lemak jenuh : Asam kaproat Asam kaprilat Asam kaprat Asam laurat Asam miristat Asam palmitat Asam stearat Asam arachidat Asam lemak tak jenuh : Asam palmitoleat Asam oleat Asam linoleat Sumber. Thieme, J.G. (1986) Rumus Kimia C 5 H 11 COOH C 7 H 17 COOH C 9 H 19 COOH C 11 H 23 COOH C 13 H 27 COOH C 15 H 31 COOH C 17 H 35 COOH C 19 H 39 COOH C 15 H 29 COOH C 17 H 33 COOH C 17 H 31 COOH Jumlah (%) 0,0 0,8 5,5 9,5 4,5 9,5 44,0 52,0 13,0 19,0 7,5 10,5 1,0 3,0 0,0 0,4 0,0 1,3 5,0 8,0 1,5 2,5 2.3.Standart Mutu Standart mutu telah ditetapkan untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standart mutu yaitu: kandungan air dan kadar kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna dan bilangan peroksida. ( Ketaren, S. 1986) Tabel 3. Spesifikasi standart mutu CPKO menurut MEOMA Asam Lemak Bebas 5 % maks

Kadar air dan Kadar kotoran Bilangan Iodin 0.5 % maks 19 maks Sumber. PT Palmcoco Laboratories Tabel 4. Spesifikasi standart mutu CNO menurut MEOMA Asam lemak bebas Kadar air dan kadar kotoran Bilangan Iodin Warna Sumber. PT Palmcoco Laboratories 4 % maks 1 % maks 12 min 15 red maks BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1. Metodologi Percobaan

Metode yang digunakan dalam penentuan kadar asam lemak bebas dari minyak inti sawit (CPKO) dan minyak kelapa (CNO) adalah dengan metode volumetri. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah secara acak sederhana 3.2. Persiapan Analisa 3.2.1. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan pada tangki darat. Ada 3 titik pengambilan sampel yaitu : 1. Top Top adalah titik pengambilan sampel dibagian atas tangki darat. 2. Middle Middle adalah titik pengambilan sampel dibagian tengah tangki darat. 3. Bottom Bottom adalah titik pengambilan sampel dibagian bawah tangki darat. 3.2.2. Alat-alat - Gelas ukur 10 ml Pyrex - Gelas ukur 25 ml Pyrex - Labu takar 500 ml Pyrex - Labu takar 50 ml Pyrex - Erlenmeyer 100 ml Pyrex - Erlenmeyer 250 ml Pyrex - Pipet volume 5 ml Pyrex - Mikroburet 5 ml Pyrex - Statif dan klem - Pengaduk - Pipet tetes - Neraca analitis Sartorius

- Penangas air Thermostat magnetik stirer - Oven Memmert - Botol aquadest 3.2.3. Bahan-bahan - Sampel minyak CPKO - Sampel minyak CNO - N-heksan Teknis - Etanol 96% P.a merck - Alkohol netral P.a merck - Indikator Timol Blue 1% P.a merck - Larutan KOH 0,1016 N Emerck - Larutan H 2 C 2 O 4 0,1 N Emerck - Indikator Phenolpthalein 1% P.a merck - Kristal KOH Emerck - Kristal H 2 C 2 O 4.2H 2 O Emerck - Serbuk Phenolpthalein Emerck - Aquadest 3.2.4.Penyediaan Sampel - Crude Palm Kernel Oil (CPKO) Sampel CPKO umumnya adalah cairan dan siap untuk dianalisa. - Crude Coconut Oil (CNO) Sampel CNO umumnya adalah cairan dan siap untuk dianalisa. 3.3. Pembuatan Larutan Pereaksi 3.3.1. Larutan Standar KOH 0,1 N

a. Pembuatan Larutan Standar KOH 0,1 N - Ditimbang 28 gram kristal KOH. - Dilarutkan dalam aquadest. - Dimasukkan kedalam labu takar 500 ml kemudian diencerkan dengan aquadest sampai garis batas. - Dihomogenkan dengan pengaduk. b. Standardisasi Larutan KOH 0,1 N - Dipipet 5 ml larutan H 2 C 2 O 4 0,1 N kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 100 ml. - Ditambah 5 tetes indikator phenolpthalein 1%. - Dititrasi dengan larutan KOH sampai terbentuk larutan merah rose. - Dicatat volume KOH yang digunakan. Perhitungan : V1. N1= V2.N2 Keterangan : V1 = Volume KOH (ml) V2 = Volume H 2 C 2 O 4 (ml) N1 = Normalitas KOH Contoh : N2 = Normalitas H 2 C 2 O 4 Volume KOH Volume H 2 C 2 O 4 = 4,92 ml = 5 ml Normalitas H 2 C 2 O 4 = 0,1 N Maka : V1. N1 = V2.N2

4,92. N1 = 5. 0,1 N1 = 0,1016 N 3.3.2.Larutan Standar H 2 C 2 O 4 0,1 N Pembuatan Larutan Standar H 2 C 2 O 4 0,1 N - Ditimbang 55 gram kristal H 2 C 2 O 4.2H 2 0. - Dilarutkan dengan aquadest. - Dimasukkan kedalam labu takar 1 liter kemudian diencerkan sampai garis batas. - Dihomogenkan dengan pengaduk. - Ditentukan dengan perhitungan yang tepat. 3.3.3. Indikator Phenolpthalein 1 % - Ditimbang 0.5 gram serbuk phenolpthalein. - Dilarutkan dengan etanol. - Dimasukkan kedalam labu takar 50 ml kemudian diencerkan sampai garis batas. - Dihomogenkan dengan pengaduk. 3.3.4. Indikator Timol Blue 1 % - Ditimbang 0.5 gram serbuk timol blue. - Dilarutkan dengan alkohol. - Dimasukkan kedalam labu takar 50 ml kemudian diencerkan sampai garis batas. - Dihomogenkan dengan pengaduk.

3.3.5.Alkohol Netral - Dimasukkan ± 200 ml etanol 96% kedalam erlenmeyer 250 ml. - Ditambah 3 tetes indikator timol blue 1%. - Ditambah beberapa tetes larutan KOH 0,1016 N sampai terbentuk warna hijau muda. 3.4 Cara Kerja Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas a. Untuk sampel CPKO - Ditimbang 2,5 gram sampel minyak CPKO. - Ditambahkan 10 ml N-Heksan. - Ditambahkan 25 ml alkohol netral. - Ditambahkan 3 tetes indikator timol blue 1% kemudian titrasi dengan KOH 0,1016 N sampai terbentuk warna hijau muda. - Dicatat volume KOH yang digunakan. - Dilakukan perlakuan sebanyak 3 kali. b. Untuk sampel CNO - Ditimbang 2,5 gram sampel minyak CNO. - Ditambahkan 10 ml N-Heksan. - Ditambahkan 25 ml alkohol netral. - Ditambahkan 3 tetes indikator timol blue 1% kemudian titrasi dengan KOH 0,1016 N sampai terbentuk warna hijau muda. - Dicatat volume KOH yang digunakan. - Dilakukan perlakuan sebanyak 3 kali.

Perhitungan % FFA = BM Asam x N KOH x ml KOH x 100 % Bobot contoh x 1000 Keterangan : BM Laurat = 200 Contoh : - Sampel CPKO Berat sampel = 2,5148 g Normalitas KOH = 0,1016 N Volume KOH = 4,72 ml % FFA sbg asam laurat = 200x0,1016x4,72 2,5148x1000 x 100% = 3,81% Untuk data analisa terlampir pada tabel 5.1. - Sampel CNO Berat sampel = 2,5073 g Normalitas KOH = 0,1016 N Volume KOH = 2,52 ml % FFA sbg asam laurat = 200x0,1016x2,52 2,5073x1000 x 100% = 2,05% Untuk data analisa terlampir pada tabel 5.2.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1.Data Data hasil pengamatan kadar asam lemak bebas dari sampel CPKO dan CNO dengan menggunakan perhitungan standar deviasi dapat dilihat dalam tabel 6.1 dan tabel 6.2 pada lampiran. 4.1.2.Perhitungan Standar deviasi Dapat dihitung dengan menggunakan rumus : S = keterangan : ( v V ) N 1 2 S = standar deviasi v = nilai % FFA V = nilai rata-rata % FFA N= perlakuan analisa Contoh: untuk sampel CPKO S = (3,74 3,78) 3 1 2 S = ± 0,02 (Untuk data perhitungan standar deviasi dapat dilihat pada tabel 6.1 dan tabel 6.2)

4.2.Pembahasan Dari data analisa (lihat tabel 5.1 dan tabel 5.2), dapat dilihat adanya perbedaan kadar asam lemak bebas untuk sampel CPKO dan CNO Hal ini dapat disebabkan karena kandungan asam lemak yang berbeda. Ada juga faktor lain yang menyebabkan perbedaan asam lemak bebas, diantaranya adalah penimbangan sampel yang tidak teliti dan kelebihan pereaksi yang ditambahkan pada saat melakukan analisa. Asam lemak yang terdapat dalam sampel CPKO dan CNO adalah laurat. Asam laurat tidak memiliki ikatan rangkap yang disebut sebagai asam lemak jenuh. Kadar asam lemak bebas dengan konsentrasi yang tinggi sangat merugikan. Hal ini disebabkan karena terjadinya hidrolisa minyak sehingga asam lemak tersebut mudah menguap, berbau tengik dan rasa tidak enak yang mengakibatkan mutu minyak menurun. Untuk itu perlu dilakukan analisa kadar asam lemak bebas sehingga dapat mencegah penurunan mutu minyak. Hasil dari penentuan kadar asam lemak bebas dari CPKO dan CNO yang diperoleh telah memenuhi standart mutu minyak menurut MEOMA (Malaysian Edible Oil of Manufacture Association).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari analisa yang dilakukan, diperoleh kadar asam lemak bebas sebagai berikut: 1. a. CPKO dari Dumai : 3,78% ± 0,02 b. CPKO dari Sumatera Utara : 2,67% ± 0,02 2. a. CNO dari Dumai : 2,42% ± 0,03 b. CNO dari Sumatera Utara : 2,05% ± 0,01 Dari data analisa diatas maka dapat dilihat bahwa kadar asam lemak bebas pada sampel CPKO dan CNO yang berasal dari daerah Dumai lebih besar daripada CPKO dan CNO yang berasal dari daerah Sumatera Utara. 5.2. Saran - Sebaiknya dilakukan juga penentuan kadar asam lemak bebas untuk jenis minyak sawit lainnya. - Sebaiknya dilakukan juga penentuan kadar asam lemak bebas untuk jenis minyak kelapa lainnya. - Sebaiknya dilakukan juga penentuan CPKO dan CNO dengan menggunakan parameter lain sehingga dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam menentukan standart mutu yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA Kerjasama PPA Consultants Dengan LPP Kampus Medan. 2005. Pengolahan Kelapa Sawit. Ketaren, S.1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Edisi ke-1. Jakarta: UI-Press. Tim Penulis. PS. 1992. Usaha Budi Daya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya. Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Suhardiyono, L. 1995. Tanaman Kelapa : Budidaya dan Pemanfaatannya. Yogyakarta. Kanisius.

Tabel 5.1. Data pengamatan kadar asam lemak bebas dari sampel CPKO Nama sampel CPKO (I) CPKO (II) Perlakuan analisa Berat sampel (g) N. KOH V. KOH (ml) % FFA ( sbg as.laurat) 1 2,5148 0,1016 4,67 3,77 2 2,5148 0,1016 4,72 3,81 3 2,5148 0,1016 4,63 3,74 1 2,5087 0,1016 3,27 2,65 2 2,5087 0,1016 3,29 2,66 3 2,5087 0,1016 3,34 2,71 Rata-rata % FFA ( sbg as.laurat) 3,78 2,67 Keterangan : CPKO (I): Crude Palm Kernel Oil dari daerah Dumai CPKO (II): Crude Palm Kernel Oil dari daerah Sumatera Utara Tabel 5.2 Data pengamatan kadar asam lemak bebas dari sampel CNO Nama sampel CNO (I) CNO (II) Perlakuan analisa Berat sampel (g) N. KOH V. KOH (ml) % FFA ( sbg as.laurat) 1 2,5168 0,1016 2,94 2,37 2 2,5168 0,1016 3,73 2,47 3 2,5168 0,1016 3,01 2,43 1 2,5073 0,1016 2,52 2,04 2 2,5073 0,1016 2,50 2,03 3 2,5073 0,1016 2,56 2,07 Rata-rata % FFA ( sbg as.laurat) 2,42 2,05 Keterangan : CNO (I): Crude Coconut Oil dari daerah Dumai CNO(II): Crude Coconut Oil dari daerah Sumatera Utara

Tabel 6.1.Data akhir hasil perhitungan standar deviasi dari sampel CPKO Nama sampel CPKO (I) CPKO(II) Perlakuan analisa % FFA ( sbg as.laurat) 1 3,77 2 3,81 3 3,74 1 2,65 2 2,66 3 2,71 Rata-rata % FFA (sbg as.laurat) Standar Deviasi 3,78 ± 0,02 2,67 ± 0,02 Tabel 6.2.Data hasil perhitungan standar deviasi dari sampel CNO Nama sampel CNO (I) CNO(II) Perlakuan analisa % FFA (sbg as.laurat) 1 2,37 2 2,47 3 2,43 1 2,04 2 2,03 3 2,07 Rata-rata % FFA (sbg as.laurat) Standar Deviasi 2,42 ± 0,03 2,05 ± 0,01