BAB I PENDAHULUAN. mana merupakan suatu cara untuk mencapai sebuah tujuan. Dalam industri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara etimologi pariwisata berasal dari dua kata yaitu pari yang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta semakin banyak dan berkembang pesat guna menunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. SDM yang baik atau SDA yang menguntungkan. Banyak sekali sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Menurut data dari BPS.go.id, jumlah pertumbuhan penduduk DKI Jakarta dari

BAB I PENDAHULUAN. sektor jasa. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari hari bahwa segala

BAB 1 PENDAHULUAN. Peranan sektor jasa semakin lama semakin luas dan canggih dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang akan selalu berusaha untuk terus memenuhi kebutuhannya dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan antara satu penyedia jasa (service provider) dengan pemberi jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sektor yang mampu dikelola dengan baik akan mampu menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan industri pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daya tarik wisata sekarang ini, baik wisatawan domestik maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam industri jasa, peran pemasaran menjadi salah satu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi persaingan yang ketat (Jurnas, 2013). Persaingan ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuju kearah penguasaan pasar secara luas, Baik itu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasa untuk konsumsi langsung atau tidak langsung. Pengertian retail menurut Ma ruf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan komersial berjadwal semakin marak, sejak dikeluarkannya. penerbangan nasional tetap mengalami pertumbuhan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PT WAHYU PROMO CITRA, JAKARTA (STUDI KASUS PADA EVENT 12 TH GEBYAR WISATA DAN BUDAYA NUSANTARA 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan melainkan sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat, yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia bisnis, kenaikan volume penjualan menjadi keinginan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan sektor jasa di Indonesia berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat, dengan sistem perkeretaapian di Indonesia. ini terlihat dari pengembangan-pengembangan yang terus

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen. nilai lebih tinggi dibanding pesaing kepada konsumen, seperti harga yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis di era globalisasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya bisnis yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang kebutuhan manusia selalu bertambah, baik kebutuhan pangan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi kokoh, sejak Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PADA PT. MERRYS TOUR AND TRAVEL SERVICE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk

BABl PENDAHULUAN. Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai gaya yang diinginkan masyarakat Indonesia. Kebutuhan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dalam rutinitasnya membuat kegiatan berwisata menjadi kebutuhan yang penting

BAB V PENUTUP. Puluh Kota, Lintau, dan Sumatera Barat pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran terdapat berbagai permasalahan yang penting dan harus segera diselesaikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia saat ini berjalan dengan pesat, yang menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi adalah dengan mengikuti organisasi. Dengan berorganisasi manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. tempatnya tinggal menjadi semakin rusak karena ulah mereka sendiri. Salah

manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari masyarakat sosial menjadi cenderung lebih individual.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu

UKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah

BAB I PENDAHULUAN. maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Tuntutan kerja

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

I. PENDAHULUAN. Daya tarik (attractiveness) industri penerbangan cukup besar dan menjanjikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan konsumen serta perubahan yang terjadi dalam menempatkan orientasi. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.

BAB I PENDAHULUAN. serta mampu mengatasi tantangan dari para pesaing terutama dalam bidang

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mobil. Sepeda motor harganya masih bisa dijangkau oleh masyarakat luas,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang lain, melainkan antara satu supply chain dengan supply

HUBUNGAN PROMOSI PENJUALAN DENGAN MINAT PEMAKAIAN JASA TERHADAP PT. BROADCAST STUDIO DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. yang kian dinamis, maka timbul tujuan-tujuan lain orang menggunakan jasa bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut yaitu dalam hal perubahan teknologi dan gaya hidup (life

LAMPIRAN 1 KUESIONER PELANGGAN PT. BUMANTARA TOUR & TRAVEL. Mohon bantuandan kesediaan anda untuk menjawab seluruh pertanyaan dan pernyataan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan hal yang penting bagi perusahaan, di mana merupakan suatu cara untuk mencapai sebuah tujuan. Dalam industri jasa peran pemasaran menjadi salah satu hal yang penting, dikarenakan suksesnya pemasaran ditentukan oleh proses pemuasan keinginan dan kebutuhan konsumen pemakai jasa. Dalam pertumbuhannya, industri jasapun tidak lepas dari persaingan. Sehingga dibutuhkan adanya usaha-usaha dibidang pemasaran jasa yang sedikitnya berbeda dari pendekatan pemasaran produk berwujud. Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat luas. Hal itu dapat dilihat dari ketatnya persaingan pelayanan, harga, dan promosi yang ditawarkan berbagai maskapai penerbangan. Daya tarik industri penerbangan cukup besar dan menjanjikan, dapat dilihat dari banyaknya industri penerbangan yang menggeluti bisnis tersebut. Begitu juga dengan Garuda Indonesia Airlines, maskapai penerbangan nasional yang mencoba mempertahankan tarif dengan menyesuaikan kualitas pelayanan maksimal dari PT. Garuda Indonesia Airlines yang memang sudah 1

diakui oleh seluruh pengguna fasilitas jasa penerbangan. Melalui Garuda Indonesia Travel Fair (GATF), Garuda Indonesia memberikan kebebasan berjualan tiket promo kepada salah satu anak perusahaan yaitu Aerowisata dan khususnya Aerotravel. Garuda Indonesia Travel Fair Yogyakarta (GATF) 2016 merupakan ajang promosi yang dalam penjualan tiket pesawat yang ditawarkan kepada masyarakat yang datang ke pameran ini. Pada GATF tahun ini terdapat promo tiket Garuda Indonesia mulai dari bulan Mei sampai dengan Maret 2017. Selain itu, tedapat paket tour dan bahkan peralatan penunjang perjalanan pengunjung juga tersedia di GATF ini. GATF 2016 yang berlokasi Jogja City Mall (JCM) dari 29 April sampai dengan 1 Mei 2016. Selama tiga hari pengunjung dapat memilih dari berbagai macam tujuan liburan sangat memikat dengan pilihan yang luas dari promosi dan diskon harga yang ditawarkan. GATF 2016 merupakan bagian dari komitmen Garuda Indonesia untuk membantu mengembangkan industri pariwisata nasional dengan melibatkan pelanggan melalui pengalaman perjalanan inspiratif ditawarkan dalam paket liburan terjangkau dan menarik. Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2016 pameran yang sangat menarik tersebut cocok untuk dijadikan tempat dan bahan penelitian tugas akhir penulis. GATF 2016 mempunyai daya tarik sendiri seperti promo tiket pesawat yang ditawarkan. Paket perjalanan dengan harga special, alat perlengkapan perjalanan yang menarik dan lain sebagainya. 2

Berdasakan apa yang dijelaskan sebelumnya, membuat penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir untuk menempuh gelar ahli madya pada bidang pariwisata yang berjudul PENJUALAN TIKET PROMO OLEH AEROTRAVEL YOGYAKARTA PADA GARUDA INDONESIA TRAVEL FAIR (GATF) 2016. B. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka ditentukan rumusan masalah sebagai berikut: Garuda Indonesia Travel Fair salah satu strategi untuk meningkatkan penjualan dan sosialisasi produk PT. Garuda Indonesia Airlines (Tbk.). Rumusan masalah tersebut diturunkan dalam beberapa pertanyaan penelitian: 1. Bagaimana teknik pelaksanaan GATF 2016? 2. Bagaimana konsep stan Aerotravel Yogyakarta dalam GATF 2016? 3. Bagaimana perbandingan penjualan pada Garuda Indonesia Travel fair 2015 dengan Garuda Indonesia Travel Fair 2016 oleh Aerotravel Yogyakarta? 3

C. Tujuan Merupakan tujuan dari sebuah penelitian yang sedang dilakukan berdasarkan rumusan permasalahan yang telah dibuat yaitu: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan Garuda Indonesia Travel Fair 2016. 2. Mengetahui konsep yang disajikan oleh stan Aerotravel Yogyakarta pada Garuda Indonesia Travel Fair 2016. 3. Untuk mengetahui perbandingan penjualan pada Garuda Indonesia Travel Fair 2015 dengan Garuda Indonesia Travel Fair 2016 oleh Aerotravel Yogyakarta. D. Manfaat Merupakan penjabaran mengenai manfaat dari penelitian yang sedang dilakukan. Terdapat dua manfaat pada penelitian ini yaitu : 1. Manfaat Teoritis Adanya Tugas Akhir ini penulis mengharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, pengalaman dan wawasan serta sebagai sarana penerapan ilmu dari metode penelitian. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai ilmu pariwisata khususnya pada ilmu pemasaran dan tiket penerbangan. Serta dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. 4

2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat digunakan oleh Garuda Indonesia khususnya anak perusahaan Garuda Indoneisa Group yaitu Aerotravel Yogyakarta, yang khususnya bergerak di ilmu penerbangan.sebagai bahan untuk menganalisis penjualan tiket pesawat promo dalam Garuda Indonesia Travel Fair (GATF). Sehingga dapat mengetahui seberapa penting GATF dalam penjualan tiket pesawat Garuda Indonesia. E. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan tinjauan pustaka dari karya ilmiah yang berhubungan dengan Strategi Pemasaran dan Garuda Indonesia tulisan pembahasan sebelumnya yaitu: Pertama, Tesis dengan judul Strategi pemasaran jasa penerbangan penumpang domestik PT. Garuda Indonesia dalam menghadapi persaingan industri penerbangan yang disusun oleh Okti Purnaniati, mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia tahun 2004, dimana tesis tersebut membahas strategi pemasaran PT. Garuda Indonesia dalam menghadapi persaingan industri penerbangan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis terhadap PT. Garuda Indonesia melalui berbagai model analisis. Setelah dilakukan pencocokan strategi, maka diperoleh dua alternatif strategi yaitu penetrasi pasar yang 5

kemudian diikuti oleh perkembangan pasar. Dari analisis tersebut dipilih strategi yang paling utama yaitu strategi penetrasi pasar dan diikuti oleh strategi pengembangan pasar apabila diperlukan. Kedua, Skripsi dengan judul Strategi Pemasaran Pameran Otomotif Semarang Oleh PT Dyandra Promosindo Sebagai Wisata MICE (Meeting, Incentive, Converence, Exhibiton) yang disusun oleh Agung Aldino M. Noor, mahasiswa Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada tahun 2015, dimana skripsi tersebut membahas strategi pemasaran dalam pameran yang diselenggarakan oleh PT. Dyandra Promosindo dalam wisata MICE (Meeting, Incentive, Converence, Exhibiton). Industri MICE memiliki pengaruh yang tinggi dibanding wisata konvensional, hal tersebut menjadikan atmosfir persaingan lebih bergairah. Industri otomotif di Indonesia menjadi salah satu lahan industri MICE tumbuh dengan banyaknya kegiatan pameran. Hal tersebut menunjukkan adanya potensi wisata MICE pada Pameran Otomotif Semarang. Untuk menjadi daya tarik wisata diperlukan pembenahan di berbagai aspek dalam penyelanggaran pameran. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai unsur rekreasi dalam Pameran Otomotif Semarang dan bagaimana analisis strategi pemasaran dapat membuat sebuah pameran menjadi solusi rekreasi dan bisnis masyarakat Kota Semarang. 6

Ketiga, Tugas Akhir dengan judul Analisis Pengaruh Bauran Promosi terhadap Pendapatan Perusahaan yang disusun oleh Ardyan Hildhatama, mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada tahun 2015, dimana tugas akhir tersebut membahas dalam menerapkan kebijakan strategi bauran pemasarannya tentu perusahaan ingin mendapatkan hasil yang efektif dan efisien. Salah satu cara yang ditempuh perusahaan adalah dengan menerapkan kebijakan bauran promosi (periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan, publisitas, dan pemasaran langsung). Pengaruh bauran promosi terhadap pendapatan perusahaan dan sekaligus mengetahui bauran promosi manakah yang paling signifikan mempengaruhi pendapatan perusahaan sehingga dilakukan sebuah penelitian ilmiah. Berdasarkan tinjauan pustaka di atas tugas akhir yang berjudul Penjualan Tiket Promo Oleh Aerotravel Yogyakarta Dalam Garuda Indonesia Travel Fair 2016 belum pernah di kerjakan sebelumnya. F. Landasan Teori 1. Pemasaran Pariwisata Yoeti mengemukakan bahwa pemasaran pariwisata adalah suluruh kegiatan untuk mempertemukan permintaandan penawaran, sehingga 7

pembeli mendapat kepuasan dan penjual mendapat keuntungan maksimal dengan resiko seminimal mungkin (Yoeti, 1995:29). Pemasaran pariwisata merupakan hal yang kompleks sekali karena produk dari industri pariwisata mempunyai ciri khas dibandingkan produk berupa barang. Selain itu produk pariwisata sering kali saling berkaitan (Muljadi, 2009:87). 2. Marketing Mix Kotler menyatakan definisi bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan (Rangkuti, 2004:17). Terdapat tempat variabel yang merupakan kumpulan alat pemasaran inti dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat dikendalikan oleh perusahaan seefektif mungkin. Empat variable tersebut adalah 4P, Product, Price, Place, dan Promotion. a. Produk (Product) Sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Dalam pemasaran yang penting dari sebuah produk adalah arti produk tersebut bagi konsumen. Oleh karena itu, produk harus dapat menjawab 8

kebutuhan dan keinginan konsumen yang diidentifikasi melalui riset pasar. Jangkauan produk dan bagaimana menggunakannya merupakan fungsi dari marketing mix. b. Harga (Price) Merupakan sebuah elemen dari marketing mix yang bersifat fleksibel, dimana suatu harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan. c. Lokasi dan Saluran (Place) Keputusan penentuan lokasi yang digunakan untuk memberikan jasa kepada konsumen melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada konsumen dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. 9

d. Promosi (Promotion) Salah satu faktor penentu keberhasilan satu program pemasaran. Kualitas suatu produk bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Tujuan utama dari promosi yaitu menginfomarsikan, mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan konsumen tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Untuk pemasaran industri jasa, bauran pemasaran sebelumnya harus dilengkapi dengan 4P lainnya. Pelengkap tersebut adalah unsur bauran jasa dilakukan antara lain karena jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk, yaitu tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, beranekaragam dan mudah lenyap. Berikut 4P tersebut: 1. Orang (People) Unsur yang penting baik dalam produksi maupun penyampaian kebanyakan jasa. Orang-orang secara bertahap menjadi deferensiasi yang mana perusahaan - perusahaan jasa mencoba menciptakan nilai tambah dan memperoleh keunggulan kompetitif (Payne, 2000:33). 2. Proses (Process) Seluruh prosedur mekanisme dan kebiasaan dimana sebuah jasa diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dan persoalanpersoalan keleluasaan karyawan (Payne, 2000:33). 10

3. Fasilitas Fisik (Physical Evidence) Merupakan fasilitas fisik dari sebuah perusahaan jasa. Menjelaskan penataan building dari suatu perusahaan. Apakah perusahaan menggunakan interior yang unik, lighting system yang menarik, desain ruang yang menarik perhatian konsumen, dan lain sebagainya (Kotler, 2005:17) 4. Kerjasama (Partnership) Hubungan kerjasama yang terjalin dengan usaha yang sejenis maupun tidak yang menciptakan benefit dari pihak-pihak tersebut. (Kotler, 2005:17) Sehingga sebuah perusahaan harus mengelola pemasarannya dengan baik. Caranya mengkobinasikan bauran pemasaran tersebut menjadi 8P (Product, Price, Place, Promotion, People,Process, Physical Evidence, dan Partnership). Hal ini tentu perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari perusahaan. 3. Pameran Pameran merupakan suatu bentuk dalam usaha jasa pertemuan yang mempertemukan antara produsen dan pembeli. Pengertian pameran lebih jauh adalah suatu kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu produsen, kelompok, organisasi, perkumpulan tertentu dalam bentuk menampilkan display produk kepada calon relasi atau pembeli. 11

a. Pameran Tetap (Permanent Exhibition) Pameran yang menyajikan karya-karya secara periodik yang ditata berdasarkan konsep kuratorial dan diselenggarakan oleh penyelenggara. Waktu penyelenggraan Pameran Tetap berlangsung minimal 1 kali dalam satu tahun. b. Pameran Temporer (Temporary Exhibition) Pameran tunggal atau pameran bersama yang menyajikan karya-karya seni rupa dalam jangka waktu tertentu yang diselenggarakan atau kerjasama dengan pihak lain. Waktu penyelenggaraanberlangsung minimal selama 10 hari, maksimal berlangsung selama 30 hari. c. Pameran Keliling (Traveling Exhibition) Pameran yang menyajikan karya-karya dan kerjasama dengan pihak lain. Waktu penyelenggaraan Pameran Keliling minimal berlangsung selama 10 hari. Pameran keliling ini bersifat nomaden dengan arti tidak mempunyai tempat yang tetap. 4. Tiket Penerbangan Tiket pesawat udara adalah salah satu dokumen perjalananyang dikeluarkan oleh maskapai penerangan dan merupakan kontrak tertulissatu pihak yang berisikan ketentuan yang harus dipenuhi oleh penumpang selama memakai jasa penerbangan, dan data penerbangan penumpang yang mempunyai masa periode waktu tertentu (Darsono, 2004:18). 12

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 96.PR.303/Phb-84 menyatakan bahwa masa orde lama maupun orde baru semua tarif penumpang pesawat udara penerbangan dalam negeri sepenuhnya diatur oleh pemerintah. Sebagaimana disebutkan di atas, tarif penumpang pesawat udara Garuda Indonesian Airways ditetapkan lebih tinggi dibandingkan dengan tarif penumpang perusahaan swasta penerbangan dalam negeri lainnya. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 157.PR.303/Phb-83 tentang Tarif Angkutan Udara Dalam Negeri menyatakan bahwa untuk Kelas Utama Pesawat Udara Air Bus yaitu, penyesuaian tarif udara dalam negeri bahkan untuk tarif kelas utama pesawat udara Garuda Indonesian Airways yang menggunakan Airbus diperkenankan 15% lebih tinggi dibandingkan dengan tarif biasa. Maupun tarif penumpang penerbangan dalam negeri, bea pendaratan pesawat udara (aircraft landing charge), bea penempatan pesawat udara (aircraft storage charge), bea pelayanan penerbangan (BP2) (route air navigation facility charge). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan menyatakan bahwa, tarif angkutan udara niaga berjadwal (scheduled airlines) dalam negeri diatur dalampasal 126 sampai dengan Pasal 130. Kebijakan pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 adalah neo-liberal, yang merupakan konsep sosialis dengan konsep liberal, karena itu pemerintah 13

campur tangan terhadap tarif khususnya tarif penumpang angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri kelas ekonomi, sedangkan tarif kelas non ekonomi diserahkan kepada hukum pasar (supply demand) tanpa campur tangan pemerintah. Tarif non ekonomi pemerintah tidak mengatur, tetapi hanya menentukan presentase dari kapasitas tempat duduk, pemerintah merekomendasikan perusahaan angkutan udara niaga berjadwal menyediakan 40% kapasitas tempat duduk untuk non ekonomi, sedangkan sisanya 60% untuk kelas ekonomi. Sesuai dengan ideologi neoliberal 60% kapasitas tempat duduk angkutan udara niaga berjadwal disediakan untuk kelas non ekonomi yang dijual bebas berdasarkan hukum pasar (supply and demand) oleh perusahaan angkutan udara niaga berjadwal. G. Metode Penelitian 1. Tempat dan waktu penelitian a. Tempat penelitian : Aerotravel Yogyakarta b. Alamat : Ina Garuda Hotel, Jl Malioboro No 60 Suryatmajan,Danurejan55213 Yogyakarta c. Telepon : (0274) 557511, 557512, 557513 d. Fax : (0274) 557513 e. Website : www.aerotravel.co.id 14

f. Waktu penelitian : 25 Februari 2016 1 Mei 2016 2. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan tiga metode yaitu observasi, wawancara, dan studi pustaka sebagai berikut: a. Observasi Pengumpulan data setelah melakukan pengamatan secara langsung kondisi yang ada dilapangan.observasi dilakukan selama penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di Aerotravel Yogyakarta. Data yang diobservasi antara lain adalah mengenai pengunjung yang datang, cara pelayanan staf, cara komunikasi antara staf dengan pelanggan, dan hubungan antar perusahaan dengan klien. b. Wawancara Pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung kepada pihak pengelola. Penulis menggunakan pertanyaan yang telah dibuat sesuai dengan data yang harus diperoleh guna melengkapi penulisan tugas akhir. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai profil Aerotravel, strategi pemasaran, tujuan pemasaran dan sasaran pemasaran. 15

c. Studi Pustaka Pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari beberapa buku, dokumen milik perusahaan dan artikel yang berkaitan dengan dunia pariwisata guna melengkapi data dalam penulisan tugas akhir. 3. Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah dengan analisis deskriptif. Analisis deskriptif yaitu hasil penelitian akan berupa jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada saat dimulainya penelitian. Untuk menghasilkan jawaban tersebut dilakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa satu ciri khas penelitian adalah bahwa penelitian merupakan proses yang berjalan secara terusmenerus hal tersebut sesuai dengan kata aslinya dalam bahasa inggris yaitu research, yang berasal dari kata re dan search yang berarti pencarian kembali (Sulipan. tt). 16

H. Sistematika Penelitian Tugas akhir ini akan disusun sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan berisi tentang uraian latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, dan metode penelitian. BAB II: Deskripsi Objek Penelitian a. Deskripsi lokasi penelitian b. Profil objek penelitian. BAB III: Pembahasan berisi analisis terhadap data yang diperoleh. Analisis didasarkan pada landasan teori yang dipaparkan pada Bab I. Pembahasan hasil analisis dapat dibagi menjadi beberapa subbab. BAB IV: Kesimpulan dan Saran dalam bab ini berisi kesimpulan dari penulisan yang menjadi pokok dari pembahasan, dan saran yang didapat dari kesimpulan yang diharapkan berguna bagi Aerotravel Yogyakarta dan penulisan selanjutnya. 17