BAB I PENDAHULUAN. tujuan sosial (mengusahakan bantuan seperti, sekolah, rumah sakit dan sebagainya). 1 Keberadaan

dokumen-dokumen yang mirip
YAYASAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN (YPLP) PENDIDIKAN TINGGI (DIKTI) PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (PGRI) PROVINSI SUMATERA BARAT

kemajuan suatu negara ditentukan oleh tinggi rendahnya pendidikan warga negaranya. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. 1. Arti pendidikan itu sendiri adalah pendidikan sebagai gejala universal,

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali

BAB I PENDAHULUAN. Pertanahan Nasional juga mengacu kepada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. hukum adat terdapat pada Pasal 18 B ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara

PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan)

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, di mana dalam pelaksanaan dilakukan secara alamiah, apa adanya,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat terjadinya interaksi antara individu dengan individu lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa. Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat absolute dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dapat diartikan. dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Pada kenyataannya saat sekarang ini ekonomi pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan, keberadaan manusia tidak lepas dari peranannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada negara Indonesia, tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Tujuannya agar peserta

I. METODE PENELITIAN

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Negara. Perkawinan menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 1

ANGGARAN DASAR BADAN KOORDINASI PAGUYUBAN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. sosial guna mengatasi hal-hal yang mungkin terjadi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa..., dalam rangka mencapai tujuan negara. dalam bentuk pemberian pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945 yang menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANGGARAN DASAR ASOSIASI SMASH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kototangah Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, pada Pasal 1

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL) BAGI PESERTA ASKES OLEH PT. ASKES KEPADA RSI. IBNU SINA PADANG YULI TRINIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh hukum adatnya masing-masing. Negara telah mengakui hak-hak adat

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan dalam pemerintahnya. yang memiliki jiwa-jiwa besar dalam mewujudkan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan, akan tetapi tujuannya tidak lebih dari membantu atau meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001,

BAB I PENDAHULUAN. besar. Oleh karena itu untuk memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya. bagi kemakmuran dan kesejahteraan, bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. umum. Diantaranya pembangunan Kantor Pemerintah, jalan umum, tempat

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

ANGGARAN DASAR POSDAYA Dusun Pokoh, Desa Giripurno, Kec. Borobudur, Kab. Magelang

BAB I PENDAHULUAN. (hidup berkelompok) yang biasa kita kenal dengan istilah zoon politicon. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan yang akan datang akan dicatat dalam peristiwa sejarah. Dengan ketiga cakupan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 73

BAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. 1. dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya. Sedangkan. ikatan yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ke arah yang lebih baik yaitu arah yang menunjukkan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap semakin banyaknya sekolah yang memawarkan layanan

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia.

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Anggaran Dasar Daihatsu Zebra Club

Peran dinas perhubungan dalam mendukung peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Magelang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN/PENDIRIAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanah, dapat dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik secara

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Perkawinan merupakan suatu

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Aliran sumber daya jenis ini entah dipakai atau tidak, terus menerus ada dan. diperbaharui ini dapat mengakibatkan kerugian.

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan sebagainya yang menerbitkan buku, dan majalah. (Depdiknas,

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara merupakan salah satu asas pokok. pembentukan pemerintah Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya dan sekaligus mempraktekkannya

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran proses dan kegiatan suatu organisasi. Untuk menghadapi permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

2015, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yayasan adalah badan hukum yang dikelolah oleh sebuah pengurus dan didirikan untuk tujuan sosial (mengusahakan bantuan seperti, sekolah, rumah sakit dan sebagainya). 1 Keberadaan yayasan, khususnya yayasan pendidikan di Kota Padang sudah dimulai periode awal abad ke-20, diantaranya adalah Yayasan Syarekat Oesaha Adabiah didirikan pada tahun 1941. 2 Pasca kemerdekaan berdiri yayasan-yayasan baru, seperti: Yayasan Prayoga yang berdiri pada tahun 1962, Yayasan Kartika dididrikan pada tahun 1976, Yayasan PGRI didirikan Pada tahun 1978, 3 selain itu juga terdapat Yayasan Pembina Pembangunan Sumatera Barat Bunda Perwakilan Sumatera Barat atau yang disingkat Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat yang didirikan pada tahun 1979. 4 Berdirinya Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat tidak terlepas dari peran Yayasan Bunda yang telah lebih dahulu berdiri di Jakarta pada tahun 1971. Yayasan yang dipelopori oleh para tokoh wanita Sumatera Barat diantaranya Nelly Adam Malik, Ratna Tanoen Rahman Tamin, Dra. Syamsinoer Adnoes, serta Ratna Maida Hasjim Ning, sehingga muncul keinginan para pendiri untuk membentuk sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Bunda. Tujuan dari yayasan ini adalah sebagai badan sosial yang menjalankan kegiatan-kegiatan usaha di lapangan 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hlm. 1015. 2 Ibnu Hajar, dkk, 75 Tahun Adabiah, (Padang: Yayasan Adabiah,1998), hlm.4. 3 Irhamni, Sejarah Perkembangan Yayasan Yayasan pendidikan di kota Padang 1970-2001, Skripsi, Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang : 2007. 4 Akta Notaris Yayasan Pembina Pembangunan Sumatera Barat Bunda, Padang: 1980. 1

pembangunan nasional, baik secara fisik maupun spiritual, menuju kearah kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya, dan masyarakat Sumatera Barat pada khususnya. 5 Yayasan Bunda pada awalnya hanya melakukan kegiatan yang bergerak di bidang budaya dan sosial saja, seperti dilaksanakannya malam penggalangan dana yang mempertunjukkan operet Baralek Gadang di Ball Room Hotel Indonesia, Jakarta pada tahun 1977. Selain itu, yayasan ini juga mengadakan pertunjukan operet Galodo di Ball Room Hotel Hilton Jakarta sebagai wadah pengumpulan dana untuk diberikan kepada korban galodo Merapi di Sumatra Barat pada tahun 1979. Untuk mewujukan tujuan awal pendiriannya maka pengurus Yayasan Bunda yang berkedudukan di Jakarta membentuk sebuah perwakilan yang didiri pada tahun 1979 di Kota Padang. 6 Keberadaan Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat ini aktif menjalankan usaha-usaha atau kegiatan, secara langsung berpartisipasi dalam pembinaan dan pembangunan masyarakat di Sumatera Barat. Kepengurusan awal Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat yang berkedudukan di Kota Padang sampai pada tahun 1990 untuk kepengurusan inti seperti ketua, sekretaris dan bendahara tidak banyak mengalami perubahan. Penambahan anggota terjadi dalam bidangbidang kepengurusan, baik itu bidang pendidikan, kesehatan maupun kesejahteraan. Adapun kepengurusan awal Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat yaitu: Ketua Sekretaris Bendahara : Zuraida Hasan Basri Durin : Manzarni : As. Nasir Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat dibentuk tidak hanya untuk perkumpulan wanita-wanita Minangkabau yang hidup di perantauan, namun juga menjadi sebuah wadah untuk 5 Ibid,. 6 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan Bunda, Jakarta: 1979 2

memajukan dan meningkatkan kehidupan masyarakat Sumatera Barat. Pendirian yayasan ini diharapkan mampu menjadi sebuah organisasi yang turut serta dalam memperjuangkan pendidikan yang bermutu dengan biaya terjangkau serta meningkatkan kesehatan masyarakat, sehingga membawa perubahan yang lebih baik untuk kemajuan masyarakat Sumatera Barat. Demi mencapai maksud dan tujuannya, maka Yayasan Bunda Perwakilan Sumtera Barat mendirikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Bunda Padang pada tahun 1979. 7 SMA yang beralamat di Jalan Bunda No. 1 Ulak Karang Barat, SMA Bunda ini mulai beroperasi ditahun yang sama ditandai dengan menerima siswa baru pada tahun pelajaran 1979-1980. Kemudian pada tahun 1980, Yayasan ini kembali mendirikan sebuah lembaga pendidikan, dengan didirikannya Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bunda Padang, 8 beralamat di Jalan Bunda Raya No. 4 Ulak Karang. SMP Bunda ini mulai menerima siswa baru pada tahun pelajaran 1981/1982. Hingga sekarang kedua lembaga pendidikan tersebut tetap berdiri, dan telah mengisi sejarah pendidikan di Sumatera Barat, khususnya sejarah pendidikan di Kota Padang. Usaha lain yang dilakukan oleh Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pada tahun 1985 didirikanlah sebuah kursus keterampilan. Bentuk kerampilan yang diberikan yaitu keterampilan menjahit. Didirikannya kursus keterampilan ini diharapkan mampu memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan menjahit bagi semua peserta didik, sehingga memberikan peluang dalam kegiatan ekonomi produktif masyarakat. Namun, kegiatan kursus keterampilan ini terhenti karena menghadapi beberapa kendala, salah satunya yaitu kurangnya minat masyarakat untuk bergabung kedalam kegiatan kursus keterampilan ini. Kegiatan lain yang juga diusahakan oleh pihak Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat dalam bidang kesehatan masyarakat, maka 7 Profil Sekolah Menengah Atas (SMA) Bunda Padang, Tahun 2011 8 Profil Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bunda Padang, Tahun 2012 3

pada tahun 1986 didirikanlah sebuah Poliklinik Gigi Bunda yang beralamat di Jalan Rasuna Said No.56, Padang. Sumber dana Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat didapatkan dari bantuan pihak pemerintah atau swasta, sumbangan dari masyarakat baik perorangan maupun kelompok, uang sekolah, uang pendapatan poli klinik dan lain sebagainya. Pendapatan yang diterima harus didasarkan pada azas-azas kesukarelaan, sah dan tidak mengikat, dan tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku dari pihak yang berwajib, dan juga tidak bertentang dengan maksud dan tujuan yayasan. 9 Keberadaan Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat menarik untuk dikaji karena yayasan ini merupakan sebuah wujud dari upaya wanita-wanita Minangkabau untuk memajukan Sumatera Barat baik itu dibidang pendidikan seperti mendirikan lembaga pendidikan baik itu SMP Bunda Padang, SMA Bunda Padang, mendirikan sebuah kursus keterampilan menjahit untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan bekal ilmu dan keterampilan yang mampu membuka peluang untuk menciptakan usaha dalam bidang ekonomi produktif masyarakat. Selain itu Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat juga melakukan usaha dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan didirikannya Poliklinik Gigi Bunda. Penelitian tentang yayasan telah pernah dilakukan, beberapa tulisan yang membahas yayasan diantaranya, skripsi tentang yayasan yang ada di Kota Padang telah pernah dikaji yaitu skripsi Irhamni, Sejarah Perkembangan Yayasan-Yayasan Pendidikan di Kota Padang 1970-2001, membahas tentang perkembangan yayasan pendidikan di Kota Padang selama periode tersebut. 10 Tetapi hanya mengambil beberapa yayasan yang mewakili yayasan-yayasan yang ada di Kota Padang. 9 Op.,cit Akta Notaris,. 10 Irhamni, Op.,cit. 4

Skripsi Eryanita, Yayasan Budi Mulia Tahun 1951-1970. 11 Penelitiannya diambil dari tahun 1951-1970 mengenai yayasan Budi Mulia, penelitian ini lebih memfokuskan pada yayasan sosial. Skripsi Dewi Sulastri yang berjudul Yayasan Darul Ma arif Al-Karimiyah Padang 1984-2009. 12 Skripsi ini menjelaskan tentang perkembangan dan upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak yayasan Darul Ma arif Al- Karimiah untuk terus bertahan. Skripsi Adek Kurniawan, Eksistensi Yayasan Pembina Generasi Penerus Padang Dalam Mengembangkan Pendidikan di Kota Padang 1987-2009. 13 Skripsi ini mengambarkan perkembangan Yayasan Pembina Generasi Penerus (YPGP) Padang sebagai yayasan pengganti dalam menaungi sebuah Sekolah Tinggi yaitu STIA LPPN Padang. Berdasarkan tulisan yang membahas tentang yayasan di atas, maka muncul keinginan untuk meneliti Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat dilihat dari aspek sejarah, dan belum ada tulisan yang membahas yayasan ini. Yayasan ini menarik untuk dikaji karena, Pertama proses pendirian Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat merupakan wujud kepedulian wanita-wanita Minangkabau yang berada di perantauan untuk meningkatkan pendidikan dan kesehatan masyarakat Sumatera Barat. Kedua, upaya-upaya yang dilakukan oleh yayasan untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan sehingga bisa bertahan dan berupaya untuk tetap memberikan pelayanan di bidang kesehatan masyarakat. Berdasarkan persoalan diatas maka diangkatlah hal ini sebagai tema penelitian dengan judul Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat Tahun 1979-2012. 11 Eryanita, Yayasan Budi Mulia tahun 1951-1970, Skripsi, Fakultas Sastra Universitas Andalas, Padang:1998. 12 Dewi Sulastri, Yayasan Darul Ma arif Al-Karimiyah, Skripsi, Fakultas Sastra Universitas Andalas, Padang: 2010. 13 Adek Kurniawan, Eksistensi Yayasan Pembina Generasi Penerus Padang dalam Mengembangkan Pendidikan di Kota Padang 1987-2009, Skripsi, Fakultas Sastra Universitas Andalas, Padang: 2010 5

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Pembatasan Masalah dalam penelitian yang berjudul Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat Tahun 1979-2012 ini dibagi menjadi dua bagian yaitu batasan temporal dan batasan spasial. Batasan temporal dimulai pada tahun 1979 yang merupakan tahun awal berdirinya Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat. Sedangkan batasan akhir pembahasan adalah pada tahun 2012, karena pada tahun tersebut terjadi pergantian pengurus. Batasan spasial pada penelitian ini adalah kota Padang, karena di daerah inilah berdiri kantor pengurus Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat dan berkembang hingga sekarang. Untuk memfokuskan permasalahan ini agar lebih jelas dan terarah, maka dirumuskan kedalam beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat? 2. Bagaimana perkembangan Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat tahun 1979-2012? 3. Bagaimana bentuk pengelolaan aktivitas Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan hal-hal yang melatarbelakangi berdirinya Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat. Berdasarkan pembatasan masalah dan perumusan tersebut maka penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang hendak di capai sebagai berikut: 1. Memaparkan tentang latar belakang berdirinya Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat. 2. Menjelaskan perkembangan Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat tahun 1979-2012. 6

3. Menjelaskan tentang bentuk pengelolaan aktivitas Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat. Adapun manfaat dari penelitian Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat tersebut merupakan suatu usaha untuk memperoleh gambaran yang utuh dari rangkaian proses dimaksud diatas. Selain itu untuk mempelajari suatu bentuk lembaga yang terdapat dalam masyarakat Kota Padang Sehingga diharapkan menjadi satu tulisan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, serta dapat mengenal Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat. D. Kerangka Analisis Sesuai dengan judul penelitian ini Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat Tahun 1979-2012 maka dikategorikan ke dalam kajian sejarah sosial. Sejarah sosial adalah setiap gejala yang memanifestasi kehidupan sosial suatu komunitas atau kelompok. Ruang lingkup sejarah sosial sangat luas karena hampir seluruh aspek kehidupan mempunyai dimensi sosialnya. 14 Salah satu aspek kehidupan yang memiliki dimensi sosial tersebut adalah lembaga. Lembaga merupakan sekumpulan norma-norma pengaturan prilaku dalam aktifitas hidup tertentu dan juga lembaga merupakan wadah sebagai tempat manusia beraktivitas dalam rangka hidup bersama (berkelompok). 15 Menurut Soejono Soekanto, lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma dari segala tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. 16 Lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan peran dalam perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala aspek kehidupan. 14 Sartono Kartodidjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm. 50 15 Sugianto, Lembaga Sosial, edisi ke I, cetakan I, (Yokyakarta: Global Pustaka Utama, 2002), hlm. 2. 16 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1987), hlm.178. 7

Dalam hal ini lembaga pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama, melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sitem. Kedua mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan. 17 Kemudian sebagai agen perubahan lembaga pendidikan berfungsi sebagai alat: pengembangan pribadi, pengembangan warga, pengembangan budaya, pengembangan bangsa. Salah satu bentuk dari lembaga ialah organisasi. Organisasi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis, salah satu contoh organisasi yaitu yayasan. Yayasan adalah suatu badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota, karena hanya mempunyai organ yang terdiri atas pembina, pengurus dan pengawas. 18 Yayasan ini dapat digolongkan sebagai yayasan pendidikan. Yayasan pendidikan merupakan sebuah badan yang bertugas sebagai penyelenggara pendidikan. Yayasan sebagai penyelenggara pendidikan bertanggungjawab atas pengadaan dan pendayagunaan tenaga pendidikan, buku pelajaran, peralatan pendidikan, tanah, gedung serta pemeliharaannya. Pendidikan di Indonesia terdiri atas pendidikan umum dan pendidikan agama. Pendidikan umum merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan latihan, proses perbuatan cara didik ang dibekali dengan pendidikan umum seperti ilmu alam dan ilmu sosial. 19 Penelitian ini membahas tentang perkembangan Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat yang bergerak di bidang sosial pendidikan dengan tujuan untuk memajukan pendidikan 17 Oemar Hamalik, Perencanaan Pegajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi aksar, 2005). hlm: 23 18 Undang-undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 2001, tentang Yayasan. 19 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), hlm.11. 8

sebagai bagian penting dari unsur pembangunan nasional yang berazaskan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat merupakan perwujudan dari gagasan para wanita Minangkabau yang memiliki keinginan untuk mengadakan pembinaan dan pembangunan kearah kesejahteraan masyarakat Sumatera Barat. E. Metode Penelitian Agar penelitian ini memperoleh hasil yang baik, maka perlu menggunakan tahap-tahap metodologis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Metode sejarah memiliki empat tahap yaitu, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi (penulisan). 20 Pengumpulan sumber baik sumber tertulis maupun sumber lisan dapat dilakukan dengan studi kepustakaan untuk memperoleh sumber primer dan sekunder. Sumber primer dalam penelitian ini bahanbahan yang terkait dengan penelitian adalah arsip-arsip berhubungan dengan yayasan yang akan diteliti. Arsip yang digunakan adalah Soeleman Ardjasasmita, Akta Notaris, No.43, Tahun 1980, Terdaftar No.43/th.1980. Soeleman Ardjasasmita, Akta Notaris, No.2, Tahun 1987, Terdaftar No. 02/th. 1987. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan Bunda 8 November 1979. Surat Keputusan Ketua Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat No.sekp 31/YYB- PWK-Pdg/X-1990. Sumber primer berupa wawancara langsung dengan pengurus-pengurus Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat dan orang-orang yang terlibat langsung dalam yayasan seperti ketua, sekretaris, bendahara yayasan, ketua-ketua bidang, kepala sekolah, staf pengajar, karyawan dan tokoh masyarakat yang ikut serta dalam komite sekolah. Serta sumber skunder dari buku-buku yang berkaitan dengan yayasan yang akan diteliti. Setelah semua sumber didapatkan maka akan 20 Ibid., hlm. 34 9

dilakukan tahap kedua yaitu kritik sumber. Kritik sumber ini bertujuan untuk mendapatkan fakta sejarah. Kritik sumber dilakukan dengan dua cara yaitu kritik interen untuk mengkaji kredibilitas sumber dan kritik eksteren untuk menentukan otensitas atau keabsahan sumber. 21 Tahap ketiga adalah interpretasi. Interpretasi merupakan penafsiran yang berkaitan dengan fakta-fakta sejarah. Proses interpretasi dalam penelitian ini didukung oleh wawancara teoritis sebagaimana terdapat dalam kerangka analisis. Tahap terakhir adalah historiografi atau penulisan yang akan menjadikan suatu karya sejarah. 22 Historiografi merupakan tahap penyusunan fakta-fakta sejarah secara sistematis, agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disusun sebelumnya. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tentang Yayasan Pembina Pembangunan Sumatera Barat Bunda Perwakilan Sumatera Barat Tahun 1979-2009, akan di uraikan dalam beberapa Bab yaitu: Bab I berupa pendahuluan. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka analisis, metode penelitian dan bahan sumber, sistematika penulisan. Bab II menjelaskan Gambaran Umum Kota Padang. Pembahasan tersebut terdiri dari beberapa sub bab antara lain keadaan geografis Kota Padang dan perkembangan yayasan pendidikan di Kota Padang. Bab III menjelaskan tentang perkembangan Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat. Pembahasan tersebut dibagi menjadi beberapa sub bab yang terdiri dari latar belakang berdirinya 21 Taufik Abdullah, Abdurrahman Sumiharjo, Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Presfektif, (Jakarta: PT. Gramedia, 1985), hlm.154-183 22 Fitria Arfilina, Martinneke Perangkai Bunga (1957-2005), Skripsi, Fakultas Sastra Universitas Andalas, 2006, hlm. 17 10

Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat, kepengurusan, unit sekolah, Poliklinik Gigi Umum Bunda, dan Kursus Keterampilan Bunda. Bab IV merupakan bagian yang menjelaskan tentang partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat terhadap Yayasan Bunda Perwakilan Sumatera Barat. Pembahasan tersebut dibagi menjadi beberapa sub bab antara lain tentang partisipasi masyarakat sekitar dan partisipasi pemerintah. Bab V merupakan bagian akhir dari penulisan ini yang berupa kesimpulan dan jawaban pertanyaan-pertanyaan dari bab Pendahuluan. 11