ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA INDUSTRI GITAR DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2003 DAN TAHUN 2008

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS USAHA INDUSTRI MEUBEL DI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2001 DAN TAHUN 2006

ANALISIS PERKEMBANGAN PRODUKSI USAHA INDUSTRI ALKOHOL DI DESA BEKONANG KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2002 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri merupakan bidang mata pencaharian yang menggunakan keterampilan dan ketekunan kerja dan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

USAHA INDUSTRI GERABAH DAN SUMBANGANNYA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI DESA BENTANGAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian utama masyarakatnya di bidang pertanian. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi.

KAUSALITAS PRODUKSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI GULA KELAPA DI KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TESIS

BAB II METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI TENUN IKAT TRADISIONAL DI DESA TROSO KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA

KEBERLANGSUNGAN USAHA INDUSTRI MIE SO ON DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

ANALISIS KESEMPATAN KERJA DAN PEMANFAATAN TENAGA KERJA DI PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 DAN 2004

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia

KAJIAN KEBUTUHAN PELAYANAN KAWASAN PERINDUSTRIAN KALIJAMBE BERDASARKAN PREFERENSI PENGUSAHA MEBEL KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi yang penting. Keberadaannya yang sebagian besar di daerah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan kegiatan-kegiatan yang. dilakukan oleh suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

ANALISIS TENAGA KERJA INDUSTRI BATIK TULIS SERTA SUMBANGANNYA TERHADAP EKONOMI KELUARGA DI KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Indonesia merupakan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup

Skripsi. Mencapai Fakultas Geografi. Disusun oleh : E

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2001 DAN 2005

KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI MEUBEL DAN FAKTOR- BERPENGARUH DI KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

III. METODE PENELITIAN. berusaha untuk mengetahui sejauh mana faktor faktor seperti faktor ekonomi

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

BAB III METODE PENELITIAN. Pabundu Tika, 2005:12). Desain penelitian bertujuan untuk memberi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

Pengaruh Ketrampilan dan Kedisiplinan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja : Studi Pada Karyawan UD. Ambar Jati Di Klaten. Sri Hartana F BAB I

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

BAB II METODE PENELITIAN. analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mampu meningkatkan taraf hidup penduduknya. Peningkatan pendapatan di

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita pelajari sejarah perekonomian Indonesia sejak masa awal Orde

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POTENSI PERKEMBANGAN INDUSTRI KECIL Kasus Industri Kecil Mebel Kayu di Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah suatu proses yang berkesinambungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan ekonomi yaitu, peningkatan ketersediaan serta

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

BAB I PENDAHULUAN. saat ini masih dalam proses pembangunan disegala bidang baik dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Geografi FKIP UMP 2015 ISBN Purwokerto, 13 Juni 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi produksi, dan

BAB I PENDAHULUAN. cara untuk mencapai keadaan tersebut. Adanya pembangunan selain

DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

POLA KERUANGAN DAN FAKTOR-FAKTOR LOKASI SENTRA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh: MUHAMMAD FAJAR NUGROHO L2D

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kusumaningrat (2009:4), bahwa pada awal tahun 2003 pemerintah

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA INDUSTRI GITAR DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2003 DAN TAHUN 2008 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi Oleh : PRASETYO ADI Nim : E 100 050 026 Kepada FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara yang sedang berkembang pada umumnya merupakan negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya hidup dari usaha pertanian, seperti halnya dengan Indonesia. Keadaan tersebut merupakan satu masalah yang pelik yang disebabkan semakin menyempitnya lahan pertanian yang ada. Sementara itu proses industrialisasi yang diharapkan mampu untuk memperluas dan menampung kesempatan kerja berjalan sangat lambat (Mubyarto,1984). Untuk mengatasi hal tersebut maka pemerintah berusaha meningkatkan dan mendorong sektor lainnya yaitu sektor industri, sehingga masalah kesempatan kerja dapat teratasi dengan memperluas lapangan pekerjaan di sektor industri. Tumbuhnya sektor baru yaitu kegiatan industri kecil merupakan satu gejala yang baru dalam sektor perekonomian dalam masyarakat. Sektor kegiatan ekonomi yang timbul ini bercorak usaha kecil, karena kegiatan ini tumbuh sebagai sub sistem ekonomi. Hal lain dapat juga dilihat peranannya, industri kecil di indonesia dicatat mampu menyumbang peningkatan pendapatan keluarga dan diukur dari kesempatan kerja mampu menyerap tenaga kerja. Usaha pengembangan industri kecil telah dilakukan oleh pemerintah, baik secara sektoral maupun intern sektoral. Hal ini dilakukan karena hadirnya industri kecil mempunyai peranan yang besar dalam sumbangan peningkatan taraf hidup masyarakat Desa. Perhatian dan arah pengembangan industri kecil ini dengan menitikberatkan pada pertimbangan-pertimbangan kemanfaatan hadirnya industri kecil tersebut sebagai : 1. Industri ini mampu memberikan lapangan kerja bagi penduduk yang umumnya belum bekerja menggunakan waktu secara penuh. 2. Industri ini memberikan tambahan pendapatan tidak hanya bagi pekerja atau kepala keluarga tetapi juga pada anggota-anggota keluarga lain. Selain itu keunggulan secara umum seperti diatas, usaha kecil memiliki arti strategis secara khusus bagi suatu perekonomian, diantaranya :

2 1. Dalam banyak produk tertentu, perusahaan besar banyak bergantung kepada perusahaan-perusahaan kecil, karena jika dikerjakan sendiri oleh mereka (perusahaan besar) maka marginnya menjadi tidak ekonomis. 2. Merupakan pemerataan kosentrasi dari kekuatan-kekuatan ekonomi dalam masyarakat. (Harimurti Subanar, 1994 ). Dengan terbukanya industri di pedesaan memberikan peluang untuk berkerja diluar sektor pertanian. Industri yang berkembang didaerah baik teknologinya, permodalan, manajemen dan pemasarannya. Dengan sifat tradisional itu sebetulnya memberi keuntungan bagi masyarakat dipedesaan karena untuk memasuki atau berusaha dibidang industri kecil tidak memerlukan pendidikan yang tinggi atau modal yang besar dengan teknologi canggih. Industri dalam bentuk komunitas merupakan salah satu contoh nyata dalam hal peningkatan partisipasi dan pemerataan proses produksi dan distribusi oleh masyarakat. komunitas industri adalah kumpulan usaha industri yang berada disuatu wilayah tertentu dimana didalamnya terdapat keterkaitan dan keseimbangan hubungan antara unit-unit usaha industri yang ada. Salah satunya adalah industri kecil pada sektor industri pengrajin gitar yang mampu bertahan dalam kedaaan perekonomian yang terkena krisis global. Selain itu industri gita juga memerlukan jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru, dan industri gitar tidak begitu tergantung dengan bahan baku import dari luar negeri melainkan bahan baku dari dalam negeri yang mudah didapatkan pada daerah sekitarnya maupun dari daerah luar kota yang masih mudah dijangkau dengan alat transportasi yang ada walaupun pada bagian proses finishing bahan baku berupa cat akan mengalami kenaikan harga sebagai dampak dari krisis perekonomian global. Bahan baku industri gitar pada umumnya hanya memerlukan bahan baku berupa papan kayu serta lembaran triplek yang merupakan bahan baku utama yang didapatkan pengusaha industri gitar dari daerah sekitarnya. Sedangkan triplek didapatkan pengusaha gitar dari toko-toko bahan bangunan atau di stok

3 langsung oleh para distributor dari daerah sekitarnya, misalnya dari Kartasura ataupun dari Kota Surakarta. Industri gitar mempunyai tingkat keterkaitan yang akan mempengaruhi keberlangsungan usaha. tingkat keterkaitan dibedakan menjadi 3 macam yaitu keterkaitan vertikal, keterkaitan horisontal dan keterkaitan komplementer. keterkaitan vertikal terjadi jika output satu aktivitas merupakan input untuk aktifitas lainnya dimana dalam industri gitar di Kecamatan Baki setiap rumah usaha yang ada akan berpengaruh terhadap rumah usaha yang lain karena sifat dari industri gitar ini mempunyai tahapan proses produksi yang berbeda. keterkaitan horisontal termasuk didalamnya persaingan antar aktivitas atau unitunit aktivitas baik untuk pasar-pasar dan juga untuk input-input (buruh). Keterkaitan komplementer merupakan hubungan yang terjadi antara produsen yang sejenis dan hubungan antara produsen-produsen pemakai yang menyediakan barang saling bersambung (Wie 1998). Keberlangsungan usaha dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi (bahan baku, modal, tenaga kerja dan pemasaran). Keberlangsungan akan mempengaruhi kenaikkan dan penurunan unit usaha dan hasil produksi dari tingkat keberlangsungan usaha juga berpengaruh terhadap pendapatan usaha. karena kenaikkan dan penurunan unit usaha yang berpengaruh terhadap tingkat produksi yang akan mempengaruhi besar pendapatan usaha dan juga akan mempengaruhi tingkat pendapatan total keluarga bagi pengusaha karena usaha industri itu merupakan penyumbang terbesar bagi pendapatan keluarga selain pendapatan yang diperoleh dari luar usaha itu sendiri (Hadi Prayitno, 1987). Keterkaitan antar faktor-faktor produksi dalam mendorong produksi dalam hal ini industri gitar sangat erat hubungannya oleh sebab itu, setiap faktor produksi akan mempengaruhi produksi gitar. Produksi berkaitan dengan pendapatan pengusaha. Sehingga masalah faktor-faktor pokok industri yang berpengaruh terhadap produksi masih sangat erat kaitannya dengan pendapatan pengusaha dari usaha industri tersebut. Oleh sebab itu penelitian berusaha mendekati permasalahan-permasalahan yang dihadapi industri gitar pada daerah

4 penelitian dengan cara membahas faktor-faktor produksi pada industri gitar dalam hubungannya dengan pendapatan pengusaha dari usaha industri gitar. Dengan pendapatan yang diperoleh dari rangkaian hasil aktivitas manusia dalam usaha industri gitar, maka akan terjadi perubahan bagi keluarga pengusaha dan pekerja. Perubahan tersebut yaitu peningkatan pendapatan dan pendapatan ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pendapatan bagi keluarga yang secara tidak langsung besarnya pendapatan akan berpengaruh terhadap faktor produksi sehingga akan terjadi peningkatan modal yang digunakan oleh pengusaha. Untuk memudahkan penjelasan data-data dari suatu industri yang masih berbentuk angka dan tabel maka diperlukan satu media pemetaan. Adanya media pemetaan akan mempermudah pengguna informasi tersebut dalam menerima informasi yang disajikan. Pada saat ini peta mempunyai pengaruh besar atas kegiatan manusia, dan kebutuhan akan peta lebih besar dari sebelumnya. Peta diperlukan dalam berbagai hal antara lain : kerekayasaan, perencanaan perkotaan dan regional, manajemen lingkungan, konservasi, konstruksi, pertanian, geologi, militer, industri dan lainlain. Dengan adanya peta akan lebih mudah dan cepat untuk mengetahui persebaran, macam dan nilai datanya di bandingkan melalui angka-angka. Kecamatan Baki merupakan daerah yang masuk dalam wilayah Kabupaten Sukoharjo. Adapun batas wilayah Kecamatan Baki disebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gatak dan Kecamatan Kartasura, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan sebelah utara berbatasan dengan Kota Surakarta dan di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Baki. Luas wilayah Kecamatan Baki adalah 2.197 Ha terbagi menjadi lahan tanah sawah seluas 1.312 Ha, lahan bukan sawah seluas 885 Ha dengan rincian lahan pekarangan seluas 736 Ha, tegal atau kebuan seluas 3 Ha dan lain-lain seluas 145 Ha. Dari luas wilayah tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar luas wilayah Kecamatan Baki adalah tanah sawah. Pada daerah penelitian Kecamatan Baki perkembangan industri kecil gitar di daerah penelitian pada tahun 2003 dan pada tahun 2008 terjadi perkembangan

5 yang sangat lambat. Hal ini dimungkinkan akibat dari ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, modal, pemasaran yang sangat sulit. Sedangkan untuk transportasi Kecamatan Baki tidak mengalami kendala. Hal ini dapat dilihat dari letak Kecamatan Baki yang berbatasan langsung dengan pusat Kota Surakarta pada sebelah utara. Adapun jumlah unit industri gitar di Kecamatan Baki dari tahun 2003 dan Tahun 2008 mengalami peningkatan sebanyak 6 pengusaha dimana pada tahun 2003 berjumlah 59 pengusaha dan bertambah menjadi 65 pengusaha pada tahun 2008. Sedangkan untuk jumlah tenaga kerja yang digunakan pada rahun 2003 berjumlah 120 tenaga kerja dan meningkat menjadi 185 tenaga kerja pada tahun 2008. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa tingkat perkembangan industri gitar di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo sangat lambat. Hal ini dapat dilihat dari pertambahan jumlah industri selama kurun waktu lima tahun yang cenderung kurang berkembang dimana pertambahan unit usaha selama 5 tahun hanya terjadi peningkatan 6 unit usaha tetapi peningkatan penyerapan tenaga kerja yang terjadi sebanyak 65 orang, sehingga diperlukan analisis lebih jauh untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Industri gitar yang ada di daerah penelitian merupakan usaha yang sudah lama ada didaerah penelitian dan merupakan usaha yang diandalkan masyarakat sekitar sebagai mata pencaharian utama. Dalam proses produksinya industri gitar didaerah penelitian mempunyai ciri pada pembagian proses produksi untuk setiap rumah usaha. Setiap rumah usaha industri gitar mempunyai pembagian proses produksi yang berbeda yaitu terdapat tenaga kerja yang hanya mengerjakan bagian gagang gitar saja, ada juga yang mengerjakan bagian badan gitar serta bagian finishing saja. Hal ini dilakukan pengusaha dengan alasan agar kualitas barang produksi tetap terjaga. Dari latar belakang masalah diatas penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA INDUSTRI GITAR DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2003-2008

6 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah didaerah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan usaha industri gitar di Kecamatan Baki tahun 2003 dan tahun 2008? 2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perkembangan produksi industri gitar di Kecamatan Baki? 1.3 Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1. Mengetahui perkembangan usaha industri gitar di Kecamatan Baki tahun 2003 dan tahun 2008. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan produksi industri perkembangan produksi industri gitar di Kecamatan Baki. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Sebagai masukan bagi pemerintah daerah setempat dan instasi terkait untuk perencanaan pengembangan industri gitar selanjutnya 2. Sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk melengkapi studi tingkat sarjana S1 pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 1.5 Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya. 1.5.1 Telaah Pustaka Mubyarto (1983), mengemukakan bahwa industri kecil yang ada di daerah pedesaan akan mengangkat perekonomian masyarakat pedesaan. Dengan adanya industri kecil akan dapat menampung tenega kerja dan memberikan kesibukan bagi masyarakat sekitarnya. Keberadaan industri kecil di pedesaan akan dapat mengurangi adanya proses migrasi ke kota. Ratih Juliati Z (1991), mengemukakan industri pedesaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha-usaha melaksanakan pemerataan pembangunan di Indonesia. Namun corak industri kecil

7 tersebut tergantung pada lingkungan kebudayaan masyarakat dipedesaan kegiatan yang bersifat turun temurun. Dawam Rahardjo (1986), mengemukakan bahwa program industri kecil di pedesaan dieksplisitkan secara khusus itu dalam suatu program, dibagi atau dikategorikan berdasarkan sifat dan orientasinya yaitu: 1. Industri yang memanfaatkan potensi dan sumber alam ini umumnya berorientasi pada pemrosesan bahan mentah menjadi bahan jadi. 2. Industri yang memanfaatkan ketrampilan dan bakat tradisional pada sentra-sentra produksi. 3. Industri penghasil benda-benda seni yang memiliki mutu dan pemasaran khusus. 4. Industri yang terletak di daerah pedesaan yaitu yang berkaitan dan merupakan bagian dari kehidupan dan ekonomi daerah pedesaan. Hadi Prayitno (1987), mengemukakan bahwa dalam menuju industrialisasi indonesia, pembangunan industri pada umumnya dan pada industri kecil pada khususnya didaerah pedesaan cukup punya arti strategis, dikemukakan juga alasan-alasan mengapa industri kecil dipedesaan perlu dibangun yaitu : 1. Karena letaknya didaerah pedesaan maka diharapkan tidak akan menambah migrasi ke kota atau dengan kata lain mengurangi laju urbanisasi. 2. Sifatnya yang padat tenaga kerja akan memberikan kemampuan daya serap lebih besar. 3. Masih dimungkinkannya bagi tenaga kerja yang terserap, dengan letak yang berdekatan untuk kembali berburuh tani dalam usaha tani. Salah satu kajian industri adalah hubungan atau kaitan baik internal atau eksternal baik dalam hubungannya dengan berbagai kegiatan didalam usaha industri tersebut maupun dengan berbagai kegiatan yang ada diluar usaha industri tetapi mempunyai keterkaitan dengannya. Industri kecil sebagai salah satu bentuk aktifitas ekonomi penduduk merupakan perwujudan dari hubungan dinamis antara manusia dan lingkungan tempat tinggalnya (Bintarto, 1983). Industri kecil ini pada awalnya kebanyakan

8 ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri yang kemudian berubah peran dengan menampilkan bentuk yang lebih bersifat kepentingan ekonomi. Dengan keberadaan industri kecil maka diharapkan dapat mempunyai arti penting dan membantu bagi kegiatan masyarakat daerah pedesaan kegiatan masyarakat daerah pedesaan kegiatan industri yang disesuaikan dengan potensi dan kemampuan masyarakat sekitar industri tersebut sehingga tidak mengalami kesulitan dalam bidang keahlian. Suatu alat bantu yang efisien untuk menyajikan data keruangan adalah peta. Untuk menyajikan peta yang baik dalam arti peta memenuhi syarat-syarat kartografi, maka harus dilakukan melalui proses runtut yang baik pula. Peta sebagi alat komunikasi dari si pembuat peta kepada pengguna peta mengenai informasi tertentu, maka pengguna atau pembaca harus mengungkapkan data aslinya. Supaya data dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, dimengerti dan memberi gambaran yang jelas, rapi dan bersih. Maka yang diperhatikan adalah desain peta. Desain peta meliputi : desain tata letak peta, desain peta dasar, dan desain isi peta atau desain simbol (Keates, 1973). Dalam proses keseluruhan desain peta tersebut, maka desain simbol peta mempunyai peranan penting karena simbol merupakan alat bantu komunikasi pada peta antara pembuat peta dengan pembaca atau pengguna peta. 1.5.2 Penelitian sebelumnya Muhammad Romli (1999), dalam penelitiannya yang berjudul Usaha Industri Meubel dan Sumbangannya Terhadap Ekonomi Keluarga Studi Kasus Di Desa Serenan Kecamatan Juwiring Kabupaten Dati II Klaten tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap kemajuan industri meubel dan pendapatan total keluarga di Desa Serenan Kecamatan Juwiring Kabupaten Dati II Klaten metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Survei dan analisa yang digunakan adalah dengan menggunakan analisa tabel frekuensi dan tabel silang dan selanjutnya di uji dengan statistik korelasi product moment. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah : semakin mudah dalam pengadaan bahan baku, pemasaran, tenaga kerja

9 maka industri tersebut akan semakin maju sehingga akan berpengaruh terhadap pendapatan total keluarga. Mangguntur Siswonugroho (2001), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Faktor-Faktor Produksi Dalam Industri Meubel Terhadap Perolehan Pendapatan Rumah Tangga Pengusaha di Kabupaten Pati dalam penelitian ini menggunakan metode survei. Penentuan daerah penelitian dengan menggunakan metode purposive. Analisa data menggunakan analisa tabel frekuensi dan tabel silang. Hipotesa yang pertama dan kedua di uji dengan menggunakan koefisien korelasi. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil dari penelitian ini adalah : semakin mudah dalam pengadaan bahan baku, pemasaran, tenaga kerja maka industri tersebut akan semakin maju. Sehingga pendapatan meubel mempunyai sumbangan besar terhadap pendapatan total rumah tangga karena merupakan nilai pokok dan sumber penghasilan dari suatu pendapatan keluarga.

10 Tabel 1.1 Perbandingan Antar Penelitian Peneliti/tahun Muhammad Romli (1999) Mangguntur Siswonugroho (2001) Penulis, 2009 Judul Usaha Industri Meubel Pengaruh Faktor-Faktor Analisis perkembangan dan Sumbangannya Produksi Dalam Industri Usaha Industri Gitar Di Terhadap Ekonomi Keluarga Studi Kasus Di Desa Serenan Kecamatan Juwiring Kabupaten Dati II Klaten Tujuan - Mengetahui faktorfaktor produksi yang berpengaruh terhadap kemajuan industri meubel dan pendapatan total keluarga di Desa Serenan Kecamatan Juwiring Kabupaten Dati II Klaten Meubel Terhadap Kecamatan Baki Kabupaten Perolehan Pendapatan Sukoharjo Tahun 2003-2008 Rumah Tangga Pengusaha di Kabupaten Pati - Mengetahui faktorfaktor yang berpengaruh uasaha industri gitar -Mengetahui perkembangan terhadap -Mengetahui faktor dominan keberlangsungan yang mempengaruhi industri meubel di perkembangan produksi Kabupaten Pati industri perkembangan produksi industri gitar Unit penelitian Wilayah administrasi Wilayah administrasi Wilayah administrasi Metode dan analisis metode Survei, analisa tabel frekuensi dan tabel silang dan selanjutnya di uji dengan statistik korelasi product moment Variabel Data Primer dan Sekunder Hasil Semakin mudah dalam pengadaan bahan baku, pemasaran, tenaga kerja maka industri tersebut akan semakin maju sehingga akan berpengaruh terhadap pendapatan total keluarga metode survei, Analisa Metode observasi dimana data menggunakan Analisa data menggunakan analisa tabel frekuensi analisa tabel frekuensi dan dan tabel silang. tabel silang. selanjutnya di selanjutnya di uji uji menggunakan koefisien menggunakan koefisien korelasi korelasi Data Primer dan Data Primer dan Sekunder Sekunder Semakin mudah dalam pengadaan bahan baku, pemasaran, tenaga kerja maka industri tersebut akan semakin maju

11 1.6 Kerangka Penelitian Aktivitas di bidang industri gitar akan melibatkan berbagai faktor untuk dapat tetap berproduksi dan tetap berlangsung. Faktor-faktor tersebut adalah modal, bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, aksesibilitas dan transportasi. Faktor-faktor tersebut juga akan berpengaruh terhadap perkembangan suatu industri yang ada. Sebelum mulai beroperasi setiap industri gitar berskala kecil, menengah maupun besar pasti membutuhkan biaya untuk proses produksi. Biaya yang disediakan oleh pemilik perusahaan merupakan modal usaha. Modal usaha ini terdiri dari modal tetap dan modal tidak tetap. Modal tersebut ada yang berupa harta milik pribadi dan ada yang berupa pinjaman dari pihak lain. Dalam industri gitar modal usaha secara tidak langsung merupakan usaha untuk meningkatkan nilai tambah. Dari bahan baku dasar yang berupa papan kayu dan triplek yang diolah menjadi gitar untuk mencukupi permintaan pasar baik pasar lokal dan regional. Tersedianya bahan baku dalam jumlah yang berkesinambungan dan harga yang relatif murah akan memperlancar produksi yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan sehingga akan berdampak pada berkembangnya industri tersebut. Pada umumnya tenaga kerja pada industri gitar ini berasal dari lokasi industri setempat serta dari daerah sekitar lokasi industri. Penggunaan tenaga yang demikian ini akan menghemat biaya untuk tenaga kerja tersebut. Tersedianya tenaga kerja yang cukup terampil, relatif murah akan memberikan pengaruh terhadap kualitas dan kuantitas barang industri. Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian ini, maka disusun diagram alir sebagai berikut :

12 Gambar 1.1 Diagram Alir Penelitian Industri gitar Tahun 2003 - Jumlah Unit - Tenaga Kerja - Investasi Tahun 2008 - Jumlah Unit - Tenaga Kerja - Investasi Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan industri gitar : - Tenaga kerja - Pemasaran - Bahan baku - Modal Perkembangan usaha Industri gitar Tahun 2003-2008 - Peta Perkembangan produksi Industri gitar Tahun 2008 skala 1 : 50.000 - Peta asal bahan baku industri gitar tahun 2008 skala 1 : 200.000 - Peta jangkauan daerah pemasaran industri gitar tahun 2008 skala 1 : 200.000 - Peta asal tenaga kerja industri gitar Tahun 2008 skala 1 : 200.000 Analisis Perkembangan usaha Industri gitar Hasil Kesimpulan Sumber : Peneliti, 2009

13 1.7 Hipotesa 1. Perkembangan usaha industri gitar di Kecamatan Baki mengalami peningkatan. 2. Perkembangan industri gitar dipengaruhi oleh faktor bahan baku, tenaga kerja, daerah pemasaran dan modal. a. Semakin tinggi penggunaan bahan baku maka tingkat perkembangan industri gitar akan semakin tinggi. b. Semakin tinggi jumlah penggunaan tenaga kerja maka tingkat perkembangan industri gitar akan semakin tinggi. c. Semakin luas daerah pemasaran maka tingkat perkembangan industri gitar akan semakin tinggi. d. Semakin tinggi penggunaan modal maka tingkat perkembangan industri gitar akan semakin tinggi. 1.8 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Dimana informasi yang dikumpulkan dari responden seluruh populasi dengan menggunakan daftar pertanyaan dengan melakukan wawancara langsung dilapangan. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.8.1 Pemilihan daerah penelitian Dalam penelitian ini lokasi penelitian adalah Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Lokasi penelitian ini dipilih secara purposive, yaitu memilih daerah penelitian dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Mantra dan Kasto, 1985). Pertimbangan dipilihnya wilayah ini sebagai daerah penelitian karena pada wilayah ini terdapat pengusaha yang bergerak di bidang industri gitar, selain itu pada daerah ini merupakan sentra industri gitar. 1.8.2 Penentuan responden Responden diambil dari seluruh pengusaha gitar yang ada di Kecamatan Baki sebanyak 65 pengusaha dengan metode sensus.. Untuk lebih jelasnya jumlah pengambilan responden dapat dilihat dalam tabel 1.2 berikut ini :

14 Tabel 1.2 Jumlah Responden Pengusaha Gitar di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008 No Desa Jumlah Pengusaha (Responden) 1 Desa Baki 15 2 Desa Ngrombo 30 3 Desa Mancasan 20 Jumlah 65 Sumber : Deperindagkop Kab. Sukoharjo Tahun 2008 1.8.3 Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data yang digunakan/dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder : 1. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dilapangan terhadap responden dan dengan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya. adapun data yang dikumpulkan meliputi : a. Karakteristik sosial ekonomi pengusaha gitar yang meliputi : umur, jenis kelamin, pendidikan, jumlah anggota, dan lama usaha. b. Bahan baku (asal, harga), modal, tenaga kerja, produksi, pemasaran. c. Pendapatan dari usaha gitar. 2. Data sekunder diperoleh dari catatan atau laporan yang terdapat pada instansi yang berkaitan dengan obyek penelitian. Data sekunder tersebut meliputi a. Peta lokasi daerah penelitian skala 1 : 50.000. b. Kecamatan Baki dalam angka c. Data dari Deperindagkop Kabupaten Sukoharjo 1.8.4 Analisa Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel frekuensi dan tabel silang. Untuk menguji hipotesa 2 dari perhitungan tabel frekuensi yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan industri yang meliputi bahan baku, pemasaran, modal, dan tenaga kerja yang merupakan faktor yang mendukung keberadaan suatu industri digunakan analisis tabel silang dan tes Statistik.

15 Pada analisis tes Statistik digunakan analisis korelasi product moment (Arikunto, 1992) untuk menguji hubungan faktor-faktor industri yang mempengaruhi perkembangan industri gitar yaitu hipotesis 2 dengan menggunakan rumus sebagai berikut : rxy = xy ( X )( Y ) 2 2 2 2 {( n x ( X ) }{( n y ( Y ) } Dimana : r xy : Koefisiensi korelasi x : Variabel pengaruh : bahan baku, tenaga kerja, modal, pemasaran y : Variabel terpengaruh : produksi gitar n : Jumlah responden Dalam hal ini variabel faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan industri : modal, bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran (variabel pengaruh) akan dikorelasikan dengan variabel perkembangan industri (variabel terpengaruh). Dari uji statistik ini akan didapatkan nilai koefisien korelasi (r), dimana nilai koefisien korelasi akan menunujukkan tigkat hubungan antara variabel x dan variabel y, yaitu variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. Nilai koefisien korelasi bergerak antara 1 sampai +1, nilai-1atau mendekati 1 menunjukkan tingkat hubungan yang kuat dengan sifat negatif, dimana kenaikan data variable x akan mengakibatkan penurunan dari nilai variabel y dan sebaliknya. Nilai +1 atau mendekati +1 menunjukkan tingkat hubungan yang kuat dengan sifat positif, dimana kenaikan dari variabel x akan mengakibatkan kenaikan dari variabel y dan sebaliknya (Sutrisno Hadi dalam Agus Irawan, 2001) Nilai keeratan koefisien r hitung diklasifikasikan sebagai berikut : a. Nilai r hitung 0,800-1,000 = tinggi b. Nilai r hitung 0,600-0,800 = cukup c. Nilai r hitung 0,400 0,600 = agak rendah d. Nilai r hitung 0,200 0,400 = rendah e. Nilai r hitung 0,000 0,200 = sangat rendah (tak berkorelasi)

16 1.9 Batasan Operasional Industri adalah setiap usaha yang merupakan suatu unit produksi yang membuat suatu barang atau bahan di suatu tempat untuk keperluan masyarakat (Bintarto, 1997). Pengusaha gitar adalah semua orang yang memperoleh hasil secara langsung dari usaha industri gitar, tetapi bukan tenaga kerja yang terlibat dalam usaha gitar tersebut. Industri kecil adalah industri yang menggunakan tenaga sebanyak 5-9 orang (BPS, 1995) Industri sedang adalah industri yang menggunakan tenaga kerja sebanyak 29-99 orang (BPS, 1995) Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam produksi untuk menghasilkan produksi barang setengah jadi maupun barang jadi (Anisia, 2003 dalam Sri setyawati, 2005) Modal usaha adalah uang atau barang yang dimiliki oleh pengusaha yang dipersiapkan untuk digunakan dalam proses produksi (Bale dalam Sri Setyawati, 2005) Pemasaran adalah suatu kegiatan usaha yang mengarahkan arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen atau pemakai (Swasta, 1999) Produksi adalah pembuatan penciptaan benda-benda yang secara langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia (Renner, dalam Sri Setyawati, 2005) Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang dimaksud terlibat dalam proses produksi atau bekerja pada industri yang bersangkutan (Iswanto, 2002) Responden adalah obyek yang menjadi sasaran untuk memperoleh data dalam penelitian. Pemasaran lokal adalah tingkat pemasaran barang produksi dimana lingkup pemasaran masih dalam satu wilayah atau Kabupaten. Perkembangan adalah usaha tindak lanjut dari keadaan yang sudah ada untuk diarahkan agar mencapai hasil optimal. Perkembangan usaha adalah peningkatan usaha yang dipengaruhi peningkatan penggunaan modal, tenaga kerja, bahan baku dan luas jangkauan pemasaran.