HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN RESILIENSI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti asuhan merupakan lembaga yang bergerak dibidang sosial untuk

REGULASI EMOSI DAN RESILIENSI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA. Abstract. Keywords: college student, emotion regulation, resilienc.

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN RESILIENSI PADA PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merawat dan memelihara anak-anak yatim atau yatim piatu. Pengertian yatim

BAB II KERANGKA TEORI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN.

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

HUBUNGAN SIKAP DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT RESILIENSI STRES PENYINTAS BANJIR DI KELURAHAN TAAS KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian skipsi yang berjudul Kebijakan Regrouping dan

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

RESILIENSI NARAPIDANA DEWASA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA SRAGEN NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

RESILIENSI PADA PENYINTAS PASCA ERUPSI MERAPI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1

Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Resiliensi pada Ibu yang Memiliki Anak Autis Penulisan Ilmiah

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN EFIKASI DIRI DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA REMAJA ASUH DI PANTI ASUHAN SINAR MELATI SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN RESILIENSI ISTRI YANG MENGALAMI INVOLUNTARY CHILDLESS

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DAN STRES AKADEMIK PADA SISWA SMK YANG MENGGUNAKAN KURIKULUM 2013

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidup. Kita juga pernah

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

BAB V PENUTUP. SD Katolik Santa Clara kelas IV hingga VI akan diikuti oleh student wellbeing

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

Sukirno, S. Kep 1 Giat Wantoro, S. Kep 2 Nofrans Eka Saputra, S. Psi, MA 3 ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI

RESILIENSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI YANG TERLAMBAT MENYELESAIKAN SKRIPSI DI UNIVERSITAS X

FOCUSED. Memperoleh SKRIPSI. Disusun oleh: Mutiara Nandini M2A SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SANTRIWATI PENGURUS ORGANISASI PELAJAR PPMI ASSALAAM (OP3MIA)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada waktu dan tempat yang kadang sulit untuk diprediksikan. situasi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS SKRIPSI ADE RIZA RAHMA RAMBE

SURAKARTAA ABSTRAKSI

Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini adalah stres kerja. peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Psychological Well Being. menerima dirinya apa adanya, membentuk hubungan yang hangat dengan

STUDENT WELL-BEING DAN DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA PADA SISWA KELAS IV-VI SD KATOLIK SANTA CLARA SURABAYA SKRIPSI

yang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Resiliensi. Sedangkan Hildayani (2005) menyatakan resiliensi atau ketangguhan adalah suatu

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang kemudian peneliti analisis pada bab sebelumnya, maka penulis dapat

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA GURU HONORER DAERAH NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tekanan internal maupun eksternal (Vesdiawati dalam Cindy Carissa,

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pengertian kejahatan dan kekerasan memiliki banyak definisi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN RESILIENSI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR JURUSAN X FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Rina Setya Utami F

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KETERLIBATAN AYAH DALAM PENGASUHAN DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA LAKI-LAKI KELAS X SMK NEGERI 4 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efikasi Diri Akademik

GAMBARAN KETANGGUHAN DIRI (RESILIENSI) PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN DIRI REMAJA DHUAFA DI PANTI ASUHAN SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. Tugas akhir atau yang sering disebut skripsi merupakan gerbang terakhir yang

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin. membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, keluarga, masyarakat dan Negara. khususnya bagi masyarakat Indonesia. Kualitas pendidikan di Indonesia saat

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

HARGA DIRI DAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA PANTI ASUHAN DAN REMAJA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI KABUPATEN PURBALINGGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara fisik maupun psikologis. Menurut BKKBN (2011 ), keluarga adalah unit

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN KELOMPOK DENGAN TINGKAT KOHESIVITAS PADA PENGGEMAR IDOL GROUP DI KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA AWAL

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk

KONSEP DIRI DITINJAU DARI DUKUNGAN TEMAN SEBAYA PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN QOSIM AL-HADI SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, sehingga data

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif *

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA SISWA BOARDING SCHOOL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Profil Lembaga Sekolah Luar Biasa Putra Jaya Malang Gambaran Singkat Masing-Masing Lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KEMANDIRIAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI KEDINASAN X

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Keberhargaan diri (self esteem) asuhan

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN RESILIENSI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S-1) Psikologi Diajukan Oleh : Tyas Triatmi Hadiningsih F100100016 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN RESILIENSI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM MUHAMMADIYAH SURAKARTA Abstraksi Tyas Triatmi Hadiningsih Susatyo Yuwono Email : tyas.triatmi@yahoo.com Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Para anak anak di panti asuhan harus bisa bertahan berada di lingkungan panti asuhan dengan segala peraturan, aktivitas, serta keterbatasan yang ada. Panti asuhan sebagian besar dihuni oleh remaja. Remaja memiliki emosi yang belum stabil, rasa ingin tahu yang besar, agresif, cenderung menantang dengan aturan-aturan dan mengabaikan peraturan yang diterapkan di panti. Maka apabila terjadi permasalahan dan pelanggaran yang dilakukan oleh penghuni panti asuhan, hal tersebut sangatlah wajar terjadi. Resiliensi merupakan suatu kemampuan individu untuk mengatasi kesulitan dan melanjutkan perkembangan normalnya seperti semula. Berdasarkan hasil wawancara, resiliensi remaja di panti asuhan tergolong rendah. Salah satu faktor yang mempengaruhi resiliensi adalah dukungan sosial. Dukungan sosial yang tinggi akan menghasilkan resiliensi yang tinggi, begitu juga sebaliknya dukungan sosial yang rendah akan menghasilkan resiliensi yang rendah pula. Saat ini dukungan sosial pada remaja di panti asuhan sedang mengalami penurunan. Tujuan dalam penelitian ini, yaitu : Untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi pada remaja di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan resiliensi remaja di panti asuhan. Subjek dalam penelitian ini 50 orang remaja di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah. Penelitian ini memakai studi populasi dimana seluruh populasi menjadi subjek penelitian karena seluruh populasi tersebut memenuhi karakteristik sebagai subjek penelitian. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala dukungan sosial dan skala resiliensi. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment. Hasil analisis yang diperoleh dari penelitian ini yaitu ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan resiliensi remaja di Panti Asuhan keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta, dukungan sosial berperan sebesar 32,9% dan koefisien determinan ( ) = 0,329 dalam mempengaruhi resiliensi remaja di panti asuhan, tingkat dukungan sosial tergolong tinggi dan tingkat resiliensi tergolong tinggi. Kata kunci : dukungan sosial, resiliensi, remaja, panti asuhan. 1

THE RELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND RESILIENCY IN TEENAGERS OF KELUARGA YATIM MUHAMMADIYAH SURAKARTA ORPHANAGE ABSTRACT Tyas Triatmi Hadiningsih Susyatno Yuwono Email: tyas.triatmi@yahoo.com Faculty of Psychology, University of Muhammadiyah Surakarta The foster children of an orphanage must be able to survive in the orphanage environment with all its rules, activities, and limitations. The orphanage is mostly populated by teenager. Teenager has an unstable emotion, huge curiosity, aggressive and tends to break rules and ignore regulations established in orphanage. Therefore, if there is a problem or infraction conducted by the inhabitant of orphanage, it is very naturally to happen. Resiliency is an individual ability to solve the difficulty and to continue its normal development as before. According to the interview result, teenagers resiliency in orphanage is categorized low. One factor that affects resiliency is social support. The higher level of the social support will produce the higher level of resiliency, and vice versa, the lower level of the social support will also produce the lower level of resiliency. Nowadays the social support in teenager of Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta orphanage is facing derivation. The objective of this research is to understand the relation between social support and resiliency in teenager of Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta orphanage. The suggested hypothesis in research is there is a positive relation between social support and resiliency in teenager of Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta orphanage. The subject of this research is 50 teenagers in Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta orphanage. This study is using population study which all the population is being the subject of research because the population is fulfill all the characteristics of being research subject. The data collecting tools in this research are the scale of social support and the scale of resiliency. The analysis result obtained in this research is there is a significant positive relation between social support and resiliency in teenager of Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta orphanage, the social support contributes 32.9% and determinant coefficient (r 2 ) = 0.329 in influencing teenagers resiliency of orphanage. The level of social support is categorized high and the level of resiliency is considered high. Keywords: social support, resiliency, teenager, orphanage 2

PENDAHULUAN Panti asuhan merupakan lembaga yang bergerak dibidang sosial untuk membantu anak-anak yang tidak memiliki orang tua. Resiliensi atau kekuatan untuk bangkit dari suatu keterpurukan penting untuk dimiliki oleh setiap individu. Setiap penghuni panti asuhan ini memiliki permasalahan masing-masing. Mereka harus bisa bertahan berada di lingkungan panti asuhan dengan segala peraturan, aktivitas, serta keterbatasan yang ada. Panti asuhan sebagian besar dihuni oleh remaja sehingga emosi mereka belum stabil, rasa ingin tahu yang besar, agresif, cenderung menantang dengan aturan-aturan dan mengabaikan peraturan yang diterapkan di panti. Maka dari itu apabila terjadi permasalahan ataupun pelanggaran yang dilakukan oleh penghuni panti asuhan, hal tersebut sangatlah wajar terjadi. Menurut Ungar (2008), resiliensi memiliki makna sebagai suatu kemampuan individu untuk mengatasi kesulitan dan melanjutkan perkembangan normalnya seperti semula. Individu yang memiliki resiliensi mampu untuk secara cepat kembali kepada kondisi sebelum trauma, terlihat kebal dari berbagai peristiwa-peristiwa kehidupan yang negatif, serta mampu beradaptasi terhadap stress yang ekstrim dan kesengsaraan (Holaday, 1997). Newcomb dalam LaFramboise dkk., (2006) melihat resiliensi sebagai suatu mekanisme perlindungan yang memodifikasi respon individu terhadap situasi-situasi yang beresiko pada titik titik kritis sepanjang kehidupan seseorang. Faktor dari luar seperti tingginya dukungan sosial dari pengasuh Panti Asuhan dan teman sebaya dapat mempengaruhi resiliensi seorang remaja yang tinggal di panti asuhan. Dukungan sosial tersebut juga bisa berasal dari sumber yang berbeda, seperti orang yang dicintai, keluarga, teman, rekan kerja atau organisasi masyarakat. Orang yang mendapatkan dukungan sosial ini percaya bahwa mereka dicintai, dipedulikan, 3

dihormati dan dihargai, merasa menjadi bagian dari jaringan sosial, seperti keluarga dan organisasi masyarakat, dan mendapatkan bantuan fisik maupun jasa, dan mampu bertahan pada saat yang dibutuhkan atau dalam keadaan bahaya (Sarafino, 2006). Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat diajukan rumusan masalah yaitu Apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi pada remaja di panti asuhan keluarga yatim muhammadiyah Surakarta?. Dari uraian tersebut, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Resiliensi Pada Remaja di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta. Tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi pada remaja di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta. Menurut Benson (dalam Dewi, 2004) resiliensi merupakan salah satu bentuk kesadaran seseorang untuk mengubah pola pikir dalam menghadapi permasalahan sehingga tidak mudah putus asa. Reivich & Shatte (2002) memaparkan tujuh aspek dari resiliensi, aspek-aspek tersebut adalah pengaturan emosi, kontrol terhadap impuls, optimisme, kemampuan menganalisis masalah, empati, efikasi diri, dan pencapaian. resiliensi dipengaruhi oleh faktorfaktor dari dalam individu (internal) dan faktor-faktor dari luar individu (eksternal). Faktor internal meliputi, kemampuan kognitif, konsep diri, harga diri, kompetensi sosial yang dimiliki individu, gender, serta keterikatan individu dengan budaya. Faktor eksternal mencakup struktur dan aturan rumah, role models, dan dukungan sosial yang bersumber dari keluarga, komunitas serta lingkungan sekitar. Dukungan sosial merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk menerangkan bagaimana 4

hubungan sosial menyumbang manfaat bagi kesehatan mental atau kesehatan fisik individu (Maslihah, S. 2011). House (Smet, 1999) menyatakan adanya beberapa aspek yang terlibat dalam pemberian dukungan sosial yaitu aspek emosional, aspek informatif, aspek instrumental dan aspek penilaian. Menurut Stanley (2007), faktor faktor yang mempengaruhi dukungan sosial adalah kebutuhan fisik, kebutuhan sosial dan kebutuhan psikis. Menurut Kuntjoro (dalam Maharani, dkk., 2012) dukungan sosial adalah informasi verbal atau nonverbal, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan individu di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini, orang yang merasa memperoleh dukungan sosial secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Swastika (2010) diketahui bahwa remaja yang memiliki resiliensi baik dapat dilihat melalui kemampuannya untuk meregulasi emosi, mengendalikan impuls-impuls negatif yang muncul, seorang individu yang optimis, mampu berempati, memiliki harapan dan keyakinan yang kuat untuk bangkit, memiliki efikasi diri yang baik, serta aspek-aspek positif dalam hidupnya meningkat. Hal ini juga didukung oleh faktor-faktor dari dalam diri dan dari luar diri individu yang mempengaruhi individu untuk menjadi seorang yang resilien. Faktor-faktor dari luar diri individu antara lain hubungan sosial yang baik antara individu dengan orangtua dan lingkungan sekitarnya, mendapatkan dukungan yang positif dari orangorang disekitarnya, sedangkan faktor dari dalam diri individu yaitu memiliki perasaan dicintai dan mampu untuk mencintai orang lain, menjalin hubungan baru, dan mampu berempati. 5

Remaja juga memiliki keyakinan dan harapan yang besar akan kehidupannya di masa yang akan datang, sehingga mampu bangkit dari kondisi sulit dan pengalaman emosional negatif yang dialaminya. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan resiliensi remaja di panti asuhan. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang berada di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 orang. Penelitian ini menggunakan studi populasi karena seluruh populasi memenuhi karakteristik sebagai subjek penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala psikologis. Ada dua data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu data tentang skala resiliensi dan skala dukungan sosial. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan teknik product moment dari Pearson dengan menggunakan program SPSS 17 for windows dapat diketahui nilai korelasi ( r ) sebesar 0,574; p = 0,000 (p < 0,01) yang artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan resiliensi. Semakin tinggi nilai dukungan sosial maka semakin tinggi resiliensinya. Sebaliknya semakin rendah nilai dukungan sosial maka semakin rendah juga nilai resiliensinya. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2007) yaitu terdapat hubungan positif antara bentuk bentuk dukungan sosial dengan tingkat resiliensi. Individu tidak akan terlepas dari berbagai kemalangan dalam kehidupannya. Kemalangan bisa terjadi pada waktu dan tempat yang kadang sulit untuk diprediksikan. Individu dituntut untuk memiliki kemampuan untuk bertahan dan bangkit dari kemalangan kemalangan tersebut atau yang disini disebut 6

sebagai resiliensi. Dukungan sosial menjadi salah satu penyangga bagi individu saat menghadapi kesulitan. Menurut Everall (2006) faktor individual, faktor keluarga dan faktor komunitas merupakan tiga faktor yang mempengaruhi resiliensi. Faktor individual meliputi kemampuan kognitif individu, konsep diri, harga diri, dan kompetensi sosial yang dimiliki individu. Faktor keluarga meliputi dukungan yang bersumber dari orang tua, yaitu bagaimana cara orang tua untuk memperlakukan dan melayani anak. Selain dukungan dari orang tua struktur keluarga juga berperan penting bagi individu. Faktor komunitas meliputi kemiskinan dan keterbatasan kesempatan kerja. Menurut Monks (dalam Widanardi, dkk., 2002) remaja membutuhkan dukungan dari orang lain saat dia memasuki masa krisis yaitu pada usia 15 17 tahun. Menurut Remplein masa krisis adalah suatu masa dengan gejala-gejala krisis yang menunjukkan adanya pembelokan dalam perkembangan. Krisis yang dialami oleh remaja terutama berkaitan dengan prestasi akademik atau prestasi di sekolah dan berbagai masalah lainnya. Untuk dapat mengatasi masa krisis ini remaja membutuhkan pengertian dan bantuan dari orangorang disekitarnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil analisis menyebutkan bahwa variabel dukungan sosial memiliki rerata empirik (RE) sebesar 112,72 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 102,5 yang berarti dukungan sosial yang dimiliki oleh remaja di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah termasuk tinggi. Dari hasil kategorisasi dukungan sosial diketahui bahwa tidak terdapat remaja di panti asuhan yang memiliki dukungan sosial yang sangat rendah, ditunjukkan dengan skor 0% (0 orang); terdapat 18% (9 orang) yang memiliki dukungan sosial yang tergolong rendah; 20% (10 orang) yang memiliki dukungan sosial sedang; 60% (30 orang) yang memiliki dukungan sosial tinggi; 2% (1 orang) yang memiliki dukungan sosial sangat tinggi. Dari 7

penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa prosentase dan jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa remaja di panti asuhan sudah memenuhi aspek-aspek dari dukungan sosial, yaitu aspek emosional, informatif, instrumental dan penlaian. Dengan terpenuhinya semua aspek aspek dari dukungan sosial tersebut maka secara tidak langsung remaja di panti asuhan akan memiliki tingkat dukungan sosial yang tinggi. Gambaran tentang prosentase dukungan sosial dapat dilihat pada tabel berikut : 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Serie yang dimiiki oleh remaja di panti asuhan tergolong tinggi. Dari hasil kategorisasi diketahui bahwa tidak terdapat remaja yang memiliki resiliensi yang sangat rendah dan rendah. Ditunjukkan dengan skor 0% (0 orang); terdapat 16% (8 orang) yang memiliki resiliensi yang tergolong sedang; terdapat 76% (38 orang) yang memiliki resiliensi yang tergolong tinggi; 8% (4 orang) yang memiliki resiliensi yang tergolong sangat tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa remaja di panti asuhan telah memenuhi aspek aspek dari resiliensi itu sendiri, yaitu pengaturan emosi, kontrol terhadap impuls, optimisme, kemampuan menganalisis masalah, empati, efikasi diri, dan pencapaian atau reaching out. Gambaran tentang prosentase resiliensi dapat dilihat pada tabel berikut : Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa variabel resiliensi memiliki rerata empirik (RE) sebesar 156,60 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 127,5 yang berarti resiliensi 80% 60% 40% 20% 0% Series 1 8

Sumbangan efektif (SE) variabel dukungan sosial terhadap resiliensi remaja di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah sebesar 32,9% ditunjukkan oleh koefisien determinan ( ) sebesar 0,329. Hal ini memiliki arti bahwa terdapat 67,1% faktor lain yang mempengaruhi diluar faktor dukungan sosial seperti self-esteem, konsep diri, kemampuan kognitif individu. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa dukungan sosial disertai aspek didalamnya memberikan kontribusi bagi resiliensi remaja di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta. Faktor yang mempengaruhinya antara lain : 1) Dukungan sosial yang merupakan pertolongan dan dukungan yang diperoleh seseorang dari interaksinya dengan orang lain. Dukungan sosial timbul oleh adanya persepsi bahwa terdapat orang-orang yang akan membantu apabila terjadi suatu keadaan atau peristiwa yang dipandang akan menimbulkan masalah dan bantuan tersebut dirasakan dapat menaikkan perasaan positif serta mengangkat harga diri. 2) Kemampuan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh penting pada resiliensi individu. Inteligensi minimal rata-rata dibutuhkan bagi pertumbuhan resiliensi pada diri individu karena resiliensi sangat terkait erat dengan kemampuan untuk memahami dan menyampaikan sesuatu lewat bahasa yang tepat, kemampuan membaca, dan komunikasi non verbal. Resiliensi juga dihubungkan dengan kemampuan untuk melepaskan pikiran dari trauma dengan menggunakan fantasi dan harapan-harapan yang ditumbuhkan pada diri individu yang bersangkutan. Dukungan sosial memiliki kontribusi positif terhadap resiliensi pada remaja di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta. Semakin tinggi nilai positif dukungan sosial maka semakin tinggi resiliensinya, sebaliknya senakin rendah nilai dukungan sosial maka semakin rendah resiliensinya pula. Hal ini senada dengan hasil penelitian Hasyim (2009) bahwa ada pengaruh 9

yang positif atau signifikan antara dukungan sosial dengan resiliensi. Dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang dapat membuat seseorang bertahan dalam situasi apapun atau dalam psikologi dikategorikan sebagai manifestai dari resiliensi. Dukungan sosial dapat menjadi salah satu hal yang penting dalam memprediksi resiliensi pada remaja di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial dapat dijasikan sebagai variabel predictor resiliensi remaja di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta. Dalam sebuah penelitian tentunya terdapat kelemahan, adapun kelemahan dalam penelitian ini instrument untuk mengumpulkan data yaitu skala, dimana keterbatasan dari peneliti menjadi kurang mendalam dalam mengungkap variabel variabel yang diukur. Kemudian jumlah responden yang minim sehingga jika dalam penelitian ini melibatkan lebih banyak responden kemungkinan akan mendapatkan hasil yang lebih komprehensif. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan tema yang berkaitan dengan resiliensi, diharapkan memperhatikan faktor faktor yang diperkirakan mempengaruhi dan memberikan sumbangan yang besar terhadap resiliensi remaja di panti asuhan. Simpulan Berdasarkan Hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan resiliensi pada remaja di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta. 2. Peran dukungan sosial terhadap resiiensi sebesar 32,9%. 3. Tingkat dukungan sosial remaja di panti asuhan tergolong tinggi. 4. Tingkat resiliensi remaja di panti asuhan tergolong tinggi. 10

Saran 1. Bagi subjek penelitian, untuk mengembangkan kemampuan resiliensinya salah satunya dengan lebih peka terhadap sesama penghuni panti asuhan agar dapat meningkatkan dukungan sosial yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan untuk bangkit dari suatu keterpurukan atau resiliensi. Dukungan sosial akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri, meminimalkan masalah-masalah psikologis, kemampuan pemecahan masalah yang adaptif, dan membuat individu menjadi sehat secara fisik. 2. Bagi Pengasuh Panti Asuhan, untuk dapat mempertahankan serta meningkatkan dukungan sosial pada anak asuh dengan lebih memperhatikan keadaan psikologis penghuni panti asuhan, memberikan perhatian yang lebih terhadap kondisi anak asuhnya, memposisikan diri sebagai orangtua kedua sehingga anak asuh merasa terlindungi, teranyomi dan merasa nyaman untuk tinggal di panti asuhan. 3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan dapat lebih memperbanyak subjek penelitian serta dalam menyusun atau membuat skala dengan lebih mendalam. Sehingga akan mengungkap hal hal yang belum terungkap dalam penelitian ini. Selain itu dapat mencari variabel lain yang mempengaruhi resiliensi remaja serta memperhatikan faktor faktor lain yang juga mempengaruhi resiliensi pada remaja di panti asuhan. DAFTAR PUSTAKA Bishop, G. D. 1997. Health Psychology: Integrating Mind and Body. Boston: Allyn & Bacon. Dewi. (2004). Hubungan Antara Resiliensi Dengan Depresi Pada Perempuan Pasca Pengangkatan Payudara (Mastektomi). Jurnal Psikologi. Vol. 2 No. 2, 101-120. 11

Everall, R.D. (2006). Creating a Future: A Study of Resilience in Suicidal Female Adolescent. Journal of Cuonseling and Development, 84, 461-470. Hasyim, Rizkia Nur Faizza., (2009). Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Resiliensi Napi Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar. Skripsi Fakultas Psikologi UIN Malang. Helton, L.R & Smith, M. K. 2004. Mental Health Practice with Children and Youth. New York : The Hawort Social Work Practice Press Holaday, Morgot. (1997). Resilience and Severe Burns. Journal of Counseling and Development, 75, 346-357. La Framboise, T. D. (2006). Family, Communiy, and School Influences On Resilience Among American Indian Adolescents In The Upper Midwest. Journal of Social Psychology, 34, 193-209. Maharani, dkk. (2012). Hubungan Dukungan Sosial Dengan Konsep Diri Pada Anak Jalanan di Rumah Singgah Sanggar Alang-Alang Surabaya. Jurnal Keperawatan. Vol 2 No 1, 1-8. Maslihah, S. (2011). Studi Tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Sosial di Lingkungan Sekolah dan Prestasi Akademik Siswa SMIPIT Assyfa Boarding School Subang Jawa Barat. Jurnal Psikologi Undip. Vol 10 No. 2, 103-114. Reivich,K. & Shatte, A. 2002. The Resilience Factor. New York: Broadway Books Sarafino, E. P. 2006. Health Psychology: Biopsychososial Interaction Fift Edition. USA: John Wiley & Sons. Smet, Bart. 1999. Psikologi Kesehatan. Jakarta : Grasindo Swastika. (2010). Resiliensi Pada Remaja yang Mengalami Broken Home. Jurnal Psikologi. No. 2, 1-13. Tampi, dkk., (2013). Hubungan Sikap Dukungan Sosial Dengan Tingkat Resiliensi Stress Penyintas Banjir di Kelurahan Taas kecamatan Tikala Kota Manado. Ejurnal Keperawatan (e-kp). Vol II. No. 1, 1-8. Ungar, M. 2008. Resilience Across Culture. British Journal of Social Work, 38, 218-325. Widanardi, dkk., (2002). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Self Efficacy Pada Remaja di SMU negeri 9 Yogyakarta. Jurnal Psikologi. Vol 1 No. 2, 112-123. 12