BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia

Jenis Rokok Kandungan Rokok

PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O

Sistem Pernafasan Manusia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kurnia Eka Wijayanti

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

Sistem Pernapasan - 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA. Laporan. Disusun untuk memenuhi tugas. Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Paru. Paru adalah satu-satunya organ tubuh yang berhubungan dengan

Kamu dapat mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Sistem Pernapasan. artinya

INSUFISIENSI PERNAFASAN. Ikbal Gentar Alam ( )

MODUL MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

EFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban

Bab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Ada banyak penyebab dari terganggunya kesehatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

REFERAT WSD. Oleh : Ayu Witia Ningrum Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh. Setiap tiga sampai lima detik sinyal - sinyal saraf merangsang proses

Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PERTUKARAN UDARA O 2 DAN CO 2 DALAM PERNAPASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tembakau yang telah dicacah (Triswanto, 2007). bahan lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotin Tobacum, Nicotiana Rustica

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk

Kompetensi Memahami mekanisme kerja fisiologis organ-organ pernafasan

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk bertindak dan berpersepsi (Notoadmodjo, 2010).

DAMPAK MEROKOK BAGI SITEM PERNAPASAN. Dampak Buruk Merokok pada Sistem Pernapasan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RESPIRASI MELIBATKAN EMPAT PROSES: VENTILASI (PERGERAKAN UDARA. ANATOMI SISTEM RESPIRASI

Respirasi melibatkan empat proses: ventilasi (pergerakan udara. Anatomi Sistem Respirasi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. hidup bila tidak mampu bergerak, memelihara gerak dalam. mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Faktor Risiko Terdapat beberapa faktor-faktor yang dapat memicu terjadi PPOK ini, yaitu: a. Kebiasaan merokok

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan dopamine, yang menimbulkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

berbahaya yang terkandung di dalam rokok, yaitu :

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA PELAJAR SMP NEGERI 3 MAJENANG CILACAP TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

FAAL PERNAPASAN. Prof. DR. dr. Suradi Sp.P (K), MARS, FISR, Kresentia Anita R., Lydia Arista. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan 2.1.1. Fisiologi Pernapasan Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil oksigen (O 2 ) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida (CO 2 ) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer (Sloane, 2004). Respirasi melibatkan proses berikut : 1. Ventilasi pulmonal (pernapasan) adalah jalan masuk dan keluar udara dari saluran pernapasan dan paru-paru. 2. Respirasi eksternal adalah difusi O 2 dan CO 2 antara udara dalam paru dan kapilar pulmonar. 3. Respirasi internal adalah difusi O 2 dan CO 2 antara sel darah dan sel-sel jaringan 4. Respirasi selular adalah penggunaan O 2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan pelepasan produksi oksidasi (CO 2 dan air) oleh sel-sel tubuh (Sloane, 2004). Sistem pernapasan mencakup paru dan sistem saluran yang menghubungkan tempat berlangsungnya pertukaran gas dengan lingkungan luar. Juga terdapat suatu mekanisme ventilasi yang terdiri atas rangka toraks, otot interkostal, diafragma dan unsur elastis serta kolagen paru penting dalam memindahkan udara melalui bagian konduksi dan respirasi paru. Sistem pernapasan dibagi dalam 2 bagian utama; - Bagian konduksi, terdiri atas rongga hidung, nasofaring, laring, trakea,bronkus, dan bronkiolus terminalis. - Bagian respirasi (tempat berlangsungnya pertukaran gas), terdiri atas bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, dan alveolus (Junqueira, 1997). Dalam mengambil napas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu: 1. Respirasi / Pernapasan Dada

- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut - Tulang rusuk terangkat ke atas - Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan. 2. Respirasi / Pernapasan Perut - Otot difragma pada perut mengalami kontraksi - Diafragma datar - Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru. Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kali lipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara. Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmhg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paru dengan bantuan darah (Komunitas & perpustakaan Indonesia). Prosesi kimiawi respirasi pada tubuh manusia: 1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2 2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2 3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2 4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2 2.2. Mekanika Pernapasan Hubungan timbal balik antara tekanan atmosfer,tekanan intra-alveolus, dan tekanan intrapleura penting dalam mekanika pernapasan. Udara cenderung

bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, yaitu, menuruni gradien tekanan. 2.2.1. Tekanan pada Ventilasi Terdapat tiga tekanan yang berbeda dalam ventilasi; 1. Tekanan atmosfer (barometik) adalah tekan yang ditimbulkan oleh berat udara di atmosfer terhadap benda-benda dipermukaan bumi. Tekanan atmosfer berkurang seiring dengan penambahan ketinggian diatas permukaan lautkarena kolom udara di atas permukaan bumi menurun. 2. Tekanan intra-alveolus, yang juga dikenal sebagai tekanan intrapilmonalis, adalah tekanan di dalam alveolus. Karena alveolus berhubungan dengan atmosfer melalui saluran pernapasan. 3. Tekanan intrapleura adalah tekanan di dalam kantung pleura. Tekanan ini juga dikenal sebagi tekanan intratoraks yaitu tekanan yang terjadi diluar paru di dalam rongga toraks. Tekanan intrapleura biasanya lebih kecil daripada tekanan atmosfer (Sherwood, 2001). 2.3. Pengaturan Pernapassan 2.3.1. Pusat pernapasan di batang otak Bernapas, seperti denyut jantung, harus berlangsung dalam pola siklik dan kontinu agar proses kehidupan dapat terus berjalan. Otot jantung harus berkontraksi dan berelaksasi secara berirama untuk secara bergantian mengosongkan darah dari jantung dan mengisinya kembali. Demikian juga, otototot pernapasan harus secara berirama berkontraksi dan berelaksasi agar udara dapat masuk dan keluar paru secara bergantian. 2.3.2. Olahraga meningkatkan ventilasi Olahraga sangat sangat meningkatkan ventilasi, tetapi mekanisme yang berperan masih belum jelas. Ventilasi alveolus dapat meningkat sampai dua puluh kali lipat selama olahraga berat untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan akan penyerapan O 2 dan pengeluaran CO 2. Penyebab peningkatan ventilasi selama

olahraga masih bersifat spekulatif. Dapatlah diterima akal sehat bahwa perubahan tiga besar faktor kimia-penurunan PO 2, peningkatan PCO 2, dan peningkatan H + dapat menyebabkan peningkatan ventilasi tersebut. 2.4. Volume dan Kapasitas Paru 2.4.1. Volume Paru Untuk memudahkan penjelasan mengenai peristiwa ventilasi paru, maka udara dalam paru dibagi menjadi empat volume dan empat kapasitas, yang merupaka rata-rata pada laki-laki dewasa muda. 1. Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali bernapas normal, besarnya kira-kira 500ml 2. Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan diatas volume tidal normal, biasanya mencapai 3000ml. 3. Volume cadangan ekspirasi adalah volume udara ekstra maksimal yang dapat diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidak normal, jumlah normalnya sekitar 1100ml. 4. Volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat, besarnya kira-kira 1200ml. 2.4.2. Kapasitas Paru Untuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam siklus paru, kadang perlu menyatukan dua atau lebih volume diatas. Berbagai kapasitas paru yang penting yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah volume volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira-kira 3500ml) yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai dari tingkat eksirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum.. 2. Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300ml).

3. Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi, ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600ml). 4. Kapasitas paru total adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5800ml). Volume dan kapsitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen lebih kecil daripada pria dan lebih lagi pada orang yang atletis dan bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis (Guyton & Hall, 2008) 2.5. Pengaruh Olahraga Terhadap VO 2 max Kecepatan pemakaian oksigen dalam metabolisme aerob maksimum disingkat menjadi VO 2 max. Dampak progresif latihan atletik terhadap VO 2 max yang dicatat dalam satu kelompok subjek yang dimulai pada tingkat tanpa latihan dan kemudian meningkat ke program latihan selama 7 sampai 13 minggu. Dalam penelitian ini, sangat mengejutkan bahwa VO 2 max meningkat hanya 10 persen. Seperti yang telah diterangkan sebelumnya VO 2 max pelari marathon kira-kira 45 persen lebih besar dari VO 2 orang yang tidak berlatih. Sebagian VO 2 max yang lebih besar ini mungkin ditentukan secara genetik, yaitu orang yang memiliki ukuran dada lebih besar berkaitan dengan ukuran tubuh dan otot pernapasan yang lebih kuat (Guyton & Hall, 2008). 2.6. Pengambilan Oksigen Maksimal (VO 2 max) 2.6.1. Pengertian VO 2 max Pengertian VO 2 max adalah V singkatan dari "volume" sementara O 2 adalah notasi kimia untuk oksigen. VO 2 max, juga dikenal sebagai "pengambilan oksigen maksimal" dapat dinyatakan dalam banyak cara (dari liter oksigen per menit atau lebih dinormalisasi mililiter oksigen per kilogram berat badan per menit). Pengukuran ditentukan oleh gabungan dari kemampuan sistem pernapasan

dan jantung untuk mengirim O 2 untuk mengkontaktilkan otot skelet dan kemampuan otot tersebut mengkonsumsi O 2 (Hargreaves, 2003). 2.6.2. Pengukuran VO 2 max VO 2 max dapat diukur dengan beberapa cara, VO 2 max diukur dengan meminta seseorang untuk berolahraga, biasanya dengan treadmill atau ergometer sepeda (sepeda stasioner dengan berbagai tingkat resistensi). Beban kerja secara bertahap ditingkatkan sampai orang tersebut kelelahan. Sampel udara ekspirasi yang dikumpulkan selama menit-menit terkahir olah raga, pada saat konsumsi O 2 maksimum karena yang bersangkutan bekerja sekeras mungkin, dianalitis untuk mengetahui presentase kandungan O 2 dan CO 2 nya. Selain itu, voume udara yang diekspirasi juga diukur. Kemudian digunakan persamaan untuk menentukan jumlah O 2 yang dikonsumsi, dengan memperhitungkan presentase O 2 dan CO 2 dalam udara inspirasi, volume total udara ekspirasi dan presentase O 2 dan CO 2 dalam udara ekspirasi (Sherwood, 2001). Tabel.2.1. Modbalke Treadmill Test Protocol Fitness Category* <30 ml/kg/min 30 39 ml/kg/min 40 49 ml/kg/min 50-59 ml/kg/min Very poor <14.59 <13.59 <12.29 <10.02 Poor 15.00-14.00-12.30-10.03-12.59 18.06 16.59 15.29 Fair 18.07-17.00-15.30-13.00-16.59 22.05 20.59 19.59 Good 22.06-21.00-20.00-17.00-20.29 26.00 24.42 23.13 Excellent 26.01-24.43-23.14-20.30-23.59 28.59 27.09 26.15 Superior 29.00+ 27.10+ 26.16+ 24.00+ *Based on the Cooper Clinic modified Balke treadmill protocol

2.7. Rokok 2.7.1. Pengertian Rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. 2.7.2. Kandungan Rokok Pada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi komponen lainnya, misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi asap bersamasama dengan komponen lainnya terkondensasi. Dengan demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari bagian gas (85%) dan bagian partikel (15%). Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, dengan 40 jenis diantaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida (CO). Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya (David E, 2003). Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut: 1. Nikotin Komponen ini paling banyak dijumpai di dalam rokok. Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5-3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40-50 ng/ml. Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi bersifat racun. Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat. Nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Dalam jangka panjang, nikotin akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mencapai tingkat kepuasan dan ketagihannya. Sifat nikotin yang adiktif ini dibuktikan dengan adanya jurang antara jumlah perokok yang ingin berhenti merokok dan jumlah yang berhasil berhenti (Pdpersi, 2006).

Nikotin yaitu zat atau bahan senyawa porillidin yang terdapat dalam Nicotoana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya yang sintesisnya bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan. Nikotin ini dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menyempitkan pembuluh perifer dan menyebabkan ketagihan serta ketergantungan pada pemakainya. 2. Karbon Monoksida (CO) Gas karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas karbon monoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam transpor maupun penggunaannya. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3-6%, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah sejumlah 400 ppm (parts per million) sudah dapat meningkatkan kadar karboksi haemoglobin dalam darah sejumlah 2-16% (Sitepoe, M., 1997). 3. Tar Tar merupakan bagian partikel rokok sesudah kandungan nikotin dan uap air diasingkan. Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik. Dengan adanya kandungan tar yang beracun ini, sebagian dapat merusak sel paru karena dapat lengket dan menempel pada jalan napas dan paruparu sehingga mengakibatkan terjadinya kanker. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap padat asap rokok. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernapasan dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar dalam rokok berkisar 24-45 mg. Sedangkan bagi rokok yang menggunakan filter dapat mengalami penurunan 5-15 mg. Walaupun rokok diberi filter, efek karsinogenik tetap bisa masuk dalam paru-paru, ketika pada saat merokok hirupannya dalam-dalam, menghisap berkali-kali dan jumlah rokok yang digunakan bertambah banyak (Sitepoe, M., 1997).

4. Timah Hitam (Pb) Timah Hitam (Pb) yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari (Sitepoe, M., 1997). 5. Amoniak Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma. 6. Hidrogen Sianida (HCN) Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian. 7. Nitrous Oxide Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit. 8. Fenol Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim. 9. Hidrogen Sulfida Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen)

2.7.3. Kategori Perokok 1. Perokok Pasif Perokok pasif dalah asap rokok yang di hirup oleh seseorang yang tidak merokok. Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Asap rokok lebih berbahaya terhadap perokok pasif daripada perokok aktif. Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon monoksida, empat kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin (Wardoyo, 1996). 2. Perokok Aktif Menurut Bustan (1997) rokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari hisapan perokok atau asap utama pada rokok yang dihisap (mainstream). Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar. 2.7.4. Jumlah Rokok Yang Dihisap Menurut Bustan (1997) jumlah rokok yang dihisap dapat dalam satuan batang, bungkus, pak per hari. Jenis rokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu: 1. Perokok Ringan: Disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari. 2. Perokok Sedang: Disebut perokok sedang jika menghisap 10-20 batang per hari. 3. Perokok Berat: Disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang. 2.7.5. Lama Menghisap Rokok Menurut Bustan (1997) merokok dimulai sejak umur kurang dari 10 tahun atau lebih dari 10 tahun. Semakin awal seseorang merokok makin sulit untuk berhenti merokok. Rokok juga punya dose-response effect, artinya semakin muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya. Apabila perilaku merokok dimulai sejak usia remaja, merokok dapat berhubungan dengan tingkat arterosclerosis.

Risiko kematian bertambah sehubungan dengan banyaknya merokok dan umur awal merokok yang lebih dini (Smet, 1994). Merokok sebatang setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik 10 25 mmhg dan menambah detak jantung 5 20 kali per menit (Sitepoe, M., 1997). Dampak rokok akan terasa setelah 10-20 tahun pasca digunakan. 2.8. Pengaruh Rokok Terahadap Pernapasan Secara luas diketahui bahawa merokok dapat mengurangi napas atlet. Pernyataan ini benar karena banyak terdapat alasan. Pertama, salah satu dampak nikotin adalah menyebabkan konstriksi bronkiolus terminal paru-paru, yang meningkatkan resistensi aliran udara ke dalam dan ke luar paru-paru. Kedua, efek iritasi asap rokok itu sendiri meningkatakn peningkatan sekresi cairan ke dalam cabang-cabang bronkus, juga pembengkakakan lapisan epitel. Ketiga, nikotin melumpuhkan silia pada permukaan sel epitel pernapasan yang normalnya terus bergerak untuk memindahkan kelebihan cairan dan partikel asing dari saluran pernapasan. Dengan semuanya itu, bahkan perokok ringan sekalipun sering merasakan adanya tahanan pernapasan selama latihan maksimum dan tingkat kinerjanya dapat berkurang. Yang lebih hebat lagi adalah pengaruh rokok kronis, ada sedikit perokok kronis yang tidak menderita beberapa tingkat emfisema. Pada penyakit ini terjadi hal berikut ; 1. Bronkitis kronis 2. Obstruksi bronkioli terminalis yang banyak 3. Destruksi banyak dinding alveolus. Pada emfisema berat, sebanyak empat per lima membran respiratorius dapat rusak, bahkan latihan ringan sekalipun dapat mengakibatkan gawat pernapasan. Kebanyakan pasien seperti itu bahkan tidak dapat melakukan kegiatan sederhana seperti berjalan mengelilingi sebuah ruangan tanpa terengahengah (Guyton & Hall, 2008).