BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan. Proses Pengecoran. Hasil Coran. Analisis. Pembahasan Hasil Pengujian

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

BAB III METODE PENELITIAN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kalangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

Analisis Sifat Fisik dan Mekanik Poros Berulir (Screw) Untuk Pengupas Kulit Ari Kedelai Berbahan Dasar Aluminium Bekas dan Piston Bekas

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PENGARUH PENAMBAHAN 2,5% Ti-B TERHADAP SIFAT MEKANIK POROS BERULIR (SCREW) BERBAHAN DASAR 40% ALUMINIUM BEKAS DAN 60% PISTON BEKAS

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

III. METODOLOGI. ini dibentuk menjadi spesimen kekerasan, spesimen uji tarik dan struktur mikro.

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

VARIASI UKURAN PASIR CETAK TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK CORAN SCRAP PISTON SEPEDA MOTOR. Sigit Gunawan 1, Sigit Budi Hartono 2 2.

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

PENGARUH MODEL SALURAN TUANG PADA CETAKAN PASIR TERHADAP HASIL COR LOGAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 Blok Diagram Metodologi Penelitian

PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN TERHADAP SIFAT KETANGGUHAN IMPAK (IMPACT TOUGHNESS) DAN KEKERASAN (HARDNESS) ALUMINIUM SEKRAP YANG DITAMBAH SILIKON 5%

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Pada Pengecoran...

ANALISA PENGARUH VARIASI PEMBEBANAN TERHADAP LAJU KEAUSAN BAHAN ALUMINIUM SEKRAP DAN Al-Si DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UJI KEAUSAN TIPE PIN ON DISK

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan

ISSN hal

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

I. PENDAHULUAN. 26, Unsur ini mempunyai isotop alam: Al-27. Sebuah isomer dari Al-26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengujian keausan ini bahwa piston genuine part rata-rata dengan 2,284

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

PENGARUH VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR KALI, CETAKAN PASIR CO₂ DAN CETAKAN LOGAM TERHADAP HASIL PRODUK FLANGE CORAN ALUMUNIUM (Al)

PROSES PEMBUATAN FLANGE DENGAN BAHAN ALUMUNIUM (AL) MENGGUNAKAN VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR CO₂ DAN CETAKAN LOGAM

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

STUDI PEMBUATAN BESI COR MAMPU TEMPA UNTUK PRODUK SAMBUNGAN PIPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

BAB I PENDAHULUAN. yaitu logam besi (ferro) dan logam bukan besi (non ferro). Logam ferro yaitu

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak terkecuali dalam hal teknologi yang berperan penting akan

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT

Perbandingan Kekerasan dan Kekuatan Tekan Paduan Cu Sn 6% Hasil Proses Metalurgi Serbuk dan Sand Casting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Mulai Studi Literatur Persiapan Bahan Pengecoran Dengan Penambahan Ti-B Coran dg suhu cetakan 200 o C Coran dg suhu cetakan 300 o C Coran dg suhu cetakan 400 o C Pembuatan Spesimen Uji Pengujian Struktur Mikro Pengujian Kekerasan Pengujian Tarik Analisa Data Pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 3.1. Diagram alur proses penelitian. 51

52 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan selama lima bulan yang dimulai dari Januari sampai dengan Mei 2017. Tempat di laksanakan penelitian adalah di Laboratorium Departemen Teknik Mesin D3 dan Laboratorium Teknik Mesin D3 Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Khusus untuk pengecoran Aluminium Paduan dikalukan di KM Kerajinan Aluminium Jl. Kranon, Nitikan RT 45 RW 11 No : 591 Yogyakarta. 3.3 Bahan dan Alat Penelitian 3.3.1 Bahan Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini digunakan adalah aluminium profil bekas dan aluminium paduan Si diambil dari piston bekas. Inokulan sebagai penghalus butir menggunakan penambahan unsur Ti-B. 1. Aluminium Dalam proses peleburan ini, digunakan bahan aluminium bekas berbahan dasar dari tutup blok mesin berbahan aluminium. Blok mesin bekas tersebut didapat dari KM kerajinan Aluminium yang bersamaan dengan tempat proses peleburan. Blok mesin yang dipotong menjadi beberapa bagian dapat dilihat pada gambar 3.2. Gambar 3.2 Aluminium

53 Aluminium bekas yang di gunakan dalam penelitian ini adalah alumunium bekas block mesin yang sudah di cetak menjadi beberapa bagian, bobot atau berat aluminium yang digunakan dalam penelitian sebesar 600 gram atau 0,6 kg atau 30%. Alasan peneliti menggunakan Aluminium bekas karena penelitian menggunakan alumunium bekas merupakan penelitian yang ramah lingkungan karena di daur ulang kembali, setra aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai ketahanan korosi yang baik, sehingga aluminium banyak di aplikasikan di berbagai bidang dalam industri. 2. Piston bekas Piston bekasi ini, merupakan alumunium paduan Si (Silikon) yang di dalam nya sudah terdapat unsur yang dibutuhkan dalam pencampuran bahan. Silikon pada piston bekas ini dapat memperbaiki sifat dari aluminium tersebut, sehingga bisa mendapatkan sifat yang diinginkan. Bobot piston bekas yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 1400 gram atau 1,4 kg atau 70%. Piston bekas dapat dilihat pada gambar 3.3. Gambar 3.3 Piston bekas.

54 3. Ti-B (Titanium-Baron) TiB ini berfungsi sebagai penghalus butir. TiB sangat penting sekali dalam memperbaiki sifat dari aluminium paduan seperti sifat mekanis, mengurangi porositas, lebih tahan terhadap retak panas (hot cracking), merubah struktur dan memperbaiki hasil akhir pada permukaannya. Bobot Titanium-boron yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 50 gram atau 0,05 kg atau 2,5%. TiB dapat dilihat pada gambar 3.4. Gambar 3.4 Ti-B (Titanium-Baron). Alasan penelitian menggunakan prosentase 30% Aluminium bekas (Al) dan 70% Piston bekas (Al-Si) serta penambahan unsur 2,5% Ti-B adalah unsur aluminium silikon disini lebih besar karena dapat memberikan kemudahan dalam pengecoran, kekuatan, ketahanan pada temperature tinggi, dan pemuaian yang rendah. Sifat pemuaian merupakan sifat yang penting dalam logam cor. Alasan penggunaan 2,5% Ti-B karena penambahan penghalus butir Ti-B pada paduan Al-Si diharapkan dapat mempengaruhi bentuk pori, dimana pori tumbuh pada batas butir dan menghasilkan pori berbentuk bulat, sehingga bentuk

55 permukaan menjadi lebih halus karena adanya penambahan Ti-B pada proses pengecoran. Ti-B sangat penting dalam memperbaiki sifat dari aluminium paduan, seperti sifat mekanis, mengurangi porositas, lebih tahan terhadap retak panas, merubah struktur dan memperbaiki hasil akhir pada permukaannya, serta dapat juga mengurangi gelembung udara pada saat pengecoran sehingga tidak mudah mengalami retak pada hasil pengecoran. Penambahan unsur Ti-B kurang dari 1% dapat mengurangi viskositas (kekentalan) pada saat proses pengecoran. Jika ditambahkan lebih dari 1% maka dapat meningkatkan kekentalan. Jadi semakin banyak penambahan Ti-B pada proses pengecoran maka nilai kekentalan menjadi naik. 3.3.2 Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan untuk penelitian: 1. Timbangan Digital Digunakan untuk mengukur berat Alumunium Profil, piston bekas, TiB (Titanium Boron) yang akan digunakan dalam proses pelebutan. Timbangan tersebut dapat dilihat pada gambar 3.5 di bawah ini.

56 Gambar 3.5 Timbangan Digital 2. Mesin pemotong logam (metal Cutting) Digunakan untuk memotong Piston bekas, tujuannya untuk mengurangi berat dari piston bekas yang akan dipergunakan dalam penelitian. Mesin pemotong logam ini dapat dilihat pada gambar 3.6 di bawah ini. Gambar 3.6 Mesin Pemotong Logam 3. Thermokopel Alat ini digunakan sebagai pengukur suhu cetakan dan suhu aluminium cair. Thermokopel laser thermokopel tembak merupakan

57 sebuah alat pengukur yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi temperatur atau suhu secara optimal (selama objek diamati), menggunakan metode pengukuran radiasi energi sinar infra merah, unutk kemudian digambarkan dalam bentuk suhu. Thermokopel dapat dilihat pada gambar 3.7. Gambar 3.7 Thermokopel 4. Dapur peleburan Dapur ini terbuat dari batu bata dan dilapisi tanah agar tahan api. Besar dan volume dari dapur peleburan sangat bervariasi, tergantung pada jumlah bahan yang akan dilebur. Dapur peleburan tersebut dapat dilihat pada gambar 3.8.

58 Gambar 3.8 Dapur peleburan 5. Ladel Ladel merupakan alat penuang dalam peleburan. Aluminium cair yang memiliki suhu tinggi diambil dari dalam dapur peleburan dan dituangkan ke dalam cetakan. Ukuran dari alat ini disesuaikan dengan volume cetakan dan penggunaannya. Ladel peleburan dapat dilihat pada gambar 3.9 Gambar 3.9 Ladel

59 6. Cetakan logam (Dies Cast) Pada umumnya cetakan ini dibuat dari bahan baja atau besi tuang. Logam yang bisa di cor pada cetakan ini antara lain alumunium, magnesium dan paduan tembaga. Keuntungan cetakan ini yaitu dapat di pakai berkali-kali dibandingkan cetakan pasir. Cetakan logam tersebut dapat diliat pada gambar 3.10 di bawah ini. Gambar 3.10 Cetakan Logam. 7. Kertas pasir (amplas) Pemolesan dengan menggunakan kertas pasir bertujuan untuk memperoleh permukaan spesimen yang halus bebas goresan dan mengkilap seperti cermin dan menghilangkan ketidak teraturan permukaan spesimen. Permukaan spesimen yang akan diamati di bawah mikroskop optic harus benar-benar rata. Kertas pasir yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.11.

60 Gambar 3.11 kertas pasir (amplas) 8. Mikroskop Optik Mikroskop optik digunakan untuk mengamati struktur mikro dari Aluminium Paduan dengan pembesaran dua ratus kali. Pengujian ini menggunakan Metalogrika Microscope Invertit type PME3-311U. Mikroskop dapat dilihat pada gambar 3.12. Gambar 3.12 Mikroskop optic. 9. Mesin uji kekerasan (Hadners Tester) Mesin uji kekerasan (Hardness Tester) digunakan untuk mengetahui kekuatan atau ketahanan suatu material dari Aluminium

61 paduan. Pengujian ini menggunakan Universal Hardness Tester. Mesin uji kekerasan dapat dilihat pada gambar 3.13. Gambar 3.13 Mesin uji kekerasan. 10. Mesin uji tarik Mesin uji tarik digunakan untuk mengetahui sifat mekanis dari suatu logam terhadap tarikan dimana sifat mekanis tersebut antara lain meliputi batas lumer. Kekuatan tarik, kekenyalan, pertambahan panjang dan pengecilan luas penampang. Pengujian ini menggunakan universal testing machine. Mesin uji tarik dapat dilihat pada gambar 3.14. Gambar 3.14 Mesin uji tarik

62 3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Proses Pengecoran Proses Pengecoran Alumunium dilakukan di KM Kerajinan Aluminium Jl. Kranon, Nitikan RT 45 RW 11 No : 591 Yogyakarta. Adapun prosedur yang dilakukan pada proses pengecoran Aluminium adalah sebagai berikut: 1. Bahan yang akan di lebur adalah Aluminium profil dan Piston bekas. 2. Bahan penambahan yaitu TiB sebagai penghalus butiran. 3. Setelah itu dapur peleburan dipanaskan kurang lebih selama lima belas menit. Aluminium dan piston bekas yang sudah ditimbang massanya dimasukan ke dalam dapur peleburan. 4. Jika suhu aluminium mencapai 660 C yang diukur dengan menggunakan termokopel, maka TiB dimasukan ke dalam dapur peleburan yang massanya 0,025% dari massa total Aluminium profil dan Piston bekas. 5. Setelah itu cetakan logam di panaskan dengan suhu yang sudah di tentukan yaitu 200º, 300º, 400º. 6. Ketika suhu cetakan logam sudah mencapai suhu 200º, maka dilakukan penuangan pada cetakan logam, saat penuangan gunakan ladel untuk membantu proses pengecoran, dan begitu seterusnya pada suhu 300º, 400º. 7. Setelah spesimen siap di cetak, maka spesimen dilakukan proses pemesinan untuk mendapatkan dimensi yang sesuai untuk pengujian Tarik, pengujian kekerasan dan pengujian mikro struktur.

63 3.4.2. Proses Pengujian Pengujian Kekerasan (Hardness) Pengujian kekerasan bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu material. Pengujian ini dilakukan di beberapa titik yang di indentasi setelah dilakukan penambahan Titanium Boron (TiB) terhadap Aluminium paduan. Pengujian kekerasan dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin D3 UGM. Adapun prosedur yang dilakukan pada pengujian kekerasan (hardness) adalah sebagai berikut: 1. Dipersiapkan spesimen untuk uji kekerasan. 2. Spesimen dilakukan proses polishing dengan menggunakan kertas pasir dengan variasi nomor 1000,1200,1300,1500,2000,4000, dan 5000 sampai permukaan untuk di uji benar-benar rata. 3. Kemudian dilakukan pengujian kekerasan. 4. Pengujian ini dilakukan di beberapa titik yang di indentasi pada Aluminium paduan. Pengujian Metalografi (Metallography Test) Pengamatan perubahan struktur mikro akibat pengaruh variasi suhu cetakan diamati dengan pengujian metalografi yang dilakukan pada spesimen uji. Pengujian metalografi dilakukan untuk melihat mikrostruktur yang ada di permukaan spesimen. Pengujian ini menggunakan Metalogrika Microscope Invertit type PME3-311U dan dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin D3 UGM. Adapun prosedur yang dilakukan untuk pengujian metalografi (Metallography Test) adalah sebagai berikut: 1. Memotong spesimen sesuai ukuran kemudian dibingkai dengan resin.

64 2. Spesimen dilakukan proses polishing dengan menggunakan kertas pasir dengan variasi nomor 1000,1200,1300,1500,2000,4000, dan 5000 sampai permukaan yang di uji benar-benar rata. 3. Pemberian etsa larutan kimia untuk mengkorosi batas butir, untuk aluminium berikan larutan cair NaOH dan air 50% 4. Pengujian ini dilakukan untuk melihat mikrostruktur yang ada di permukaan spesimen. Pengujian Tarik Pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui sifat mekanis dari suatu logam Aluminium paduan terhadap tarikan dimana sifat mekanis tersebut antara lain meliputi batas lumer. Pengujian menggunakan Pengujian ini menggunakan universal testing machine dan dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin D3 UGM. Adapun prosedur yang dilakukan untuk pengujian tarik adalah sebagai berikut: 1. Dipersiapkan spesimen untuk uji tarik. 2. Pastikan mesin dalam kondisi baik. 3. Membuka cekam pada mesin dengan jarak yang telah ditentukan 4. Pengujian dilakukan dengan mesin uji tarik Universal Testing Machine dengan cara menjepit spesimen dengan kuat dan beban diberikan secara kontinyu sampai benda uji putus.