KAJIAN TEKNIK STABILITAS LERENG PADA TAMBANG BATUGAMPING DI CV. KUSUMA ARGA MUKTI NGAWEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KASUS ANALISA KESTABILAN LERENG DISPOSAL DI DAERAH KARUH, KEC. KINTAP, KAB. TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN

APLIKASI SLIDE SOFTWARE UNTUK MENGANALISIS STABILITAS LERENG PADA TAMBANG BATUGAMPING DI DAERAH GUNUNG SUDO KABUPATEN GUNUNGKIDUL

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN

RANCANGAN GEOMETRI LERENG AREA IV PIT D_51_1 DI PT. SINGLURUS PRATAMA BLOK SUNGAI MERDEKA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. lereng, hidrologi dan hidrogeologi perlu dilakukan untuk mendapatkan desain

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

ANALISIS KETIDAKSTABILAN LERENG PADA KUARI TANAH LIAT DI MLIWANG PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TUBAN JAWA TIMUR

GEOTEKNIK TAMBANG DASAR DASAR ANALISIS GEOTEKNIK. September 2011 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA.

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Berau Coal merupakan salah satu tambang batubara dengan sistim penambangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara menggunakan pendekatan Rock Mass Rating (RMR). RMR dapat

BAB IV SIMULASI PENGARUH PERCEPATAN GEMPABUMI TERHADAP KESTABILAN LERENG PADA TANAH RESIDUAL HASIL PELAPUKAN TUF LAPILI

Kestabilan Geometri Lereng Bukaan Tambang Batubara di PT. Pasifik Global Utama Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan

Kornelis Bria 1, Ag. Isjudarto 2. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Jogjakarta

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

BAB I PENDAHULUAN. PT Beringin Jaya Abadi merupakan salah satu tambang terbuka

INVESTIGASI GEOLOGI POTENSI LONGSOR BERDASARKAN ANALISIS SIFAT FISIK DAN MEKANIK BATUAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

BAB V PEMBAHASAN. menentukan tingkat kemantapan suatu lereng dengan membuat model pada

BAB V PEMBAHASAN. lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih model lereng stabil dengan FK

ANALISIS KESTABILAN LERENG DI PIT PAJAJARAN PT. TAMBANG TONDANO NUSAJAYA SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN PARAMETER GEOTEKNIK DALAM MERESPON PERUBAHAN DESAIN TAMBANG BATUBARA DENGAN SISTEM TAMBANG TERBUKA

DAFTAR ISI. SARI... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xiv

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

RENCANA TEKNIS PENIMBUNAN MINE OUT PIT C PADA TAMBANG BATUBARA DI PT. AMAN TOEBILLAH PUTRA SITE LAHAT SUMATERA SELATAN

ANALISIS KEMANTAPAN LERENG PADA JENJANG PENAMBANGAN PT SUGIH ALAMANUGRAHA KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA SKRIPSI

Oleh: Yasmina Amalia Program Studi Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

DAFTAR ISI. RINGKASAN... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN...

EVALUASI KESTABILAN LERENG PADA TAMBANG TERBUKA DI TAMBANG BATUBARA ABSTRAK

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

PENENTUAN PENGARUH AIR TERHADAP KOHESI DAN SUDUT GESEK DALAM PADA BATUGAMPING

KATA PENGANTAR. ( Untung Wachyudi ) vii

ANALISIS STABILITAS LERENG TEBING SUNGAI GAJAHWONG DENGAN MEMANFAATKAN KURVA TAYLOR

DAFTAR ISI. BAB III TEORI DASAR Lereng repository.unisba.ac.id. Halaman

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Kegiatan penambangan yang dilakukan menggunakan sistem. dilakukan dengan cara memotong bagian sisi bukit dari

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 9 No. 2 Februari 2017

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO

KISI KISI PROFESIONAL dan PEDAGOGIK UKG TEKNIK GEOLOGI PERTAMBANGAN TAHUN 2015 PPPPTK BBL MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. terowongan, baik terowongan produksi maupun terowongan pengembangan.

MAKALAH PENGEBORAN DAN PENGGALIAN EKSPLORASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 93

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Aplikasi Teknologi Informasi Untuk Perencanaan Tambang Kuari Batugamping Di Gunung Sudo Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Februari 2012 Penulis. Yudha Prasetya. vii. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE KAJIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN LERENG MENGGUNAKAN GEOSLOPE/W Tri Handayani 1 Sri Wulandari 2 Asri Wulan 3

ANALISIS KESTABILAN LERENG DESAIN DISPOSAL XYZ TAHUN 2016 DI KABUPATEN TABALONG, KALIMANTAN SELATAN

Gambar 5.20 Bidang gelincir kritis dengan penambahan beban statis lereng keseluruhan Gambar 5.21 Bidang gelincir kritis dengan perubahan kadar

Bab IV STABILITAS LERENG

KOMPETENSI PEMANTAU KESTABILAN LERENG : IMPLIKASINYA TERHADAP PRODUKTIVITAS PENAMBANGAN SUMBER DAYA MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE JANBU (STUDI KASUS : KAWASAN CITRALAND)

DAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii

Metode Analisis Kestabilan Lereng Cara Yang Dipakai Untuk Menambah Kestabilan Lereng Lingkup Daerah Penelitian...

APLIKASI PENDEKATAN PROBABILISTIK DALAM ANALISIS KESTABILAN LERENG PADA DAERAH KETIDAKSTABILAN DINDING UTARA DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan tuntutan pembangunan infrastruktur pada masa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Stability Radar (SSR) dan Peg Monitoring WITA, terjadi longsoran besar di low-wall

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN SOFTWARE ROCSCIENCE SLIDE

KONSEP DASAR PERENCANAAN TAMBANG 3.1 PENGERTIAN

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE LOWE-KARAFIATH (STUDI KASUS : GLORY HILL CITRALAND)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan batuan samping berpotensi jatuh. Keruntuhan (failure) pada batuan di

REKAYASA LERENG STABIL DI KAWASAN TAMBANG TIMAH TERBUKA PEMALI, KABUPATEN BANGKA UTARA, KEPULAUAN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Praktikum

1) Geometri : Lebar, kekasaran dinding, sketsa lapangan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. SARI...iv. ABSTRACT...v. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR TABEL...ix. DAFTAR GAMBAR...x. DAFTAR LAMPIRAN...

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PENGANTAR REKAYASA GEOLOGI (TA) KODE / SKS : KD / 2 SKS

Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 2

DAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. SARI... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB V PENUTUP. Melalui analisa dan perhitungan nilai faktor keamanan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Yogyakarta, Januari 2018 Penulis

KISI-KISI MATA PELAJARAN GEOLOGI PERTAMBANGAN. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD)

Transkripsi:

KAJIAN TEKNIK STABILITAS LERENG PADA TAMBANG BATUGAMPING DI CV. KUSUMA ARGA MUKTI NGAWEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA Aris Herdiansyah, Aditya Denny Prabawa, Rudi Hartono Magister Teknik Pertambangan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran yogyakarta dian.herdian67@yahoo.com Abstrak Kestabilan lereng sangatlah penting dalam dunia pertambangan, di CV. Kusuma Arga Mukti ini belum terdapat adanya rancangan lerengnya, oleh karena itu perlu dilakukan kajian dengan tujuan untuk menentukan desain geometri lereng dengan mempertimbangkan factor keamanan, memperkirakan longsoran yang akan terjati, dan penanggulangan dari resiko yang mungkin terjadi. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekata induktif. Data brasal dari data primer dan data sekunder, data - data yang diperlukan untuk analisis ini yaitu: sifat fisik dan sifat mekanik batuan, data geometri lereng, data geologi, data hidrogeologi, dan jenis aplikasi (untuk lereng). Hasil dari analisis dari data data tersebut yang nantinya digunakan sebagai dasar untuk perancangan geometri lereng yang aman. Kata Kunci: penanggulangan longsor, rekomendasi lereng. 1. Pendahuluan Masalah kemantapan lereng pada batuan merupakan suatu hal yang menarik, karena sifatsifat dan perilakunya yang berbeda dengan kestabilan lerang pada tanah. Kestabilan lereng pada batuan lebih ditentukan oleh adanya bidang-bidang lemah yang disebut dengan bidang diskontinuitas, tidak demikian halnya dengan lereng-lereng pada tanah. Stabilitas dari lereng individual biasanya menjadi masalah yang membutuhkan perhatian yang lebih bagi kelangsungan operasi penambangan setiap harinya. Longsornya lereng pada suatu jenjang, dimana terdapat jalan angkut utama atau berdekatan dengan batas properti atau instalasi penting, dapat menyebabkan bermacam gangguan pada program penambangan. Walaupun longsoran yang terjadi relatif kecil, dengan tanda-tanda yang tidak begitu terlihat, tetap saja dapat membahayakan jiwa dan merusak peralatan yang ada. Rancangan lereng yang aman dan stabil sangat perlu dilakukan karena keberhasilan dalam proses penambangan turut ditentukan oleh adanya kondisi kerja yang aman. Lereng yang tidak aman dapat menimbulkan longsor dan memberikan gangguan terhadap kegiatan penambangan diantaranya dapat menimbulkan kehilangan nyawa manusia, menyebabkan kerugian hilang dan rusaknya harta benda yang dimiliki perusahaan, dan terganggunya kegiatan produksi, yang mana semuanya akan menjadi kerugian waktu dan biaya bagi perusahaan. Rancangan lereng perlu dilakukan karena keberhasilan dalam proses penambangan turut ditentukan oleh adanya kondisi kerja yang aman. Lereng yang tidak aman dapat menimbulkan longsor dan memberikan gangguan terhadap tambang paling tidak dalam hal : 1. Dapat menimbulkan kehilangan nyawa manusia 2. Kerugian hilangnya harta benda yang dimiliki perusahaan ini. 3. Terganggunya kegiatan produksi (hilangnya waktu produksi). Berdasarkan pertimbangan tersebut maka diperlukan suatu rancangan lereng yang aman beserta analisis kestabilannya. Dengan perkembangan pengetahuan seperti saat ini banyak hal dilakukan dengan teknologi seperti data curah hujan yang bisa di ketahui melelui internet, selain itu untuk menganalisis kestabilan lereng ini juga menggunaka teknologi yaitu menggunakan software untuk mendesain geometri lerengnya karena di lokasi penambangan CV. Kusuma Arga Mukti ini menggunakan metode kuari. Metode ini merupakan metode penambangan yang mudah 238

untuk dikerjakan, dimana dapat dikerjakan dengan teknologi dan peralatan yang relatif sederhana. Untuk menerapkan metode ini harus membuat desain penambangan berupa jenjang jenjang (bench) pada lereng dengan kemirringan tertentu yang aman. Dalam pembuatan jenjang jenjang tersebut harus memperhatikan kualitas massa batuan yang akan digali, sehingga tambang kuari batugamping dapat berjalan secara optimal dan aman bagi keselamatan operator, peralatan dan lingkungan sekitarnya. Terdapat beberapa cara untuk mengetahui kekuatan massa batuan, salah satunya yaitu menggunakan kaidah Hoke-Brown Failure Criterion. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan kualitas massa batuan yang terdapat dipermukaan, seperti yang terdapat dilokasi penelitian yang merupakan lapisan batugamping. Setelah mengetahui karakteristik dari massa batuan maka dapat dirancang sebuah geometri lereng dengan mempertimbangkan nilai faktor keamanan (lihat tabel 1), kemudian untuk menentukan kemungkinan longsoran yang akan terjadi dilokasi penelitian, dan memberikan upaya pennggulangan dari resiko apabila terjadi longsoran lareng di CV. Kusuma Arga Mukti. 2. Metode Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan induktif. Penelitian kuantitatif ini mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji dengan teori teori yang ada. 2.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan observasi atau pengamatan di lapangan. Pengamatan di lapangan ini dilakukan untuk mengamati struktur batuan, litologi daerah sekitar, kondisi air, kemudian dilakukan pengambilan data dibidang diskontinuitas batuan untuk menentukan potensi longsoran yang biasa terjadi. Selain data tersebuat juga diperlukan data primer dan data sekunder (lihat tabel 2). 2.2 Metode Analisis Data Dengan menggunakan metode kuantitatif ini dalakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah melakukan observasi lapangan melakukan pengukuran streak dan dips, pengukuran tinggi lokasi penambangan, pengambilan sampel dengan pemboran (lihat gambar 2), yang kemudian dianalisis di Laboratorium Teknik Pertambangan Seolah Tinggi Teknologi Nasiaonal Yogyakarta yang menghasilkan sifat fisik batuan (lihat tabel 3) dan sifat mekanik batuan (lihat tabel 4) dengan menguji kuat tekan batuan sampel (lihat gambar 3). Dari hasil analisis didapat kekuatan massa batuan yang kemudian di aplikasikan dengan menggunakan software (lihat gambar 4) hingga bisa dilakukan desain geometri lereng yag diinginkan. Selain itu juga diperlukan data sekunder yaitu: data curah hujan, data geologi, data stratifigrafi, data struktur geologi, peta topografi. Hal ini dilakukan untuk menunjang penelitian dilikasi CV. Kusuma Arga Mukti Ngawen Gunung Kidul Yogyakarta. 3. Hasil dan Pembahasan Penelitian dilakukan pada area yang akan di tambang pada CV. Kusuma Arga Mukti, untuk kondisi lereng (lihat gambar 1). Metode penambangan yang akan dilakukan pada daerah ini menggunakan metode kuari dengan penggalian, yaitu menggunakan Excavator dengan bantuan Dozer untuk material yang lunak, sedangkan pada material yang keras menggunakan Ripper. Material penyusun batuan dilokasi penelitian terdiri atas batugamping. 1. Analisis Lereng Tunggal (Single Slope) Dalam perhitungan kestabilan lereng tunggal, beberapa pendekatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Material penyusun tubuh lereng diasumsikan mengikuti perlapisan aktual dilapangan. b. Rekomendasi yang diberikan dengan asumsi kondisi air jenuh. c. Untuk mengantisipasi kondisi lereng paling pesimis kaitannya dengan curah hujan, maka material pembentuk lereng diasumsikan dalarn keadaan jenuh dan kering. d. Parameter sifat fisik dan mekanik batuan diambil dari hasil penelitian yang terdahulu. e. FK minimum yang dipersyaratkan adalah 1.20. Dari hasil perhitungan dan simulasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan hasil dari lereng tunggal (lihat tabel 5). 2. Analisis Lereng Keseluruhan (Overall Slope) Analisis kestabilan lereng ini dilakukan untuk menentukan faktor keamanan lereng keseluruhan pada dinding tambang berdasarkan data penampang lereng dari hasil korelasi pemboran yang telah dilakukan, perhitungan dilakukan berdasarkan variasi ketinggian dan sudut kemiringan lerengnya sehingga didapatkan nilai faktor keamanan yang aman untuk dilakukan penambangan. Seperti halnya dilakukan pada analisis kestabilan lereng tunggal, analisis kestabilan lereng keseluruhan juga menggunakan Metode Kesetimbangan Batas (limit equilibrium method) dengan bantuan Program slide. 239

Pendekatan tipe longsoran yang digunakan dalam analisis kestabilan lereng keseluruhan sama dengan yang dilakukan untuk analisis lereng tunggal, dimana model longsorannya berupa lengkung-sirkular (circular failure mechanism) karena secara umum kondisi kekerasan batuannya relatif lemah. Adapun beberapa asumsi atau pendekatan sebagaimana berikut ini : 1. Material penyusun tubuh lereng mengacu pada hasil korelasi penampang lubang bor geoteknik. Serta pengamatan langsung di lapangan. 2. Untuk single slope nya mengikuti kondisi aktual dilapangan. 3. Untuk memperoleh desain geornetri lereng yang optimal, maka perhitungan kestabilan lereng dilakukan dalam dua kondisi muka air tanah yang berbeda, yaitu dalam keadaan jenuh dan kondisi simulasi dengan mengasumsikan kondisi muka air tanah kering. 4. Parameter sifat fisik dan mekanik batuan diambil dari hasil penelitian yang terdahulu. 5. Rekomendasi yang diberikan berdasarkan pada asumsi kondisi air jenuh. 6. Nilai faktor keamanan lereng yang dipersyaratkan adalah minimum 1.20. Hasil dari perhitungan faktor keamanan lereng keseluruhan dengan mengikuti kondisi aktual dilapangan (lihat tabel 6). 3. Kajian Kemantapan Lereng Untuk menganalisis kemantapan lereng perlu terlebih dahulu diketahui sistem tegangan yang bekerja pada tanah atau batuan serta sifat fisik dan mekaniknya. Tegangan didalam masa tanah atau batuan keadaan alamiahnya adalah tegangan vertikal, tegangan horizontal, dan tekanan air pori, sedangkan sifat fisik dan mekaniknya antara lain adalah bobot isi, kohesi dan sudut gesek dalam. Faktor ini secara langsung turut mempengaruhi kemantapan dari suatu lereng. 4. Kajian Kemantapan untuk Lereng Keseluruhan Dari hasil simulasi yang dilakukan dengan menggunakan program slide 5.0. Leremg keseluruhan yang terbentuk saat ini dalam keadaan berpotensi longsor dalam kondisi jenuh, simulasi lereng keseluruhan menggunakan program slide 5.0. 5. Rekomendasi Lereng Dengan mempertimbangkan pengaruh iklim dan cuaca yang dapat mempengaruhi suatu massa batuan dalam jangka waktu yang lama maka direkomendasikan permodelan dengan hasil uji laboratorium di lokasi penelitian sebagai berikut: 1. Lereng Tunggal Membuat lereng tunggal yang relatif aman meski dalam kondisi jenuh. 2. Lereng Keseluruhan Untuk lereng keseluruhan dengan tinggi 55 m, maka dapat dibuat rekomendasi dengan geometri sudut lereng tunggal 70º, tinggi 5 m dengan lebar bench 3 m yang disusun menjadi lereng keseluruhan dengan sudut overall 48º (lihat gambar 5), maka di dapat nilai faktor keamanan 1,217 (lihat gambar 6). 6. Penanggulangan Kelongsoran Pada daerah penelitian banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng, diantaranya : a. Geometri Lereng Geometri lereng sangat berpengaruh terhadap lapisan teratas. Geometri ini meliputi tinggi lereng, lebar jenjang dan kemiringan lereng, sedangkan untuk overall slope juga dipengaruhi oleh jarak antara puncak lereng dengan kaki lereng yang ada diatasnya pada lapisan di puncak. Semakin lebar jarak antara puncak lereng dan kaki lereng, maka nilai faktor keamanan yang didapat akan semakin besar. b. Struktur Stuktur kekar pada batuan di daerah penelitian merupakan bidang lemah dan memperkecil nilai faktor keamanan dari lereng. Kekar, disamping memperlemah kekuatan batuan juga sebagai tempat untuk rembesan air sehingga cepat terjadinya proses pelapukan, hal ini yang dapat menyebabkan longsor. Pada daerah penelitian saat ini batuan yang terbentuk telah banyak mengalami pelapukan. c. Tingkat Pelapukan Pelapukan pada daerah penelitian merupakan proses pelapukan secara mekanis/fisik terjadi apabila batuan berubah menjadi fragmen yang lebih kecil tanpa terjadinya perubahan secara kimiawi. Pelapukan mekanis ini sangat tergantung pada jenis batuan dan waktu lamanya proses tersebut berlangsung. Penyebab terjadinya pelapukan mekanis adalah iklim/cuaca,eksfoliasi, erosi, abrasi, dan kegiatan organik. d. Kondisi Air Tanah atau Air Permukaan Air tanah maupun air permukaan sangat mempengaruhi kekuatan batuan, tekanan air tanah mempengaruhi tegangan normal pada permukaan bidang geser. Disamping menambah beban pada lereng air tanah juga dapat melarutkan batuan sehingga mempercepat proses pelapukan batuan. Turun naiknya tinggi muka air tanah dapat di pengaruhi oleh curah hujan. Pada saat musim kemarau, dimana hujan jarang terjadi kemungkinan besar tinggi muka air tanah mengalami penurunan, namun sebaliknya pada 240

saat musim hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi muka air tanah ini dapat berpengaruh terhadap nilai kestabilan lereng. e. Iklim Data curah hujan yang terdapat dilokasi penelititan menunjukkan bahwa di lokasi penelitian mempunyai curah hujan dengan intensitas yang tinggi. Air hujan akan menambah tinggi muka air tanah suatu lereng serta mengakibatkan tingkat kejenuhan material pembentuk lereng yang dapat mengurangi kuat geser suatu massa batuan. Hasil analisis faktor keamanan didapat lereng dalam kondisi jenuh (pesimis) berpotensi terjadi longsor dibanding dengan kondisi kering, ditakutkan apabila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi dilokasi penelitian mengakibatkan tinggi muka air tanah serta tingkat kejenuhan meningkat yang disebabkan rembesan air hujan. Secara umum tindakan stabilisasi lereng dilakukan untuk mengurangi gaya termobilisasi pada badan lereng dan meningkatkan gaya penahan pada lereng. Pengurangan gaya termobilisasi ini dapat dilakukan dengan penggalian sebagian atau seluruh material yang tidak stabil dan atau material yang berpotensi tidak stabil serta penurunan tekanan air pori atau muka air tanah pada badan lereng. Tindakan penunjang kestabilan lereng yang dapat dilakukan adalah : a. Perbaikan Geometri Lereng Tindakan ini dilakukan untuk memperoleh geometri lereng yang aman sesuai dengan nilai fakor keamanan yang disarankan, yaitu > 1,20. Perbaikan geometri lereng pada lereng tunggal dengan membagi tingi lerengnya menjadi dua lereng, kemudian mengurangi sudut kemiringan agar lebih landau dari semula. b. Penanganan Air Permukaan Air permukaan yang mengalir dan meresap pada badan lereng mengakibatkan erosi pada permukaan, mempercepat proses pelapukan dan meningkatkan ketinggian permukaan air tanah. Untuk penangan air permukaan pada lereng dapat dilakukan dengan membuat saluransaluran air setiap jenjang pada badan lereng baik yaitu dekat kaki lereng. c. Penurunan Muka Air Tanah Penurunan muka air tanah dilakukan guna mengurangi atau menghilangkan gaya nilai air dan meningkatkan kuat geser material lereng. Secara vertikal dibuat sumur sumur pompa pada bagian atas jenjang lereng, secara horizontal dilakukan pemasangan pipa pipa penirisan tanpa melakukan pemompaan. d. Penambahan Beban di Kaki Lereng Penambahan beban ini dimaksudkan untuk menambah gaya penahan dari lereng. Beban dapat berupa material keras seperti bongkahan andesit. Pemantauan lereng secara berkala perlu dilakukan untuk mengetahui adanya gerakan tanah yang mungkin terjadi baik yang tampak dipermukaan maupun tidak tampak dipermukaan. Dengan demikian apabila terjadi gejala ketidakstabilan dapat segera dilakukan tindakan pencegahan. 3.1 Tabel Tabel 1: Hubungan Nlai Faktor Keamanan Lereng dan Intensitas Longsor Nilai Faktor Kejadian atau Keamanan Intensitas Longsor Lereng tidak Mantap FK < 1,0 atau Stabil Lereng dalm Keadaan FK = 1,0 Seimbang, dan Siap untuk Longsor Lereng dalam Keadaan FK > 1,0 Mantap atau Stabil Sumber: Bowls, 1989 Tabel 2: Data Primer dan Data Sekunder No Data Primer Data Sekunder Data Geologi 1 Pengambilan (batuan, Sampel Batuan stratifigrafi, dan struktur geologi) 2 Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan (bobot isi batuan, kohesi, dan sudut gesek Peta Topografi 3 4 dalam) Data Geometri Lereng (tinggi lereng, kemiringan lereng, dan lebar bench) Data Hidrogeologi 5 Ploting Lokasi Peta Lokasi Penelitian Data Curah Hujan Mempelajari Metode Kestabilan Lereng di Perpustakaan Tabel 3: Data Sifat Fisik Batuan Sampel WN (gr) Ws (gr) Ww (gr) Wo (gr) 1 325,40 121,40 334,90 317,10 2 334,40 150 346,30 325,10 Tabel 4: Sifat Mekanik Batuan Sampel KN KN/cm 2 MPa 1 30 1,80 18 2 25 1,50 15 241

Tabel 5: Faktor Keamanan Berdasarkan Sudutnya No Tinggi Jenjang (m) Sudut (º) FK Single Slope (kondisi jenuh) 1 5 77 6,259 2 5 75 6,341 3 5 70 6,894 Tabel 6: Faktor Keamanan Lereng Keseluruhan (Overall) No FK Tinggi Lebar Sudut Overall Jenjang Jenjang (º) (kondisi (m) (m) jenuh) 1 55 3 52 1,294 2 55 3 51 1,068 3 55 3 48 1,217 Gambar 3. Uji Kuat Tekan Batuan 3.2Gambar Gambar 4. Analisis Kohesi (C) dan Sudut Gesek Dalam Batuan (ɸ) Gambar 1. Kondisi Awal Lereng Daerah Penelitian Gambar 5. Rekomendasi Lereng Keseluruhan Gambar 2. Sampel Batuan 242

Gambar 6. Nilai FK pada Lereng Keseluruhan 4. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kondisi awal lereng yang terdapat di CV. Kusuma Arga Mukti adalah dengan tinggi lereng tunggal 3m, sudut 60, dan lebar bench 5m. 2. Potensi longsoran yang terjadi pada lokasi penelitian yaitu longsoran busur. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng pada lokasi penelitian adalah pelapukan batuan pada lereng penambangan yang diakibatkan oleh curah hujan dan iklim. 4. Berdasarkan hasil uji laboratorium maka dapat diketahui nilai dari sifat fisik dan sifat mekanik batuan penyusun lereng penambangan. Nilai nilai tersebut berpengaruh terhadap nilai faktor keamanan yaitu semakin besar nilai bobot isi batuan maka nilai faktor keamanan akan semakin kecil, semakin besar nilai kohesi batuan maka nilai faktor keamanan semakin tinggi dan semakin besar nilai sudut geser dalam masa batuan maka nilai faktor keamanan akan semakin besar begitu juga sebaliknya. Hasil Uji Laboratorium Bobot Isi (jenuh) : 1,56 Kohesi : 0,129 MPa Sudut Gesek Dalam : 61,05 Lereng Tunggal Menggunakan lereng tunggal dengan tinggi 5 m dan sudut 70 serta lebar bench 3 m. Lereng Keseluruhan Untuk lereng keseluruhan dengan tinggi 55 m, maka dapat dibuat rekomendasi dengan geometri sudut lereng tunggal 70º, tinggi 5 m dengan lebar bench 3 m yang disusun menjadi lereng keseluruhan dengan sudut overall 48º maka di dapat nilai faktor keamanan 1,217. 5. Berdasarkan hasil perhitungan lereng tunggal, semakin besar sudut lereng yang terbentuk maka angka faktor keamanannya semakin kecil, begitu pula sebaliknya semakin kecil sudut lereng yang terbentuk maka angka faktor keamanannya semakin besar. Lokasi penelitian di CV. Kusuma Arga Mukti adalah batugamping sehingga faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng yang utamanya dipengaruhi oleh kandungan air sangatlah kecil hal ini karena batugamping adalah salah satu batuan yang mampu meloloskan air. Dalam penelitian ini hanya menggunakan 1 titik bor dan pemborannya dilakukan sedalam 8 meter, alangkah baiknya jika penelitian selanjutnya menggunakan titik bor untuk sampel lebih dari satu agar nilai keakuratannya lebih maksimal. Ucapan Terima Kasih Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada: 1. Bapak Sholeh Hadi Prasetyo, selaku direktur CV. Kusuma Arga Mukti. 2. Bapak Moch Hasan Dulahim, selaku tenaga ahli pertambangan di CV. Kusuma Arga Mukti. 3. Bapak R. Andy Erwin Wijaya, ST, MT., selaku Dosen Pembimbing saat penelitian. 4. Bapak Agung Dwi Sutrisno, ST, MT., selaku Dosen Pembimbing saat penelitian. 5. Bapak Budiran, selaku penjaga Laboratorium Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta. 6. Semua rekan rakan yang membatu dalam penelitian ini. Daftar Pustaka Arif, I., 2003, Dasar-Dasar Kemantapan Lereng, Departemen Teknik Pertambangan, Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Bishop, A. W., 1955, Geotechnique, Vol.13, No. 4, 186, 177-197. Bowless, R., 1989, Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hoek, E. & Bray, J., 1981, Rock Slope Engineering, Revised 3 rd Edition, The Institute of Mining and Metallurgy, London. 243

Karyono, 2004, Kemantapan Lereng Batuan, Diklat Perencanaan Tambang Terbuka Universitas Islam Bandung, Bandung. Supandi, 2011, Draf - Bahan Ajar Mine Geotechnical, Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta. Suratha, G., 1997, Kemantapan Lereng, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan, Bandung. Wiyono, B., 1999, Geoteknik, Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta., 2012, Slide Versi 5.0, ROCSCIENCE.., 2007, AutoCAD, Autodesk.., 2002, Roclab, Versi 1.0, Hoek-Brown..,2014, Data-Data Eksplorasi CV. Kusuma Arga Mukti, Desa Jentir Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 244