METODE MEMPERBANYAK PRODUKSI ASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DENGAN TEHNIK MARMET DAN BREAST CARE DI RSUD KARANGANYAR

dokumen-dokumen yang mirip

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea pada kasus Ny.S

PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG

Abstrak

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

1

Abstrak. Pengetahuan, Teknik Marmet, Pijat Oksitosin, Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin, Kelancaran Pengeluaran ASI.

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

Sekar Laras Amerli Andriani *) Rahardjo Apriyatmoko, SKM., M. Kes **), Puji Lestari, S.Kep., Ns., M. Kes (Epid)***)

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN

PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP TANDA KECUKUPAN ASI PADA IBU POST SEKSIO SESAREA DI RS DR MOEWARDI SURAKARTA. Yofhin Nazhifah Ilyas *)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

EFEKTIFITAS PELATIHAN PERAWATAN PAYUDARA METODE MASSAGE ROLLING (PUNGGUNG) TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATURETNO

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN DENGAN KECUKUPAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGDOWO

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Masa Nifas Terhadap Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post Sectio Caesarea (SC)

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

SIKAP POSITIF IBU DALAM PERAWATAN PAYUDARA MENDUKUNG KELANCARAN PRODUKSI ASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. diindonesia merupakan angka tertinggi di bandingkan dengan negara-negara

PENGARUH DISCHARGE PLANNING TERHADAP KEMAMPUAN IBU POST SECTION CAESAREAN DALAM MERAWAT BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP LAMA PENGELUARAN KOLOSTRUM PADA IBU POST SECTIO CAESARIA DI RSUD KOTA MADIUN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

KARAKTERISTIK YANG MEMPENGARUHI MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS POST SECTIO CAESAREA (Di Ruang Merpati RSUD Dr. Soetomo Surabaya )

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr.

Sugiarti dan Vera Talumepa

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

MEDIA INFORMATIF TENTANG PERAWATAN KEHAMILAN PADA KELAS IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki

PENGARUH HEALTH EDUCATION

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN PENGELUARAN COLOSTRUM PADA KEHAMILAN TRIMESTER III

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG

Nuraini Rahmawati, Resti Agustina Setyaningrum Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Klaten

EFEKTIVITAS METODE BOM TERHADAP PRODUKSI ASI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

PERBEDAAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM SETELAH PEMBERIAN PIJAT OKSITOSIN. Heni Setyowati, Ari Andayani, Widayati. AKBID Ngudi Waluyo Ungaran

BAB II LANDASAN TEORI. meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin (Suherni, 2009).

MOTIVASI IBU POSTPARTUM MELAKUKAN SENAM NIFAS SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N POST OP SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI CEPHALO PELVIK DISPROPORTION DIRUANG CEMPAKA RSUD SRAGEN

STUDI TENTANG PRODUKTIF ASI DIKAITKAN DENGAN ANATOMI PAYUDARA DI POSYANDU DESA WADUNG PAKISAJI KABUPATEN MALANG

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK MARMET TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME KOTA KEDIRI

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA NEONATUS DENGAN IBU PASCA SECTIO CAESAREA DI RUANG MAWAR RSUD dr.doris SYLVANUS, PALANGKA RAYA

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

PERBEDAAN FREKUENSI MENYUSU ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PIJAT BAYI

*Armi

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No 1 - Januari 2017

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI DI DESA KARANG DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pantang Makanan Selama Masa Nifas di Bpm Sri Lumintu

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa

Transkripsi:

METODE MEMPERBANYAK PRODUKSI ASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DENGAN TEHNIK MARMET DAN BREAST CARE DI RSUD KARANGANYAR Rani Rahayu, Annisa Andriyani Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta Pendahuluan; ABSTRAK Tujuan; Metode; Hasil; Kesimpulan; yang hampir cukup bulan atau cukup bulan, A. PENDAHULUAN Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran selaput dari tubuh ibu dan pengeluaran plasenta (Wirakusumah, 2010). Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa proses melahirkan 56

dengan operasi akan menghambat yang dilakukan di RSUD Karanganyar pada terbentuknya produksi dan pengeluaran ASI. tanggal 21 sampai 22 Februari dengan delapan Terutama jika ibu mendapatkan obat-obatan ibu enam diantaranya penghilang sakit sebelum operasi dapat menyebabkan tidak responsif untuk menyusu mengatakan bahwa proses menyusui tertunda dan ASI belum keluar pada hari I dan ke II, (Kristiyansari, 2009). perawat selalu mengajarkan tiap Angka kejadian proses mulai menyusui di Indonesia Pada hasil penelitian dalam Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) (2010) di Indonesia persentase proses mulai menyusui kurang dari satu jam (<1 jam) 29,3 %, proses mulai menyusui 1-6 jam 40,7 %, proses menyusui mulai 7-23 jam 7,6 %, proses mulai menyusui 24-47 jam 11,3 %, dan proses mulai menyusui lebih dari (> 48 jam) 11,1 %. Angka kejadian proses mulai menyusui di provinsi di Jawa Tengah menurut Rikesdas (2010), mulai menyusui kurang dari satu jam (<1 jam) 33,3 %, menyusui 1-6 jam 37, 5 %, menyusui 7-23 jam 6,3 %, menyusui 24-47 jam 10,9 %, pagi dan sore hari. Didapatkan hasil semua pasien hanya diberikan saja baik itu yang melahirkan normal maupun bermanfaat dapat mencegah bendungan ASI dan dapat memperlancarkan ASI pada ibu post partum. Hasil wawancara dengan perawat di RSUD Karanganyar mengatakan belum ada Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang teknik marmet. Teknik marmet tersebut sangat efektif, praktis dan efisien jika dilakukan dengan tepat. Berdasarkan data dan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Perbedaan teknik dan menyusui lebih dari 48 jam (>48 jam) 12 adalah 12,1%. Dari hasil studi pendahuluan yang marmet dan ASI pada ibu Karanganyar. terhadap produksi di RSUD dilakukan penulis di RSUD Karanganyar pada tanggal 21 Februari 2014 didapatkan data pasien selama tahun 2013 sebanyak 811 pasien (data sekunder dari rekam medis RSUD Karanganyar). Hasil wawancara B. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Produksi ASI keluar dimulai pada hari ke 2-5 setelah ibu melahirkan. (Proverawati dan Eni, 2010). Memerah ASI dengan teknik 57

marmet awalnya diciptakan oleh seorang ibu yang harus mengeluarkan ASI nya karena medis. Teknik memerah ASI dengan tangan tersebut yaitu teknik marmet. Teknik tersebut lebih nyaman, aman, praktis dan mudah dilakukan. Terknik marmet dilakukan karena kesulitan dalam mengeluarkan ASI nya saat bayi menyusu. Kemudian ia menemukan suatu metode memijat dan menstimulasi agar refleks keluarnya ASI lebih optimal (Suryoprajogo, 2009). Hasil penelitian Marlina,at al (2013), menunjukkan bahwa ibu post yang dilakukan teknik marmet 70% produksi ASI-nya baik, sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan teknik marmet hanya 30% yang produksi ASI-nya baik. melahirkan, tetapi juga dilakukan pada saat hamil (Astutik, 2014). Berdasarkan hasil penelitian Sholichah (2011), bahwa ibu post partum yang dilakukan perawatan payudara sebanyak 80,0 % pengeluaran ASI-nya lancar, sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak dilakukan perawatan payudara hanya 20,0 % yang kelancaran pengeluaran ASI-nya tidak lancar. Jenis penelitian ini Pengambilan sampel menggunakan tehnik jumlah sampel 16 pada kelompok teknik marmet 16 pada kelompok. Penelitian ini dilakukan di RSUD Karanganyar. Populasi dalam penelitian ini Teknik lain yang dapat mempengaruhi adalah seluruh ibu post di produksi ASI perawatan payudara atau RSUD Karanganyar. Analisa bivariat dalam disebut juga adalah suatu tindakan penelitian ini menggunakan perawatan yang dilaksanakan, baik oleh ibu post partum maupun dibantu oleh petugas kesehatan atau orang lain yang dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan. Gerakan pada perawatan payudara bermanfaat melancarkan pengeluaran ASI, mencegah tersumbatnya saluran susu, dan memperlancar sirkulasi darah. Perawatan payudara tidak hanya dilakukan pada saat C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a. Umur Tabel 1 Karakteristik Responden Menurut Umur Umur Jumlah Persentase 17-25 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun 6 9 1 37,5 % 56,3 % 6,3 % 58

tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 16 ibu yang diberikan intervensi teknik marmet yang paling banyak berusia 26-35 tahun sebanyak 9 ibu (56,3 %). Tabel 2 Karakteristik Responden Menurut Umur Umur Jumlah Persentase 17-25 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun 3 10 3 18,8 % 62,5 % 18,8 % tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 16 ibu yang diberikan yang paling banyak berusia 26-35 tahun tahun yaitu sebanyak 10 ibu post. Hal itu sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arini (2012) bahwa ibu yang berumur < 20 tahun masih belum siap secara jasmani dan secara matang dalam menghadapi kehamilan nantinya, sedangkan ibu yang berumur 35 tahun lebih akan terjadi resiko bawaan pada bayinya, dapat meningkatkan kesulitan dalam kehamilan, proses melahirkan, dan masa nifas. b. Pekerjaan Tabel 3 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Persentase IRT Swasta Tani PNS karyawan 5 7 1 1 2 31,3 % 43,8 % 6,3 % 6,3 % 12,5 % sebanyak 10 ibu (62,5%) Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi dari 16 ibu pada kelompok intervensi paling banyak pada usia 26-35 tahun yaitu sebanyak 9 ibu, sedangkan pada kelompok kontrol dapat diketahui paling banyak juga pada usia 26-35 tabel 3 di atas menunjukkan bahwa dari 16 ibu yang diberikan intervensi teknik marmet paling banyak bekerja sebagai swasta sejumlah 7 ibu (43,8 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi dari 16 ibu 59

pada kelompok intervensi paling banyak bekerja sebagai swasta yaitu sebanyak 7 ibu, sedangkan pada kelompok kontrol dapat diketahui paling banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 7 ibu. Hasil ini sesuai dengan penelitian Kumboyono, et al (2013), menunjukkan bahwa karakteristik pekerjaan ibu sebagian besar yaitu dari 28 responden sebanyak 53 % sebagai ibu tabel 5 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 16 ibu yang diberikan intervensi teknik marmet paling banyak berpendidikan SMA sejumlah 7 ibu (43,8 %). Tabel 6 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan Jumlah Persentase SD 4 25,5 % SMP 3 18,8 % SMA 9 56,3 % rumah tangga. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang tabel 6 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 16 ibu memperoleh pengalaman dan yang diberikan paling pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, et al, 2007). banyak berpendidikan SMA sejumlah 9 ibu (56,3 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi dari Tabel 5 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan Jumlah Persentase SD 2 12,5 % SMP 5 31,3 % SMA D3 S1 711 43,8 % 6,3 % 6,3 % 16 ibu pada kelompok intervensi paling banyak berpendidikan SMA sebanyak 7 ibu, sedangkan pada kelompok kontrol dapat diketahui paling banyak berpendidikan SMA sebanyak 9 ibu. 60

Menurut Ahmadi (2007), pendidikan adalah suatu proses yang mulai pada waktu lahir dan berlangsung tabel 8 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 16 ibu sepanjang hidup seseorang.. Semakin yang diberikan paling tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan lebih mudah dalam menerima informasi dibandingkan ibu yang berpendidikan rendah dapat mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam pemberian ASI. d. Riwayat caesar sebelumnya Tabel 7 Karakteristik Responden Menurut Riwayat Caesar Sebelumnya Riwayat caesar Jumlah Persentase Pertama SC 13 81,3 % Pernah SC 3 18,8 % banyak ibu yang menjalani pertama SC sejumlah 12 ibu (81,3 %) Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi dari 16 ibu pada kelompok intervensi paling banyak ibu yang menjalani pertama SC sejumlah 13 ibu, sedangkan pada kelompok kontrol dapat diketahui juga paling banyak ibu yang menjalani pertama SC sejumlah 12 ibu post Hal ini sesuai teori Perinansia dalam Arini (2012), bahwa tabel 7 di atas menunjukkan bahwa seorang ibu yang melahirkan anaknya yang pertama akan mengalami masalah dari 16 ibu yang dalam menyusui karena belum tahu diberikan intervensi teknik marmet paling banyak ibu yang menjalani pertama SC sejumlah 13 ibu (81,3 %). Tabel 8 Karakteristik Responden Menurut Riwayat Caesar Sebelumnya Riwayat caesar Jumlah Persentase Pertama SC 12 75,0 % Pernah SC 5 25,0 % tentang cara-cara yang sebenarnya dan kemungkinan ada pengalaman menyusui yang kurang tepat yang pernah dialami oleh orang lain. e. Produksi ASI Pada Ibu Post Sectio Caesarea Kelompok Intervensi Sebelum Diberikan Teknik Marmet dan sebelum breast care 61

Distribusi rata-rata produksi ASI pada kelompok intervensi sebelum diberikan teknik marmet sebesar 28,75 mg dan distribusi rata-rata produksi ASI pada kelompok kontrol sebelum diberikan sebesar 27,75 mg. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produksi ASI pada ibu sebelum diberikan teknik marmet sebesar 28,75, hal ini termasuk kurang dari normal sehingga dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu mengalami produksi ASInya tidak lancar. Suatu keadaan dikatakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produksi ASI pada ibu sebelum diberikan sebesar 27,75 mg. Produksi ASI yang tidak lancar dapat terjadi akibat perawatan payudara yang tidak teratur atau mungkin ibu mengalami pikiran yang tidak tenang dan sedih jadi akan menghambat produksi ASInya yang keluar sehingga dapat dilakukan dengan cara melakukan perawatan payudara secara teratur (Maritalia, 2012). Menurut Roesli (2009), bahwa usaha bayi yang merangkak mencari payudara tidak dapat dilakukan tidak normal apabila bayi dalam pada persalinan. Apabila sehari BAK dengan jumlah 6 kali atau kurang dari 6 kali (kurang dari 30-50 mg). Hal ini sesuai dengan teori Kristiyansari (2009), mengatakan bahwa persalinan dengan dapat menghambat terbentuknya produksi dan pengeluaran ASI. Ibu yang melahirkan dengan cara operasi akan sulit menyusui bayinya segera setelah lahir apabila ibu mendapat anestesi umum sehingga membuat proses menyusuinya terganggu. ibu mendapat anestesi spinal atau epidural maka ibu dalam keadaan sadar yang akan memberi respon kepada bayinya dapat terjadi pada saat di kamar operasi dibandingkan ibu yang mendapat anestesi umum kontak bayi akan terjalin saat berada di ruang pulih sehingga kontak bayi akan menjadi lambat dan ASI yang keluar juga akan menjadi terhambat. 62

g. Produksi ASI Pada Ibu Post Sectio Caesarea Sesudah diberikan tehnik marmet dan sesudah breast care Distribusi rata-rata produksi ASI pada kelompok intervensi sesudah diberikan teknik marmet sebesar 74,81 mg dan distribusi rata-rata produksi ASI pada kelompok kontrol sesudah diberikan sebesar 70,94 mg. Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata produksi ASI sesudah diberikan teknik marmet sebesar 74,81 mg, hal ini termasuk lebih dari normal sehingga dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu mengalami produksi ASInya lancar. Menurut Astutik (2014), menjelaskan bahwa teknik memerah dengan cara manual yang bisa diterapkan yaitu teknik marmet. Teknik marmet yaitu memeras ASI dengan cara manual dan mengutamakan (LDR). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Marlina (2013), yang menyatakan bahwa ibu yang dilakukan teknik marmet produksi ASInya baik. Dalam penelitian ini untuk mengukur produksi ASI dengan melihat urin bayi baru lahir. Volume urin bayi dihitung selama 24 jam setelah ibu mendapat intervensi teknik marmet dengan mengukur urin normal per 24 jam yaitu 30-50 mg. Pada eksperimen ini teknik marmet dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore hari, dilakukan selama 2 hari. Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata produksi ASI sesudah diberikan sebesar 70,94 mg. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sholichah (2011), yang menyatakan bahwa ibu post partum yang melakukan perawatan payudara baik pengeluaran ASI nya lancar dibandingkan ibu yang tidak melakukan perawatan payudara dengan baik. Hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti bahwa responden yang melakukan dengan baik dan didukung dengan kondisi ibu yang terlihat nyaman akan memberikan efek peningkatan produksi ASI secara nyata. Penilaian produksi ASI bisa dengan banyak cara, salah satunya 63

mengukur volume urin bayi selama 24 jam dengan normal urin 30-50 mg atau bayi BAK sejumlah 6-8 kali dalam sehari. Penelitian yang dilakukan Mardiyaningsih (2010), menyatakan bahwa bayi yanag mendapat ASI cukup dapat dilihat dari jumlah jam tidur bayi selama 2-3 jam setelah menyusui, frekuensi menyusui 8-12 kali, dan penimbangan berat badan bayi. 2. Analisis Bivariat a. Produksi ASI Pada Ibu Caesarea Kelompok Intervensi Sebelum Dan Sesudah Diberikan Teknik Marmet Berdasarkan uji, diketahui bahwa p 0,000. Berdasarkan hasil tersebut diketahui p < 0.05. Kesimpulannya terdapat perbedaan yang bermakna antara produksi ASI pada ibu post sebelum dan sesudah diberikan teknik marmet. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan ratarata produksi ASI pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan teknik marmet yaitu sebesar 28,75 mg meningkat menjadi 74,81 mg. Hal ini dapat diketahui dari uji dengan hasil p (0,000) < 0,05 disimpulkan ada perbedaan signifikan produksi ASI sebelum dan sesudah diberikan teknik marmet pada kelompok intervensi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Ulfah (2013) yang mengatakan bahwa setelah pemberian teknik marmet didapatkan semua responden produksi ASInya lancar. Teori lain yang mendukung penelitian ini Novianti (2009) bahwa teknik marmet merupakan teknik memerah dengan tangan tidak memerlukan alat bantu sehingga dapat memerah dengan mudah kapan saja dan dimana saja. Hal ini sejalan dengan teori Widuri (2013), apabila teknik marmet dilakukan secara tepat dan sering maka tidak akan terjadi masalah dalam produksi dan pengeluaran ASI. b. Produksi ASI Pada Ibu Caesarea Kelompok Kontrol Sebelum Dan Sesudah Diberikan Breast Care 64

Berdasarkan uji, menyatakan bahwa sangat diketahui bahwa p 0,000. Berdasarkan hasil tersebut diketahui tepat dilakukan untuk mencegah bendungan ASI dan bermanfaat p < 0.05. Kesimpulannya meningkatkan produksi ASI. Ibu post terdapat perbedaan yang bermakna antara produksi ASI pada ibu post sebelum dan sesudah diberikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan rata-rata produksi ASI pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberikan yaitu sebesar 27,75 mg meningkat menjadi 70,94 mg. Hal ini dapat diketahui dari uji dengan hasil p (0,000) < 0,05 disimpulkan ada perbedaan signifikan produksi ASI sebelum dan sesudah diberikan pada kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rahayu dan Sari (2012), menyatakan bahwa ibu yang melakukan perawatan payudara dengan benar dan teratur dapat merangsang produksi ASI dan akan mengurangi r esiko l uka ket ika menyusui. Hal ini juga didukung oleh pendapat Herbasuki (2006), yang dengan dilakukannya perawatan payudara selama 2 kali dalam sehari selama 2 hari akan lebih efektif dapat melancarkan ASI dibandingkan dengan dilakukannya perawatan payudara 1 hari dalam 2 kali. c. Perbedaan produksi ASI Pada Ibu Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Sebelum dan Sesudah Diberikan Teknik marmet dan Hasil uji di atas dapat dilihat bahwa dari nilai p sebesar 0,274 yang artinya p < 0.05 yang berarti, tidak ada perbedaan produksi ASI yang diberikan teknik marmet dan Maka Ho diterima Ha ditolak artinya tidak ada perbedaan teknik marmet dan terhadap produksi ASI. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan produksi ASI sebelum dan sesudah 65

diberikan teknik marmet maupun antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hal ini dapat diketahui dari uji dengan hasil p (0,274) disimpulkan tidak ada perbedaan produksi ASI sebelum dan produksi ASI antara lain: frekuensi menyusui, faktor psikologi, makanan dan gizi ibu, dan perawatan payudara. Berdasarkan hasil penelitian Rinintya (2013), bahwa penelitian yang sudah dilakukan tidak ada perbedaan yang bermakna atau signifikan antara pijat sesudah diberikan teknik marmet oksitosin dan terhadap dan antara kelompok produksi ASI pada ibu post partum intervensi maupun kelompok kontrol. Dari hasil penelitian produksi ASI sesudah pemberian teknik marmet pada kelompok intervensi menunjukkan peningkatan nilai rata-rata yang tidak terlalu berbeda jauh dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kedua teknik tersebut samasama berpengaruh dalam produksi ASI. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Widuri (2013), bahwa teknik marmet terlihat sedikit lebih efektif karena teknik tersebut aman dari segi lingkungan, praktis dan mudah, nyaman dan efektif dalam mengosongkan payudara. Hal tersebut didukung oleh beberapa faktorfaktor yang dapat mempengaruhi dengan D. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden sebagian besar berusia 26-35 tahun, sebagian besar bekerja swasta dan ibu rumah tangga, sebagian besar berpendidikan tingkat SMA, serta sebagian besar mempunyai riwayat pertama. Produksi ASI Pada Ibu Post kelompok intervensi sebelum diberikan intervensi teknik marmet didapatkan hasil rata-rata sebesar 28,75 mg. Produksi ASI Pada Ibu kelompok kontrol sebelum diberikan didapatkan hasil rata-rata sebesar 27,75 mg. Produksi ASI Pada Ibu kelompok intervensi sesudah diberikan intervensi teknik marmet didapatkan hasil rata-rata sebesar 74,81 mg. Produksi ASI Pada 66

Ibu kelompok kontrol dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh sesudah diberikan didapatkan hasil perlakuan terhadap produksi rata-rata sebesar 70,94 mg. Berdasarkan hasil ASI. Berdasarkan hasil uji uji dapat disimpulkan bahwa ada dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh perlakuan teknik marmet terhadap produksi ASI. Berdasarkan hasil uji paired antara teknik marmet dan produksi ASI terhadap DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A.H. 2007. Arini, H. 2012. Astutik, R. Y. 2014. Herbasuki. 2006. Pendidikan. Jawa Tengah. Kristiyansari, W. 2009.. Rineka Cipta. Jakarta. FlashBooks. Yogyakarta.. Salemba Medika. Jakarta.. Asosiasi Institusi. Nuha Medika. Yogyakarta. Kumboyono. Laily & Nurul, F. 2013. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kemandirian Dalam Merawat Diri pada Ibu Post Partum dengan Persalinan Sectio Caesarea di Rumah Sakit Tentara dr. Soepraoen Malang. Mardiyaningsih, E Setyowati & Sabri, L., 2011. Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu Post Sectio,. Vol.6. No.1. Maritalia, D. 2012.. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Marlina, W. Novitasari, D, dan Anggun, T. 2013. Pengaruh Teknik Marmet Terhadap Produksi Air Susu Ibu (ASI) Pada Ibu di RSUD Ambarawa. Artikel Stikes Ngudi Waluyo Ungaran. Mubarak, W.I., Chayatin, N. Rozikin K, Supradi. 2007.. Graha Ilmu. Yogyakarta 67

Novianti, R. 2009. Cerdas. Octopus. Yogyakarta. Proverawati, A., dan Eni, R. 2010.. Nuha Medika. Yogyakarta. Rahayu, RY., dan Sari, S. 2012. Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI.. Vol.1 No.1 Tahun 2012 Halaman 108-115. Rinintya, LN. 2013. Efektifitas Pijat Oksitosin dan Breast Care Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Dengan di RSUD Banyumas. Skripsi. Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman. Riset Kesehatan Dasar. (RIKESDAS) 2010.. Republik Indonesia. Jakarta. Sholichah, N. 2011. Hubungan Perawatan Payudara Pada Ibu Post Partum Dengan Kelancaran Pengeluaran ASI Di Desa Tengaran Kabupaten Semarang.. Vol. 2: 9-16. Suryoprajogo. 2009.. ISBN. Yogyakarta. Ulfah, R. 2013. Efektivitas Pemberian Teknik Marmet Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Menyusui 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember Wirakusumah, F. 2010. Widuri, H. 2013.. Edisi: 2. EGC. Jakarta.. Gosyen Publishing. Yogyakarta 68