Disusun sebagai salah satu syarat menyeleseikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014


PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT

Oleh : Destyana Ayu Wulandari A

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh :

PEMBELAJARAN UNGGAH-UNGGUHING BAHASA JAWA SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS 5 SD MUHAMMADIYAH PK BOYOLALI

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE BERBASIS LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA

ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR TAHUN 2016/2017

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

PERAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MANAGEMEN ORGANISASI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

KARAKTER KREATIFITAS DAN KEMANDIRIAN PADA SISWA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR TAHUN 2016/2017

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

Kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1

PELAKSANAAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA OLEH GURU KELAS VI SD

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 23 SEMANGGI SURAKARTA TAHUN 2016/2017

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENANAMAN KARAKTER RELIGIUS DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK SISWA KELAS 2 MIM PK KARTASURA BERDASARKAN BUKU DO A YUK BERDO A BERSAMA SAHABAT BINTANG

KEMAMPUAN GURU MENGELOLA KELAS 4 DAN 5 SD NEGERI PANDEYAN, UMBULHARJO, YOGYAKARTA TEACHER S CAPABILITY ON CLASS MANAGEMENT OF 4 th AND 5 th GRADE

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

Diajukan Oleh : INDAH DWI IRIANDANY A

IMPLEMENTASI NORMA KESOPANAN PADA PERILAKU MAHASISWA PENDATANG DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

PERAN KAUM URBAN DALAM MENJAGA KEGOTONGROYONGAN DI MASYARAKAT PERKOTAAN (Studi Kasus: Buntarejo, RT 01/04, Kadokan, Grogol, Sukoharjo Tahun 2017)

PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV

IMPLEMENTASI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN EFEKTIF BAGI GURU DI SD NEGERI PABELAN 03 KARTASURA

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SDN BALONGGEMEK 1 JOMBANG

IMPLEMENTASI KARAKTER PERCAYA DIRI DAN KERJA KERAS PADA SISWA TERBUKA SMP NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN 2017

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN STRATEGI COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KENDEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

Naskah Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Srata-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

Diajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENERAPAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 SIDOGEDE

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER BANGSA SISWA

Oleh : Ambar Budi Suprihatin ( ) Abstract

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI I TRUCUK DENGAN MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH PADA PEMBELAJARAN IPA

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH DIMENSI TIGA

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) (PTK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10 Melalui Model Pembelajaran Guided Discovery

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

DESKRIPSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING SISWA KELAS VIII.1 SMP KARTIKA 1-7 PADANG ABSTRACT

LINDA ROSETA RISTIYANI K

DALAM A DASAR

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DEEP DIALOGUE/CRITICAL THINKING

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

Diajukan Oleh: LINTANG OEN NURROHMAH A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEDNDIDIKAN

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE SCRAMBLE DI KELAS VIII D SMP NEGERI 3 DEPOK JURNAL

PENDAHULUAN Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mewujudkan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika

PENGGUNAAN METODE GUIDED NOTE TAKING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

Konseling Individu Dengan Teknik Trait & Factor untuk Mengatasi Dampak. Overprotektif terhadap Kemandirian Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Nogosari

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASH CARD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AL-ISLAM 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

Pendidikan Biologi Volume 3, Nomor 3 September 2011 Halaman 72-78

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PKn BERBASIS KARAKTER BANGSA (Studi Situs SMA Negeri 1 Kaliwungu) TESIS

PENERAPAN METODE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENINGKATAN MINAT BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATERI PYTHAGORAS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOGEBRA

Kata Kunci: Model Tari Bambu, Media Kartu, Hasil Belajar PKn.

Transkripsi:

IMPLEMENTASI METODE OUTDOOR LEARNING DALAM MENGOPTIMALKAN KARAKTER RASA INGIN TAHU DAN TANGGUNG JAWAB PADA SISWA KELAS V DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA TAHUN 2016/ 2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyeleseikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: Titis Dyah Ayu Amanda A 510 130 216 PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 i

i

ii

iii

IMPLEMENTASI METODE OUTDOOR LEARNING DALAM MENGOPTIMALKAN KARAKTER RASA INGIN TAHU DAN TANGGUNG JAWAB PADA SISWA KELAS V DI SDIT MUHAMMADIYAH AL- KAUTSAR KARTASURA TAHUN 2016/2017 ABSTRAK Latar belakang penelitian ini menekankan pada pengoptimalan karakter rasa ingin tahu dan tanggung jawab pada siswa kelas V melalui implementasi metode Outdoor Learning. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendiskripsikan implementasi metode Outdoor Learning dalam mengoptimalkan karakter rasa ingin tahu dan tanggung jawab, 2) Mendiskripsikan hambatan dalam mengimplementasikan metode Outdoor Learning untuk mengoptimalkan karakter rasa ingin tahu dan tanggung jawab, dan 3) Mendiskripsikan solusi untuk mengatasi hambatan dalam mengimplementasikan metode Outdoor Learning untuk mengoptimalkan karakter rasa ingin tahu dan tanggung jawab. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Implementasi metode Outdoor Learning dalam mengoptimalkan karakter rasa ingin tahu dan tanggung jawab pada siswa adalah sebagai berikut: (a) Mampu berinteraksi dengan sesama ditunjukkan melalui: Siswa lebih aktif, peka dalam mengamati berbagai fenomena di sekitar, banyak bertanya, berani mengambil keputusan, mengerjakan tugas tepat waktu, dan aktif dalam kelompok. (b) Dalam memelihara kebersihan dan pelestarian lingkungan sekolah siswa ikut menjaga lingkungan sekolah melalui kepekaan dalam mengamati berbagai fenomena di sekitar dan berani mengambil keputusan. (c) Siswa mudah beradaptasi dengan lingkungannya dapat dilihat melalui: Siswa menjadi lebih aktif, siswa selalu banyak bertanya, mengerjakan tugas tepat waktu, dan aktif dalam kerja kelompok. 2) Hambatan implementasi metode Outdoor Learning dalam penelitian ini, yaitu: (a) Pengkondisian kelas, (b) Penggunaan waktu, (c) Menghadapi siswa yang pendiam. 3) Solusi implementasi metode Outdoor Learning pada penelitian ini yaitu: (a) Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok belajar, (b). Guru harus bisa menggunakan waktu secara efektif, (c) Guru melakukan pendekatan individual terhadap siswa yang pendiam. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu implementasi metode Outdoor Learning dalam mengoptimalkan rasa ingin tahu dan tanggung jawab pada siswa kelas V dapat diterapkan dalam proses pembelajaran sehari-hari. Kata kunci: outdoor learning, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab ABSTRACT The background of this research emphasized on the optimization character of curiosity and and self-responsibility of students grade V through Implementation of Outdoor Learning method. This research is descriptive qualitative research. This 1

research aims to: 1) Describe the implementation of Outdoor Learning method in optimizing the character of curiosity and self-responsibility, 2) Describe the obstacles or weaknesses of the implementation Outdoor Learning method in optimizing the character of curiosity and self-responsibility, and (3) Describe the solution to solve the obstacles of the implementation Outdoor Learning method in optimizing the character of curiosity and self-responsibility. The technique of data collection used interviews, observation, and documentation. Data analysis used interactive analysis consisting of data reduction, data presentation, and conclusion. Validity data of this research used triangulation method. The results were showed as follows; (1) The implementation of Outdoor Learning method in optimizing the character of curiosity and self-responsibility on students as follows; (a) Able to interact to others and can be seen through more active students, interested in observing various phenomenon around them, active in asking question, be brave to take decision, finishing assignment on time, and active in group learning. (b) For the maintaining of the cleanliness and preservation of the school environment, students able to keep school environment such as interested in observing phenomenon around and be brave to take decision. (c) Students were easy to adapt to their environment can be seen through as follows; students be more active, students active in asking questions, finishing assignment on time, and be active in group learning. 2) The weaknesses of the implementation Outdoor Learning method in this research as follows; (a) Class conditioning, (b) time management, (c) facing quiet students. 3) Solution of the implementation of Outdoor Learning method in this research as follows; (a) Teacher grouped students into several groups; (b) teacher must be able to use time effectively, (c) Teacher does individual approach to the quiet students. The conclusion of this research was the implementation of Outdoor Learning method in optimizing character of curiosity and self-responsibility in the students of Grade V can be applied in daily teaching learning process as a method to develop character of students. Key words: outdoor learning, curiosity, and self-responsibility 1. PENDAHULUAN Saat ini banyak sekali cara untuk menyelenggarakan pendidikan baik melalui pendidikan formal, informal, dan non formal. Menurut Moh. Suardi (2012: 1) Pendidikan adalah sarana yang menumbuh-kembangkan potensipotensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai setelah mendapat pendidikan yaitu adanya suatu perubahan, yang sebelumya belum tahu menjadi tahu, yang sebelumnya tidak memiliki keterampilan kemudian memiliki keterampilan. Dalam proses pembelajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah, guru memerlukan metode sebagai cara untuk mengimplementasikan rencana yang 2

sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan jenis langkah-langkah yang dipilih dan digunakan dalam mengimplementasikan strategi (rencana yang sudah di susun) dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Subur, 2015: 20). Guru dapat menggunakan metode Outdoor Learning atau sering juga disebut dengan Outing Class, sebab metode ini dapat mengaktifkan siswa sekaligus dapat belajar sambil bermain di luar kelas tanpa merasa bosan. Outdoor learning merupakan salah satu metode pembelajaran yang memanfaatkan alam sebagai sumber belajar. Menurut Waite (2009: 9) dalam papernya menyatakan bahwa Outdoor learning really becoming a more integrated learning mode in the early years, there needs to be a closer conformity between educational goals and how success is evaluated, bahwa Pembelajaran di luar ruangan benar-benar menjadi mode pembelajaran yang lebih terintegrasi di tahun-tahun awal, perlu ada kesesuaian yang erat antara tujuan pendidikan dan bagaimana keberhasilan dievaluasi. Kegiatan Outdoor Learning juga sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter siswa, dimana karakter siswa dapat terlihat saat mereka melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman dan guru mereka. Karakter yang diharapkan dalam penerapan metode Outdoor Learning diantaranya adalah karakter rasa ingin tahu dan tanggung jawab dari siswa. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat (Kurniawan S., 2014: 29). Rasa ingin tahulah yang membuat anak bertambah pengetahuannya. Menurut Kurniawan S. (2014: 41) Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Pembagian tugas pada anak sangat baik untuk melatih sifat amanah dan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada siswa. Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku 3

seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewaibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan YME (Kurniawan S., 2014: 42). Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti mengadakan penelitian yang berjudul Implementasi Metode Outdoor Learning dalam Mengoptimalkan Karakter Rasa Ingin Tahu dan Tanggung Jawab Pada Siswa Kelas V Di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura Tahun 2016/2017. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura Tahun 2016/2017. Penelitiannya memerlukan waktu kurang lebih satu bulan dari bulan Desember 2016 sampai bulan Mei 2017. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriftif, karena data yang diperoleh atau dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan dilapangan dan wawancara. Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru kelas V di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura yang nantinya dapat memberikan informasi untuk menjawab fokus penelitian dalam penelitian yang dilaksanakan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan (Guba dan Lincoln dalam Moleong, 2013: 188). Melalui wawancara atau interview yang terstruktur dapat diperoleh berbagai keterangan dan data mengenai implementasi, hambatan dan solusi dalam penerapan metode Outdoor Learning. Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan terhadap lingkungan tempat belajar serta kegiatan siswa saat itu. Teknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2013: 216). Dokumentasi digunakan untuk 4

memperoleh data dari kegiatan pembelajaran di luar sekolah berupa foto-foto kegiatan serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai profil sekolah dan foto-foto kegiatan Outbound melalui penerapan metode Outdoor Learning siswa kelas V di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar. Analisis yang digunakan adalah analisis Miles and Huberman sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyono (2014: 246) yang terdiri dari 3 aktivitas yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan pengecekan keabsahan data dengan tehnik triangulasi sumber dan triangulasi metode, yaitu membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian terkait tentang implementasi metode Outdoor Learning dalam mengoptimalkan karakter rasa ingin tahu dan tanggung jawab pada siswa kelas V di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar telah menghasilkan data dan hasil penelitian. Berikut penjabaran deskripsi data mengenai implementasi metode Outdoor Learning dalam mengoptimalkan rasa ingin tahu dan tanggung jawab pada siswa kelas V tersebut meliputi: 3.1 Implementasi metode Outdoor Learning dalam mengoptimalkan karakter rasa ingin tahu dan tanggung jawab pada siswa kelas V di SDIT Muhammadiyah Kartasura Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang telah peneliti lakukan, peneliti dapat memaparkan hasil penelitian tentang implementasi metode Outdoor Learning dalam mengoptimalkan rasa ingin tahu dan tanggung jawab pada siswa melalui kegiatan sebagai berikut: a. Mampu berinteraksi dengan sesama Mampu berinteraksi dengan sesama ditunjukkan dari sikap siswa, seperti pada pelaksanaan metode Outdoor Learning yang dibuat secara berkelompok. Hal ini sesuai dengan A. Vera (2012: 21) bahwa metode 5

Outdoor Learning memberikan kontribusi penting dalam rangka membantu mengembangkan hubungan guru dan murid. Dari kegiatan mampu berinteraksi dengan sesama siswa diharapkan mampu memiliki karakter rasa ingin tahu yang di dukung dengan peryataan dan kegiatan sebagai berikut: 1) Menjadi lebih aktif Selain dapat menggali keaktifan siswa, metode ini juga sangat dekat dengan karakter rasa ingin tahu. Hal ini sesuai dengan Muchlas, dkk (2012: 104) menyatakan bahwa rasa ingin tahu adalah keinginan untuk menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap rahasia alam. Metode Outdoor Learning yang diterapkan di dalam pembelajaran sangat membantu guru untuk mengantisipasi kejenuhan yang terjadi pada siswa. 2) Peka dalam mengamati berbagai fenomena atau kejadian di sekitar Peka terhadap berbagai fenomena atau kejadian sekitar merupakan bagian penting dari penerapan metode Outdoor Learning. Hal tersebut sesuai dengan A. Vera (2012: 21) mengemukakan kegiatan belajar di luar kelas juga bisa mengarahkan para siswa mendapat kesempatan seluas-luasnya memperoleh pengalaman langsung dalam rangka penguasaan terhadap beberapa hal pokok. 3) Selalu banyak bertanya Berdasarkan hasil penelitian, siswa kelas V memiliki karakter rasa ingin tahu yang tinggi dilihat dari cara siswa selalu menanyakan hal-hal yang belum mereka ketahui. Hal tersebut sesuai dengan Muchlas, dkk (2012: 104) menyatakan bahwa rasa ingin tahu adalah keinginan untuk menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap rahasia alam. Semakin besar rasa ingin tahu siswa, maka semakin banyak pula pertanyaan yang siswa ajukan kepada guru. Dalam kegiatan ini karakter tanggung jawab juga diharapkan tertanam pada siswa kelas V, yang diterapkan melalui kegiatan: 6

1) Berani mengambil keputusan Sikap berani mengambil keputusan akan suatu hal, merupakan tindakan yang positif. Hal tersebut sesuai dengan Kurniawan S. (2014: 158) menyatakan bahwa tanggung jawab adalah sikap ketika kita harus bersedia menerima akibat dari apa yang telah kita perbuat dan merupakan sikap di mana kita harus konsekuen dengan apa yang telah dipercayakan pada kita. 2) Mengerjakan tugas tepat waktu Mengerjakan tugas yang guru berikan selalu tepat waktu merupakan contoh dari penanaman sikap tanggung jawab yang ada disekolah. Hal ini sesuai dengan Muchlas, dkk (2012: 105) menyatakan bahwa tanggung jawab merupakan sikap menanggapi dengan cara yang pantas dan layak, serta bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan. 3) Aktif dalam kerja kelompok Aktif dalam mengerjakan pekerjaan yang diberikan secara kelompok itu menunjukkan bahwa sikap tanggung jawab sangat siswa amalkan. Hal tersebut sesuai dengan Muchlas, dkk (2012: 105) yang menyatakan bahwa tanggung jawab merupakan sikap menanggapi dengan cara yang pantas dan layak, serta bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan. Tindakan yang di maksud dalam pernyataan tersebut adalah siswa aktif dan kompak dalam menyelesaikan tugas kelompok yang guru berikan. b. Memelihara kebersihan dan pelestarian lingkungan sekolah Memelihara kebersihan dan melestarikan lingkungan sekolah adalah salah satu hal pokok yang harus siswa dan guru laksanakan. Hal ini sesuai dengan A. Vera (2012: 19-20) kegiatan belajar di luar kelas berupaya memberi semangat kepada anak didik dalam proses belajar-mengajar, beberapa arti penting yang bisa diperoleh para siswa dan para guru, para peserta didik akan dapat memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitarnya. Mereka bisa menghargai 7

alam dan lingkungannya. Selain itu, belajar di luar kelas juga dapat mengarahkan peserta didik menemukan restasinya di alam bebas. Artinya, peserta didik tidak memiliki prestasi didalam kelas (tidak bisa memahami secara maksimal seluruh mata pelajaran yang disampaikan oleh para guru), namun di luar kelas (dalam tataran praktik), mereka justru memiliki prestasi yang luar biasa. Guru saat pelaksanaan metode Outdoor Learning ini berlangsung juga sangat memperhatikan siswa mereka, selain itu juga sangat menekankan pada mereka untuk tetap menjaga lingkungan tempat mereka berada. Dalam kegiatan tersebut siswa diharapkan mampu memiliki karakter rasa ingin tahu yaitu: 1) Peka dalam mengamati berbagai fenomena atau kejadian di sekitar Dengan memiliki sikap tersebut siswa dapat dengan mudah mengutarakan pertanyaan mengenai hal-hal baru yang mereka temui saat berada di luar kelas. Hal tersebut sesuai dengan A. Vera (2012: 21) mengemukakan kegiatan belajar di luar kelas juga bisa mengarahkan para siswa mendapat kesempatan seluasluasnya memperoleh pengalaman langsung dalam rangka penguasaan terhadap beberapa hal pokok. Kegiatan memelihara kebersihan dan pelestarian lingkungan sekolah ini juga menuntut siswa untuk memiliki karakter tanggung jawab, dan kegiatan tersebut yaitu: 1) Berani mengambil keputusan Pengambilan keputusan ini cenderung kepada guru dalam menentukan punishment terhadap siswa dalam pelaksanaan metode Outdoor Learning. Punishment tersebut diberikan untuk mengetahui karakter tanggung jawab yang siswa miliki. Hal tersebut sesuai dengan Kurniawan S. (2014: 158) menyatakan bahwa tanggung jawab adalah sikap ketika kita harus bersedia menerima akibat dari apa yang telah kita perbuat dan merupakan 8

sikap di mana kita harus konsekuen dengan apa yang telah dipercayakan pada kita. c. Mudah beradaptasi dengan lingkungan Hasil penelitian diketahui bahwa siswa memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Sikap tersebut ditunjukkan dengan siswa merasa senang dan antusias dalam mengikuti pelaksanaan metode Outdoor Learning. Hal ini sesuai dengan A. Vera (2012: 19-20) kegiatan belajar di luar kelas berupaya memberi semangat kepada anak didik dalam proses belajar-mengajar, beberapa arti penting yang bisa diperoleh para siswa dan para guru, bahwa dengan belajar di luar kelas, para peserta didik akan dapat beradaptasi dengan lingkungan, alam sekitar, serta dengan kehidupan masyarakat. Selain siswa mudah beradaptasi siswa juga diharapkan mampu memiliki karakter rasa ingin tahu dan tanggung jawab. Pada karakter rasa ingin tahu di tanamkan melalui kegiatan: 1) Menjadi lebih aktif Melalui metode ini, guru dapat menggali lebih dalam keaktifan siswa. Selain dapat menggali keaktifan siswa, metode ini juga sangat dekat dengan karakter rasa ingin tahu. Hal ini sesuai dengan Muchlas, dkk (2012: 104) menyatakan bahwa rasa ingin tahu adalah keinginan untuk menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap rahasia alam. Metode Outdoor Learning yang diterapkan di dalam pembelajaran sangat membantu guru untuk mengantisipasi kejenuhan yang terjadi pada siswa. 2) Selalu banyak bertanya Berdasarkan hasil penelitian, siswa kelas V memiliki karakter rasa ingin tahu yang tinggi dilihat dari cara siswa selalu menanyakan hal-hal yang belum mereka ketahui. Hal tersebut sesuai dengan Muchlas, dkk (2012: 104) menyatakan bahwa rasa ingin tahu adalah keinginan untuk menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap rahasia alam. Semakin besar rasa ingin tahu 9

siswa, maka semakin banyak pula pertanyaan yang siswa ajukan kepada guru. Karakter tanggung jawab juga di tanamkan melalui metode Outdoor Learning ini dengan kegiatan: 1) Mengerjakan tugas tepat waktu Mengerjakan tugas yang guru berikan selalu tepat waktu merupakan contoh dari penanaman sikap tanggung jawab yang ada disekolah. Hal ini sesuai dengan Muchlas, dkk (2012: 105) menyatakan bahwa tanggung jawab merupakan sikap menanggapi dengan cara yang pantas dan layak, serta bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan. 2) Aktif dalam kerja kelompok Aktif dalam mengerjakan pekerjaan yang diberikan secara kelompok itu menunjukkan bahwa sikap tanggung jawab sangat siswa amalkan. Hal tersebut sesuai dengan Muchlas, dkk (2012: 105) yang menyatakan bahwa tanggung jawab merupakan sikap menanggapi dengan cara yang pantas dan layak, serta bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan. Tindakan yang di maksud dalam pernyataan tersebut adalah siswa aktif dan kompak dalam menyelesaikan tugas kelompok yang guru berikan. 3.2 Hambatan Implementasi Metode Outdoor Learning dalam Mengoptimalkan Karakter Rasa Ingin Tahu dan Tanggung Tawab Pada Siswa Kelas V di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura Hasil penelitian diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi menunjukkan bahwa guru mengalami beberapa hambatan dalam pelaksanaan metode Outdoor Learning pada proses pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan metode Outdoor Learning ini bertujuan untuk mengajarkan siswa bahwa ilmu yang mereka dapat tidak hanya di dalam kelas, dari guru, atau bahkan dari buku saja, tetapi juga bisa diperoleh 10

melalui lingkungan sekitar. Menurut Husamah (2013: 31) beberapa hal yang menjadi kendala atau hambatan pembelajaran di luar ruang yaitu: (a). Siswa kurang berkonsentrasi, (b). Pengelolaan siswa akan lebih sulit terkondisi, (c). Waktu akan tersita (kurang tepat waktu), (d). Penguatan konsep kadang terkontaminasi oleh siswa lain/kelompok lain, (e). Guru kurang intensif dalam membimbing, dan (f). Akan muncul minat yang semu. Dari wawancara yang peneliti lakukan, dapat diketahui bahwa hambatan pada pelaksanaan metode Outdoor Learning meliputi: a. Pengkondisian kelas selama pelaksanaan metode Outdoor Learning berlangsung. b. Penggunaan waktu yang terlalu sedikit sangat membatasi ruang gerak guru dalam mengimplementasikan metode Outdoor Learning tersebut. c. Menghadapi siswa yang pendiam agar mereka bisa lebih mengeksplor kemampuannya. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 19 April 2017 yang peneliti lakukan saat pelaksanaan metode Outdoor Learning dalam kegiatan Outbound dapat di lihat bahwa siswa memang sangat antusias, senang, dan lebih semangat dalam pelaksanaan metode ini. Hambatan yang guru temui saat di lapangan itu tidak menjadikan guru putus asa, justru dijadikan sebuah tantangan positif yang harus guru hadapi. 3.3 Solusi Implementasi Metode Outdoor Learning dalam Mengoptimalkan Karakter Rasa Ingin Tahu dan Tanggung Jawab pada Siswa Kelas V di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi diperoleh informasi mengenai hambatan dalam pelaksanaan metode Outdoor Learning pada siswa kelas V, guru dalam hal ini sering mengadakan sharing untuk saling bertukar pikiran ataupun penadapat dalam melakukan evaluasi pelaksanaan metode Outdoor Learning yang telah dilakukan. Diskusi atau sharing tersebut bertujuan untuk mengetahui kekurangan yang ada dalam 11

pelaksanaan metode tersebut. Solusi dari hambatan yang mereka temui di lapangan, yaitu: a. Pengkondisian kelas Dari hambatan tersebut guru dengan persiapan yang matang juga mempersiapkan solusi, adapun solusi dari hambatan pelaksanaan metode Outdoor Learning ini mengenai pengkondisian siswa guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok belajar. Hal tersebut bertujuan agar guru bisa memonitor siswa dengan baik dan mencegah terjadinya kekacauan pada saat kegiatan Outbound tersebut berlangsung. b. Penggunaan waktu Hambatan mengenai penggunaan waktu pelaksanaan metode Outdoor Learning ini sangat berpengaruh, dalam hal ini guru lebih menyiapkan waktu khusus. Sebab dalam pelaksanaan metode Outdoor Learning tidak bisa hanya menggunakan 1 jam mata pelajaran saja, tetapi guru harus menyiapkan 2 jam hingga 3 jam mata pelajaran. Oleh karena itu dalam pelaksanaan kegiatan Outbound yang dilaksanakan SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar menyiapkan waktu satu hari penuh. Karena kegiatan Outbound tersebut juga menjadi agenda khusus yang di persiapkan sekolah pada setiap tahunnya. c. Menghadapi siswa yang pendiam agar mereka bisa lebih mengeksplor kemampuannya. Solusi dari hambatan diatas guru biasa mengelompokkan siswa yang pendiam dengan teman dekat mereka. Dengan begitu siswa di harapkan dapat lebih bisa berdiskusi untuk mengutarakan gagasan dan ide mereka tanpa rasa malu ataupun takut. Guru juga melakukan pendekatan lebih terhadap siswa yang pendiam tersebut. Hal itu jauh lebih efektif dilakukan untuk menggali pengetahuan siswa yang pendiam. Hasil wawancara yang di dukung dengan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 19 April 2017 dan hasil dokumentasi pada halaman 110-114 terhadap pelaksanaan metode Outdoor Learning yang diterapkan pada 12

kegiatan Outbound dapat disimpulkan bahwa hambatan yang guru temui di lapangan tidak begitu berat, terbukti dengan adanya solusi yang guru persiapkan sebelum pelaksanaan metode Outdoor Learning ini. Selain itu menumbuhkan tingkat kesadaran siswa untuk mencintai lingkungan, serta selalu mengamalkan nilai-nilai karakter yang telah di ajarakan. Hal tersebut sesuai dengan jurnal Nur, dkk (2015: 51) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah proses yang disengaja untuk menanamkan nilai-nilai luhur kepada peserta didik yang melibatkan pengetahuan, perasaan, dan perilaku yang baik sehingga akan membentuk sifat dan perbuatan yang dapat dipergunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga dalam pelaksanaanya sangat minim sekali terjadi kesalahan ataupun kekacauan yang siswa buat. 4. PENUTUP Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi metode Outdoor Learning dalam mengoptimalkan karakter rasa ingin tahu dan tanggung jawab pada siswa. (a). Mampu berinteraksi dengan sesama ditunjukkan dari sikap siswa, seperti pada saat pelaksanaan metode Outdoor Learning yang dibuat secara berkelompok. Melalui kegiatan ini siswa diharapkan mampu memiliki karakter rasa ingin tahu dan tanggung jawab meliputi: Siswa menjadi lebih aktif, peka dalam mengamati berbagai fenomena atau kejadian di sekitar, selalu banyak bertanya, berani mengambil keputusan, mengerjakan tugas tepat waktu, dan aktif dalam kerja kelompok. (b). Dalam memelihara kebersihan dan pelestarian lingkungan sekolah siswa ikut menjaga lingkungan sekolah. Penanaman karakter rasa ingin tahu dan tanggung jawab pada kegiatan ini yaitu: Peka dalam mengamati berbagai fenomena atau kejadian di sekitar dan berani mengambil keputusan. (c). Siswa mudah beradaptasi dengan lingkungannya dapat dilihat dari rasa senang dan antusias yang siswa tunjukkan saat pembelajaran dengan metode Outdoor Learning. Melalui kegiatan mudah beradaptasi dengan 13

lingkungannya siswa diharapkan memiliki karakter rasa ingin tahu dan tanggung jawab meliputi: Siswa menjadi lebih aktif, siswa selalu banyak bertanya, mengerjakan tugas tepat waktu, dan aktif dalam kerja kelompok. 2. Hambatan implementasi metode Outdoor Learning dalam mengoptimalkan karakter rasa ingin tahu dan tanggung jawab pada siswa. Hasil penelitian terkait dengan hambatan pelaksanaan metode Outdoor Learning yang guru alami, yaitu: (a). Pengkondisian kelas selama pelaksanaan metode Outdoor Learning berlangsung, (b). Penggunaan waktu yang terlalu sedikit sangat membatasi ruang gerak guru dalam mengimplementasikan metode Outdoor Learning tersebut, (c). Menghadapi siswa yang pendiam agar mereka bisa lebih mengeksplor kemampuannya. 3. Solusi implementasi metode Outdoor Learning dalam mengoptimalkan karakter rasa ingin tahu dan tanggung jawab siswa. Solusi dari hambatan pelaksanaan metode Outdoor Learning pada siswa kelas V, yaitu: (a). Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok belajar, (b). Guru harus bisa menggunakan waktu secara efektif, dan (c). Guru melakukan pendekatan lebih terhadap siswa yang pendiam. DAFTAR PUSTAKA Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Kurniawan, Syamsul. 2014. Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Moh.Suardi. 2012. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Indeks. Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nur Aisyah, Emosda, dan Suratno. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter Di Sdit Nurul Ilmi Kota Jambi. Vol. 5, No. 1, Maret 2015 (hal 51) diakses 11 November 2016. Samani, Muchlas. Dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. 14

Subur. 2015. Pembelajaran Nilai Moral Berbasis Kisah. Yogyakarta: Kalimedia. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Waite, Sue. 2009. Outdoor learning for children aged 2-11: perceived barriers, potential solutions. Paper 2009 University of Plymouth, UK halaman 9 (di akses tanggal 26 Mei pukul 08:17 WIB) 15