1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perusahaan penerbangan banyak diminati oleh banyak orang untuk berpergian karena pelayanan yang diberikan dan waktu yang relatif singkat dalam melakukan suatu perjalanan.semakin hari persaingan antara perusahaan penerbangan swasta dan BUMN semakin kuat untuk memberi pelayanan yang terbaik pada konsumen. Contohnya saja seperti penambahan armada pesawat terbaru, harga tiket dengan harga promo dan sebagainya.namun, dalam persaingan tentu saja ada yang kalah bersaing yang mungkin disebabkan oleh masalah keuangan,seperti yang dialami oleh PT. Garuda Indonesia.Tbk yang dilansir di Kompas.com harga saham Garuda pada saat Initial Public Offering (IPO), hargas ahamnya lebih mahal dari harga pasarnya dan hal inilah yang menyebabkan investor ragu untuk menanamkan modalnya pada saham Garuda. Pemerintah mengumumkan harga penawaran perdana saham PT.Garuda Indonesia, Tbk sebesar Rp.750,- per saham. Dengan harga sebesar itu pemerintah akan mendapatkan dana segar sekitar Rp. 4,77triliun dari penjualan 6,35 miliar lembar saham PT. Garuda Indonesia. Tbk. Harga IPO tersebut hanya berada di batas bawah harga yang diinginkan oleh pemerintah yakni Rp.750,-sampaiRp. 1.100,-. Menurut menteri BUMN Mustafa Abubakar, dalam IPO Garuda ini,
2 minimal 80% saham akan dialokasikan untuk investor domestik, baik ritel maupun institusional. Adapun investor asing akan mendapatkan jatah 20% saham atau senilai Rp 950 miliar. Meski porsi asing cukup mendominasi, Mustafa yakin investor asing tersebut akan berinvestasi jangka panjang di sini. Dia juga menjanjikan harga saham Garuda di pasar sekunder bisa baik. Namun, ada beberapa hal yang harus dicermati oleh para investor. Meski dipasang di target terendah, harga IPO Garuda Indonesia terbilang cukup mahal. Pada harga Rp 750 per saham, rasio harga terhadap laba per saham alias price to earning ratio (PER) Garuda sudah mencapai 32,41 kali. Ini lebih tinggi dibandingkan PER industri yang hanya 32 kali. Selain itu, menurut hitungan Tedy, rasio utang terhadap ekuitas Garuda juga cukup tinggi, yaitu 3,52 kali. Mahalnya harga IPO Garuda juga menjadi sorotan Michael Hadisurya, Analis Valbury Asia Securities, dalam risetnya. Selain itu, "Hal yang perlu dipertimbangkan, Garuda belum membagikan dividen karena kerugian akumulatif dari tahun sebelumnya," ujarnya. Melihat hal tersebut perlu ditinjau dari aspek keuangan dan analisis laporan keuangan atau tingkat kesehatan BUMN yang ditetapkan dengan SK. Menteri no.kep-100/mbu/2002. Agar terlihat apa yang terjadi dari laporan keuangan yang ada. Menilai tingkat kesehatan perusahaan dilihat dari laporan keuangan bagi Suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan.tetapi selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan
3 perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut dapat membantu manajer untuk mengambil suatu keputusan. Tetapi, terpenting bagi manajemen adalah bahwa laporan keuangan tersebut merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada para pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Laporan keuangan juga sangat penting bagi investor karena mereka berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya dan mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Dari hasil analisa laporan tersebut para investor akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuhnya dan dari laporan keuangan dapat diketahui kemampuan untuk memenuhi kewajiban-kewajibanya jangka pendek, strukutr modal perusahaan, distribusi daripada aktivanya, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha/pendapatan yang telah dicapai,beban-beban tetap yang harus dibayar, serta nilai-nilai buku tiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan. Jadi, berdasarkan uraian latar belakang, penyusun mengambil judul MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT. GARUDA INDONESIA.Tbk BERDASARKAN RASIO KEUANGAN YANG DITETAPKAN SK. MENTERI No.KEP-100/MBU/2002 (PERIODE 2007-2010).Yang hasilnya apakah PT. Garuda Indonesia.Tbk sehat, kurang sehat, atau tidak sehat.
4 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian permasalahan diatas dan untuk membatasi penelitian agar ruang lingkupnya tidak luas serta mengarah tepat pada tujuan maka masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan PT Garuda Indonesia Tbk berdasarkan rasio keuangan yang ditetapkan SK. Menteri no. KEP- 100/MBU/2002? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk berdasarkan rasio keuangan sesuai ketetapan SK Menteri no. KEP-100/MBU/2002. 1.3.2 Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini ada manfaat yang bisa dirasakan yaitu bagi: 1. Penulis Sebagai salah satu syarat kelulusan pada program pendidikan tinggi Diploma 3 pada Program studi Keuangan dan Perbankan, Politeknik Negeri Bandung.
5 2. Perusahaan Sebagai bahan evaluasi kinerja bagi manajemen perusahaan. 3. Umum Penelitian ini akan menambah pengetahuan bagi pembaca tentang penilaian kinerja keuangan perusahaan dan tingkat kesehatan perusahaan kategori BUMN. 1.4 KerangkaPemikiran Penilaian tingkat kesehatan BUMN yang bergerak di bidang non jasa keuangan dibedakan menjadi BUMN infrastruktur dan BUMN non infrastruktur. PT Garuda Indonesia termasuk BUMN non infrastruktur yang bergerak dalam bidang sarana perhubungan untuk. Untuk mengukur kinerja perusahaan ini maka diperlukan alat analisis yang ditinjau dari aspek keuangan yang terdiri dari Return on Equity (ROE), Return on Invesment (ROI), Cash ratio, Current ratio, Collection period, Total Asset Turn Over (TATO), dan Rasio total modal sendiri terhadap total asset dan data yang akan diolah dapat dilihat dari laporan keuangan yaitu neraca dan laba rugi, Setelah data yang diperlukan lengkap maka dilakukan perhitungan atas rasio-rasio yang ada, lalu memberikan skor atas hasil perhitungan rasio tersebut dan mengelompokkan skor tersebut untuk mengetahui tingkat kesehatan perusahaan apakah perusahaan tersebut sehat, kurang sehat, atau tidak sehat. Setelah didapat hasil skor tersebut bisa ditarik kesimpulan.
6 PT. GARUDA INDONESIA, Tbk Laporan Keuangan Neraca Laporan Laba/Rugi Analisis Laporan Keuangan Penilaian Tingkat kesehatan BUMN Menurut SK.Menteri BUMN no. KEP- 100/MBU/2002 SEHAT KURANG SEHAT Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran TIDAK SEHAT
7 1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini dalam rangka penyusunan tugas akhir adalah metode deskriptif analisis yaitu, suatu metode penelitian dengan cara mengumpulkan data yang berhubungan dengan bahan penelitian, menganalisanya dan kemudian menginterpretasikan untuk menggambarkan fakta-fakta yang ada sehingga dapat diketahui perkembangannya dan setelah itu dapat ditarik kesimpulan dari penelitian tersebut. Berikut adalah alat analiasis yang akan digunakan dalam penelitian ini. 1. Alat Analisis yang ditetapkan oleh SK. Menteri BUMN No. KEP- 100/MBU/2002 : a. Imbalan kepada pemegang saham/ Return on Equity (ROE) ROE = Laba setelah pajak Modal Sendiri 100% b. Imbalan investasi / Return on Investment ROI = EBIT + Penyusutan Capital Employed 100% c. Rasio Kas
8 Rasio Kas = Kas + Bank + Surat Berharga Jangka Pendek Hutang Lancar 100% d. Rasio Lancar Rumus: Rasio Lancar = Harta Lancar Hutang Lancar 100% e. Collection Period Rumus: Collection Periods = Total Piutang Usaha 365 hari Total Pendapatan Usaha f. Perputaran Persediaan PP = Total Persediaan 365 hari Total Pendapatan Usaha g. Perputaran Total Aset/ Total Asset turn Over ( TATO) TATO = Total Pendapatan Capital Employed 100%
9 h. Rasio Total Modal SendiriTerhadap Total Aset TMS Terhadap TA = Total Modal Sendiri Total Aset 100 Lalu setelah dilakukan perhitungan, skor yang ada kan digolongkan pada a. SEHAT, yang terdiri dari : AAA apabila total (TS) lebih besar dari 95 AA apabila 80 <TS< =95 A apabila 65 <TS< =80 b. KURANG SEHAT, yang terdiri dari : BBB apabila 50 <TS< =65 BB apabila 40 <TS< =50 B apabila 30 <TS< =40 c. TIDAK SEHAT, yang terdiri dari : CCC apabila 20 <TS< =30 CC apabila 10 <TS< =20 C apabila TS< =10
10 1.6 Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Lalu, data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil di internet berupa laporan keuangan dengan dilandasi teori dari beberapa buku. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Bandung, dan akan diselesaikan selama 3 bulan yang dimulai pada tanggal 15 Maret 2012.