BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan yang dilakukan bank adalah menunggu permintaan kredit, kemudian memberikan atau menolak kredit yang diajukan. Meskipun bank mungkin giat dalam mempromosikan penawaran dan mengumpulkan perkreditan, namun bank menjalankan tugas pasif dalam usaha perkreditan. 1 Dilihat dari sektor usaha, kredit dibagi antara lain sektor industri, sektor perdagangan, sektor pertanian, peternakan dan perkebunan, sektor jasa dan sektor perumahan. 2 Dengan bertambahnya penduduk maka pembangunan pemukiman semakin pesat, harga rumah menjadi mahal. Maka, bank menggunakan kesempatan ini dengan memanfaatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) agar masyarakat dapat memiliki rumah secara cepat, apalagi dengan maraknya bank syariah, kini perbankan mempunyai dua opsi untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yaitu KPR syariah dari bank syariah yang dikenal dengan istilah Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) dan KPR konvensional dari bank lainnya. Salah satu bank yang mempunyai produk KPR adalah Bank Syariah Mandiri dan Bank Tabungan Negara. Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang berbasis bank syariah sedangkan BTN sebagai bank konvensional. Hal 105-106. 1 Prathama Rahardja, Uang & Perbankan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm 105. 2 Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Praktik, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm 1
2 ini yang menjadi alasan penulis memilih kedua bank tersebut sebagai objek penelitian. Dalam Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan menggunakan produk yang disebut Griya BSM dan Griya BSM Optima yang menggunakan akad murabahah sedangkan untuk BTN Cabang Pekalongan memiliki banyak produk KPR seperti KPR Platinum, Kredit Pemilikan Ruko, Kredit Swa Griya, dan Kredit Perumahan Perusahaan (KPP). Poin yang membedakan kedua bank tersebut (BTN Cabang Pekalongan dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan) salah satunya adalah sistem pelunasan sebelum jatuh temponya. Dalam BTN Cabang Pekalongan menerapkan penalti karena dianggap telah melanggar perjanjian jika pelunasan KPR dilakukan sebelum jatuh tempo. Lain halnya dengan penerapan potongan yang menjadi kebijakan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan bagi nasabah yang melunasi angsurannya sebelum jatuh tempo sesuai dengan fatwa Nomor 23/DSN-MUI/III/2002 tanggal 28 Maret 2002 tentang potongan pelunasan dalam murabahah, bank syariah diperkenankan untuk memberikan potongan atas pelunasan dipercepat. Jelas dengan adanya penalti dan potongan pelunasan pada penerapan sistem di masing-masing bank akan menjadi hal yang dapat diuraikan lebih lanjut yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan untuk membuat pilihan dalam mengajukan KPR maupun PPR. Hal tersebut semakin menarik karena penulis melakukan penelitian dalam cakupan lokal yaitu di BTN Cabang Pekalongan dan di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan untuk meneliti sistem pelunasan KPR sebelum jatuh tempo di kedua bank tersebut.
3 Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang bisa memberikan gambaran mengenai masing-masing sistem pada kedua bank. Dari latar belakang tersebut, penulis merumuskan penelitian ini dengan judul SISTEM PELUNASAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) SEBELUM JATUH TEMPO (STUDI KOMPARATIF DI BANK TABUNGAN NEGARA DAN BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEKALONGAN) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimana sistem pelunasan KPR sebelum jatuh tempo di BTN Pekalongan? 2. Bagaimana sistem pelunasan KPR sebelum jatuh tempo di Bank Syariah Mandiri Pekalongan? 3. Faktor apa yang mendasari sistem pelunasan KPR sebelum jatuh tempo pada BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian yang hendak dicapai sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.
4 a. Untuk mengetahui sistem pelunasan KPR sebelum jatuh tempo di BTN Pekalongan. b. Untuk mengetahui sistem pelunasan PPR sebelum jatuh tempo di Bank Syariah Mandiri Pekalongan. c. Untuk mengetahui faktor yang mendasari sistem pelunasan KPR sebelum jatuh tempo pada BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan 2. Kegunaan Penelitian a. Secara Teoritis a) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, serta sebagai bahan referensi dan bahan masukan pihak bank. b) Memperjelas konsep mengenai sistem pelunasan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)/Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) sebelum jatuh tempo. b. Secara Praktis 1) Bagi Bank a) Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan dari masingmasing sistem yang patut dipertimbangkan oleh BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan. b) Sebagai bahan masukan atas sistem pelunasan sebelum jatuh tempo di BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan untuk mengembangkan produknya masingmasing.
5 2) Bagi Masyarakat Agar masyarakat tahu tentang perbedaan dan persamaan yang di terapkan dalam kedua bank, selanjutnya mereka dapat memilih produk mana yang akan mereka pertimbangkan dalam pengajuan KPR.
6 D. Telaah Pustaka Tabel 1.1 Telaah Pustaka No. Judul dan Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Analisis Perbandingan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persamaan yang dilakukan Perbedaan yang Sistem Pemberian adanya perbedaan sistem oleh kedua peneliti adalah sama-sama Kredit pada Bank perbankan dalam penerapan sistem menggunakan dua lokasi Konvensional (PT KPR (bank konvensional dan bank penelitian antara bank Bank Cimb Niaga) syariah), perbedaan yang paling konvensional dan bank dan Sistem mendasar adalah sistem bunga yang syariah kaitannya dengan Pembiayaan dipakai oleh bank konvensional sistem KPR yang diterapkan Murabahah pada Bank sebagai pengalokasian dananya. Tidak di masing-masing perbankan. Syariah (PT Bank adanya tawar menawar dalam Cimb Niaga Syariah) penentuan bunga seperti yang di Medan diterapkan dalam bank syariah dimana dilakukan peneliti mengacu pada keseluruhan penerapan sistem KPR pada kedua perbankan sedangkan penulis mengambil poin pada sistem pelunasan KPR sebelum jatuh tempo.
7 Oleh: Tika Kardina dalam bank syariah dikenal dengan istilah nisbah. 3 2. Analisis Tingkat Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persamaan yang dilakukan Perbedaan peneliti Kepuasan Nasabah nasabah KPR BTN Syariah cenderung peneliti adalah sama-sama mengacu pada analisis KPR BTN Syariah & lebih puas dibanding nasabah KPR menggunakan dua lokasi tingkat kepuasan nasabah BTN Konvensional BTN Konvensional walaupun hasil uji penelitian antara bank terhadap kualitas layanan Terhadap Kualitas beda terdapat perbedaan yang tidak konvensional dan bank sedangkan penulis Layanan (Pada BTN signifikan antara kualitas layanan pada syariah kaitannya dengan sendiri lebih mengacu Syariah & BTN keduanya. Pada BTN Syariah, kualitas sistem KPR yang diterapkan pada penguraian sistem Konvensional Cabang layanan cenderung puas dilihat dari di masing-masing perbankan. pelunasan KPR sebelum Harmoni Jakarta) kemudahan bertransaksi melalui jatuh tempo. keberadaan ATM yang tersebar sedangkan pada BTN Konvensional, kualitas layanan cenderung puas 3 Tika Kardina, Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit pada Bank Konvensional (PT Bank Cimb Niaga) dan Sistem Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah (PT Bank Cimb Niaga Syariah) di Medan, Skripsi S1 Akuntansi, (Medan: Universitas Sumatera Utara, 2011), hlm 73.
8 dilihat dari kepekaan karyawan terhadap privasi nasabah KPR. 4 3. Analisis Komparasi Hasil penelitian yang mengambil Persamaan yang dilakukan Perbedaan mengacu pada Aplikasi Pinjaman objek penelitian di BTN Syariah dan peneliti adalah sama-sama perbedaan KPR Syariah Kredit Pemilikan BTN Konvensional menunjukkan merupakan penelitian yang dan KPR Konvensional Rumah (KPR) dan bahwa KPR Syariah pada dasarnya menguraikan dua hal secara menyeluruh Kredit Pemilikan berfungsi sebagai pembiayaan bagi kaitannya dengan KPR sedangkan penulis Rumah (KPRS) pada nasabah yang ingin memiliki rumah Syariah dan KPR mengambil poin pada Perusahaan Perbankan sendiri. Perbedaan antara keduanya Konvensional. sistem pelunasan KPR di Malang terletak pada akad/perjanjian dan sebelum jatuh tempo. Oleh: Mohammad perhitungan angsuran. Dimana BTN Agus Amrillah menerapkan sistem bunga dalam perhitungan angsuran sedangkan BTN Syariah menerapkan margin keuntungan yang disampaikan di awal akad perjanjian. Metode 4 Ahmad Kailani, Analisis Tingkat Kepuasan Nasabah KPR BTN Syariah & BTN Konvensional Terhadap Kualitas Layanan (Pada BTN Syariah & BTN Konvensional Cabang Harmoni Jakarta), S1 Muamalat (Hukum Ekonomi Syariah), (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarih Hidayatullah, 2009), hlm 136.
9 perhitungannya juga berbeda. Jika pada BTN mengikuti suku bunga pasar sehingga jumlah angsuran akan berubah-ubah setiap periodenya sedangkan pada BTN Syariah menggunakan sistem flat dimana angsuran akan tetap setiap periodenya. 5 5 Mohammad Agus Amrillah, Analisis Komparasi Aplikasi Pinjaman Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPRS) pada Perusahaan Perbankan di Malang., S1 Manajemen, (Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2011) hlm 105.
10 E. Kerangka Teori Sebagai lembaga keuangan, bank adalah penghimpun dana dan sebagai lembaga kredit. Untuk menghimpun dana, bank harus ke masyarakat dan demikian pula untuk melepaskan kredit. Dengan demikian kredit merupakan salah satu mediator antara bank dan nasabah. Pada prinsipnya, kredit itu cuma satu macam saja yaitu uang bank yang dipinjamkan kepada nasabah dan akan dikembalikan pada suatu waktu tertentu di masa mendatang, kecuali pada penerapan bank syariah yang menerapkan sistem akad pada setiap transaksinya. Akan tetapi, berdasarkan berbagai keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi yang mempengaruhi bidang usaha para nasabah, maka jenis kredit menjadi beragam, yaitu berdasarkan: sifat penggunaan, keperluan, jangka waktu, cara pemakaian dan jaminan atas kredit-kredit yang diberikan bank. Jenis kredit menurut sifat penggunaan, adalah kredit produktif dan kredit konsumtif. Kredit produktif yaitu kredit yang ditujukan untuk keperluan produksi yang digunakan untuk peningkatan usaha. Kredit konsumtif yaitu kredit yang digunakan oleh peminjam untuk keperluan konsumsi, artinya uang kredit akan habis dipergunakan atau semua akan terpakai untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, kredit ini tidaklah bernilai bila kita tinjau dari segi utility uang, tetapi hanya akan membantu seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya. 6 Kredit konsumtif yang populer 6 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank Edisi Kedua, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), hlm 212
11 sekaligus yang akan dibahas lebih mendalam dalam penelitian ini adalah KPR (Kredit Pemilikan Rumah). KPR merupakan kependekan dari Kredit Pemilikan Rumah. Dalam bank syariah, KPR dikenal dengan istilah PPR (Pembiayaan Pemilikan Rumah). Adapun pengertian KPR secara istilah adalah kredit jangka panjang yang diberikan lembaga keuangan (misal: bank) kepada debiturnya untuk mendirikan atau memiliki rumah. Komponen utama KPR sendiri adalah sebagai berikut. 1. Kreditur KPR Kreditur adalah lembaga keuangan (bank) yang mengeluarkan dana kepada debitur untuk membeli objek KPR. 2. Debitur KPR Debitur adalah seseorang atau sebuah badan hukum yang akan membeli objek KPR. 3. Objek KPR Objek KPR disini merupakan lahan dan rumah yang hendak dibeli oleh pihak debitur. 4. Jangka waktu KPR Dalam pengertian KPR atau definisi KPR diatas disebutkan bahwa KPR adalah kredit jangka panjang, karena KPR merupakan kredit yang memiliki waktu pelunasan yang panjang, yakni bisa mencapai beberapa
12 tahun sesuai dengan kebijakan yang telah diterapkan oleh masing-masing bank. 7 F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field research) artinya data-data yang digunakan dalam penelitian diperoleh melalui studi lapangan dengan cara mencatat, dan mengumpulkan berbagai informasi. 8 Dalam hal ini, mengenai sistem pelunasan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebelum jatuh tempo di BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yakni memahami tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 9 Dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan suatu teori. 7 Kangmoes, Pengertian KPR, http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarikkreatif.properti-2/pengertian-kpr.html, diakses tanggal 10 September 2014, 18:21 WIB. 8 Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm 8. 9 Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm 6.
13 3. Sumber Data a. Sumber Data Primer Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara yang diperoleh dari kedua pihak bank yaitu BTN Cabang Pekalongan yaitu Bapak Joko Surono selaku karyawan bagian KPR dan Bapak Iwan Kartono selaku Consumer Loan Service serta di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan yaitu Bapak Yusuf Firdaus bagian Sumber Daya Insani dan Ibu Melati bagian pembiayaan. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder yang diperoleh adalah dari buku-buku seperti buku karangan Wiroso, tentang jual beli murabahah, dan sebagainya. Kemudian dari karya ilmiah, seperti Tugas Akhir dan Skripsi terdahulu serta internet seperti website tentang Kredit Pemilikan Rumah (KPR), serta brosur produk dari BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, annual report terbaru dari BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, database BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan dan sebagainya. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan bertanya langsung. 10 Dalam hal ini pihak yang akan diwawancarai adalah kedua pihak bank yaitu BTN Cabang Pekalongan yaitu Bapak 10 Ibid, hlm 136-137.
14 Joko Surono selaku karyawan bagian KPR dan Bapak Iwan Kartono selaku Consumer Loan Service serta di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan yaitu Bapak Yusuf Firdaus bagian Sumber Daya Insani dan Ibu Melati bagian pembiayaan. 5. Studi Literatur Dalam hal ini data-data yang diambil adalah brosur produk dari BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, annual report terbaru dari BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, database BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan dan sebagainya. 6. Metode Analisis Data Dalam analisis data, peneliti menggunakan metode deskriptif yang dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan-keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. 11 Pada saat atau sesudah data terkumpul, maka peneliti perlu melakukan reduksi data yang dapat dimaknai sebagai pengolahan data. Langkah berikutnya adalah menyajikan data untuk lebih menyistematikan data yang telah direduksi sehingga terlihat sosoknya yang lebih utuh. Penyajian data ini amat penting dan menentukan bagi langkah 11 Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), hlm 63.
15 selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan/verifikasi karena dapat memudahkan upaya pemaparan dan penegasan kesimpulan. 12 G. Sistematika Pembahasan Pembahasan dalam tugas akhir ini akan disusun dalam lima bab terdiri dari beberapa sub-bab, yang mana antara bab satu dan yang lainnya merupakan uraian yang berkesinambungan. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut. BAB I, bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II, bab ini membahas tentang kredit dan pembiayaan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) serta pengertian jatuh tempo. BAB III, bab ini membahas tentang visi dan misi BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, produk-produk BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, serta sistem pelunasan sebelum jatuh tempo. BAB IV, bab ini memaparkan sistem pelunasan KPR sebelum jatuh tempo di kedua bank serta faktor-faktornya. BAB V, bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran-saran. Dalam bab ini berfungsi untuk memberikan kesimpulan dari apa yang telah disepakati dijelaskan dan memberikan masukan terhadap permasalahan yang dibahas. 12 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), hlm 218-219.