BAB I PENDAHULUAN. bank mungkin giat dalam mempromosikan penawaran dan mengumpulkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dikenal dengan istilah Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) dan KPR

BAB I PENDAHULUAN. Pasca krisis moneter tahun 1997, Perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. nasional memposisikan bank sebagai lembaga intermediasi dan penunjang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit pula hambatan yang harus dihadapi, terutama dalam hal. Adanya perkembangan dalam industri perbankan serta terbukanya

BAB 1 PENDAHULUAN. mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Kegiatan sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau seluruh lapisan masyarakat dikarenakan harganya yang tinggi. Kondisi

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai lembaga keuangan. Kegiatan-kegiatan dunia usaha, baik di sektor

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan hidup, terutama kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB I PENDAHULUAN. Rumah merupakan kebutuhan dasar dan mempunyai fungsi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk ditanamankan pada sektor produksi dan investasi, di samping

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perekonomian nasional. Hal ini menyebabkan. kebutuhan hidup penduduk Indonesia juga terus mengalami kenaikan.

BAB I PENDAHULUAN. namanya bank. Baik negara maju maupun negara berkembang membutuhkan. melakukan berbagai macam aktivitas keuangan.

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

PROSEDUR KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH SUBSIDI DAN NON SUBSIDI PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG BEKASI

Produk KPR Syariah. Lain-lain

BAB I PENDAHULUAN. rumah yang diidamkan ternyata tidaklah mudah. ( menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini, keuangan syari ah menawarkan layanan-layanan. syari ah haruslah sesuai dengan prinsip syari ah.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini menjadi salah satu industri bisnis yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. bertambah pula kebutuhan akan perumahan. Menurut teori Maslow yang

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari peranan bank selaku pemberi layanan perbankan bagi masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. bank di suatu Negara dapat dijadikan tolak ukur kemajuan Negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan dapat dengan mudah menarik

BAB I PENDAHULUAN. dan Jawa Timur menjadikan Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan tetap memegang peranan penting dalam lalu-lintas perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

BAB I PENDAHULUAN. Akad memfasilitasi setiap orang dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingannya

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. atau dikenal dengan kebutuhan primer, juga kebutuhan sekunder maupun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. nasional juga turut melema. Kondisi yang justru berkebalikan dengan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang melakukan jual

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank ini membantu

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga-lembaga ekonomi harus melaksanakan pola tersebut agar

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan papan adalah kebutuhan tempat tinggal untuk tidur,

BAB I PENDAHULUAN. artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dananya kepada pihak lain yang membutuhkan dana. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai berpindah dan mempercayai Perbankan Syariah. Sesuai dengan

RINGKASAN TUGAS AKHIR. Koperasi Agro Niaga Indonesia (KANINDO) Syari ah Malang merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian hukum sosiologis atau

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perekonomian dalam masyarakat di suatu Negara, bank sebagai lembaga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga dan beroperasi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat disuatu negara khususnya diindonesia memiliki kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak mampu untuk hidup secara

BAB II KERANGKA TEORI

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) SISTEM KONVENSIONAL DAN SYARIAH (Studi Kasus : BTN dan BTN Syariah Kantor Cabang Solo)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal. sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Rumah sebagai tempat berlindung dari segala cuaca sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan yang dilakukan bank adalah menunggu permintaan kredit, kemudian memberikan atau menolak kredit yang diajukan. Meskipun bank mungkin giat dalam mempromosikan penawaran dan mengumpulkan perkreditan, namun bank menjalankan tugas pasif dalam usaha perkreditan. 1 Dilihat dari sektor usaha, kredit dibagi antara lain sektor industri, sektor perdagangan, sektor pertanian, peternakan dan perkebunan, sektor jasa dan sektor perumahan. 2 Dengan bertambahnya penduduk maka pembangunan pemukiman semakin pesat, harga rumah menjadi mahal. Maka, bank menggunakan kesempatan ini dengan memanfaatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) agar masyarakat dapat memiliki rumah secara cepat, apalagi dengan maraknya bank syariah, kini perbankan mempunyai dua opsi untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yaitu KPR syariah dari bank syariah yang dikenal dengan istilah Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) dan KPR konvensional dari bank lainnya. Salah satu bank yang mempunyai produk KPR adalah Bank Syariah Mandiri dan Bank Tabungan Negara. Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang berbasis bank syariah sedangkan BTN sebagai bank konvensional. Hal 105-106. 1 Prathama Rahardja, Uang & Perbankan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm 105. 2 Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Praktik, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm 1

2 ini yang menjadi alasan penulis memilih kedua bank tersebut sebagai objek penelitian. Dalam Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan menggunakan produk yang disebut Griya BSM dan Griya BSM Optima yang menggunakan akad murabahah sedangkan untuk BTN Cabang Pekalongan memiliki banyak produk KPR seperti KPR Platinum, Kredit Pemilikan Ruko, Kredit Swa Griya, dan Kredit Perumahan Perusahaan (KPP). Poin yang membedakan kedua bank tersebut (BTN Cabang Pekalongan dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan) salah satunya adalah sistem pelunasan sebelum jatuh temponya. Dalam BTN Cabang Pekalongan menerapkan penalti karena dianggap telah melanggar perjanjian jika pelunasan KPR dilakukan sebelum jatuh tempo. Lain halnya dengan penerapan potongan yang menjadi kebijakan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan bagi nasabah yang melunasi angsurannya sebelum jatuh tempo sesuai dengan fatwa Nomor 23/DSN-MUI/III/2002 tanggal 28 Maret 2002 tentang potongan pelunasan dalam murabahah, bank syariah diperkenankan untuk memberikan potongan atas pelunasan dipercepat. Jelas dengan adanya penalti dan potongan pelunasan pada penerapan sistem di masing-masing bank akan menjadi hal yang dapat diuraikan lebih lanjut yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan untuk membuat pilihan dalam mengajukan KPR maupun PPR. Hal tersebut semakin menarik karena penulis melakukan penelitian dalam cakupan lokal yaitu di BTN Cabang Pekalongan dan di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan untuk meneliti sistem pelunasan KPR sebelum jatuh tempo di kedua bank tersebut.

3 Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang bisa memberikan gambaran mengenai masing-masing sistem pada kedua bank. Dari latar belakang tersebut, penulis merumuskan penelitian ini dengan judul SISTEM PELUNASAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) SEBELUM JATUH TEMPO (STUDI KOMPARATIF DI BANK TABUNGAN NEGARA DAN BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEKALONGAN) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimana sistem pelunasan KPR sebelum jatuh tempo di BTN Pekalongan? 2. Bagaimana sistem pelunasan KPR sebelum jatuh tempo di Bank Syariah Mandiri Pekalongan? 3. Faktor apa yang mendasari sistem pelunasan KPR sebelum jatuh tempo pada BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian yang hendak dicapai sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.

4 a. Untuk mengetahui sistem pelunasan KPR sebelum jatuh tempo di BTN Pekalongan. b. Untuk mengetahui sistem pelunasan PPR sebelum jatuh tempo di Bank Syariah Mandiri Pekalongan. c. Untuk mengetahui faktor yang mendasari sistem pelunasan KPR sebelum jatuh tempo pada BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan 2. Kegunaan Penelitian a. Secara Teoritis a) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, serta sebagai bahan referensi dan bahan masukan pihak bank. b) Memperjelas konsep mengenai sistem pelunasan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)/Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) sebelum jatuh tempo. b. Secara Praktis 1) Bagi Bank a) Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan dari masingmasing sistem yang patut dipertimbangkan oleh BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan. b) Sebagai bahan masukan atas sistem pelunasan sebelum jatuh tempo di BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan untuk mengembangkan produknya masingmasing.

5 2) Bagi Masyarakat Agar masyarakat tahu tentang perbedaan dan persamaan yang di terapkan dalam kedua bank, selanjutnya mereka dapat memilih produk mana yang akan mereka pertimbangkan dalam pengajuan KPR.

6 D. Telaah Pustaka Tabel 1.1 Telaah Pustaka No. Judul dan Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Analisis Perbandingan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persamaan yang dilakukan Perbedaan yang Sistem Pemberian adanya perbedaan sistem oleh kedua peneliti adalah sama-sama Kredit pada Bank perbankan dalam penerapan sistem menggunakan dua lokasi Konvensional (PT KPR (bank konvensional dan bank penelitian antara bank Bank Cimb Niaga) syariah), perbedaan yang paling konvensional dan bank dan Sistem mendasar adalah sistem bunga yang syariah kaitannya dengan Pembiayaan dipakai oleh bank konvensional sistem KPR yang diterapkan Murabahah pada Bank sebagai pengalokasian dananya. Tidak di masing-masing perbankan. Syariah (PT Bank adanya tawar menawar dalam Cimb Niaga Syariah) penentuan bunga seperti yang di Medan diterapkan dalam bank syariah dimana dilakukan peneliti mengacu pada keseluruhan penerapan sistem KPR pada kedua perbankan sedangkan penulis mengambil poin pada sistem pelunasan KPR sebelum jatuh tempo.

7 Oleh: Tika Kardina dalam bank syariah dikenal dengan istilah nisbah. 3 2. Analisis Tingkat Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persamaan yang dilakukan Perbedaan peneliti Kepuasan Nasabah nasabah KPR BTN Syariah cenderung peneliti adalah sama-sama mengacu pada analisis KPR BTN Syariah & lebih puas dibanding nasabah KPR menggunakan dua lokasi tingkat kepuasan nasabah BTN Konvensional BTN Konvensional walaupun hasil uji penelitian antara bank terhadap kualitas layanan Terhadap Kualitas beda terdapat perbedaan yang tidak konvensional dan bank sedangkan penulis Layanan (Pada BTN signifikan antara kualitas layanan pada syariah kaitannya dengan sendiri lebih mengacu Syariah & BTN keduanya. Pada BTN Syariah, kualitas sistem KPR yang diterapkan pada penguraian sistem Konvensional Cabang layanan cenderung puas dilihat dari di masing-masing perbankan. pelunasan KPR sebelum Harmoni Jakarta) kemudahan bertransaksi melalui jatuh tempo. keberadaan ATM yang tersebar sedangkan pada BTN Konvensional, kualitas layanan cenderung puas 3 Tika Kardina, Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit pada Bank Konvensional (PT Bank Cimb Niaga) dan Sistem Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah (PT Bank Cimb Niaga Syariah) di Medan, Skripsi S1 Akuntansi, (Medan: Universitas Sumatera Utara, 2011), hlm 73.

8 dilihat dari kepekaan karyawan terhadap privasi nasabah KPR. 4 3. Analisis Komparasi Hasil penelitian yang mengambil Persamaan yang dilakukan Perbedaan mengacu pada Aplikasi Pinjaman objek penelitian di BTN Syariah dan peneliti adalah sama-sama perbedaan KPR Syariah Kredit Pemilikan BTN Konvensional menunjukkan merupakan penelitian yang dan KPR Konvensional Rumah (KPR) dan bahwa KPR Syariah pada dasarnya menguraikan dua hal secara menyeluruh Kredit Pemilikan berfungsi sebagai pembiayaan bagi kaitannya dengan KPR sedangkan penulis Rumah (KPRS) pada nasabah yang ingin memiliki rumah Syariah dan KPR mengambil poin pada Perusahaan Perbankan sendiri. Perbedaan antara keduanya Konvensional. sistem pelunasan KPR di Malang terletak pada akad/perjanjian dan sebelum jatuh tempo. Oleh: Mohammad perhitungan angsuran. Dimana BTN Agus Amrillah menerapkan sistem bunga dalam perhitungan angsuran sedangkan BTN Syariah menerapkan margin keuntungan yang disampaikan di awal akad perjanjian. Metode 4 Ahmad Kailani, Analisis Tingkat Kepuasan Nasabah KPR BTN Syariah & BTN Konvensional Terhadap Kualitas Layanan (Pada BTN Syariah & BTN Konvensional Cabang Harmoni Jakarta), S1 Muamalat (Hukum Ekonomi Syariah), (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarih Hidayatullah, 2009), hlm 136.

9 perhitungannya juga berbeda. Jika pada BTN mengikuti suku bunga pasar sehingga jumlah angsuran akan berubah-ubah setiap periodenya sedangkan pada BTN Syariah menggunakan sistem flat dimana angsuran akan tetap setiap periodenya. 5 5 Mohammad Agus Amrillah, Analisis Komparasi Aplikasi Pinjaman Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPRS) pada Perusahaan Perbankan di Malang., S1 Manajemen, (Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2011) hlm 105.

10 E. Kerangka Teori Sebagai lembaga keuangan, bank adalah penghimpun dana dan sebagai lembaga kredit. Untuk menghimpun dana, bank harus ke masyarakat dan demikian pula untuk melepaskan kredit. Dengan demikian kredit merupakan salah satu mediator antara bank dan nasabah. Pada prinsipnya, kredit itu cuma satu macam saja yaitu uang bank yang dipinjamkan kepada nasabah dan akan dikembalikan pada suatu waktu tertentu di masa mendatang, kecuali pada penerapan bank syariah yang menerapkan sistem akad pada setiap transaksinya. Akan tetapi, berdasarkan berbagai keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi yang mempengaruhi bidang usaha para nasabah, maka jenis kredit menjadi beragam, yaitu berdasarkan: sifat penggunaan, keperluan, jangka waktu, cara pemakaian dan jaminan atas kredit-kredit yang diberikan bank. Jenis kredit menurut sifat penggunaan, adalah kredit produktif dan kredit konsumtif. Kredit produktif yaitu kredit yang ditujukan untuk keperluan produksi yang digunakan untuk peningkatan usaha. Kredit konsumtif yaitu kredit yang digunakan oleh peminjam untuk keperluan konsumsi, artinya uang kredit akan habis dipergunakan atau semua akan terpakai untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, kredit ini tidaklah bernilai bila kita tinjau dari segi utility uang, tetapi hanya akan membantu seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya. 6 Kredit konsumtif yang populer 6 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank Edisi Kedua, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), hlm 212

11 sekaligus yang akan dibahas lebih mendalam dalam penelitian ini adalah KPR (Kredit Pemilikan Rumah). KPR merupakan kependekan dari Kredit Pemilikan Rumah. Dalam bank syariah, KPR dikenal dengan istilah PPR (Pembiayaan Pemilikan Rumah). Adapun pengertian KPR secara istilah adalah kredit jangka panjang yang diberikan lembaga keuangan (misal: bank) kepada debiturnya untuk mendirikan atau memiliki rumah. Komponen utama KPR sendiri adalah sebagai berikut. 1. Kreditur KPR Kreditur adalah lembaga keuangan (bank) yang mengeluarkan dana kepada debitur untuk membeli objek KPR. 2. Debitur KPR Debitur adalah seseorang atau sebuah badan hukum yang akan membeli objek KPR. 3. Objek KPR Objek KPR disini merupakan lahan dan rumah yang hendak dibeli oleh pihak debitur. 4. Jangka waktu KPR Dalam pengertian KPR atau definisi KPR diatas disebutkan bahwa KPR adalah kredit jangka panjang, karena KPR merupakan kredit yang memiliki waktu pelunasan yang panjang, yakni bisa mencapai beberapa

12 tahun sesuai dengan kebijakan yang telah diterapkan oleh masing-masing bank. 7 F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field research) artinya data-data yang digunakan dalam penelitian diperoleh melalui studi lapangan dengan cara mencatat, dan mengumpulkan berbagai informasi. 8 Dalam hal ini, mengenai sistem pelunasan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebelum jatuh tempo di BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yakni memahami tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 9 Dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan suatu teori. 7 Kangmoes, Pengertian KPR, http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarikkreatif.properti-2/pengertian-kpr.html, diakses tanggal 10 September 2014, 18:21 WIB. 8 Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm 8. 9 Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm 6.

13 3. Sumber Data a. Sumber Data Primer Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara yang diperoleh dari kedua pihak bank yaitu BTN Cabang Pekalongan yaitu Bapak Joko Surono selaku karyawan bagian KPR dan Bapak Iwan Kartono selaku Consumer Loan Service serta di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan yaitu Bapak Yusuf Firdaus bagian Sumber Daya Insani dan Ibu Melati bagian pembiayaan. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder yang diperoleh adalah dari buku-buku seperti buku karangan Wiroso, tentang jual beli murabahah, dan sebagainya. Kemudian dari karya ilmiah, seperti Tugas Akhir dan Skripsi terdahulu serta internet seperti website tentang Kredit Pemilikan Rumah (KPR), serta brosur produk dari BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, annual report terbaru dari BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, database BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan dan sebagainya. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan bertanya langsung. 10 Dalam hal ini pihak yang akan diwawancarai adalah kedua pihak bank yaitu BTN Cabang Pekalongan yaitu Bapak 10 Ibid, hlm 136-137.

14 Joko Surono selaku karyawan bagian KPR dan Bapak Iwan Kartono selaku Consumer Loan Service serta di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan yaitu Bapak Yusuf Firdaus bagian Sumber Daya Insani dan Ibu Melati bagian pembiayaan. 5. Studi Literatur Dalam hal ini data-data yang diambil adalah brosur produk dari BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, annual report terbaru dari BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, database BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan dan sebagainya. 6. Metode Analisis Data Dalam analisis data, peneliti menggunakan metode deskriptif yang dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan-keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. 11 Pada saat atau sesudah data terkumpul, maka peneliti perlu melakukan reduksi data yang dapat dimaknai sebagai pengolahan data. Langkah berikutnya adalah menyajikan data untuk lebih menyistematikan data yang telah direduksi sehingga terlihat sosoknya yang lebih utuh. Penyajian data ini amat penting dan menentukan bagi langkah 11 Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), hlm 63.

15 selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan/verifikasi karena dapat memudahkan upaya pemaparan dan penegasan kesimpulan. 12 G. Sistematika Pembahasan Pembahasan dalam tugas akhir ini akan disusun dalam lima bab terdiri dari beberapa sub-bab, yang mana antara bab satu dan yang lainnya merupakan uraian yang berkesinambungan. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut. BAB I, bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II, bab ini membahas tentang kredit dan pembiayaan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) serta pengertian jatuh tempo. BAB III, bab ini membahas tentang visi dan misi BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, produk-produk BTN dan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, serta sistem pelunasan sebelum jatuh tempo. BAB IV, bab ini memaparkan sistem pelunasan KPR sebelum jatuh tempo di kedua bank serta faktor-faktornya. BAB V, bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran-saran. Dalam bab ini berfungsi untuk memberikan kesimpulan dari apa yang telah disepakati dijelaskan dan memberikan masukan terhadap permasalahan yang dibahas. 12 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), hlm 218-219.