HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

HUBUNGAN AKTIVITAS OLAHRAGA DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI DI DESA PUCANGMILIRAN TULUNG KLATEN

Stikes Paguwarmas Journal of Midwivery and Pharmacist.

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

HUBUNGAN SINDROM PRAMENSTRUASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWI KELAS XI JURUSAN AKUTANSI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA KARYAWATI BAGIAN PRODUKSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTRUAL SYNDROME DENGAN DERAJAT PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMA N 5 SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

KARYA TULIS ILMIAH. Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Dismenore Primer pada Siswi SMA Negeri 1 Pahae Julu Tahun 2015.

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA PADA SAAT MENSTRUASI DI SMK NUSA BHAKTI KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. menghilang pada saat menstruasi (Syiamti & Herdin, 2011). wanita meliputi kram atau nyeri perut (51%), nyeri sendi, otot atau

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

HUBUNGAN USIA MENARCHE, LAMA MENSTRUASI, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN 2015.

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN FREKUENSI OLAHRAGA AEROBIK DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

PENGESAHAN SKRIPSI. Pada tanggal 20 Juli Dr. Aprilita Rina Yanti Eff, M. Biomed, Apt DEKAN TIM PENGUJI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS I SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG MENSTRUASI

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI YA II SURABAYA PROGRAM FAKULTAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR KEJADIAN DISMINORE...

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

AKTIVITAS FISIK DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA SISWA SMP PHYSICAL ACTIVITY IN STUDENTS WITH PREMENSTRUAL SYNDROME

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN POLA MENSTRUASI PADA MAHASISWA D3 KEBIDANAN TINGKAT 3

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI (INDEKS MASSA TUBUH) DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA DI AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SINDROM PRA MENSTRUASI DI SMA NEGERI 2 KEJURUAN MUDA TAHUN STIKes Bina Nusantara ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROMA PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

Aktivitas Olahraga dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi pada Anggota Perempuan UKM INKAI UNS

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

BAB I PENDAHULUAN. Ini merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Surakarta. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

ABSTRAK HUBUNGAN RERATA ASUPAN KALSIUM PER HARI DENGAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEREMPUAN DENGAN SINDROMA PREMENSTRUASI

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK. Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung

HUBUNGAN STRESS TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI MAHASISWI

SKRIPSI G Surakarta commit to user

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN GAYA HIDUP SEHAT DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME PADA SISWI KELAS XI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU PENANGANAN SINDROM PRA HAID PADA SISWI KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI YOGYAKARTA II TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA DI SMA WARGA KOTA SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEPUTIHAN PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN. Oleh : RONAULI AGNES MARPAUNG

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SANTRIWATI MADRASAH ALIYAH SWASTA ULUMUDDIN UTEUNKOT CUNDA KOTA LHOKSEUMAWE

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN UPAYA REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI MAN MALANG 1 ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA UMUR TAHUN DI SMP. K. HARAPAN DENPASAR

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Hubungan Premenstrual Syndrome dengan Tingkat Aktivitas Fisik Pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG MENOPAUSE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE WITH THE ATTITUDE OF MOTHER ABOUT MENOPAUSE

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

Abstrak. Analisis Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri Kelas XI SMK YAPSIPA Kota Tasikmalaya

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI AKADEMI KEBIDANAN CIPTO MEDAN

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMK MURNI 1 SURAKARTA

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta HALAMAN JUDUL Fenthy Vabiella S S 20110320178 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015

The Correlation Betwen Physical Exercise and The Incidence of Pre Menstrual Syndrome in The XI Grade Female Student of SMAN 1 Sentolo Hubungan Antara Aktivitas Olahraga Dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada Siswi Kelas XI Di SMAN 1 Sentolo Fenthy Vabiella S S 1, dr. Alfaina Wahyuni, Sp.OG.,M.Kes. 2 1 Mahasiswa Ilmu Keperawatan UMY, 2 Dosen Pembimbing UMY Abstract Pre-menstrual syndrome are an emotional and physical symtoms that happend before menstruation that caused by estrogen level. Exercise is one of the treatment to decrease the pre-menstrual syndrome, because exercise can increase the endorphin that can prevent the increasing of estrogen. The aim of the study is to knowing the relation between exercise activity with pre-menstrual syndrome. The research used cross-sectional. The sample was 66 respondent, the respondent filled. The questionary on one time, and the determine the anunivariat analizing and bivariat analyzing, using chi square. The result of the research show there are 7 respondents with moderate. Pre-menstrual syndrome, and 31 respondents who are not regulary done exercise experienced severe premenstruation syndrome, the p value is 0,008 (<0,05)with odd ratio in excercise that not regulary done has risk to suffer moderate until severe pre menstruation syndrome 3,786 and 3,167 experince mild premenstruation syndrome are bigger than done excercise regulary. In conclution, there is relation between the excercise activity with pre-menstrual syndrome incident in student grade XI at SMAN 1 Sentolo. Keyword : Pre-menstrual syndrome, Physical Exercise

Abstrak Sindrom pramenstruasi adalah gejala emosi dan fisik yang dialami sebelum menstruasi yang disebabkan oleh peningkatan hormon esterogen. Olahraga merupakan salah satu treatment untuk mengurangi gejala sindrom pramenstruasi, karena olahraga dapat meningkatkan endorphin yang dapat mencegah kenaikan estrogen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aktivitas olahraga dengan kejadian sindrom pramenstruasi. Penelitian ini mengggunakan metode cross sectional. Sampel dalam penelitian ini terdiri 66 responden, responden mengisi kuesioner dalam sekali waktu selanjutnya menentukan analisa univariat dan analisa bivariat menggunakan chi square. Hasil dari penelitian bahwa dari yang rutin melakukan olahraga 7 orang (77,8%) mengalami sindrom pramenstruasi sedang, dan responden yang tidak rutin melakukan olahraga mengalami sindrom pramenstruasi berat sebanyak 31 orang (54,4%) dengan nilai P = 0,008 (< 0,05) dengan Odd ratio pada olahraga tidak rutin mempunyai resiko menderita sindrom pramenstruasi sedang berat sebesar 3,786 kali lipat dan 3,167 menderita sindrom pramenstruasi ringan dibandingkan yang rutin. Disimpulkan bahwa ada hubungan antara aktivitas olahraga dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi kelas XI di SMAN 1 Sentolo Kata kunci : Sindrom pramenstruasi, aktivitas olahraga

Pendahuluan Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan perubahan atau peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan psikologik dan perubahan sosial. Sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10 13 tahun dan berakhir pada usia 18 22 tahun (Notoatdmojo, 2007). Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2005, menyebutkan bahwa permasalahan wanita pada umumnya di Indonesia adalah seputar permasalahan mengenai gangguan sindrom pramenstruasi (38,45%), masalah gizi yang berhubungan dengan anemia (20,3%), gangguan belajar (19,7%), gangguan psikologis (0,7%), serta masalah kegemukan (0,5%) (WHO, 2005). Sindrom pramenstruasi merupakan gangguan siklus yang umum terjadi pada remaja dan wanita usia pertengahan ditandai gejala fisik dan emosional yang konsisten, terjadi pada fase luteal pada siklus menstruasi. Sindrom pramenstruasi ini akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai menstruasi (Saryono, 2009). Angka kejadian sindrom pramenstruasi di Indonesia adalah 70% 90% dan 2% 10 % mengalami gejala sindrom pramenstruasi berat (Adelina, 2010 cit Delfi Lutan, 2007). Olahraga mampu menjaga kesehatan organ reproduksi pada wanita. Wanita yang rajin berolahraga akan memiliki sistem jantung, pembuluh darah dan hormon yang baik, sehingga berdampak pada aliran darah ke organ reproduksi menjadi lebih baik. Jika hormon seimbang, maka kinerja pusat kontrol hormon reproduksi diotak pun bekerja dengan baik (Ifana Nashruna,dkk., 2012). Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik untuk mengetahui faktor penyebab dan hubungan antara dua variable (Nursalam, 2011). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi

pada penelitian ini adalah siswi kelas X1 di SMAN 1 Sentolo, dimana jumlah siswi secara keseluruhan 96 siswi. Pemilihan sampel pada penelitian menggunakan metode total sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Hidayat, 2012). Sampel yang digunakan berjumlah 96 responden. Hasil Penelitian Saat pengambilan data 6 responden yang tidak hadir, 1 responden belum mengalami menstruasi dan 23 siswi tidak melakukan olahraga, oleh karena itu 30 dari 96 responden termasuk dalam kriteria eksklusi dalam penelitian ini sehingga tidak masuk dalam hasil penelitian. Jadi yang memenuhi kriteria inklusi pada penelitian ini adalah 66 responden. Hasil penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu analisa univariat dan analisa bivariat. Analisa univariat merupakan analisa yang melihat distribusi frekuensi dan presentasi data. Analisa bivariat untuk menguji variable yang diduga memiliki keterkaitan atau hubungan antar kedua variabel. Analisa univarit Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Golongan Umur Siswi Kelas XI di SMAN 1 Sentolo tahun 2015 Umur N % 18 tahun 17 tahun 16 tahun Total 2 26 38 66 3,0 39,4 57,6 100 Berdasarkan tabel 1. diketahui bahwa jumlah responden yang paling banyak berumur 16 tahun sebanyak 38 orang dengan prosentase 57, 6%.

Analisa bivariat Tabel 2. Hasil Chi Square Hubungan Antara Aktivitas Olahraga Dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada Siswi Kelas XI di SMAN 1 Sentolo Variabel Kategori sindrom ptamenstruasi Total X 2 P OR tidak rutin PMS ringan OR tidak rutin PMS sedang berat Kategori pola olahraga Ringan Sedang Berat 9,587 0,008 3,167 3,786 Rutin 2 22,2% 7 77,8% 0 0,0% 9 100% Tidak rutin 4 7,0% 22 38,6% 31 54,4% 57 100% Total 6 9,1% 29 43,9% 31 47,0% 66 100% Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa dari Dari 9 responden yang rutin melakukan olahraga mengalami sindrom pramenstruasi, 2 orang (22,2%) mengalami sindrom pramenstruasi ringan, 7 orang (77,8%) mengalami sindrom pramenstruasi sedang, dan tidak ada responden yang mengalami sindrom pramenstruasi berat dan 57 responden yang tidak rutin melakukan olahraga mengalami sindrom pramenstruasi, 4 orang (7,0%) dengan sindrom pramenstruasi ringan, 22 orang (38,6%) dengan sindrom pramenstruasi sedang, dan dengan sindrom pramenstruasi berat sebanyak 31 orang (54,4%). Kesimpulan ini sesuai dengan besarnya nilai signifikan/probabilitas (P Value) yang besarnya 0,008 yang apabila dibandingkan dengan P value < 0,05, sehingga hipotesis penelitian diterima artinya ada hubungan antara aktivitas olahraga dengan kejadian

sindrom pramenstruasi pada siswi kelas XI di SMAN 1 Sentolo dengan Odd Ratio Olahraga tidak rutin mempunyai resiko menderita sindrom pramenstruasi sedang berat sebesar 3,786 kali lipat dan 3,167 menderita sindrom pramenstruasi ringan dibandingkan yang rutin. Pembahasan Umur responden pada penelitian ini berdasarkan tabel 1. diketahui bahwa mayoritas jumlah responden berumur 16 tahun sebanyak 38 orang dengan prosentase 57, 6%. Masa remaja usia 12 sampai 21 tahun merupakan masa yang penting karena masa ini adalah masa peralihan ke masa dewasa. Masa remaja, seseorang mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan tidak mau dianggap anak anak lagi (Shaliha, 2010). Berdasarkan tabel 2. diketahui yang mengalami sindrom pramenstruasi berat sebanyak 31 orang dengan jumlah prosentase 47,0%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adelina (2010) yang melakukan studi analitik terhadap siswi yang melakukan aktifitas olahraga dengan sindrom pramenstruasi, menunjukan dari 73 orang remaja putri yang menjadi sampel sebagian besar remaja putri mengalami sindrom pramenstruasi sebanyak 48 orang (66%). Berdasarkan analisa yang penulis lakukan selama penelitian didapatkan sebagian besar remaja mengalami sindrom pramenstruasi dikarenakan remaja tidak mengetahui gejala dari sindrom pramenstruasi dan tidak mengetahui cara mengatasi ataupun mencegahnya. Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa mayoritas responden melakukan olahraga tidak rutin sebanyak 57 orang dengan prosentse 86,4%. Siswi kebanyakan melakukan olahraga 1 minggu sekali dan lama berolahraga sampai berkeringat atau dalam waktu 20 menit. Aktivitas olahraga diukur berdasarkan rutinitas tiap minggu dan lama dalam melakukan olahraga, berdasarkan takaran yang di keluarkan oleh Departemen

Kesehatan Republik Indonesia olahraga yang dapat di lakukan 2 3 kali dalam seminggu, dalam waktu 20-30 menit. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Ifana Nashruna kepada 119 responden di desa Pucungmiliran Tulung Klaten didapatkan 68 responden (57,1%) tidak melakukan olahraga secara teratur. Olahraga yang teratur dan berkelanjutan berkontribusi untuk meningkatkan produksi dan pelepasan endorphin. Endorphin memerankan peran dalam pengaturan esterogen. Wanita yang mengalami sindrom pramenstruasi terjadi karena kelebihan hormon esterogen. Kelebihan esterogen dapat dicegah dengan meningkatkan endorphin. Hal ini dapat membuktikan olahraga secara teratur dapat mencegah atau mengurangi sindrom pramenstruasi, pada wanita yang tidak rutin melakukan olahraga hormon esterogen akan lebih tinggi sehingga kemungkinan akan terjadi sindrom pramenstruasi lebih besar (Nurlela et al, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurlaela et al (2008), yang melakukan studi deskriptif terhadap wanita yang melakukan olahraga senam aerobik dengan kejadian sindrom pramenstruasi menunjukan dari sampel 119 wanita didapatkan 68 wanita (57,1%) yang rutin melakukan senam aerobik setiap minggu mengalami sindrom pramenstruasi lebih sedikit dari pada yang tidak rutin melakukan senam erobik. Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa dari Dari 9 responden yang rutin melakukan olahraga mengalami sindrom pramenstruasi, 2 orang (22,2%) mengalami sindrom pramenstruasi ringan, 7 orang (77,8%) mengalami sindrom pramenstruasi sedang, dan tidak ada responden yang mengalami sindrom pramenstruasi berat dan 57 responden yang tidak rutin melakukan olahraga mengalami sindrom pramenstruasi, 4 orang (7,0%) dengan sindrom pramenstruasi ringan, 22 orang (38,6%) dengan sindrom pramenstruasi sedang, dan dengan sindrom pramenstruasi berat sebanyak 31 orang (54,4%). Data tersebut memperlihatkan bahwa

remaja yang memiliki kebiasaan berolahraga secara teratur sebagian besar tidak mengalami sindrom pramenstruasi. Kesimpulan ini sesuai dengan besarnya nilai signifikan/probabilitas (P Value) yang besarnya 0,008 yang apabila dibandingkan dengan P value < 0,05, sehingga ada hubungan antara aktivitas olahraga dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi kelas XI di SMAN 1 Sentolo dengan Odd ratio pada tabel 6. olahraga tidak rutin mempunyai resiko menderita sindrom pramenstruasi sedang berat sebesar 3,786 kali lipat dibandingkan yang rutin dan 3,167 menderita sindrom pramenstruasi ringan. Kesimpulan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan ada hubungan antara aktivitas olahraga dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi kelas XI di SMAN 1 Sentolo dengan nilai P = 0,008 (<0,05). Saran Dari penelian diatas, di sarankan hendaknya bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk membuat penelitian lebih lanjut dalam bentuk yang lebih komplek dan rinci lagi mengenai sindrom pramenstruasi. Daftar Pustaka Adelina,Novitri. (2010). Hubungan Aktifitas Olahraga dengan Premenstruasi Sindrom Hidayat A. A. (2012).Metode penelitian kebidanan teknik analisis data, Jakarta,Salemba Medika Ifana Nashruna, Maryatul & RianiWulandari. (2012), Hubungan Aktivitas olahraga dan Obesitas Dengan Kejadian Sindrom premenstruasi Nurlela, Widiayati, Prabowo, T. (2007). Hubungan aktivitas olahraga dengan kejadian premenstrual syndrome. Jurnal ilmu keperawatan. Notoatmodjo, Soekidjo (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam, (2011).Konsep dan Penerapan Metodologi

Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Selemba Medika Saryono dan Waluyo, S., 2009. Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta: Nuha Medika Shaliha, H., Hubungan IMT dengan Usia Menarche pada remaja putri di kecamatan secanggang, Kabupaten Langkat, Medan, 2010.