BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

Jurnal Kesehatan Kartika 50

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Hasil Survey

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpengaruh tidah baik terhadap kehamilan tersebut (Prawiroharjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik. penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal tersebut maka

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan menurun. Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. berkelanjutan (sustainable development). Peningkatan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan. kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM UNTUK PEJABAT DINAS KESEHATAN DAN TPG PUSKESMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. imunisasi antara lain untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. apabila prasyarat keadaan gizi yang baik terpenuhi. Masalah gizi yang sering

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. pada pengobatan dan rehabilitasi. Pelayanan kesehatan anak balita ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan antara asupan makanan dan penggunaan zat gizi. Bila tubuh

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Sumut,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah dimana sasarannya

Transkripsi:

1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kematian balita hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi Gorontalo jumlah balita yang meninggal tahun 2012 yaitu 21 per 1000 KH, dan menurun pada tahun 2013 yaitu 15 per 1000 KH, dan pada tahun 2014 jumlah balita yang meninggal mengalami penurunan yaitu 177 balita sampai pada bulan Agustus. Di Kabupaten Gorontalo jumlah balita yang meninggal tahun 2012 yaitu 17 per 1000 KH, dan menurun pada tahun 2013 yaitu 13 per 1000 KH, dan pada tahun 2014 jumlah balita yang meninggal mengalami penurunan yaitu 10 per 1000 KH (Dikes Provinsi dan Kabupaten Gorontalo tahun 2014). Salah satu upaya pemerintah untuk menanggulangi masalah balita yaitu dengan cara revitalisasi. Posyandu merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yang diolah oleh masyarakat dengan dukungan teknis petugas puskesmas. Posyandu diselenggarakan untuk melayani balita imunisasi maupun menimbang berat badan (Ismawaty, 2010). Posyandu juga menyelenggarakan kegiatan meliputi keluarga berencana, kesehatan ibu dan anak, imunisasi, penanggulangan diare dan pendidikan gizi masyarakat. Tujuan Posyandu untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Rahmadiliyani, 2012). Keteraturan ibu dalam mengunjungi posyandu dan menimbangkan balitanya ke posyandu akan sangat bermanfaat sebagai monitoring tumbuh kembang dan status gizi balita serta deteksi dini terhadap kelainan 1

2 tumbuh kembang dan status kesehatan balita sehingga dapat segera ditentukan intervensi lebih lanjut ( Astuti Indria 2010). Beberapa dampak yang dialami balita, bila ibu balita tidak aktif dalam kegiatan posyandu antara lain tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap untuk pertumbuhan balita yang normal, tidak mendapat vitamin A untuk kesehatan mata, ibu balita tidak mengetahui pertumbuhan berat badan balita tiap bulan, ibu balita tidak mendapatkan pemberian dan penyuluhan tentang makanan tambahan (PMT). Dengan aktif dalam kegiatan posyandu ibu balita dapat memantau tumbuh kembang balitanya (Depkes RI, 2007). Demikian pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita khususnya di Provinsi Gorontalo masih belum maksimal atau belum mencapai standar nasional yaitu 90%. Hal ini dapat terlihat dari tabel 1.1 yaitu sebagai berikut. Tabel 1.1 Data Kunjungan Balita tahun 2012-2014 di Provinsi Gorontalo Data Jumlah 2012 2013 2014 Target Provinsi Jumlah balita 95.259 122.177 100.846 Jumlah balita 71.402 80.707 74.632 90% yang berkunjung (75%) (66,1%) (74%) Kabupaten. Jumlah balita 26.445 27.105 27.845. Jumlah balita 90% yang berkunjung 75% 80% 62% Puskesmas. Jumlah balita 219 256 202. Jumlah balita 183 223 169 90% yang berkunjung (83,6%) (87,1%) (84%)

3 Sumber: Data Dikes dan Puskesmas 2012-2014 Dari tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita yang ada di Desa Mongolato kurang. Kesenjangan antara angka pencapaian partisipasi masyarakat atau ketidakteraturan ibu dalam melakukan kunjungan bulanan ke posyandu dengan target pada posyandu dimungkinkan oleh beberapa faktor. Menurut Green dalam Notoatmodjo, 2005 mencoba menganalisa faktor perilaku manusia dari segi kesehatan, di mana perilaku itu di tentukan atau dibentuk oleh tiga faktor, faktor predisposisi atau predisposing faktor (pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai), faktor pemungkinan atau enabling faktor (lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitasfasilitas dan sarana seperti puskesmas, obat-obatan, posyandu, dll), dan terakhir adalah faktor penguat atau reinforcing faktor (sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat dan kesibukan dari orang tua bayi dan balita) ( Astuti, Indria 2010). Menurut teori Green Pengetahuan dan sikap adalah salah satu faktor yang terdapat didalam faktor predisposisi dalam menganalisa faktor perilaku manusia dari segi kesehatan. Pengetahuan pada umumnya dapat membentuk sikap tertentu dalam diri seseorang dan mempengaruhi tindakan sehari-hari. Demikian pula tingkat pengetahuan Poyandu yang tinggi dapat membentuk sikap yang positif terhadap keteraturan ibu dalam menimbangkan balitanya ke Poyandu. Sehingga hal ini akan dapat mendukung ibu untuk mengikuti secara teratur kegiatan posyandu setiap bulanya. Tanpa adanya pengetahuan tenteng posyandu akan lebih sulit menanamkan kebiasaan teratur mengunjungi posyandu yang penting bagi

4 pertumbuhan dan perkembangan balita ataupun kesehatan ibu itu sendiri. Maka di sinilah perilaku ibu sebagai orang terdekat anak sangat penting untuk menimbangkan balitanya, karena balita masih terganggu pada apa yang diberikan oleh orang lain (Notoatmojo, 2005). Selain itu menurut Astuti, juga mengatakan bahwa keteraturan dalam kunjungan Posyandu disebabkan karena ibu memiliki waktu luang untuk mengunjungi dan mengikuti kegiatan di posyandu. Sedangkan sebagian besar ibu lainya mempunyai pekerjaan lain selain merupakan ibu rumah tangga, karyawan sehingga menyebabkan ibu tidak teratur mengunjungi posyandu. Keteraturan ibu dalam mengikuti kegiatan di posyandu di lihat berdasarkan frekuensi kehadiran ibu dalam kegiatan posyandu, dimana dikatakan teratur jika frekuasi kehadiran mengikuti kegiatan posyandu minimal 8 (delapan) kali dalam waktu satu tahun (Astuti, Indria 2007). Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik meneliti tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita di Desa Mongolato. I.2 Identifikasi Masalah 1.2.1 Meningkatnya jumlah kematian balita di Indonesia yaitu sekitar 24.000 nyawa balita yang terenggut setiap harinya. 1.2.2 Penurunan jumlah balita yang di bawa ke Posyandu di Kabupaten Gorontalo pada tahun 2013-2014 yaitu 80% balita dari 27.105 balita menjadi 62% balita dari 27.845 balita yang ada di Kabupaten Gorontalo.

5 1.2.3 Penurunan jumlah balita yang di bawa ke Posyandu di Desa Mongolato pada tahun 2013-2014 yaitu dari 223 balita menjadi 169 balita yang di bawa ke Posyandu. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita di Desa Mongolato. 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Adapun yang menjadi tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita di Desa Mongolato. 1.4.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui faktor pengetahuan Ibu dengan pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita di Desa Mongolato. 2. Mengetahui faktor pekerjaan Ibu dengan pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita di Desa Mongolato. 3. Mengetahui faktor sikap Ibu dengan pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita di Desa Mongolato.

6 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan dalam ilmu keperawatan khususnya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita di Desa Mongolato. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi pelayanan keperawatan Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita di Desa Mongolato. 2. Bagi keluarga Menambah pengetahuan dan menjadi informasi tambahan bagi keluarga khususnya orang tua balita tentan pentingnya Posyandu. 3. Bagi responden Menambah pengetahuan dan wawasan bagi ibu balita tentang manfaat dan pentingnya balita yang di bawa ke Posyandu. 4. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang kesehatan khususnya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita.