BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan dengan melihat kinerja keuangan kedua bank tersebut dari segi perbandingan rasio keuangan sebagai berikut : a. Rasio likuiditas Dalam rasio likuiditas bank dilihat dari rasio LDR menunjukkan bahwa Bank Mandiri lebih sehat daripada Bank BCA dalam kemampuannya memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena rasio LDR Bank Mandiri berada di atas standar BI dibandingkan Bank BCA. Dan Bank BCA berada di bawah standar BI setiap tahunnya. Itu disebabkan karena di tahun 2015 Bank Mandiri mengalami peningkatan jumlah giro pada dana pihak ketiga yang sangat tinggi. Dan rata-rata rasio LDR setiap tahunnya juga berada di atas rata-rata LDR Bank BCA setiap tahunnya. Sedangkan untuk Bank BCA, belum bisa memenuhi standar BI yang disebabkan pada tahun sebelumnya kenaikan kredit yang diberikan dibandingkan kenaikan simpanan nasabah lebih tinggi. Kemudian pada tahun 2016 jumlah kredit yang diberikan pada valuta asing meningkat jauh lebih besar dibandingkan simpanan dari nasabah yang didapatkan. Sehingga terjadi penurunan rasio dan masih berada dibawah standar BI. b. Rasio solvabilitas Untuk rasio solvabilitas dilihat dari rasio CAR, kedua Bank sama-sama berada pada tingkat bank yang sangat sehat atau kemampuan bank dalam mencari 63
64 sumber dana untuk membiayai kegiatan sudah sangat bagus, karena kedua bank tersebut mempunyai nilai rasio yang sangat jauh di atas standar BI. Tetapi CAR Bank Mandiri lebih tinggi dibandingkan dengan CAR Bank BCA. Jadi kemampuan Bank Mandiri dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya lebih bagus dibandingkan Bank BCA. Yaitu nilai rasio yang cukup tinggi pada Bank Mandiri dikarenakan kerugian bersih yang belum direalisasikan untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan pada modal bank mengalami penurunan yang cukup tinggi. Dan modal bank pun lebih tinggi Bank Mandiri dibanding Bank BCA. c. Rasio Rentabilitas Dalam rasio rentabilitas, dilakukan 3 perhitungan yaitu menggunakan ROA, ROE dan BOPO. Dari pengukuran dengan ketiga rasio ini, Bank BCA lebih unggul dibandinkan Bank Mandiri. ROA untuk kedua Bank sudah sama-sama sehat. Tetapi ROA untuk Bank BCA lebih besar dari Bank Mandiri. Jadi pencapaian keuntungan Bank BCA dalam penggunaan aset nya lebih baik daripada Bank Mandiri. ROA Bank Mandiri mengalami penurunan yang signifikan setiap tahunnya. Penurunan ini disebabkan karena jumlah aset pada penempatan bank lain menurun drastis pada tahun 2015 yang mengakibatkan total aktiva meningkat. Sedangkan kenaikan laba operasionalnya tidak terlalu tinggi, sehingga perbandingan laba sebelum pajak dan total aktiva tidak seimbang. Dan mengakibatkan penurunan rasio. Kemudian pada tahun 2015 menuju 2016, penurunan rasio juga tinggi. Penurunan tersebut terjasi karena laba sebelum pajak menurun drastis pada tahun 2016, sedangkan jumlah aset pada penempatan bank lain naik dua kali lipat. Begitu juga jumlah aset tetap pada tahun 2016 mengalami kenaikan yang sangat tinggi, sehingga total aktiva pada tahun 2016 memiliki jumlah yang sangat tinggi.
65 Sedangkan untuk Bank BCA terjadi peningkatan dan penurunan rasio. Peningkatan terjadi disebabkan karena Giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia, aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset lain-lain setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan mengalami kenaikan yang tinggi pada tahun 2015. Sehingga mengakibatkan kenaikan nilai rasio ROA. Kemudian di tahun 2016 terjadi penurunan rasio. Penurunan terjadi karena Kas, Giro pada BI, dan penempatan pada bank lain mengalami penurunan yang lumayan tinggi. Sehingga mengakibatkan penurunan rasio ROA di tahun 2016. Tetapi meskipun ada penurunan, hasil rasio ROA Bank BCA lebih baik dari Bank Mandiri. Untuk ROE, kedua Bank juga sama-sama sehat. Tapi penggunaan aset dalam mencapai keuntungan bank BCA lebih baik jika dilihat dari rasio ROE. Untuk Bank Mandiri hasil ROE dari tahun 2014 sampai 2016 mengalami penurunan rasio. karena kenaikan laba taun 2015 tidak terlalu tinggi sedangkan kenaikan modal bertambah nilai yang lebih tinggi. Untuk tahun 2016, nilai rasio ROE mengalami penurunan yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan penurunan laba setelah pajak yang sangat tinggi sedangkan kenaikan jumlah modal yang sangat tinggi. Sehingga perbandingan anntara laba setelah pajak dengan dan modal tidak seimbang. Jumlah saldo laba tahun 2016 pada modal meningkat drastits. Jadi jumlah modal pun ikut naik dan mengakibatkan nilai rasio menurun. Apabila kita lihat lagi pada analisis rasio LDR jumlah kredit yang diberikan setiap tahunnya meningkat, tetapi laba yang dihasilkan selalu menurun. Itu disebabkan karena masih banyak kredit yang dibayarkan kepada Bank Mandiri. Bank BCA juga mengalami penurunan rasio setiap tahunnya. Tapi penurunan tersebut
66 tidak sebesar penurunan Bank Mandiri. Jadi hasil rasio ROA Bank BCA lebih tinggi dan lebih baik dari Bank Mandiri. Kemudian untuk BOPO juga lebih baik Bank BCA daripada Bank Mandiri. Bank mandiri memiliki rasio yg kurang baik dan berada d bawah standar BI. Jadi kemampuan pendapatan operasionalnya untuk menutup kegiatan operasionalnya kurang baik. Untuk Bank BCA, kemampuan pendapatan operasional dalam menutup kegiatan operasionalnya sudah baik karena nilai rasio sudah memenuhi standar BI yaitu berada di bawah 94%. Sedangkan BOPO untuk Bank Mandiri di atas 150% sehingga tingkat efisiensi PT Bank Mandiri kurang baik bahkan sangat tidak baik. Karena biaya operasionalnya sangat besar dibandingkan pendapatan operasionalnya. Untuk Bank BCA tingkat efisiensi sudah sangat baik. Karena semua rasio LDR dari tahun 2014 sampai 2016 berada di bawah 94%. Dan tingkat pendapatan operasionalnya lebih besar dibandingkan biaya operasionalnya. 5.2 SARAN Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada kinerja keuangan perusahaan tersebut, maka penulis memiliki beberapa saran untuk kedua perusahaan tersebut yaitu sebagai berikut : 1. Agar tidak terjadi penurunan yang bisa menyebabkan bank tidak sanggup untuk menyelesaikan permasalahan keuangan yang ada nantinya, maka sebaiknya perusahaan (bank) terus melakukan pengelolaan keuangannya dengan baik. 2. Agar dapat meningkatkan kinerja bank dan minat baik para pemegang saham maupun para deposan dan lainnya, maka bank juga perlu meningkatnya
67 kualitas yang dimilikinya. Ini bukan hanya untuk meningkatkan kinerja saja tetapi karena banyaknya persaingan. 3. Harus lebih memperhatikan relevansi dan keakuratan informasi baik likuiditas, solvabilitas serta rentabilitas karena rasio ini bisa menunjukkan tentang posisi keuangan dan kinerja bank.