PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG Nerty Soverda, Rinaldy, Irmia Susanti Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jln Raya Mendalo Darat. E-mail: nsoverda@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendapatkan jenis bokashi yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi, desa Mendalo Darat kecamatan Jambi Luar Kota kabupaten Muaro Jambi pada ketinggian ± 35 m dpl dengan jenis tanah ultisol. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan jenis bokashi yaitu tanpa bokashi, bokashi alang-alang, bokashi serbuk gergaji, bokashi enceng gondok, bokashi kotoran sapi yang masing-masing diulang 4 kali. Parameter yang diamati adalah waktu munculnya bunga, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, bobot buah per tanaman dan bobot brangkasan kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian beberapa macam bokashi berpengaruh nyata terhadap bobot buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan bobot brangkasan kering dan tidak berpengaruh nyata terhadap waktu munculnya bunga dan bobot buah per tanaman. Pemberian bokashi kotoran sapi memberikan hasil yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Kata Kunci: Tomat, Bokashi. PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan gizi, diperkirakan kebutuhan masyarakat akan tomat juga meningkat. Kemajuan di bidang pengolahan hasil yang semakin berkembang akan memperluas pemasaran tomat di Indonesia. Salah satu strategi untuk memenuhi permintaan pasar baik dalam negeri maupun luar negeri adalah dengan jalan peningkatan hasil buah tomat baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk mencapai peningkatan tersebut diantaranya adalah pemilihan bibit unggul, pengaturan pola tanam, pengendalian hama dan penyakit dan
pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu faktor yang penting untuk dianjurkan, karena dengan pemupukan berarti dapat meningkatkan produktivitas serta kesuburan lahan (Hakim, 1986). Pupuk adalah bahan yang ditambahkan kedalam tanah untuk meningkatkan antara lain adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, dsb. Pupuk organik memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan penggunaan pupuk anorganik. Pupuk organik selain menambah hara yang lengkap pada tanaman dapat pula memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, dengan memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), menambah kemampuan tanah menahan air serta meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah. Pada beberapa tanah masam pupuk organik dapat meningkatkan ph tanah (menetralkan Al dengan membentuk kompleks Al-organik). Selain itu pupuk organik tidak menimbulkan polusi bagi tanah khususnya dan lingkungan umumnya. Salah satu jenis pupuk organik yang dapat diberikan adalah dengan memanfaatkan sisa-sisa tanaman atau limbah pertanian. Diantaranya adalah enceng gondok, alang-alang, serbuk gergaji dan kotoran sapi. Sutedjo, Kartasapoetra dan Sastromodjo (1991) menyatakan bahwa kecepatan dekomposisi bahan organik tergantung pada aktivitas mikroorganisme yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu untuk mempercepat dekomposisi bahan organik digunakan EM4 (Effective Microorganisme 4).Teknologi EM4 merupakan salah satu konsep pemanfaatan mikroorganisme tanah bersifat menguntungkan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Penerapan teknologi EM4 dapat dilakukan dengan memfermentasikan bahan organik 2
(Jerami, pupuk kandang, sampah organik dan bahan organik lainnya) dengan larutan EM4 (Wididana, 1994). Hasil fermentasi bahan organik dengan menggunakan teknologi EM4 disebut bokashi. Bokashi merupakan hasil fermentasi bahan organik dengan bakteri EM4 yang menguntungkan seperti bakteri asam laktat, actinomytes dan ragi yang digunakan sebagai inokulum untuk meningkatkan mikroba tanah.bokashi juga dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman (Hesthiati, Buwonowati dan Sukartono, 1998). Hasil penelitian Wididana (dalam Iswahyudi, 2001) memperlihatkan bahwa dengan menggunakan bokashi sekam padi pada tanaman cabai keriting mampu memperbaiki sifat fisik tanah dengan meningkatnya pori drainase mikro, air tersedia dan peningkatan hasil buah sebesar 71 %. Pemberian bokashi untuk tanaman tahunan sebagai pupuk dasar saat pembibitan berkisar 50-150 g/polybag (Loekito,1998). Sebagaimana menurut Rahmad (2000), pemberian bokashi kotoran ayam pada dosis 150 g/polybag memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit yang ditandai dengan peningkatan berat kering pupus dan berat kering tanaman. Di alam ini terdapat begitu banyak bahan organik yang tidak teroptimalkan potensinya. Oleh karena itu penulis tertarik mengambil bahan organik yang ada di alam dan difermentasikan bersama EM4 menjadi bokashi, dengan begitu bahan-bahan organik yang tersedia dapat dioptimalkan pemanfaatannya. Adapun bahan organik tersebut adalah alang-alang, serbuk gergaji, enceng gondok dan kotoran sapi. 3
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai Pengaruh Pemberian beberapa Macam Bokashi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill). BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi desa Mendalo darat kecamatan Jambi luar kota dengan ketinggian tempat ± 35 m diatas permukaan laut dengan jenis tanah ultisol. Penelitian ini dilaksananakan dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan satu faktor. Perlakuan yang dicobakan adalah pemberian beberapa jenis bokashi terdiri dari : S0 = Tanpa pemberian bokashi, S1 = Bokashi Alang-alang, S2 = Bokashi Serbuk gergaji, S3 = Bokashi eceng gondok, dan S4 = Bokashi kotoran Sapi. Dosis Bokashi yang diberikan sama yaitu 20 ton ha -1 atau 500 gr per Polybag. Masing-masing perlakuan di ulang 4 kali sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Jumlah tanaman tiap unit adalah 5 tanaman sehingga jumlah tanaman seluruhnya adalah 100 Tanaman. Parameter yang diamati adalah waktu munculnya bunga, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, dan bobot brangkasan kering. HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu munculnya bunga Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian beberapa macam bokashi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap waktu munculnya bunga tanaman tomat. 4
Rata-rata waktu munculnya bunga tanaman tomat akibat pengaruh pemberian beberapa macam bokashi dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Rata-rata waktu munculnya bunga tanaman tomat akibat pemberian beberapa macam bokashi Perlakuan S0 S3 S2 S1 S4 Waktu munculnya bunga (Hst) 25,17 a 25,00 a 25,00 a 23,83 a 22,83 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut uji DNMRT Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian berbagai macam bokashi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap waktu munculnya bunga. Bokashi yang diberikan tidak berpengaruh nyata terhadap waktu munculnya bunga. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan secara luas dikategorikan dalam dua faktor yaitu eksternal (lingkungan) dan internal (genetik), dalam hal ini pemberian beberapa macam bokashi tidak berpengaruh nyata terhadap waktu munculnya bunga adalah karena faktor genetik, tanaman yang digunakan pada percobaan ini hanya terdiri dari satu kultivar yang sama yaitu kultivar ratna yang merupakan hasil persilangan dan telah terdeskripsi waktu munculnya bunga. Sehingga waktu munculnya bunga pada penelitian ini tidak berbeda nyata. Jumlah buah per tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian beberapa macam bokashi berpengaruh nyata terhadap jumlah buah per tanaman. Rata-rata jumlah buah per tanaman pada perlakuan berbagai berbagai macam bokashi dapat dilihat pada tabel 2. 5
Tabel 2. Rata- waktu jumlah buah per tanaman tomat akibat pemberian beberapa macam bokashi Perlakuan Jumlah buah per tanaman S4 S3 S2 S1 S0 21,25 a 18,25 ab 17,50 ab 13,50 b 11,75 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut uji DNMRT Tabel 2. menunjukkan bahwa pemberian bokashi kotoran sapi memberikan jumlah buah per tanaman paling banyak dibandingkan dengan kontrol dan bokashi alang-alang tapi tidak berbeda dengan pemberian bokashi serbuk gergaji dan bokashi eceng gondok. Diantara pemberian bokashi eceng gondok, serbuk gergaji, alangalang,dan tanpa pemberian bokashi tidak berbeda dengan jumlah buah per tanaman yang dihasilkan. Bobot buah per tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian beberapa macam bokashi berpengaruh nyata terhadap bobot buah per tanaman tanaman tomat. Pengaruh pemberian beberapa macam bokashi terhadap bobot buah per tanaman tanaman dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Rata-rata Bobot buah per tanaman akibat pemberian beberapa macam bokashi Perlakuan Bobot buah per tanaman (g) S4 627,93 a S2 589,24 a S3 583,87 a S1 408,46 b S0 346,85 c Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut uji DNMRT 6
Tabel 3 memperlihatkan bahwa tanpa pemberian bokashi dan bokashi alangalang berbeda nyata dengan pemberian bokashi yang lain. Sementara pemberian bokashi kotoran sapi, eceng gondok dan serbuk gergaji menghasilkan bobot buah per tanaman yang lebih tinggi. Hasil analisis ragam pada parameter jumlah buah per tanaman dan bobot buah per tanaman menunjukkan perbedaan yang nyata. Hasil yang terbaik ditunjukkan oleh pemberian bokashi kotoran sapi. Hal ini diduga karena bokashi kotoran sapi dapat memperbaiki sifat biologi tanah yaitu dengan merangsang kegiatan organisme tanah, sehingga dengan adanya bahan organik yang terfermentasi diberikan ke tanah dapat diuraikan dengan cepat yang akhirnya tersedia unsur hara lebih banyak dan dapat diserap oleh akar tanaman. Secara umum bokashi kotoran sapi mengandung unsur hara N, P dan K secara dominan. Lakitan (1995) menyatakan bahwa nitrogen merupakan penyusun dari banyak senyawa bagi tanaman seperti asam amino yang diperlukan uuntuk pembentukan protein dan enzim. Pertumbuhan dan hasil akan semakin meningkat apabila protein dan enzim yang dihasilkan semakin banyak, karena protein dan enzim adalah bahan baku untuk pembentukan sel-sel baru yang mempercepat pertumbuhan. Sedangkan Kalium yang diserap tanaman merupakan aktivator dari berbagai enzim yang essensial dalam reaksi fotosintesis dan respirasi serta enzim yang terlibat dalam proses sintesis protein dan pati. Bobot brangkasan kering Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian beberapa macam bokashi berpengaruh nyata terhadap bobot brangkasan kering tanaman tomat. Pengaruh 7
pemberian beberapa macam bokashi terhadap bobot brangkasan kering tanaman dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Rata-rata bobot brangkasan kering akibat pemberian beberapa macam bokashi Perlakuan Bobot brangkasan kering (g) S4 1,857 a S3 1,775 a S2 1,670 ab S1 1,392 ab S0 1,059 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut uji DNMRT Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberian bokashi kotoran sapi tidak berbeda nyata dengan pemberian bokashi alang-alang, eceng gondok dan serbuk gergaji. Sedangkan tanpa pemberian bokashi berbeda nyata dengan bokashi eceng gondok dan bokashi kotoran sapi. Pemberian bokashi kotoran sapi dapat meningkatkan bobot brangkasan tanaman, diikuti oleh bokashi enceng gondok, walaupun menurut uji Duncan Pemberian bokashi kotoran sapi tidak berbeda nyata dengan pemberian bokashi lainnya. Bokashi kotoran sapi lebih banyak menghasilkan unsur hara dan mikroorganisme yang dibutuhkan tanaman dibandingkan dengan bokashi lainnya, ini dapat dilihat dari dominasi penggaruh bokashi kotoran sapi terhadap semua parameter yang diamati. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh pemberian beberapa macam bokashi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 8
1. Pemberian beberapa macam bokashi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. 2. Bokashi pupuk kandang sapi memberikan hasil terbaik DAFTAR PUSTAKA Hakim,N,M. Y. Nyakpa,A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.A. Diha, G.B. Hong, dan H. H. Bailey. 1986. Dasar dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung Hesthiati,E. T. Buwonowati dan I. G. S, Sukartono, 1998. Pengaruh Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Natrium Nitrofenol dan Pupuk Bokashi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat.Buletin Ilmiah Kyusei Naature Farming Vol 01 : 1-13. Iswahyudi, W. 2001. Pengaruh Bokashi Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai (Capsicum Annum L) di Lahan Sawah. Skripsi Universitas Jambi (Tidak di Publikasikan) Lakitan, B. 1995. Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo. Jakarta. Loekito. A. M. 1998. Bokashi Alternatif lain Pupuk organik.majalah semai. No. 2 (1). Jakarta. Rahmad. 2000. Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuha Bibit Kelapa sawit (Elaeis quineensis Jaeg) di Pembibitan Utama. Skripsi Universitas Jambi (Tidak di Publikasikan) Wididana, 1994. Organic Farming. Sistem Pertanian Tanpa Pestisida dan Pupuk Kimia. Kumpulan Artikel EM Majalah Tumbuh. Edisi 41 Tahun IV. 9