BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, baik dari segi case-finding maupun penatalaksanaan. hipertensi tidak mempunya keluhan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. dimana ketika masalah penyakit menular belum tuntas dikendalikan, kejadian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi/left ventricle

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di dunia masih

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh penyakit infeksi sekarang menuju ke angka kejadian penyakit tidak menular

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang yang dapat menyebabkan berbagai penyakit berat dan komplikasi. Hipertensi tidak menunjukkan gejala namun berpotensi menimbulkan berbagai penyakit di organ pembuluh darah. Contohnya stroke, gagal ginjal dan jantung koroner. Pemahaman masyarakat hipertensi sudah umum diketahui sebagai tekanan darah tinggi yang sering diidentikan dengan orang yang sering marah-marah dan mengeluh pusing. Pengertian lebih lanjut tentang hipertensi adalah tekanan pada pembuluh nadi dari peredaran darah sistemik didalam tubuh seorang dikatakan hipertensi jika tekanan darahnya diatas normal yaitu tekanan sistolik mencapai 140 mmhg atau lebih tekanan diastolik diatas 90 mmhg atau lebih (Gunawan, 2001). Hipertensi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Tekanan darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi yang prevalensinya sangat tinggi dan cenderung meningkat dimasa yang akan datang, juga karena tingkat keganasannya yang tinggi menyebabkan kecacatan permanen dan kematian mendadak (Anwar, 2009). Tekanan darah tinggi telah menjadi penyakit yang menjadi perhatian dan merupakan masalah utama kesehatan masyarakat dibeberapa negara di dunia termasuk Indonesia. Di dunia, hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari 1

70% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases) diperkirakan sampai tahun 2025 tingkat terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah 60%, dan akan mempengaruhi 1,56 milyar penduduk diseluruh dunia (Depkes RI, 2007). Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi diseluruh dunia, dan 3 juta diantaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat, diperkirakan negara yang paling merasakan dampaknya adalah negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia penyakit hipertensi merupakan penyebab kematian nomer tiga setelah stroke dan tuberculosis yakni mencapai 6,7 % dari populasi kematian pada semua umur. Data ini diperoleh dari hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun keatas di Indonesia adalah sebesar 31,7 %. Menurut provinsi prevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah Papua Barat (20,1%). Provinsi Jawa Timur, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Yogyakarta, Riau, Sulawesi Barat, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi yang mempunyai prevalensi hipertensi lebih tinggi dari angka nasional. Sedangkan prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah sebesar (7,2%) ditambah kasus yang minum obat hipertensi berdasarkan wawancara adalah (7,6%) (Depkes, 2010). Menurut Bustan (2007), bahwa hipertensi yang terkendali dengan baik masih dibawah 10% dari seluruh penderitanya di Indonesia. Banyaknya penderita

hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta bangsa indonesia tetapi hanya 4% yang controlled hypertension. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, kasus tertinggi penyakit tidak menular untuk kelompok jantung dan pembuluh darah adalah penyakit hipertensi tahun 2011 dan 2012 berturut-turut adalah 72,13 % dan 67,57 % angka prevelensi 6,0 % untuk pria dan 11,6% untuk wanita. Pada umumnya wanita lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria (Dinkes Prov Jateng, 2012). Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola makan. Gaya hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan seseorang yang mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan. Kesadaran dan pengetahuan tentang penyakit hipertensi masih sangat rendah hal ini terbukti, masyarakat lebih memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi gula, dan mengandung banyak garam pola makan yang kurang sehat ini merupakan pemicu penyakit hipertensi (Austriani, 2008). Pengetahuan merupakan domain terendah dalam perubahan sikap dan praktek menurut Roger (1974) sikap dan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan yang adekuat tidak akan bertahan lama pada kehidupan seseorang sedangkan pengetahuan yang adekuat jika tidak diimbangi oleh sikap dan perilaku yang berkesinambungan tidak akan mempunyai arti bagi kehidupan (Notoatmodjo, 2007). Tingkat pendidikan, komunikasi dan informasi, kebudayaan, dan pengalaman pribadi seseorang akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Dengan mendapatkan infomasi yang benar, diharapkan orang mendapat bekal

pengetahuan yang cukup untuk dapat melaksanakan pola hidup sehat dan dapat menurunkan risiko penyakit degeneratif terutama hipertensi dan penyakit kardiovaskular, ketidaktahuan penderita hipertensi tentang penyakit hipertensi disebabkan karena penderita hipertensi kurang tahu tentang bagaimana cara pengendalian tekanan darah secara tepat. Oleh sebab itu, perlu pendidikan kesehatan hipertensi dengan materi dan metode yang tepat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan menggugah kesadaran penderita hipertensi tentang penyakit hipertensi (Notoatmodjo, 2003). Hasil penelitian Afriyani (2009) tentang perilaku klien hipertensi dalam upaya pencegahan komplikasi menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan hipertensi dalam upaya pencegahan komplikasi tidak mendukung sebesar (56%) dan tindakannya negatif sebesar (50,67%). Sehingga petugas kesehatan perlu meningkatkan promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi Pendidikan akan mempengaruhi kemampuan penerimaan informasi tentang hipertensi, dimana pengetahuan yang cukup menjadi titik tolak perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku penderita hipertensi dalam kepatuhan mengatur pola makan. Menurut Martuti (2009) faktor gaya hidup merupakan salah satu penyebab hipertensi yang bisa diatur, tidak seperti faktor keturunan, jenis kelamin, dan usia. Selain sebagai terapi pengobatan bagi penderita hipertensi, gaya hidup sehat juga mencegah timbulnya hipertensi. Bagi penderita hipertensi diperlukan pola hidup teratur agar tidak menimbulkan penyakit penyerta lainnya yang lebih berbahaya. Hipertensi dapat dicegah dan dikontrol dengan cara gaya hidup yang baik antaranya dengan melakukan diet sehat hipertensi yaitu diet

rendah garam, diet rendah kolestrol, dan lemak terbatas, diet tinggi serat, dan diet rendah energi (bagi yang kegemukan) serta gaya hidup yang baik seperti melakukan olahraga secara teratur, hidup santai, dan tidak emosional, serta menghindari rokok dan minum alkohol. Menurut profil kesehatan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 hipertensi menempati urutan ke-3 (9,0%) dari 10 besar penyakit di Kabupaten Banjarnegara (DKK Banjar, 2013). Berdasarkan angka kunjungan penderita hipertensi di wilayah Kerja Puskesmas Rakit 2 pada Bulan Juni, Juli, Agustus, dan September 2013 berturut-turut adalah 110, 100, 120, dan 123 orang. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Oktober, dari 10 orang penderita hipertensi yang diwawancarai bahwa dalam kehidupan sehari-hari mereka belum bisa membatasi bahan-bahan atau makanan - minuman yang dapat menimbulkan tekanan darah meningkat. Selain itu enam orang mengatakan belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan terencana tentang pengaturan pola makan atau diit hipertensi sedangkan empat orang pernah tetapi hanya pemberian informasi tentang makanan dan minuman yang harus dihindari. Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap penderita hipertensi.

B. Rumusan Masalah 1. Kasus tertinggi untuk penyakit tidak menular pada kelompok jantung dan pembuluh darah adalah penyakit hipertensi tahun 2011 dan 2012 berturut-turut adalah 72,13 % dan 67,57 % 2. Berdasarkan angka kunjungan penderita hipertensi di wilayah Kerja Puskesmas Rakit 2 pada Bulan Juni, Juli, Agustus, dan September 2013 berturut-turut adalah 110, 100, 120, dan 123 orang Kesadaran dan pengetahuan akan penyakit hipertensi saat ini masih sangat rendah (Austriani, 2008). 3. Dalam mengatasi hipertensi ada beberapa cara yang dapat dilakukan salah satunya dengan cara diet sehat yaitu diet rendah garam, diet rendah kolestrol, dan lemak terbatas, diet tinggi serat, dan diet rendah energy (bagi yang kegemukan). Cara tersebut dapat diwujudkan dengan memberikan pendidikan kesehatan. Berdasarkan masalah - masalah latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut Apakah pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) berpengaruh meningkatkan pengetahuan dan sikap penderita hipertensi?. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap penderita hipertensi.

2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan setelah diberikan pendidikan kaesehatan. d. Untuk mengetahui sikap penderita hipertensi sebelum diberikan pendidikan kesehatan. e. Untuk mengetahui sikap penderita hipertensi setelah diberikan pendidikan kesehatan. f. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap tentang diet DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) penderita hipertensi. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian untuk dapat dirasakan oleh semua pihak yang dapat memakainya. 1. Bagi masyarakat Diharapkan dapat menjadi informasi dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya penderita hipertensi untuk dapat menambah pengetahuan, mengenal tentang pentingnya diet hipertensi.

2. Bagi pelayanan kesehatan Diharapkan dapat sebagai masukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan tentang peningkatan pengetahuan penderita hipertensi tentang diet hipertensi melalui pemberian penyuluhan kesehatan. 3. Bagi institusi pendidikan Diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang peningkatan pengetahuan penderita hipertensi tentang diet DHAS (Dietary Approach to Stop Hypertension). 4. Bagi peneliti Sebagai bahan masukan untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan pengetahuan tentang diet hipertensi. E. Penelitian terkait Penelitian terkait dapat di lihat pada tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1 Penelitian Terkait No Judul Pengarang Tahun 1. Anjuran kombinasi Ervina 2009 diet DASH (Dietary Rahmayanti, Approach for Stop Endang Hypertension) diet Sutjianti rendah garam pada wanita menopouse Dengan hipertensi 2. Hubungan tingkat pengetahuan pasien pasien tentang hipertensi dengan sikap kepatuhan dalam menjalankan diit di wilayah Puskesmas Andong Kabupaten Boyolali Hernawan Tri saputro 2009 Variabel yang diteliti diet DASH (Dietary Approach for Stop Hypertension) dan diet rendah garam Pengetahuan, sikap dan kepatuhan diit. Hasil Ada pengaruh yang signifikan antara diet DASH dan diet rendah garam terhadap penurunan sistolik dan diastolik pada kedua kelompok (ttes p >0,05). Ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan klien tentang hipertensi dengan kepatuhan dalam diit hipertensi.

Tabel 1.1 Penelitian Terkait ( lanjutan) 3. No Judul Pengarang Tahun Pengaruh pendidikan kesehatan tentang hipertensi terhadap pengetahuan sikap mengelola hipertensi di puskesmas padanaran Mega Tri Susanti, Maria Suryani, Shobirun. 2011 Variabel yang diteliti Pendidikan kesehatan, pengetahuan dan sikap. Hasil Terdapat pengaruh pendidikan terhadap pengetahuan (0,0001) dan sikap (p=0,0001) 4. Tingkat pengetahuan dan sikap pasien hipertensi primer dalam pola diet Roza Zamfitri, Darwin Karim, Widia Lestari 2012 Pengetahuan dan sikap dalam pola diet. Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan di peroleh bahwa tingkat pengetahuan pasien hipertensi dalam pola diit yaitu sebanyak 23 orang (74,2%)Mempunyai pengetahuan baik dan 8 orang (25,8 %) mempunyai pengetahuan cukup, sedangkan sikap pasien hipertensi yaitu sebanyak 17 responden (74,2%) memiliki sikap positif, sebanyak 14 respomden (25,8%) memiliki sikap negative 5. Hubungan perilaku keluarga dalam pengaturan diet hipertensi terhadap derajat hipertensi di puskesmas sidomulyo panan. Rindu panduga putri, siti rahmalia, dan reni zulfitri 2012 Perilaku keluarga dan pengaturan diet. Terdapat hubungan antara perilaku keluarga dalam pengaturan iit hipertensi dengan derajat hipertensi pada penderita hipertensi di puskesmas sidomulyo panam (p= 0,0001). 6. The role of dietary approaches to stop hypertension (DASH) diet food groups in blood pressure in type 2 diabetes De paula., et al 2012 The role of dietary approaches to stop hypertension (DASH) and diet food groups Model regresi logistik multivariat menunjukan bahwa asupan harian 80 gr buah per 4184 kj (1000kkal) (OR 0,781 95 % CI 0,617, 0,987, P= 0,039 ) atau 50 g per sayuran 4184 kj ( 1000 kkal ) ( or 0,781, 95 % CI 0,618, 0,988, P = 0,040 ) mengurangi kenaikan tekanan darah Kesimpulannya, buah dan sayuran adalah kelompok makanan dari diet DASH berkaitan.

Tabel 1.1 Penelitian Terkait ( lanjutan) No Judul Pengarang Tahun Variabel yang diteliti Hasil dengan penurunan tekanan darah pada pasien dengan diabetes tipe 2. 7. Dietary sodium, potassium, and alcohol : key players in the pathophysiology, prevention and treatment of human hypertension Koliaki C, Katsilambros N. 2013 Dietary sodium, potassium, alcohol and treatment of human hypertension Uji klinis acak meta analisis memberikan bukti ilmiah yang kuat bahwa mengurangi asupan garam, meningkatkan makanan berkalium, tidak mengkonsumsi alkohol menjaga berat badan, mengatur diet seperti dietary approach to stop hypertension secara efektif dapat menurunkan tekanan darah. Perbedaan penelitian ini dengan yang diatas yaitu : 1. Variabel yang di teliti : pendidikan kesehatan, pengetahuan, dan sikap 2. Metode penelitian : quasy eksperimen dengan desain penelitian pretest dan post test with two group design