BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan diuraikan alasan pemilihan judul pada latar belakang yang dilengkapi juga dengan fakta-fakta pendukungnya, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian yang digunakan. 1.1 LATAR BELAKANG Bali merupakan daerah tujuan pariwisata yang sudah dikenal di mata dunia. Hampir di setiap daerah di Bali memiliki potensi di bidang pariwisata. Sektor pariwisata merupakan sumber pendapatan terbesar bagi daerah Bali, sehingga sektor pariwisata diprioritaskan untuk dilakukan pengembangan secara berlanjut dengan menggali potensi- potensi yang dimiliki masing-masing daerah kabupaten yang ada di Bali. Salah satunya adalah pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Klungkung. Kabupaten Klungkung merupakan salah satu daerah yang memiliki objek wisata yang cukup lengkap. Beberapa diantaranya yaitu wisata alam seperti arum jeram, wisata spiritual seperti Pura Goa Lawah, wisata sejarah seperti museum dan 1
monumen, dan wisata seni budaya seperti kain songket dan wayang kamasan. Selain objek tersebut di daerah Klungkung juga masih memiliki banyak potensi yang belum dikembangkan. Contohnya potensi alam yang ada di Pasca Galian C. Daerah ini memiliki potensi alam yang cukup bagus seperti pemandangannya, suasananya yang masih sepi dan terdapat danau-danau kecil bekas galian yang bisa dimanfaatkan sebagai wisata air. Perkembangan pariwisata di Kabupaten Klungkung dari tahun ke tahun semakin meningkat. Tercatat di Dinas Pariwisata Daerah Provensi Bali perkembangan kedatangan wisatawan ke Klungkung dari tahun 2012-2014 naik 15,9 %. Namun disisi lain jumlah kunjungan wisatawan di Klungkung kurang sebanding dengan akomodasi pariwisata yang tersedia. Akomodasi yang dimaksud adalah tempat peristirahatan seperti perhotelan atau penginapan. Harusnya dengan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung dibarengi dengan peningkatan jumlah akomodasinya. Tercatat di Klungkung hanya terdapat 2 hotel bintang 3, dan 3 hotel bintang 2 pada tahun 2014. Sehingga perlu adanya pengadaan perhotelan di Kabupaten Klungkung yang dapat membantu menjadi daya tarik dan mengakomodasi wisatawan. Pemerintah Kabupaten Klungkung juga telah membuat perencanaan masterplan kawasan wisata terpadu dari alih fungsi lahan Pasca Galian C Klungkung dari tahun 2006. Alih fungsi lahan Pasca Galian C merupakan salah satu program dari pemerintahan Kabupaten Klungkung. Kawasan yang direncanakan yaitu, kawasan akomodasi wisata, pelabuhan, fasilitas rekreasi, fasilitas umum, rekreasi pantai, taman budaya, pusat kesehatan, villa, perhotelan dan ruang terbuka hijau. Fasilitas yang baru berjalan sampai saat ini hanyalah pembangunan pelabuhan Klungkung. Daerah Pasca Galian C awalnya merupakan bekas pertambangan pasir yang telah ditutup karena sudah dianggap membahayakan lingkungan. Menurut informasi dari Bappeda Kabupaten Klungkung, sejak 24 Desember 2002 kegiatan penambangan Galian C dihentikan melalui Instruksi Bupati Klungkung No. 3 Tahun 2002. Luas total Kawasan Pasca Galian C adalah ±303,31 Ha. Kondisi kawasan Pasca Galian C saat ini berupa cekungan-cekungan bekas galian yang diisi oleh air dari Sungai Unda, dan beberapa diantaranya sudah mulai rata dan mengering akibat pendangkalan sungai. 2
Pada balipost.com tanggal 30 Oktober 2014, Bupati Klungkung Wayan Suwirta serius ingin mengembangkan potensi pariwisata yang ada di areal Pasca Galian C. Menurut Metrobali.com tanggal 3 Juli 2015, Klungkung sedang membuka diri untuk investor yang mau berinvestasi membuka kawasan wisata di daerah-daerah yang diperuntukkan sebagai kawasan wisata. Menurut BeritaBali.com tanggal 15 Oktober 2015, Pemkab Klungkung telah melakukan inventarisir kepemilikan lahan Galian C yang di dalamnya berisi tentang pendataan lahan Pasca Galian C dengan 1.059 pemilik dan perencanaan normalisasi alur sungai arahan dari pemerintah pusat. Dari beberapa informasi di atas dapat disimpulkan bahwa pemerintah Kabupaten Klungkung serius dalam pengembangan sektor pariwisatanya. Untuk mengatasi peningkatan jumlah wisatawan dan kurangnya akomodasi wisata di Kabupaten Klungkung maka pemilihan perencanaan hotel di Klungkung ini cukup tepat. Disamping itu pemerintah juga mendukung adanya pengembangan sektor pariwisata. Dilihat dari sedikitnya jumlah hotel berbintang yang ada di Klungkung diperlukan trobosan baru yang lebih bagus dan lebih mengundang daya tarik wisatawan. Misalnya membangun sebuah resort hotel, karena Kabupaten Klungkung memiliki potensi yang cukup untuk di bangun hotel sekelas resort hotel. Pada program master plan kawasan wisata di Pasca Galian C terdapat plot perhotelan yang bisa dimanfaatkan sebagai lokasi resort hotel. Banyak potensi alam yang ada di daerah Pasca Galian C yang dapat menjadi daya tarik hotel yang direncanakan. Daya Tarik tersebut seperti pemandangan pantai, perbukitan, dan kawasan sungai Unda. Selain itu daerah ini jauh dari hiruk pikuk perkotaan, sehingga memiliki suasana yang tenang dan masih alami. Resort hotel ini nantinya akan memadukan unsur-unsur kebudayaan dan juga arsitektur yang mampu sinergis dengan lingkungan misalnya gaya arsitektur tropis sesuai lingkungan di tempat tersebut. Selain mengutamakan kenyamanan pengunjung, hotel ini akan menampilkan arsitektur yang unik dan berbeda dari bentuk hotel pada umumnya yang dapat memanjakan para pengunjung. Nantinya hal tersebut bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang. 3
1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas yang melandasi dasar pemikiran, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah di Klungkung membutuhkan hotel sekelas resort? 2. Apakah yang menjadi tema dari resort hotel yang direncanakan? 3. Apa saja yang perlu diperhitungkan dalam perencanaan resort hotel pada Master Plan Pasca Galian C? 4. Bagaimana program perencanaan dan perancangan sarana dan prasarana agar dapat menampung seluruh aktifitas dan civitas dalam sebuah resort hotel? 5. Bagaimana konsep perancangan tapak, bangunan, struktur, dan utilitas dalam perancangan bangunan resort hotel? 1.3 TUJUAN Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah merencanakan dan membuat landasan konsepsual dalam perancangan resort hotel yang di dalamnya terdapat penentuan program ruang dan tapak sesuai dengan persyaratan yang mampu mewadahi aktifitas dan civitas di dalamnya, dan juga konsep perencanaan tapak dan bangunan yang akan diterapkan pada resort hotel. 1.4 METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah atau cara ilmiah untuk mendapatkan data, mengolah data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Sevilla (1993:40). Dalam penulisan tugas akhir Resort Hotel ini menggunakan beberapa langkah penelitian yaitu, teknik pengumpulan data, teknik pembahasan, dan teknik penyimpulan. Berikut adalah penjelasan tiga langkah proses penelitian tersebut. 1.4.1 Teknik Pengumpulan data Dalam teknik pengumpulan data, data yang diperoleh dapat dibedakan menjadi 2 (dua) berdasarkan sumber datanya, yaitu : 1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Beberapa cara yang dilakukan dalam memperoleh data primer ini, antara lain : Wawancara 4
Menurut Sangadji (2010. 28) wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan mengadakan tanya jawab (wawancara) langsung dengan responden atau pihak-pihak yang berkompeten untuk memberikan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan judul. Wawancara dilakukan dengan pihak Bappeda Klungkung untuk mendapatkan informasi mengenai perencanaan alih fungsi lahan Pasca Galian C. Wawancara juga dilakukan pada saat mencari informasi untuk tinjauan objek sejenis dengan pihak yang berkaiatan dengan pengelolaan resort yang ditinjau. Observasi Menurut Metode F.C., Dane (2000) survey merupakan cara penelitian dengan mengumpulkan data pada saat tertentu mengutamakan pengamatan (observasi) terhadap gejala, peristiwa dan kondisi aktual di masa sekarang pada suatu objek. Observasi digunakan pada tinjauan objek sejenis dan pemrograman tapak. Observasi dilakukan di Waka Gangga Resort, Royal Pitha Maha Resort, dan Bulgari Resort untuk mendapatkan informasi dan data untuk tinjauan objek sejenis. Observasi juga dilakukan pada lahan Pasca Galian C Klungkung untuk mengetahui bagaimana kondisi dan suasana tapak di daerah tersebut sehingga mempermudah penentuan konsep rancangan. 2. Data Sekunder Data skunder merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya dan telah dikumpulkan atau dibuat oleh pihak lain. Namun masih memiliki relevansi dengan kajian yaitu studi relevansi. Dengan mencari dan menemukan literatur yang relevan dengan permasalahan yang diangkat, dapat berupa buku-buku, hasil-hasil penelitian, majalah, koran, media internet. Data sekunder digunakan untuk melengkapi literatur pada pemahaman, studi pengadaan resort hotel dan pemrograman ruang pada perencanaan resort hotel. 1.4.2 Teknik Pembahasan A. Deduksi-Induksi Teknik pembahasan dengan menghubungkan setiap kelompok permasalahan dengan faktor-faktor pengaruh sehingga menemukan alternative pemecahan untuk mencari jalan keluar dalam setiap permasalahan tersebut. Menurut Sangadji (2010. 19) Deduksi merupakan pengujian hipotesis melalui 5
validasi teori atau pengujian aplikasi teori pada keadaan tertentu. Sedangkan induksi mengembangkan teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta. Teknik pembahasan deduksi digunakan pada menentukan latar belakang, studi pengadaan resort hotel dan pemrograman. Sedangkan pembahasan induksi digunakan pada penentuan tema dan pembuatan konsep rancangan. B. Analisis Data yang sudah diperoleh dianalisis dengan cara memecahnya menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil untuk mengetahui sebab dan akibatnya. Data yang telah diuraikan dikumpulkan berdasarkan kebutuhan dalam penarikan kesimpulan. Menurut E.G. Carmines & R.A. Zeller (2006), Sangadji (2010. 30) teknik analisa ini dibagi menjadi 2 yaitu, kualitatif dan kuantitatif. Berikut penjabarannya: 1. Kualitatif, merupakan data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung atau angka yang dirumuskan. Penelitian kualitatif merupakan suatu proses penyelidikan, yang menggabungkan data-data utama dan sekaligus data tambahannya. Analisa data melalui proses deskriptif dan kemudian diteransformasikan ke dalam sekala yang mudah dimengerti, seperti dalam bentuk diagram dan sekema. Data kualitatif digunakan pada latar belakang, penentuan letak resort hotel, program fungsional, program perfomansi, dan konsep perancangan resort hotel. 2. Kuantitatif, merupakan analisis terhadap semua data yang dapat diukur dan dinyatakan dalam angka-angka, kuantitatif bersifat penilaian obyektif terhadap suatu masalah, pengambilan keputusan menggunakan model matematika dengan menghitung dan menjabarkan tabel atau diagram. Data kuantitatif digunakan pada jumlah peningkatan pariwisata Kabupaten Klungkung, jumlah kebutuhan ruang, kebutuhan tapak dan perhitungan program arsitektural resort hotel. 1.4.3 Teknik Penyimpulan Tahap ini mengenai penyampaian gagasan yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang telah dianalisis sebelumnya. Kesimpulan diambil sebagai rangkuman dari semua jawaban atas masalah yang telah diangkat. Setelah proses analisis terhadap data yang terkumpul selesai, maka dilanjutkan kedalam 6
penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan cara membandingkan antara rumusan masalah dengan hasil analisis yang didapat, sehingga akhirnya dapat diperoleh suatu kesimpulan pokok/utama. Nantinya gagasan-gagasan ini dapat berupa penyajian-penyajian yang menyatukan sejumlah pokok pembahasan dalam bentuk fisik. Teknik penyimpulan digunakan pada penentuan judul proyek, penetuan lokasi, penentuan tema dan penentuan konsep rancangan resort hotel. 7