BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Proyek Konstruksi Menurut Gould (2002), proyek konstruksi juga dapat didefenisikan sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta merupakan kota wisata dan kota pendidikan, d oleh sebab

128 Universitas Indonesia

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA. Oleh: Inggi Irawan ( )

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. konstruksi ksi di Yogyakarta tidak menerapkan sistem. bertidak tegas dalam menerapkan sistem evakuasi asi sebelum

PERSYARATAN BANGUNAN UNTUK PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

Evaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedung-gedung di Universitas Negeri Semarang

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN.

Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung.

BAB II. Tinjauan Pustaka. Menurut Roberts dan Hunt (1991), suatu organisasi dimulai. dengan suatu tujuan. Sekelompok orang membentuk suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

BAB I PENDAHULUAN. teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. dari segi modal maupun sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan banyak tenaga kerja di dalamnya. Pihak manajemen harus

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

DAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan...

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN TERHADAP KORBAN BENCANA PADA SAAT TANGGAP DARURAT BENCANA BUPATI MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di

PENGELOLAAN OPERASI K3

STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB

BAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

001A SDM. MENGIKUTI PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DITEMPAT KERJA Follow defined OH&S policies in the workplace

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

Prosedur Penanggulangan Darurat Kebakaran dan Bencana Alam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di

Lampiran 1 DENAH INSTALASI ICU. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pemerintah, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

EVALUASI TANGGA KEBAKARAN SEBAGAI SARANA EVAKUASI KEBAKARAN ( STUDI KASUS UMB TOWER )

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

RENCANA KERJA DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014

- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan jenisnya maka gedung merupakan aset berwujud.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja...

K3 Konstruksi Bangunan

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pencapaian sasaran dan indikator pada misi III ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.21 Pencapaian Misi III dan Indikator

BAB II TINJAUAN OBJEK

P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API

Kepemimpinan & Komitmen

LAMPIRAN. Proposal Penelitian Studi Evaluasi Jalur Evakuasi Terhadap Keselamatan Karyawan Pada Wisma Barito Pasific

BAB III LANDASAN TEORI. tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata

gedung bioskop berbeda tingkat kerawanannya dibandingkan dengan perumahan. Jika

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3

PEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

Studi Evaluasi Jalur Evakuasi Terhadap Keselamatan Karyawan Pada Wisma Barito Pasific

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan

KEPUTUSAN KEPALA, UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 145/K01.2.6/SK/2010

PROSEDUR PEMELIHARAAN SARPRAS SPMI - UBD

WALI KOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. operasi serta membentuk perusahaan perusahaan modal ventura atau bergabung dengan

No.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,

Luwiharsih Komisi Akreditasi RS

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Proyek Konstruksi Menurut Gould (2002), proyek konstruksi juga dapat didefenisikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan uan untuk mendirikan ikan suatu bangunan nan yang membutuhkan sumber daya, a, biaya, tenaga kerja, material, dan peralatan. D.I Cleland dan W.R.King (1987),menyatakan proyek konstruksi si adalah gabungan dari berbagai sumber daya, yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi si sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Kegiatan atau tugas yang dilaksanakan pada proyek berupa pembangunan dan perbaikan sarana ana fasilitas (gedung, jalan, jembatan, bendungan, dan sebagainya) atau bisa juga kegiatan penelitian, pengembangan. B. Keselamatan Kerja Menurut ut Barrie rie dan Paulson (1987), bahaya terhadap keselamatan kerja adalah alahah bahaya aya yang selalu mengintai, sehingga secara mendadak dak dapat menyebabkan suatu kecelakaan kerja dan kematian pada karyawan, kerusakan material, peralatan atau konstruksi. Tujuan uan keselamatan kerja adalah sebagai berikut: 1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktifitas nasional.

7 2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja. 3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien. C. Kecelakaan Kerja Menurutut Ervianto (2005), usaha-usaha a-us pencegahan timbulnya kecelakaan keja perlu dilakukan sedini mungkin. Adapun tindakan yang perlu dilakukan adalah: 1. Mengidentifikasi setiap jenis pekerjaan yang berisiko iko dan mengelompokkannya elompokkannya sesuai tingkat resiko. 2. Adanya pelatihan bagi para pekerja konstruksi sesuai keahliaanya. 3. Melakukan pengawasan secara lebih intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan. 4. Menyediakan alat perlindungan kerja selama durasi proyek. 5. Melaksanakan pengaturan di lokasi proyek konstruksi. k D. Keadaan Darurat pada Proyek Konstruksi Keadaan darurat rat pada bangunan nan adalah: alah: setiap peristiwa atau kejadian pada bangunan dan lingkungan yang memaksa dilakukannya suatu u tindakan segera. Dengan perkataan lain, keadaan darurat adalah suatu situasi yang terjadi mendadak dan tidak dikehendaki yang mengandung ancaman terhadap kehidupan, aset dan operasi perusahaan, serta lingkungan, oleh karena itu memerlukan tindakan segera untuk mengatasinya (Balitbang PU, 2000).

8 E. Jalur Evakuasi Darurat Menurut Panduan Diklat Kebakaran Tk I (2002) dalam Rahmayanti (2007), dikatakan bahwa jalur evakuasi adalah suatu lintasan atau jalur jalan keluar menerus dan tidak terhalang yang harus dapat dilalui oleh penghuni apabila terjadi kebakaran atau keadaan darurat lainnya dari setiap titik / tempat dalam bangunan menuju kesuatu tempat yang aman atau jalan umum. m. Berdasarkan arka keputusan menteri PU No:10/KPTS/2000, 00, bangunan gedung harus memiliki kelengkapan sarana evakuasi darurat meliputi: 1. Sumber Daya Listrik Darurat Pencahayaan darurat pada sarana jalan keluar harus terus menerus menyala selama penghuni membutuhkan sarana jalan keluar. Lampu yang dioperasikan dengan baterai atau lampu jenis lain seperti lampu-lampu jinjing atau lentera tidak boleh dipakai untuk pencahayaan primer pada sarana ana menuju jalan keluar. 2. Lampu Darurat (Emergency Luminaire). Sebuah lampu yang dirancang ang untuk digunakan pada sistem pencahayaan darurat. Pencahayaan buatan yang dioperasikan sebagai pencahayaan ayaan darurat dipasang pada tempat-tempat tertentu dan dalam jangka waktu tertentu sesuai kebutuhan untuk menjaga pencahayaan aan sampai ke tingkat minimum yang ditentukan. Lantai dan permukaan untuk berjalan pada tempat yang aman, sarana menuju tempat yang aman an dan sarana menuju jalan umum, tingkat intensitas cahayanya minimal 50 Lux diukur pada lantai.

9 3. Petunjuk arah jalan keluar. Tanda arah EXIT adalah sarana menuju jalan keluar. Dimana setiap pintu diberi label pada sisi bagian atas yang menuju jalan keluar atau balkon, dengan kata EXIT huruf besar, tinggi minimal 25 mm dan warna kontras dengan latar belakang. Arah menuju tempat yang aman harus diberi tanda yang jelas di lokasi yang mudah dibaca dari segala arah jalan. F. Hambatan-hambatan an-hambatan dan Penangannya Menurut Kartika (2009), ada beberapa faktor yang menghambat jalannya pelaksanaan evakuasi, antara lain: 1. Kurangnya pendekatan pribadi oleh petugas pelaksana dalam menyampaikan an tujuan pelaksanaan evakuasi. 2. Kurangnya pengetahuan etah petugas pelaksana ana tentang proses bagian tersebut. 3. Kurangnya persiapan. 4. Tingkat pendidikan pekerja yang masih rendah menyusahkan perusahaan untuk menerapakan sistem evakuasi. 5. Perusahaan an yang biasanya lebih menekan ekan biaya produksi atau operasional dan meningkatkan efisiensi pekerja untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Adapun cara-cara penanganan yang dapat dilakukan untuk menangani hambatan yang telah dibahas di atas, antara lain: 1. Mengadakan pendekatan terhadap pekerja. 2. Mengadakan pelatihan sistem penanganan darurat.

10 3. Mengidentifikasi bencana sebelum terjadi. 4. Perlunya sikap tegas dari Top Manager. Menurut Riant Nugroho (2009), pelaksanaan an atau implementasi kebijakan dalam konteks manajemen berada dalam kerangka organizing-leading-controling. Jadi, ketika kebijakan sudah dibuat, tugas selanjutnya adalah mengorganisasikan, melaksanakan kepemimpinan pinan untuk memimpinin pelaksanaan dan melakukan pengendalian an pelaksanaan tersebut. Secara rinci i kegiatan manajemen implementasi enta kebijakan dapat disusun berurutan sebagai berikut: Tabel 2.1. Manajemen Pelaksanaan Sistem Evakuasi No Tahap Isu Penting 1 Pelaksanaan Strategi (Pra Pelaksanaan) - Menyusun struktur dengan strategi - Melembagakan strategi - Mengoperasikan strategi - Menggunakan prosedur untuk memudahkan penerapan 2 Pengorganisasian (Organizing) - Desain organisasi dan struktur organisasi - Pembagian pekerjaan dan desain pekerjaan - Integrasi dan koordinasi -Perekrutan dan penempatan sumber daya manusia - Hak, wewenang dan kewajiban - Pengembangan kapasitas asit as organisasi asi dan kapasitas SDM - Budaya organisasi 3 Penggerakan dan kepemimpinan - Efektivitas kepemimpinan - Motivasi, etika dan mutu - Kerjasama tim dan komunikasi organisasi - Negosiasi 4 Pengendalian enda - Desain pengendalian ndalian - Sistem informasi manajemen ajemenen - Pengendalian an anggaran dan keuangan - Audit Sumber: Riant Nugroho, 2009: 526