KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN MICROSOFT POWER POINT

dokumen-dokumen yang mirip
KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING-PROMPTING DENGAN PENILAIAN PRODUK

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA. Abstrak. Abstract. Gallant Alim Purbowo, Mashuri, Putriaji Hendikawati

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra

Journal of Mechanical Engineering Learning

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

Unnes Journal of Mathematics Education PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI LINGKARAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK. Info Artikel. Abstra

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG

Automotive Science and Education Journal

PENERAPAN PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT. Info Artikel. Abstrak. Abstract

KEEFEKTIFAN SOFTWARE GEOMETER'S SKETCHPAD PADA PEMBELAJARAN MODEL PASID TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

Keefektifan Pembelajaran Model Snowball Throwing Berbantuan CD Interaktif terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

KEEFEKTIFAN MODEL TGT BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN REKREATIF TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

Robby Apriadi 1), Wince Hendri 2), dan Nawir Muhar 2) Universitas Bung Hatta. Abstract

Penerapan Pembelajaran TGT Berbantuan Game Edukasi Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

UJME 2 (3) (2013)

ECONOMIC EDUCATION ANALYSIS JOURNAL EFEKTIFITAS METODE PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW DAN METODE KONVENSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR

KEEFEKTIFAN MODEL MMP PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DISERTAI IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

KEEFEKTIFAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MTS MIFTAKHUL KHOIROT

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI FUNGSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR. Info Artikel

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI POKOK ALJABAR. Info Artikel. Abstra

Unnes Journal of Mathematics Education

Automotive Science and Education Journal

Unnes Journal of Mathematics Education

KEEFEKTIFAN RESOURCE BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MATERI LINGKARAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DAN DIRECT INSTRUCTION

Unnes Journal of Mathematics Education

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN ASESMEN KINERJA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

Economic Education Analysis Journal

Penerapan Jigsaw II dan Student Teams Achievement Divisions Berbantuan Alat Peraga

ABSTRAK

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed


III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

Indonesian Journal of History Education

ABSTRACK. > then reject H 0 so it can be concluded understanding of mathematical concepts by

PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto

Yudhi Hanggara 1), Fauzan Jafri 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau Kepulauan.

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGACU PADA MISSOURI MATHEMATICS PROJECT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DAN DIRECT INSTRUCTION

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Guided Note Taking Dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 2 Panti Kabupaten Pasaman

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS BERBANTUAN WORKSHEET DENGAN MENYISIPKAN JEDA STRATEGIS SCRAMBLED

Iklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TAI

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS KARTU DOMINO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP HITUNG CAMPURAN

Unnes Journal of Mathematics Education

Oleh : Indra Puji Astuti 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG Luchsyah Asdianti 1, Mukhni 2

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 05 BATAM

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SSCS BERBANTUAN KARTU MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

ABSTRAK

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORRAY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA

Kata Kunci: model pembelajaran, Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Kubus dan balok

Automotive Science and Education Journal

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

UJME 2 (3) (2013)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

KOMPARASI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE DAN TIME TOKEN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Jurnal Pendidikan Matematika UNION Vol 2 No 3, Juli 2015

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT DAN COGNITIVE GROWTH TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP. Info Artikel. Abstra

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 2 No.2 November 2016

Transkripsi:

UJME 1 (1) (2012) nnes http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN MICROSOFT POWER POINT Diana Wahyuning Fitawati, Sugiarto, Muhammad Kharis Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Indonesia Gedung D7 Lt. 1, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 Info Artikel Abstrak Sejarah Artikel: Diterima Januari 2012 Disetujui Februari 2012 Dipublikasikan Agustus 2012 Kata Kunci: Keefektifan Microsoft Power Point Pembelajaran Kooperatif STAD Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif STAD dengan Microsoft Power Point dapat mencapai ketuntasan belajar dan rata-rata hasil belajarnya lebih baik daripada pembelajaran kooperatif pada materi pokok keliling dan luas segiempat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Tunjungan tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas tujuh kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Dari hasil uji ketuntasan belajar diperoleh bahwa peserta didik kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil uji perbedaan rata-rata diperoleh rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD dengan Microsoft Power Point lebih baik dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif. Simpulan yang diperoleh adalah rata-rata hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran dapat mencapai ketuntasan belajar dan rata-rata hasil belajar dengan dengan Microsoft Power Point lebih baik daripada rata-rata hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif pada materi pokok keliling dan luas segiempat peserta didik SMP Negeri 1 Tunjungan kelas VII semester 2. Abstract The purpose of this study was to determine whether the STAD cooperative learning with Microsoft Power Point can be reached thoroughness of learning and learning outcomes on average better than cooperative learning in perimeter and area the quadrilateral subject matter. The population in this study were all students of VII SMP Negeri 1 Tunjungan school year 2011/2012 consisting of seven classes. Sampling was done by random sampling. Thoroughness of the test results to learn of the experimental class students have achieved learning. Thoroughness of the test results mean difference obtained average of learning outcomes of students who use STAD cooperative learning models with Microsoft Power Point better than average of learning outcomes of students who use cooperative learning model. The conclusions obtained are the average of the learning outcomes by using STAD cooperative learning with Microsoft Power Point can be reached thoroughness of learning and the average of learning outcomes by using STAD cooperative learning with Microsoft Power Point is better than average of learning outcomes by using cooperative learning in perimeter and area of quadrilateral subject matter of SMP Negeri 1 Tunjungan class VII semester 2 learners. 2012 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: E-mail: dianafitawati@yahoo.co.id ISSN NO 2252-6927

Pendahuluan Berdasarkan laporan hasil ujian nasional SMP/MTs tahun pelajaran 2010/2011, SMP Negeri 1 Tunjungan Blora menduduki peringkat 20 dari 43 sekolah negeri dan swasta di kabupaten Blora dalam nilai ujian nasional untuk mata pelajaran matematika dengan persentase kelulusan 91,597%. Dari laporan tersebut masih terdapat 65,546% peserta didik yang memperoleh nilai matematika di bawah 7,00. Dalam hal penguasaan materi soal matematika, khususnya dalam soal yang berkaitan dengan luas gabungan dua bangun datar untuk tingkat sekolah terdapat 68,07% peserta didik yang menjawab dengan benar, tingkat kota/kabupaten 46,07%, tingkat propinsi 49,45%, dan tingkat nasional 66,39%. Kemudian dalam soal keliling gabungan dua bangun datar dan penggunaan konsep keliling dalam keseharian untuk tingkat sekolah terdapat 63,87% peserta didik yang menjawab dengan benar, tingkat kota/kabupaten 58,75%, tingkat propinsi 61,22%, dan tingkat nasional 72,36% (Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 2011). Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar hasil belajar peserta didik lebih baik adalah melalui model pembelajaran kooperatif. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (Suprijono, 2009). Menurut Mandal (2009), konsep pembelajaran kooperatif mengacu pada metode dan teknik instruksional di mana siswa bekerja pada kelompok kecil dan dihargai prestasinya sebagai suatu kelompok. Di samping gambaran metode pembelajaran kooperatif di mana penghargaan kelompok lebih baik daripada individu, siswa akan termotivasi membantu siswa lain dalam hal akademik. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi mengajar yang sukses dalam kelompok kecil, yang mana masing-masing siswa dengan tingkat kemampuan berbeda, menggunakan variasi aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman dari suatu pelajaran. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab tidak hanya dalam pembelajaran tetapi juga membantu teman sekelompoknya belajar, sehingga dapat menciptakan suasana keberhasilan. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division). STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin, dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada kelompok belajar siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan atau melakukan diskusi. Secara individual setiap minggu atau setiap 2 minggu siswa diberi kuis. Kuis itu diskor, dan tiap individu diberi skor perkembangan (Ibrahim, 2000). Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. STAD merupakan metode umum dalam mengatur kelas ketimbang metode komprehensif dalam mengajarkan mata pelajaran tertentu. Metode ini paling sesuai untuk mengajarkan bidang studi yang sudah didefinisikan dengan jelas, seperti matematika (Slavin, 2010). STAD merupakan metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan kuis-kuis individual pada tiap akhir pelajaran (Slavin, 2010). Guru profesional dituntut mampu memilih dan menggunakan berbagai jenis media pembelajaran yang ada di sekitarnya. Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran (Daryanto, 2010). Menurut Daryanto (2010), dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan 8

metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut, perlu: 1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan objek yang diamatinya; dan 2) bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa. SMP Negeri 1 Tunjungan Blora merupakan salah satu SMP di kabupaten Blora. Di sekolah ini terdapat ruang multimedia yang di dalamnya dilengkapi dengan komputer dan LCD. Namun, fasilitas tersebut masih belum digunakan secara optimal. Padahal apabila fasilitas tersebut digunakan secara optimal dapat mendukung tercapainya pembelajaran yang efektif. Salah satu bentuk pemanfaatan komputer dan LCD dalam proses pembelajaran adalah penyampaian materi dengan media Microsoft Power Point. Media presentasi sangat efektif dalam menyajikan pesan, maka saat ini banyak diaplikasikan untuk keperluan pendidikan dan pembelajaran (Daryanto, 2010). Salah satu software yang biasa digunakan di kalangan pendidik (khususnya guru) adalah Microsoft Power Point. Microsoft Power Point merupakan suatu program presentasi lengkap untuk membuat suatu isi presentasi yang menarik dan enak dipandang. Microsoft Power Point dapat memudahkan dalam penyampaian gagasan ke orang lain yang dituju (Tim Laboratorium Sertifikasi Universitas STIKUBANK, 2004:261). Segiempat merupakan salah satu materi pokok yang dipelajari di kelas VII semester 2. Materi tersebut meliputi persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layanglayang dan trapesium. Manfaat dari mempelajari materi tersebut adalah untuk menyelesaikan soal yang berhubungan dengan segiempat yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan latar belakang masalah di atas permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah: 1) apakah hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) dengan Microsoft Power Point pada materi pokok keliling dan luas segiempat dapat mencapai ketuntasan belajar pada peserta didik SMP Negeri 1 Tunjungan Blora kelas VII semester 2; dan 2) apakah rata-rata hasil belajar dengan Microsoft Power Point lebih baik daripada ratarata hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif pada materi pokok keliling dan luas segiempat peserta didik SMP Negeri 1 Tunjungan Blora kelas VII semester 2. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui hasil belajar dengan Microsoft Power Point pada materi pokok keliling dan luas segiempat dapat mencapai ketuntasan belajar pada peserta didik SMP Negeri 1 Tunjungan Blora kelas VII semester 2; dan 2) untuk mengetahui rata-rata hasil belajar dengan Microsoft Power Point lebih baik daripada ratarata hasil belajar pembelajaran kooperatif pada materi pokok keliling dan luas segiempat peserta didik SMP Negeri 1 Tunjungan Blora kelas VII semester 2. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan selama empat kali pertemuan pada masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tiga kali pertemuan digunakan untuk penyampaian materi segiempat yang terdiri dari persegi panjang, persegi, dan jajargenjang dengan model Microsoft Power Point pada kelas VII E dan model pembelajaran kooperatif pada kelas VII D. Pertemuan terakhir digunakan untuk tes hasil belajar peserta didik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Tunjungan Blora tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas tujuh kelas yaitu kelas VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, VII F, dan VII G. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Dalam penelitian ini, digunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu metode dokumentasi, metode observasi, dan metode tes. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) mengambil nilai mid semester 2 mata pelajaran matematika peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Tunjungan Blora tahun pelajaran 2011/2012 9

sebagai data awal (2) menentukan sampel penelitian secara random sampling. Diperoleh dua kelas sampel yang terdiri dari kelas eksperimen yaitu kelas VII E dan kelas kontrol yaitu kelas VII D; (3) menganalisis data awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas; 4) membuat instrumen penelitian yang meliputi kisi-kisi soal uji coba, soal uji coba, kunci jawaban dan pedoman penskoran, lembar pengamatan terhadap guru, dan lembar pengamatan aktivitas peserta didik; (5) mengujicobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba yaitu kelas VII C; (6) menganalisis data hasil tes hasil uji coba untuk mengetahui validitas, taraf kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas; (7) menentukan butir soal yang memenuhi kriteria valid, reliabel, dan mempunyai saya pembeda yang signifikan berdasarkan hasil analisis tes uji coba sebagai soal tes hasil belajar; (8) Menentukan langkahlangkah model pembelajaran kooperatif dan model Microsoft Power Point yang selanjutnya dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (9) melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Microsoft Power Point pada kelas VII E dan model pembelajaran kooperatif pada kelas VII D; (10) Melaksanakan tes hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal yang telah ditentukan berdasarkan data nomor 7; (11) menganalisis data tes hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol; (12) menyusun hasil penelitian. Hasil dan Pembahasan (1) Uji Normalitas Untuk menguji normalitas digunakan rumus chi kuadrat. Berdasarkan perhitungan data kelas eksperimen setelah mendapat perlakuan, dengan banyak peserta didik 38 orang, nilai tertinggi 96, nilai terendah 71, ratarata 80,763, simpangan baku 7,730, banyak kelas 6, dan panjang kelas 4 diperoleh X 2 =6,335. Dengan dk=6-3=3 dan taraf nyata 5%, diperoleh X 2 tabel =7,815. Karena X2 hitung X 2 tabel maka H 0 diterima. Artinya data kelas eksperimen berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan data kelas kontrol setelah mendapat perlakuan, dengan banyak peserta didik 37 orang, nilai tertinggi 91, nilai terendah 59, rata-rata 76,568, simpangan baku 7,809, banyak kelas 6, dan panjang kelas 5 diperoleh X 2 = 5,464. Dengan dk=6-3=3 dan taraf nyata 5%, diperoleh X 2 tabel =7,815. Karena H 0 maka diterima. Artinya data kelas kontrol berdistribusi normal. (2) Uji Kesamaan Dua Varians Uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang sama. Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus uji kesamaan dua varians. Berdasarkan perhitungan diperoleh F hitung =1,020. Dengan dk pembilang=38-1=37, dk penyebut=37-1=36, dan taraf nyata 5%, diperoleh F tabel =1,738. Karena maka F hitung < F tabel diterima. Artinya varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen. (3) Uji Ketuntasan Individual Untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik secara individual digunakan uji rata-rata satu pihak. Berdasarkan perhitungan data kelas eksperimen diperoleh t hitung =8,185. Dengan taraf nyata 5% diperoleh t tabel =2,026. Karena t hitung < t tabel ditolak. Artinya rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen lebih dari 70,5. Berdasarkan perhitungan data kelas kontrol diperoleh t hitung =4,727. Dengan taraf nyata 5% diperoleh t tabel =2,028. Karena t hitung >t tabel ditolak. Artinya rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol lebih dari 70,5. (4) Uji Ketuntasan Klasikal Untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal digunakan uji proporsi satu pihak. Berdasarkan perhitungan data kelas eksperimen diperoleh z hitung =3,606. Dengan taraf nyata 5% diperoleh z tabel =1,64. Karena z hitun g z tabel, maka ditolak. Artinya proporsi peserta didik kelas eksperimen yang mendapat nilai 71 lebih dari 75%. Berdasarkan perhitungan data kelas kontrol diperoleh z hitung =2,050. Dengan taraf nyata 5% diperoleh z tabel =1,64. Karena z hitung z tabel, maka ditolak. Artinya proporsi peserta didik kelas kontrol yang mendapat nilai 71 lebih dari 75%. (5) Uji Perbedaan Rata-rata Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan uji perbedaan ratarata. Berdasarkan perhitungan data kelas eksperimen diperoleh t hitung =2,338. Dengan taraf nyata 5% diperoleh t tabel =1,993. Karena t hitung > t tabel ditolak. Artinya rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model 10

Microsoft Power Point lebih baik dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif. (6) Uji Kesamaan Dua Proporsi Untuk mengetahui kebenaran hipotesis yang diajukan bahwa model pembelajaran lebih efektif daripada model pembelajaran kooperatif digunakan uji persamaan dua proporsi (uji satu pihak). Berdasarkan perhitungan, diperoleh z hitung =2,083. Dengan taraf nyata 5% diperoleh z tabel =1,64. Karena z hitung z tabel ditolak. Artinya proporsi peserta didik dengan nilai 71 yang memperoleh model pembelajaran kooperatif STAD dengan Microsoft Power Point lebih besar dari proporsi peserta didik dengan nilai 71 yang memperoleh model pembelajaran kooperatif. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran tersebut, dalam penelitian ini digunakan dua kelompok sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diambil secara acak dari tujuh kelas. Dalam penelitian ini, kedua kelompok sampel tersebut masingmasing dikenai perlakuan yang berbeda. Untuk kelas eksperimen dikenai model pembelajaran, sedangkan kelas kontrol dikenai model pembelajaran kooperatif. Materi yang diberikan pada kedua keloompok sampel tersebut adalah sama, yaitu materi pokok keliling dan luas segiempat yang meliputi persegi panjang, persegi, dan jajargenjang. Setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi perlakuan yang berbeda, kemudian dilakukan tes hasil belajar pada keduanya dengan materi dan bobot soal yang sama untuk mendapatkan data tes hasil belajar yang akan dianalisis. Ternyata hasil tes hasil belajar pada kedua kelompok sampel itu berbeda. Berdasarkan hasil penelitian, banyaknya peserta didik tuntas secara individual pada kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol. Hal tersebut mengacu pada Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMP Negeri 1 Tunjungan Blora pada mata pelajaran matematika di mana untuk mencapai ketuntasan belajar secara individual hasil belajar peserta didik harus lebih dari atau sama dengan 71. Berdasarkan perhitungan data kelas eksperimen diperoleh t hitung lebih dari t tabel, maka ditolak. Artinya rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen lebih dari 70,5. Berdasarkan perhitungan data kelas kontrol 11 diperoleh t hitung lebih dari t tabel, maka ditolak. Artinya rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol lebih dari 70,5. Berdasarkan banyaknya peserta didik yang tuntas secara individual, dapat dihitung ketuntasan peserta didik secara klasikal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol telah mencapai ketuntasan secara klasikal, akan tetapi persentase ketuntasan peserta didik pada kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol. Hal tersebut mengacu pada ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sekurangkurangnya 75% dari peserta didik yang berada pada kelas tersebut memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 71. Berdasarkan analisis data kelas eksperimen, diperoleh z hitung lebih dari atau sama dengan z tabel. Karena z tabel lebih dari atau sama dengan z tabel ditolak. Artinya proporsi peserta didik yang memperoleh model pembelajaran kooperatif STAD dengan Microsoft Power Point dengan nilai 71 yaitu >74,5%. Sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif STAD dengan Microsoft Power Point efektif terhadap hasil belajar peserta didik pada materi pokok keliling dan luas segiempat. Sedangkan pada kelas kontrol, diperoleh z hitung lebih dari atau sama dengan z tabel. Karena z hitung lebih dari atau sama dengan z tabel ditolak. Artinya proporsi peserta didik yang memperoleh model pembelajaran kooperatif dengan nilai 71 yaitu >74,5%. Sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif efektif terhadap hasil belajar peserta didik pada materi pokok keliling dan luas segiempat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan model Microsoft Power Point mencapai ketuntasan belajar pada materi pokok keliling dan luas segiempat. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif dan model Microsoft Power Point, selanjutnya dilakukan uji perbedaan rata-rata. Berdasarkan perhitungan, diperoleh t hitung lebih dari t tabel ditolak. Artinya rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran lebih baik dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif. Sedangkan untuk mengetahui kebenaran hipotesis yang diajukan bahwa model Microsoft Power Point lebih efektif daripada model pembelajaran kooperatif digunakan uji kesamaan dua proporsi (uji satu pihak). Berdasarkan perhitungan, diperoleh z hitung lebih dari atau sama dengan z tabel ditolak. Ini berarti proporsi peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar dengan model pembelajaran lebih dari proporsi peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar dengan model pembelajaran kooperatif. Sehingga dapat dikatakan bahwa model Microsoft Power Point lebih efektif daripada model pembelajaran kooperatif pada materi pokok keliling dan luas segiempat kelas VII SMP Negeri 1 Tunjungan Blora. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Microsoft Power Point lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif. Hal tersebut dikarenakan pada pembelajaran kooperatif STAD dengan Microsoft Power Point terdapat beberapa kelebihan, yaitu peserta didik lebih tertarik dan memahami penyajian materi melalui Microsoft Power Point dan mereka lebih mudah menyelesaikan soal-soal pada LKPD yang dikerjakan secara bertahap mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, simpulan, dan latihan soal. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran lebih efektif daripada model pembelajaran kooperatif. Selain keefektifan terlihat dalam pelaksanaan pembelajaran, keefektifan juga terlihat pada hasil belajar. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik pada materi pokok keliling dan luas segiempat yang dikenai model Microsoft Power Point lebih baik daripada hasil belajar peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan sebagai berikut; (1) rata-rata hasil belajar dengan Microsoft Power Point pada materi pokok keliling dan luas segiempat dapat mencapai ketuntasan belajar pada peserta didik SMP Negeri 1 Tunjungan Blora kelas VII semester 2 dan (2) rata-rata hasil belajar dengan Microsoft Power Point lebih baik daripada ratarata hasil belajar dengan pembelajaran kooperatif pada materi pokok keliling dan luas segiempat peserta didik SMP Negeri 1 Tunjungan Blora kelas VII semester 2. Daftar Pustaka Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. 2011. Panduan Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional untuk Perbaikan Mutu Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA. Mandal, R. R. 2009. Cooperative Learning Strategies to Enhance Writing Skill. The Modern Journal of Applied Linguistics, 1(2): 96-97. Slavin, R.E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tim Laboratorium Sertifikasi Universitas STIKUBANK. 2004. Microsoft Office 2003. Yogyakarta: ANDI. 12